Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

KEANEKARAGAMAN HAYATI
NAMA
NIM
PRODI

: SAFITRI FATIKASARI
: 10416007
: S1 BIOLOGI

FAKULTAS SAINS
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk hidup.
Berbagai jenis hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya, dan berbagai
jenis tumbuhan misalnya mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan masih banyak lagi
jenis tumbuhan di sekitar kita. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri
sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan
keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Di berbagai lingkungan, kita dapat menjumpai keanekaragaman makhluk hidup yang
berbeda-beda. Keanekaragaman itu meliputi berbagai variasi bentuk, warna, dan
sifat-sifat lain dari makhluk hidup. Sedangkan di dalam spesies yang sama terdapat
keseragaman. Setiap lingkungan memiliki keanekaragaman hayati masingmasing.Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian
makhluk hidup.
Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi. Evolusi adalah
perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan membentuk makhluk hidup
yang berbeda dengan asalnya sehingga akan menimbulkan spesies baru. Sedangkan
adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap linkungan yang berbeda akan
menghasilkan makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya burug galatik yang hidup
di kepulauan Galapagos, pada mulanya burung galatik berasal dari tempat yang sama
di amerika selatan. Oleh karena hidupnya berpindah-pindah dan menghuni tempat
yang berbeda, lama kelamaan paruh burung galatik mengalami perubahan sesuai
dengan kondisi lingkungan baru.
Indonesia adalah negara yang termasuk memiliki tingkat keanekaragaman yang
tinggi. Taksiran jumlah utama spesies sebagai berikut. Hewan menyusui sekitar 300
spesies, burung 7.500 spesies, reptil 2.000 spesies, tumbuhan biji 25.000 spesies,
tumbuhan paku- pakuan 1.250 spesies, lumut 7.500 spesies, ganggang 7.800, jamur
72.000 spesies, serta bakteri dan ganggang hijau biru 300 spesies. Dari data yang
telah disebutkan, itu membuktikan bahwa tingkat biodiversitas di Indonesia sangatlah
tinggi.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Secara garis besar ,
keanekaragaman hayati ini terbagi lagi menjadi tiga bagian utama yaitu
keanekaragaman tingkat ekosistem, keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan
dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfer. Misalnya ekosistem lumut,
hutantropis, gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beranekaragaman jenis
makhluk hidup.

Keanekaragaman gen, setiap organisme hidup dikendalikan oleh sepasang factor


keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Kekayaan aneka
flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum
dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat
dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi
berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan
obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang
bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati secara lebih baik, bagaimana menjaga
dasar genetik dari sumber daya hayati yang terpakai, dan bagaimana untuk
merehabilitasi ekosistem yang terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium
yang baik sekali untuk studi seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain
dengan penggunaan sistem yang berbeda, dan untuk penelitian yang berharga
mengenai ekologi dan evolusi.
Habitat yang tidak dialih fungsikan seringkali penting untuk beberapa pendekatan
tertentu, menyediakan kontrol yang diakibatkan oleh perubahan mengenai sistem
pelelolaan yang berbeda dapat diukur dan dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengetahui macam-macam keanekaragaman hayati?
2. Bagaimana cara mengetahui konsep tentang individu , populasi , komunitas ,
dan ekosistem?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui macam-macam keanekaragaman hayati
2. Mengetahui konsep tentang individu , populasi , komunitas ,dan ekosistem

BAB II
DASAR TEORI
Keanekaragaman makhluk hidup/keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa
Inggris: Biodiversity adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk
kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi
Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem
biologis.Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah
tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman
hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun
proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains.
Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea
Bakteri , protozoa dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler
muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun
secara periodik dan eventual juga
Keanekaragaman dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik atau faktor keturunan adalah sifat dari makhluk hidup itu
sendiri yang diperoleh dari induknya. Factor genetik ditentukan oleh gen atau
pembawa sifat. Faktor lingkungan adalah faktor dari luar makhluk hidup yang
meliputi lingkungan fisik, lingkungan kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan
biotik misalnya suhu, kelembapan cahaya, dan tekanan udara.
Lingkungan kimia misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat kimia buatan.
Lingkungan biotik misalnya microoaganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat terbentuk karena perkawinan (persilangan)
dan kondisi lingkungan.
1. Perkawinan (persilangan)
Perkawinan dapat menghasilkan keanekaragaman. Perkawinan yang dimaksud adalah
perkawinan antar individu berbeda sifat, tetapi tergolong dalam jenis (spesies) yang
sama.Perkawinan antara spesies yang berbeda mungkin dapat menghasilkan
keturunan, tetapi keturunannya itu tidak mampu menghasilkan keturunan yang baru.
Yang mana keturunan yang baru itu, merupakan keturunan yang steril.
Perkawinan antar individu didalam jenis (spesies) yang sama akan menghasilkan
keturuna yang fertil. Artinya, keturunan tersebut mampu berkembang biak
menghasilkan keturunan berikutnya. Didalam spesies yang sama terdapay perbedaan
sifat. Perkawinan antar makhluk hidup yang berbeda sifat dapat menghasilkan
keturunan yang memiliki sifat baru. Keturunan dengan sifat yang baru tersebut
merupakan individu baru. Perkawinan demikian disebut pembastaran atau
persilangan. Jadi, melalui pembastaran akan muncul keanekaragaman yang baru.

Persilangan buatan banyak dilakukan pada tumbuh-tumbuhan. Tujuannya adalah


untuk mendapatkan sifat baru yang unggul. Misalnya, persilangan tebu untuk
memperoleh bibit tebu yang unggul. Demikian pula dengan untuk mendapatkan bibit
padi, jagung, dan kedlai atau hewan budidaya tertentu.
2. Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup yang ada.
Berikut akan diberi contohnya :
Biasanya jenis makhluk yang ada di daerah subur lebih banyak dibandingkan dengan
di daerah gersang. Jadi, keanekaragaman makhluk hidup di daerah subur lebih tinggi
daripada di daerah gersang. Indonesia termasuk daerah Negara yang subur dan
memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi.
Disebuah batu di tepi sungai terdapat berbagai makhluk hidup. Misalnya lumut,
tumbuhan paku, rumput, lumut kerak, dan siput. Keanekaragaman makhluk hidup di
sisi batu yang kering berbeda dengan keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu
yang kering. Dalam contoh ini, keanekaragaman dipengaruhi oleh kelembapan dan
ketersediaan air.Di permukaan bumi terdapat beragai spesies makhluk hidup.
Sebagaimana telah di uraikan, makhluk hidup yang berbeda spesies tidak dapat
menghasilkan keturunan yang fertile. Bahkan, makhluk hidup yang berbeda spesies
ada yang tidak dapat melakukan perkawinan.
Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis,
keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga
keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang
sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragaman
hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan
sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem
(Wolf, 1992).
Tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup eukariot, fotosintetik, multiseluler,
dan memiliki jaringan yang sudah berkembang dengan baik. Tumbuhan dapat hidup
dalam berbagai lingkungan darat, mulai dari lingkungan hutan basah hingga daerah
padang pasir atau daerah kutub. Tumbuhan memiliki ukuran yang bervariasi mulai
dari bentuk mikroskopis hingga pohon yang berukuran besar hingga mencapai 100
meter lebih dan berdiameter 10 meter lebih. Rentang hidup tumbuhan juga bervariasi.
Beberapa tumbuhan bersifat musiman, baik hanya semusim ataupun dua
musim.tumbuhan lainnya dapat hidup bertahun-tahun. (Tetty Sutiowati dan Deswaty
Furqonita,2007)
Dalam pemuliaan tanaman, adanya keanekaragaman (variabilitas) pada populasi
tanaman yang digunakan mempunyai arti yang sangat penting. Besar kecilnya
variabilitas dan tinggi rendahnya rata-rata populasi tanaman yang digunakan sangat
menentukan keberhasialan pemuliaan tanaman.

Misalnya, bila kita hendak mengadakan pemulian untuk mendapatkan suatu varietas
baru dengan produksi yang tinggi maka populasi yang digunakan sebagai populasi
dasar atau populasi awal, di samping mempunyai variabilitas yang besar, akan lebih
baik bila disertai rata-rata produksi yang relative tinggi (W. Mangoendidjojo,2003).
Beberapa tumbuhan dalam satu spesies dengan susunan genetic tertentu dapat
dikoleksi karena beberapa kelebihannya. Dimungkinkan pula bahwa beberapa sifat
unggul yang dimiliki beberapa jenis tumbuhan yang sama dalam satu spesies
digabungkan dalam satu tumbuhan baru sehingga akan diperolehsatu jenis tumbuhan
baru yang memiliki banyak keunggulan di bandingkan bila sifat-sifat tadi terdapat
secara sendiri-sendiri. Sementara itu tumbuhan dengan susunan genetika yang tidak
memiliki keunggulan akan punah dalam lingkungan dan kondisi yang tidak
mendukung (Abdul Salam, 1994).
Keanekaragaman hayati dapat ditandai dengan adanya makhluk hidup yang
beranekaragam. Keanekaragaman makhluk hiduptersebut dapat dilihat dari adanya
abiotik dapat menyebabkan organisme berkembang dan melakukan spesialisasi. 1.
Keanekaragam Tingkat Ekosistem
Makhluk hidup dalam kehidupan selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya,
baik dengan lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik. Bentuk interaksi tersebut
akan membentuk suatu sistem yang dikenal dengan isitilah ekosistem. Keanekaragam
Tingkat ekosistem adalah keanekaragaman yang dapat ditemukan di antara ekosistem.
Di permukaan bumi susunan biotik dan abiotik pada ekosistem tidak sama.
Lingkungan abiotik sangat mempengaruhi keberadaan jenis dan jumlah komponen
biotik (makhluk hidu). Wilayah dengan kondisi abiotik berbeda umumnya
mengandung komposisi makhluk hidup yang berbeda.
Kondisi lingkungan tempat hidup suatu makhluk hidup sangat beragama keberagaman
lingkungan tersebut biasanya dapat menghasilkan jenis makhluk hidup yang beragam
pula. Hal demikian dapat berbentuk karena adanya penyesuaian sifat-sifat keturunan
secara genetik dengan lingkungan tempat hidupnya. Sebagai komponen biotik, jenis
makhluk hidup yang dapat bertahan hidup dalam suatu ekosistem adalah makhluk
hidup yang dapat berinteraksi dengan lingkungannya, baik dengan komponen biotik
maupun komponen abiotiknya. Jika susunan komponen biotik berubah, bentuk
interaksi akan berubah sehingga ekosistem yang dihasilkan juga berubah.
2. Keanekaragam Tingkat Spesies (Jenis)
Kita dapat mengenal makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Misalnya,
melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis
makanan, tingkah laku, dan beberapa ciri lain yang dapat diamati. Keanekaragaman
tingkat spesies (jenis) adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme
yang tergolong dalam jenis yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu famili
maupun tidak. Misalnya, jika membandingkan tanaman jagung, mangga, dan padi
atau di antara bebek, ayam, dan kucing.

Perbedaan yang terdapat di antara organisme berbeda jenis lebih banyak dibandingkan
dengan di antara organisme satu jenis. Dua organisme yang berbeda jenis mempunyai
perbedaan susunan gen yang lebih banyak daripada yang tergolong dalam satu jenis.
3. Keanekaragam Tingkat Gen
Setiap makhluk memiliki komponen pembawa sifat menurun. Komponen tersebut
tersusun atas ribuan faktor kebakaan yang mengatur bagaimana sifat-sifat tersebut
diwariskan. Faktor itulah yang sekarang kita kenal sebagai gen. gen terdapat di lokus
gen pada kromosom atau di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Akan tetapi susunan
perangkat gen masing-masing individu dapat berbeda-beda bergantung pada tetua
yang menurunkannya. Itulah sebabnya individu-individu yang etrdapat dalam satu
jenis dan satu keturunan dapat memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda.
Keanekaragam tingkat gen adalah keanekaragam atau variasi yang dapat ditemukan di
antara organisme dalam satu spesies. Perangkat gen mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Dalam hal ini, faktor lingkungan dapat memberi pengaruh terhadap
kemunculan ciri atau sifat suatu individu. Misalnya dua individu memiliki perangkat
gen yang sama, tetapi hidup di lingkungan yang berbeda maka kedua individu
tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang berbeda

BAB III

METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri , pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2017 pada pukul 12.5015.20 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan
Pengamatan 1 : Variasi genetik
- Pisau/ cutter
- Lup
- Kamera
- 3 Jenis apel
Pengamatan 2 : Ekosistem air kolam
- Mikroskop binokuler
- Objek glass cekung
- Pipet tetes
- Air kolam

3.3 Cara Kerja


Pengamatan 1 : Variasi genetik
- Amat dan identifikasi macam-macam variasi buah berdasarkan sifat atau
ciri-ciri yang dapat diamati , variasi ukuran , variasi tekstur permukaan
spesimen dengan menggunakan indra atau alat bantu yang sesuai.
- Identifikasi persamaan dan perbedaan ciri atau sifat pada spseimen tersebut
- Catatlah persamaan dan perbedaan ciri atau sifat ke dalamtabel pengamatan
- Amati keseragaman ciri atau sifat yang ada pada berbagai spesimen
Pengamatan 2 : Ekosistem air kolam
- Amati air kolam yang telah disediakan
- Tuang 1 cc air kolam dalam kaca objek cekung
- Tutup kaca objek cekung dengan cover glass yang sebelumnya disekitar mulut
objek diberi vaselin
- Amati organisme apa saja yang hadir dalam air tersebut

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keanekaragaman hayati adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua
bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi
biologisnya yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan hewan dan mikroorganisme serta
ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan
bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan
dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan
sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

5.2 Saran
Di dalam kehidupan di dunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman hayati, yaitu
terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan yang beranekaragam. Adapun beberapa
usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan keanekaragaman
hayati tersebut seperti penghijauan (reboisasi), pemuliaan, pelestarian in situ maupun
ex situ serta penegakan hukum dan kebijakan

DAFTAR PUSTAKA

Harjadi, M.M. Sri Setyadi. 1979. Pengantar Agronomi. PT Gramedia: Jakarta.


Heddy, G. 2000. Biologi Pertania. Rajawali Press: Jakarta.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman . Yogyakarta: Kanisius.
Salam, Abdul. 1994. Keanekaragaman Genetik . Yogyakarta: Andi Offset.
Sutiowati, Tetty. 2007. Biologi Interaktif . Jakarta: Azka Press.
Tjitrasam.1983. Botani Umum I Angkasa: Bandung
Wolf, L. 1992. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai