Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri,
baik pada organisme uniselular maupun multiseluler (Setjo, 2004).
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi ke dalam dua sel
anak. Ada dua macam pembeahan sel, yaitu pembelahan secara langsung yang disebut
amitosis dan pembelahan secara tidak langsung mitosis dan meiosis. Pembelahan sel yang
terjadi pada sel-sel meristem ujung akar adalah pembelahan mitosis. Pembelahan mitosis
salah satunya terjadi pada bawang merah (Allium cepa), khususnya pada bagian tudung
akar yang aktif mengalami pembelahan dalam upaya perpanjangan akar sebagai upaya
memenuhi nutrisi dan air sebagai kebutuhannya. Dengan demikian, maka pada praktikum
ini dilakukan pengamatan terhadap pembelahan mitosis pada tudung akar bawang merah
(Setjo, 2004).
1.2 Permasalahan
1.2.1 Apa tahap-tahap pembelahan sel yang terjadi ada organisme multi seluler ?
1.2.2 Apa sajakah fase mitosis yang dapat teramati pada tudung akar bawang
1.2.3

merah?
Bagaimanakah karakteristik pada masing-masing fase yang teramati?

1.3 Tujuan
Tujuan diadakan praktikum biologi dasar tentang reproduksi sel agar praktikan dapat
mengetahui dan memperlajari tahap-tahap pembelahan sel, mengetahui fase mitosis dan
dapat membedakan karakteristik pada masing-masing fase yang teramati.
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pelaksanaan praktikum reproduksi sel adalah
praktikan dapat lebih mengetahui reprodusi sel beserta tahap-tahap pembelahan sel dan
meningkatkan kemampuan praktikan dalam melakukan penelitian terhadap reproduksi sel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Reprodusi Sel


Sel merupakan unit dasar kehidupan. Reproduksi sel adalah proses memperbanyak

jumlah sel dengan cara membelah diri, baik pada organisme uniseluler maupun
multiselular. Organisme uniseluler yaitu organisme bersel satu atau tunggal sedangkan

organisme multi seluler merupakan kebalikan dari organisme uniseluler, yaitu organisme
yang memiliki beberapa sel dalam tubuhnya dan memiliki ukuran lebih besar dari
organisme uniseluler (Setjo, 2004).
2.2

Tahap-tahap Pembelahan Sel

Pembelahan sel dibagi menjadi 3 macam yaitu:


1. Amitosis
Amitosis adalah pembelahan sel secra langsung dari satu sel menjadi dua sel. Pada
tipe pembelahan ini tidak tampak adanya kromosom. Pembelahan amitosis banyak
dijumpai pada organisme bersel tunggal seperti bakteri, amoeba, dan ganggang bersel
tunggal (Setjo, 2004).
2. Mitosis
Mitosis adalah pembelahan sel induk menjadii sel-sel anak yang mempunyai kariotip
kromososm yang identik dengan kariotip kromosom induknya. Pada pembelahan ini
terjadi duplikasi kromosom longitudinal (Setjo, 2004).
3. Meiosis
Meiosis adalah Proses pembelahan reduksi karena jumlah kromosom sel anak
separuh dari jumlah kromosom sel induk. Pembelahan ini terjadi pada sel gamet (Setjo,
2004).
2.3

Fase Mitosis pada Tudung Akar Bawang Merah


Akar merupakan organ tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah. Akar

berfungsi untuk melekat pada substrat, menyerap air dan mineral dari dalam tanah, dan
juga untuk menyimpan cadangan makanan. Pada ujung akar banyak ditemukan sel-sel
meristem yang aktif membelah untuk menambah panjang akar sehingga penyerapan air di
dalam tanah bisa maksimal (Setjo, 2004).
Pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel meristem ujung akar adalah pembelahan
mitosis. Pembelahan mitosis salah satunya terjadi pada bawang merah (Allium cepa),
khususnya pada bagian tudung akar yang aktif mengalami pembelahan dalam upaya
perpanjangan akar sebagai upaya memenuhi nutrisi dan air sebagai kebutuhannya. Dengan
demikian, maka pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap pembelahan mitosis
pada tudung akar bawang merah (Setjo, 2004).
Mitosis merupakan proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik yang
mempertahankan jumlah kromosom dengan cara mengalokasikan kromosom yang
direplikasikan secara sama ke masing-masing nukleus anak. Sedangkan menurut Setjo

(2004) mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini
dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu.
Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses
ini menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M)
pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik
yang sama dengan sel awal. mitosis terbagi menjadi 5 fase yaitu interfase, profase,
metafase, anafase, telofase (Setjo, 2004).
2.4

Karakteristik dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut:


1

Interfase
Kromosom tidak dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya, dan
nukleus terlihat sebagai gumpalan padat. Ini merupakan tahap kromosom
yang saling aktif dalam fungsi mikanisme fisiologis. Selama tahap ini,
informasi gen dibaca dan ditransisikan untuk mikanisme biokimia
organisme. Kromosom dikelilingi oleh membran nukleus (selaput inti) yang

memisahkan nukleus dari bagian isi sel yang lain (sitoplasma) (Setjo, 2004).
Fase Mitosis (M)
a Profase
Kromosom mempersiapkan diri untuk proses pembelahan sel, dengan
jalan melakukan penebalan dan pemendekan kromosom. Kromatid (yang
merupakan duplikasi setengah bagian memanjang kromosom, yang
terjadi dari duplikasi), mulai terlihat. Pada tahap ini nokleolus (anak inti)
yang bundar dan berwarna gelap juga terlihat. Pada titik-titik tertentu
kromosom tersebut saling berpasangan. Proses ini sangat penting dalam
mikanisme pembelahan sel dan penyusun kromosom yang baru (Setjo,
b

2004).
Metafase
Ditandai dengan munculnya gelendong pembelahan.

Kromosom

menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau tengah-tengah
sel. Pada awal fase ini, membran

nukleus dan nukleolus lenyap.

Sentromer, suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom, melekat pada


serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pembelahan
c

kromosom selama pembelahan (Setjo, 2004).


Anafase

Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan kromatid mulai


bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-kutub sel terdekat.
Setiap kromatid sekarang dipandang sebagai kromosom-kromosom yang
d

baru (Setjo, 2004).


Telofase
Kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan
di dalam membran nukleus. Selama tahap ini berlangsung suatu dinding
sel baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru (Setjo, 2004).

BAB III
METODOLOGI

Praktikum Biologi dengan materi reproduksi sel dilaksanakan pada hari Kamis 27
Oktober 2016 pukul 12.50-15.20 WIB, di Laboratorium Bakteriologi 1, Fakultas Sains,
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Kediri.
3.1

Alat dan Bahan

Praktikum biologi mengenai reproduksi sel menggunaka anlat dan bahan


diantaranya; botol flakon, mikroskop, beaker glass, obyek glass, pipet, kuas kecil, nampan,
pembakar spirtus, kaki tiga, gelas ukur, korek, termoeter, silet, kertas label, stopwatch.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu asam asetat 45 %, ujung akar Allium cepa, air,
larutan HCL 1N, safranin, gliserin.
3.2
Cara Kerja
1. Kulit bawang merah allium cepa dikelupas sebanyak 2-3 lapis sampai terlihat calon
akar
2. Letakkan bawang merah diatas botol flakon yang sudah diisi air penuh samapai 1
minggu
3. Setiap hari lakukan pengamatan terhadap pertambahan panjang akar bawang merah
4. Setelah 1 minggu, potong ujung akar yang paling pendek sepanjang 3mm sebanyak
10 potongan
5. Lakukan tahap Fiksasi :
a Masukkan potongan akar bawang merah pada 2 tabung flakon masing-masing
b

5 potongan lalu beri larutan asam asetat 45%


Panaskan air dalam beaker glass sampai 50oC, lalu masukkan botol flakon yang

berisi potongan akar kedalam beaker glass


c Biarkan selama 15 menit
6. Lakukan tahap Pencucian :
a. Ambil larutan asam asetat 45% dalam botol flakon sampai habis dengan pipet
b. Cuci dengan air sebanyak 3 kali 1-3 menit
c. Buang air sampai habis dengan pipet
7. Lakukan tahap Hidrolisa :
a Masukkan larutan HCL 1 N ke dalm botol flakon sampai akar teremdam semua
b Panaskan air pada beaker glass sampai suhu 60oC
c Setelah 60oC letakkan botol flakon yang berisi HCL 1 N dan akar bawang
d

merah tadi di atas beaker selama 30 detik


Ambil larutan HCL 1 N sampai habis menggunakan pipet, kemudian cuci

dengan air sebanyak 2-3 kali dan buang air hingga habis dengan pipet
8. Lakukan tahap Pewarnaan :
a Masukkan safranin 1 % ke dalam botol flakon yang berisi akar
b Rendam selama 20-30 menit
9. Lakukan tahap Mounting :
a. Ambil 1 ujung akar bawang merah dan letakkan di atas objek glass dan ditutup
dengan cover glass
b. Lakukan squash dengan cara menekan cover glass tepat di atas akar hingga
hancur
c. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Pengamatan
Gambar 1. Fase Profase

Gambar 2. Fase Metafase

Gambar 3. Fase Telofase

Gambar 4. Fase Interfase

4.2 Pembahasan
Praktikum pengamatan pembelahan mitosis dilakukan pada tudung akar
bawang merah yang berumur 5 hari. Penggunaan akar pada praktikum kali ini
adalah antara lain karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel
penyusunnya adalah sel-sel somatik, khusus pada ujung akar bersifat meristematik.
Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup
terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya terdapat pada
ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Hal inilah yang melatarbelakangi
digunakannya akar dalam praktikum mitosis ini (Margono,1973).
Pada praktikum kali ini dilakukan pada siang hari yaitu pukul 12.50-15.40
WIB karena disesuaikan dengan jadwal praktikum. Pemotongan tudung akar
sebaiknya dilakuakan pada pukul 24.00 WIB. Menurut Margono (1973) hal ini
dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktifitas
pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan sesudah pukul 24 malam.
Sehingga tahap-tahap mitosis dapat diamati. Tujuan penggunaan akar pada
praktikum kali ini adalah antara lain karena akar merupakan salah satu jaringan
yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel somatik, khusus pada ujung akar bersifat
meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada selsel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya
terdapat pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan (Margono,1973).
Untuk membuat preparat akar bawang agar dapat teramati proses
mitosisnya dibawah mikroskop, potongan-potongan akar tersebut harus melalui
beberapa perlakuan terlebih dahulu. Pertama setelah akar bawang dipotong, akar
tersebut harus direndam di dalam botol flakon yang berisi larutan asam asetat 45%..

Perendaman dilakukan agar sel tidak mengalami pembelahan lagi, karena larutan
asam asetat 45% merupakan larutan fiksatif yang dapat menahan sel untuk tidak
membelah lagi sehingga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat teramati
(Margono,1973).
Perlakuan berikutnya adalah perendaman dengan HCl 1 N, hal ini bertujuan
untuk memudahkan dalam memotong tudung akar bawang merah (Allium cepa),
karena dengan pemberian HCl 1 N dapat memperjelas batas tudung akar dengan
sel-sel diatasnya, tudung akar akan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain
dari akar bawang merah (Allium cepa), pemberian HCl ini juga dapat melunakkan
dinding

sel

sehingga

memudahkan

dalam

memotong

atau

mencacah

(Margono,1973).
Kemudian potongan akar tersebut diberi safranin yang merupakan pewarna
dan memiliki fungsi untuk memberi warna sel-sel akar bawang sehingga mudah
untuk diamati. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan tahapan mitosis
yang ditemukan adalah sel-sel yang sedang berada dalam fase profase, metafase,
telofase dan interfase. Pada fase prosafe terlihat sel dengan bagian inti yang sudah
mulai terakhir seperti benang-benang yang tidak teratur. Menurut Saktiono (1999)
sebenarnya pada fase ini sel sudah mempersiapkan diri untuk membelah yang
ditandai dengan berubahnya benang-benang kromatid menjadi kromosom dengan
satu sentromer, selain itu dinding inti (nukleus) dan anak inti (nukleolus)
menghilang, pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan
bergerak menuju kutub yang berlawanan, dan serat-serat atau benang-benang
spindel terbentuk diantara kedua kutub pembelahan (Saktiono, 1999)
Tahap kedua yang ditemukan adalah metafase. Pada fase ini membran inti
melebur. Kromosom berkumpul di bidang ekuator yang ada di tengah sel.
Kromosom memperbanyak diri maka setiap kromosom terdiri dari dua kromatid.
Pada saat ini dapat dikatakan bahwa sel memiliki 4n kromosom. Masing-masing
sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke
satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid beraudara bergerak
ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphastic plate) (Wells dan
Mogan, 1991).
Tahap ketiga yang ditemukan adalah telofase. Pada fase ini dapat teramati
bahwa kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan
mulai menyebar di dalam membran nukleus. Selama tahap ini berlangsung suatu
dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru. Dalam pengamatan,

fase ini terlihat sel yang memiliki dua inti dengan dinding sel bagian. Jadi, hasil
dari pembelahan mitosis yaitu menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya
sama dengan jumlah kromosom sel induknya (Wells dan Mogan, 1991).
Dan yang terakhir ditemukan adalah interfase. Pada fase ini selaput nukleus
membatasi nukleus. Nukleus tersebut mengandung satu atau lebih nukleus
kemudian dua sentrosom terbentuk melalui replika sentrosom tunggal. Kromosom
yang terduplikasi selama fase S, tidak bisa dilihat secara individual karenaa belum
terkondensasi (Wells dan Mogan, 1991).
BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa setiap sel melakukan

reproduksi sel, baik organisme bersel satu maupaun bersel banyak (multi seluler). Pada
organisme multiselular tudung akar bawang merah didapatkan tahap profase, metafase,
telofase, dan interfase.
5.2

Saran
Sebaiknya dalam praktikum harus lebih bersih dan fasilitas alat dan bahannya lebih

dilengkapi lagi. Dosen seharusnya selalu mendampingi praktikan supaya dapat membantu
dan menjelaskan kepada praktikan sampai benar-benar mengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Colchisin Terhadap Pertumbuhan Memanjang Akar


Bawang Merah (Allium Cepa). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: IKIP
Saktiono. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga
Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: IMSTEP JICA.
Wells, James.,R Mogen, Johanis.,P. 1991. Dasar Genetika Dan Pemuliaan Tanaman.
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai