Anda di halaman 1dari 50

PEMBELAHAN SEL

OLEH:
KELOMPOK 4
Ni Putu Rina Widhiasih
Luh Putu Devi Kartika
Ni Putu Puri Artini
Ni Made Andini Dewi
Ni Komang Nesa Wiartini

(02)
(06)
(14)
(16)
(22)

I Gede Angga Mardika


I B Gede Teja Buwana
Betania Kristiani
Ni Made Nurmaningsih
Ni Made Yulia Arisanti

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN

(30)
(32)
(34)
(36)
(38)

Pembelahan sel adalah sebuah proses dimana sel induk membelah atau membagi
dirinya menjadi 2 atau lebih sel anak. Pembelahan sel merupakan bagian dalam
tubuh kita. Kita bertumbuh karena sel-sel di dalam tubuh kita membelah diri.
Dalam siklus sel, terdapat dua tahap, yaitu interfase dan M-Phase. Interfase
adalah tahap dimana sel tidak membelah. Tahap ini berlangsung selama 15 jam dan
terdapat 3 tahap, yaitu G1 Phase (fase organel sel berduplikat), S-Phase (fase
replikasi DNA), dan G2 Phase (fase pertumbuhan sel dan sintesis protein). Pada
tahap M-Phase barulah sel mulai membelah. Thap ini hanya berlangsung 2 jam dan
terdiri dari proses kariokinesis dan sitokinesis. Kariokinesis adalah tahap di mana
proses pembelahan nukleus sel melalui tahap ProMAT, sedangkan sitokinesis adalah
tahap pembelahan sitoplasma. Pembelahan sel dibagi menjadi 2 jenis menurut jenis
sel yang membelah, yaitu pembelahan pada sel prokariotik dan pada sel eukariotik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengrtian Pembelahan Sel


Pembelahan sel merupakan suatu proses membelahnya sel induk menjadi dua atau
lebih sel anak. Pembelahan sel biasanya merupakan siklus sel kecil yang akan
menyebabkan siklus besar selanjutnya.
B. Macam-Macam Pembelahan Sel
1.Pembelahan sel secara amitosis ( Pembelahan Biner )

Pembelahan Sel Secara Amitosis


Pembelahan sel secara amitosis ini disebut juga merupakan pembelahan sel secara
langsung alias tidak melalui tahapan tahapan tertentu, proses ini juga berlangsung
secara spontan, atau disebut pembelahan biner. Proses ini tidak melibatkan kromosom
mengapa demikian? Karena DNA yang ada dalam jumlah dan besaran yang kecil
sehingga tidak dapat dipaketkan, kebanyak pembelahan ini terjadi pada sel Prokariotik
seperti bakteri. Tujuan dari pembelahan ini adalah untuk membentuk keturunan baru.
2.Pembelahan Sel Secara Mitosis
Pembelahan secara Mitosis pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang bersifat
sama dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi. Pada Manusia,
pembelahan ini terjadi di sel meristem somatik ( sel tubuh muda). Proses ini
berlangsung melalui tahapan tahapan yang terstruktur dan teratur, tidak seperti
Amitosis yang berlangsung secara spontan.
Pembelahan secara mitosis ini melalui dua tahapan, yaitu Kariokinesis dan Sitokinesis

Pembelahan Secara Mitosis


a.Kariokinesis
Proses ini mnunjukkan perbedaan yang mencolok pada tiap fasenya dan bertujuan
untuk pembagian materi inti, nah untuk melihat apa saja berubah, langsung aja

disimak yang berikut ini :


Interfase
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan merupakan
tempat sintesis protein serta materi yang berwarna gelap dikenal sebagai kromatin
atau bentuk benang-benang kromosom sehingga bentuk kromosom tidak dapat dilihat
secara jelas. Pada salah satu ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang disebut

sentrioles, tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak muncul.


Profase

Mitosis I : Profase
Pada tahap ini DNA mulai dikemas menjadi kromosom. Kromosom mulai memendek

dan menebal.Pada sel hewan sentriol membelah dan masing-masing bergerak ke


kutub yang berlawanan dan terbentuk benang-benang spindle yang terhubung ke
kutub-kutub. Pada akhirnya kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid yang terikat
pada sentromer.Nucleolus hilang dan membran nucleus hancur.

Metafase

Mitosis : Metafase
Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the equator.
Selain itu, muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada sentromer
setiap kromosom. Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang
berlawanan.
Anafase

Mitosis : Anafase
Masing-masing sentromer yang mengikat kromatid membelah bersamaan dan
kromatid bergerak menuju kutub pembelahan, menghasilkan salinan kromosom
berpasangan.

Telofase

Mitosis : Telofase
Pada tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk nukleus yang terpisah dan
dikelilingin memberan nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit dan
lama kelamaan membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan, pembelahan
terjadi dengan cell plate daripada cleavage burrow.
b.Sitokinesis

Mitosis : Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel, beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis

ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel. Tahap sitokinesis


ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
2.Pembelahan Sel Secara Meiosis
Pembelahan ini akan menghasilkan gamet yang tidak dapat membelah lagi sampai
tahap pembuahan, Pembelahan secara meiosis menghasilkan anak yang memiliki
jumlah kromosom setengah dari yang dimiliki induknya, terjadi di alat reproduksi dan
langsung antara fase 1 dilanjutkan dengan fase 2 tanpa diselingi interfase.
Tahapan tahapannya adalah sebagai berikut :
Meiosis I

Meiosis I

Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan.
Persiapannya adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan
(sama seperti pada interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan
DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom.
Profase 1
Pada tahap ini terjadi proses sebagai berikut
Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah menjadi kromosom. Hal

ini dilakukan dengan cara memadatkan diri.


Zigoten/Zigonema, pada tahap ini, kromatid homolong saling berpasangan atau
bersinapsis membentuk bivalen. Sentrosom terbelah 2 menjadi sentriol dan
bergerak ke kutub berlawanan.

Pakiten/Pakinema, kromosom kemudian berdupkikat menjadi 4 pada tahap ini


dan disebut tetrad (kromosom homolog yang mengganda sehingga ada 4 kromatid
berpasangan). Pada tahap ini sering terjadi rekombinasi gen melalui proses

perpindahan silang.
Diploten, kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila terjadi

perpindahan silang, akan terdapat kiasma sebagai tanda.


Diakinesis, pada fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan hilang dan
sentriol bergerak ke masing-masing kutub serta membentuk benang-benang

spindel.
Metafase 1
Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling berhadapan di daerah ekuator.
Setengah dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan
setengah pasangan kromosom homolog lainnya mengarah ke kutub yang lain.
Anafase 1
Tiap kromosom homolog masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel menuju ke
kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Telofase 1
Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub. Selanjutnya
terbentuk membran nukleus yang diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I
terbentuk dua sel anak. Setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada akhir
meiosis I terbentuk dua sel anak yang haploid.
Sitokenesis 1
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis
menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.
Meiosis II

Meiosis II
Profase II
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom.
Tahap ini kadang terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.
Metafase II
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang
ekuator. Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan
ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Anafase II
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan
yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan
bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah kini dinamakan
kromosom.
Telofase II
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub
pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti
mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n,1c).
Sitokenesis II
ada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan
empat sel kembar haploid.
C. Pembelahan Sel Gamet Pada Manusia
Pembelahan sel gamet pada manusia terdiri pada spermatogenesis (pada pria) dan
oogenesis (pada wanita). Pada proses spermatogenesis, dimulai dari spermatogonium
yang diploid bertumbuh menjadi spermatosit primer. Setelah itu, spermatosit primer
tersebut membelah secara meiosis menjadi 2 spermatosit sekunder yang haploid. 2

spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis menjadi spermatid


yang nantinya akan bertumbuh menjadi 4 buah sperma. Berbeda dengan proses ini,
oogenesis pada perempuan dimulai dengan pertumbuhan oogonium menjadi oosit
primer yang diploid. Oosit primer kemudian bermeiosis dan menghasilkan oosit
sekunder dan badan kutub pertama yang haploid. Badan kutub pertama akan
bermeiosis lagi menghasilkan 2 badan kutub dan oosit sekunder menghasilkan 1
badan kutub dan satunya lagi menjadi ovum.
D. Proses Fertilisasi

Proses Fertilisasi
Proses pembuahan manusia
adalah yang rumit, tetapi telur dan sperma akan bersatu dalam jangka panjang.
Meskipun teknis di alam, Anda juga bisa melihatnya sebagai sebuah perjalanan untuk
menemukan pasangan yang cocok. Telur akan duduk menunggu satu sperma (keluar
hingga 150 juta yang dimulai balapan), dan akan bergabung dengan sperma untuk
menciptakan kehidupan manusia. Sementara menunggu telur, ras sperma dan bersaing
untuk menjadi yang pertama untuk menembus sel telur. Proses Fertilisasi merupakan
proses peleburan (fusi) antara sel telur (ovum) dan sel sperma. Proses fertilasi terjadi
di dalam saluran telur (tuba falopi). Hasil proses fertilisasi, yaitu zigot berupa sebuah
set dengan jumlah sel kromosom 2n (diploid). Selanjutnya, pada saat bergerak ke arah
rahim, zigot berkembang menjadi morula dalam waktu empat hari. Pada saat itu
morula segera berkembang menjadi blastula. Perkembangan selanjutnya, sel-sel
bagian dalam blastula akan berkembang menjadi bakal janin (embrioblas), dan selsel
bagian luar blastula akan berkembang menjadi trofoblas. Kemudian mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut:
1. Dalam waktu bersamaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons,
penuh dengan pembuluh darah, dan siap menerima zigot.
2. Karena kontraksi oto dan gerak silia diding saluran Fallopii, zigot menuju ke uterus
dan menempel di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang.

3. Terbentuk plsenta dan tali pusat yang merupakan penghubung antara embrio dan
jaringan ibunya. Fungsi plasenta dan tali pusat adalah mengalirkan oksigen dan zatzat makanan dari ibu ke embrio, serta menglirkan sisa-sisa metabolisme dari embrio
ke peredana darah ibunya.
4. Embrio dikelilingi cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari bahaya
benturan yang mungkin terjadi.
5. Embrio berusaha empat minggu sudah menunjukkan adanya pertumbuhan mata,
tangan, dan kaki.
6. Setelah berusia enam minggu, embrio sudah berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga,
dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki, serta jari-jarinya mulai terbentuk.
7. Setelah berusia delapan minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia dengan
organ-organ tubuh lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jariny telah berkembang. Mulai
tahap ini sampai lahir, embrio disebut fetus (janin).
8. Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh hari, bayi siap
dilahirkan.
Fungsi dari replikasi DNA
1. Fungsi heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu RNA.
2. Fungsi autokatalis DNA dapat pula berfungsi sebagai autokatalis, yaitu kemampuan
DNA untuk menggandakan diri (replikasi).
E. Tiga Model Berbeda Untuk Replikasi DNA
Watson dan Crick telah mengusulkan bahwa untuk menggandakan dirinya, DNA
harus membuka ke pusat, semacam seperti ritsleting akan terpisah, sehingga untai DNA
baru bisa dibangun di atas helai terbuka. Mengikuti aturan bebas pemasangan basa, adenin
akan berpasangan dengan timin, dan sitosin akan berpasangan dengan guanin. Ide ini
disebut model template (cetakan), karena salah satu untai DNA berfungsi sebagai cetakan
untuk yang baru. Watson dan Crick menduga bahwa model ini akan menghasilkan dua
untai ganda DNA baru, masing-masing dengan satu helai induk (atau template) DNA dan
satu untai DNAanak (atau baru disintesis) . Mereka menyebut ini model semi-konservatif,
karena setengah dari DNA induk itu dilestarikan di setiap molekul DNA baru.
Para ilmuwan melihat DNA helix ganda dan bertanya-tanya bagaimana di dunia ini
mungkin bisa membuka diri tanpa menjadi kusut atau terkoyak. Jadi mereka pikir
beberapa ide lain tentang bagaimana replikasi DNA bekerja. Satu hipotesis, disebut model
dispersif, menyarankan bahwa DNA hanya disalin untuk potongan pendek pada suatu
waktu, menghasilkan untai baru yang berganti-ganti induk dan anak DNA. Ide lain, yang
disebut model konservatif, berpendapat bahwa DNA tidak terbelah sama sekali, tapi

entah bagaimana terus untaian induk utuh sementara membuat salinan sama sekali baru
dan terpisah.
Tak ada yang tahu pasti bagaimana replikasi DNA benar-benar bekerja sampai dua
ilmuwan bernama Matthew Meselson dan Franklin Stahl merancang percobaan cerdik
pada tahun 1958. Mereka menyadari bahwa mereka bisa menguji semua tiga model
sekaligus dengan melacak apa yang terjadi pada salah satu untai DNA induk karena
menghasilkan serangkaian eksemplar.

Enzim yang berperan dalam proses replikasi DNA


No. Nama Enzim

Keterangan Fungsi

Helikase (DnaB)

Memutuskan ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua


untaian DNA sehingga terbentuk garpu/cabang replikasi

Topoisomerase

Mengurangi ketegangan superheliks DNA dengan menciptakan


istirahat sementara pada satu atau kedua untai DNA

Primase

-Mensintesis RNA-primer
-Menghentikan perkembangan garpu/cabang replikasi untuk
mencegah leading strand melampaui lagging strand
-Mengawali pembentukan DNA baru pada leading strand atau
DNA fragmen Okazaki pada lagging strand oleh DNA Polimerase

DNA polimerase

-Enzim utama yang mengkatalisi proses polimerisasi nukleotida


menjadi untaian DNA
-Menambahkan nukleotida bebas hanya pada ujung 3' dari rantai
yang baru terbentuk, sehingga terjadinya elongasi (pemanjangan)
pada rantai baru dengan arah dari ujung 5' ke ujung 3'.
-Menggunakan gugus OH 3' bebas pada RNA-primer untuk
mensintesis DNA dengan arah 5'3'
-Hanya bisa menambahkan nukleotida ke ujung 3' yang sudah
ada, karena itu butuh primer sehingga nukleotida dapat
ditambahkan

DNA ligase

-Menggabung fragmen-fragmen okazaki (lagging strand) saat


proses replikasi
-Menyambung potongan-potongan DNA yang baru disintesis

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
1. Pembelahan sel adalah suatu proses membelahnya sel induk menjadi dua atau lebih sel
anak. Pembelahan sel biasanya merupakan siklus sel kecil yang akan menyebabkan siklus
besar selanjutnya.
2. Pembelahan sel dibagi menjadi pembelahan sel secara amitosis, mitosis dan meiosis
3. Proses pembentukan gamet-gamet pada reproduksi seksual . Terdiri dari :
a. Spermatogenesis : spermatozoa
b. Oogenesis : sel telur (ovum)
4. Proses fertilisasi adalah peleburan sel sperma dan sel ovum menjadi zigot
5. Fungsi DNA :
1. Heterokatalitis : dapat mensintesa molekul kimia lain
2. Autokatalitis

: dapat mensintesa dirinya sendiri

Cara replikasi molekul DNA :


a. Semikonserpatif
b. Konserpatif
c. Dispersif
6. Enzim yang bekerja pada proses replikasi DNA
Helikase (DnaB) , Topoisomerase , Primase , DNA polimerase , DNA ligase.

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Abdul.2014.Proses Pembelahan Sel.[online].tersedia:
http://softilmu.blogspot.com/2014/01/tahap-pembelahan-sel.html .[diakses:
17 Oktober 2014 , 13:00]
Diamond, Jared.2010.Pembelahan Sel.[online].tersedia:
http://biochronica.blogspot.com/p/pembelahan-sel.html.[diakses: 17 Oktober
2014, 13:05]

PERSILANGAN MONOHIBRID

OLEH:
KELOMPOK 4
Ni Putu Rina Widhiasih
Luh Putu Devi Kartika
Ni Putu Puri Artini
Ni Made Andini Dewi
Ni Komang Nesa Wiartini

(02)
(06)
(14)
(16)
(22)

I Gede Angga Mardika


I B Gede Teja Buwana
Betania Kristiani
Ni Made Nurmaningsih
Ni Made Yulia Arisanti

(30)
(32)
(34)
(36)
(38)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN
Genetika adalah salah satu cabang penting dalam Biologi masa kini. Ilmu ini
mempelajari pewarisan sifat yang dimiliki satu individu ke individu lainnya. Bidang
kajian genetika dimulai dari molekul hingga populasi. Secara umum, genetika berusaha
menjelaskan bagaimana informasi itu ditransmisikan dari suatu individu ke individu yang
lain (Domanik, 2013). Selanjutnya menurut Aryulina (2004: 79), Genetika adalah unit
intruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat herediter tertentu. Gen
terdiri dari DNA yang diselubungi dan diikat oleh protein Tokoh peletak prinsip dasar
genetika adalah Gregor Johan Mendell seorang biarawan dan penyelidik tanaman
berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell melaporkan hasil penyelidikannya
selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat
menurun Mendell menggunakan kacang ercis dengan alasan:
- memiliki pasangan sifat yang menyolok
- bisa melakukan penyerbukan sendiri
- segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
- mampu menghasilkan banyak keturunan, dan
- mudah disilangkan.
Hereditas dan Hukum Mendel - Hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada
keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar individu mempunyai
perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan tertentu. Aturan-aturan
dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas.
Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya
dikemukakan oleh Gregor Mendel pada 1865. Teori ini diajukan berdasarkan penelitian
persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum). Hasil percobaannya, ditulis
dalam makalah yang berjudul Experiment in Plant Hybridization. Dalam makalah
tersebut, Mendel mengemukakan beberapa hipotesis mengenai pewarisan material
genetik dari tetua kepada anaknya, di antaranya adalah Hukum Segregasi dan Hukum
Perpaduan Bebas. Hukum Segregasi atau Hukum Mendel I menyatakan bahwa dalam

pembentukan sel gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Sedangkan, Hukum
Perpaduan Bebas atau Hukum Mendel II menyatakan bahwa alel dari lokus satu akan
berpadu secara bebas dengan alel-alel dari lokus lainnya. Orang yang pertama kali
melakukan percobaan tentang pewarisan sifat adalah Gregor Mendel. Dia menyilangkan
kacang kapri (pisum sativum) dengan memperhatikan satu sifat beda yang mencolok,
seperti kapri berbunga merah disilangkan dengan kapri berbunga putih, kapri berbiji
bulat disilangkan dengan kapri berbiji keriput. Berdasarkan penelitian ini, Mendel
merumuskan Hukum Mendel I dan Mendel II. Mari cermati uraian berikut ini.

BAB II
PEMBAHASAN
Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal.
Pengertiannya adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat
membedakan keduanya. Diharapkan keturunan pertamanya (generasi F1) akan
memiliki sifat dengan salah satu tetua jika sifat tersebut dipengaruhi oleh alel
dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang ditemukan Mendel pada
tanaman kapri (Pisum sativum).
Mendel menggunakan tanaman kapri karena mudah dipelihara, dapat
menghasilkan banyak biji (banyak keturunan), mempunyai sifat-sifat yang dapat
dibedakan antar varietas, dapat diperbanyak secara selfing atau disilangkan, dan
mudah tumbuh di daerah tempat tinggal Mendel. Sebagai tanaman model untuk
menunjukkan hasil persilangan monohibrid di daerah tropis seperti Indonesia dapat
digunakan tanaman kacang panjang dengan alasan yang sama dengan Mendel dan
mudah tumbuh di daerah tropis. Kacang panjang digunakan sebagai tanaman model
pengganti kapri karena lebih mudah tumbuh di Indonesia, dapat menghasilkan banyak
biji, mempunyai beberapa sifat yang membedakan antar varietas dan dapat
disilangkan. Tanaman kacang panjang juga termasuk famili yang sama dengan kapri
sehingga mempunyai struktur bunga yang serupa.
Klasifikasi Kacang Panjang
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae

Genus
Spesies
Sub Spesies

: Vigna
: Vigna unguiculata
:sesquipedalis

Mendel yang telah melakukan percobaan persilangan monohibrid dengan


memanfaatkan tanaman ercis, berhasil meletakkan pokok-pokok pikirannya
diantaranya adalah:
1. Sifat/karakter yang tampak pada setiap organisme baru ditentukan oleh sepasang
gen yang dibawa oleh gamet induk
2. Setiap pasang gen merupakan sifat/karakter alternatif sesamanya, misal bulat
dengan kerut, tinggi dengan pendek
3. Jika sepasang gen terdapat secara bersama-sama, maka sifat yang muncul sangat
dipengaruhi oleh gen dominan
4. Pada waktu proses pembentukan gamet, pasangan gen induk mengalami
pemisahan secara bebas, dimana dalam setiap gamet berisi satu gen dari pasangan gen
tersebut. Proses ini dikenal dengan Hukum pemisahan/segregasi gen yang sealel atau
Hukum Mendel I
Didasarkan pada hasil persilangan seperti yang dilakukan Mendel, maka ciri-ciri
persilangan monohibrid diantaranya adalah:
1. Hanya memperhatikan pada satu sifat beda
2. Fenotip ditentukan oleh sepasang gen
3. Pada persilangan sesama individu galur murni dihasilkan fenotip F1 100%
seragam.
4. Setiap genotip dilambangkan dengan sepasang huruf yang sama
5. F2 memiliki jumlah genotip maksimal 4 variasi
1. Percobaan Monohibrid dan Hukum Mendel I
Pada percobaan monohibrid untuk tujuh sifat yang diamati pada tanaman
kapri, Mendel memperoleh hasil pada seluruh tanaman F1, hanya ciri sifat dari salah
satu tetuanya yang muncul, sedangkan ciri sifat dari tetua yang lain tidak muncul.
Sifat yang muncul pada F1, misalnya biji bundar disebut sifat dominan. Sedangkan,
sifat yang tidak muncul, misalnya biji keriput disebut sifat resesif. Pada generasi F2,
ciri-ciri yang dipunyai kedua tetua muncul kembali, misalnya biji bundar dan biji
keriput. Dari percobaan Mendel untuk seluruh sifat yang diamati pada F2, terdapat
perbandingan yang mendekati 3 : 1, antara ciri dominan dan resesif.
Dari percobaan tersebut, Mendel menyimpulkan bahwa pada saat
pembentukan gamet, terjadi pemisahan bebas pasangan gen-gen yang dikandung oleh
induk (parental) sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya. Misalnya,
induk Bb (F1) menghasilkan gamet B dan b. Hal ini dikenal sebagai Hukum Segregasi
atau Hukum Mendel I. Kemudian, terjadi perkawinan antara induk jantan dan betina.
Hal ini menyebabkan gamet B dan b bergabung secara acak. Sehingga, dihasilkan F2
dengan perbandingan fenotif 3 : 1. Untuk lebih memahami hukum

Persilangan rnonohibrid dibedakan menjadi dua macam, yaitu persilangan


monohibrid dominan dan monohibrid intermediate :

Persilangan Monohibrid Dominan


Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang
memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat
dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada
sifat lainnya yang sealel.Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel.Dari hasil
penelitiannya dengan tanaman kacang kapri.Jika tumbuhan berbatang tinggi
disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan
berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan, sedangkan
batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan keturunan yang
mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan
genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.

Persilangan Monohibrid Intermediat

Persilangan monohibrid intermediat adalah persilangan antara dua individu sejenis


yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediat. Jika tumbuhan
berbunga merah disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbunga putih menghasilkan
F, tumbuhan berbunga merah muda, dikatakan bahwa bunga merah bersifat
intermediat. Dengan cara persilangan seperti pada persilangan monohibrid dominan di
atas. dapat diketahui bahwa rasio genotipe dan fenotipe F, pada persilangan
monohobrid intermediat sama, yaitu 1 :2 : l.
Tanaman kapri yang digunakan dalam percobaan Mendel merupakan varietas galur
murni (true-breeding) yang artinya apabila tanaman itu menyerbuk sendiri, semua
keturunannya akan mempunyai varietas yang sama. Induk galur murini disebut
dengan parental (sering disingkat dengan P) dan keturunannya disebut dengan
generasi F1 (dari kata filial keturunan pertama).Persilangan sendiri dari F1
menghasilkan generasi F2 (filial kedua).Analisis kuantitatif Mendel pada tanaman F2
inilah yang terutama mengungkapkan dua prinsip dasar hereditas yang sekarang
dikenal sebagai hukum segregasi dan hukum pemilahan bebas.
Keuntungan
yang lain adalah kacang ercis ini banyak menghasilkan keturunan varietas yang
berlainan secara nyata. Di antara varietas kacang ercis memiliki pasangan sifat beda
yang menonjol.Hal itu dapat diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

Gambar 1.1 Sifat beda kacang Ercis dari percobaan Mendel (Monohibrid)
Pada persilangan terdapat simbol-simbol yang digunakan untuk
persilangan,pada tabel di bawah diperlihatkan tentang simbol-simbol yang digunakan
untuk persilangan:
Simbol
Keterangan
Hibrid
Hasil persilangan dari dua individu dengan sifat beda.
Dominan
Sifat yang menang, sifat ini menggunakan simbol huruf besar
misalnya HH (halus), KK (kuning).
Resesif
Sifat yang kalah, diberi simbol huruf kecil misalnya hh (kasar), kk
(hijau).
Intermediet
Sifat di antara dominan dan resesif misalnya merah adalah dominan
(simbol M), sedangkan putih resesif (simbol m) maka merah muda

adalah intermediet (simbol Mm).


Merupakan sifat yang ditentukan oleh gen. Misalnya MM, Mm
Sifat yang muncul dari luar karena adanya akibat dari hubungan
antara faktor genotipe dan lingkungannya.
Merupakan bentuk dari gen yang sama pada pasangan kromosom
homolog, misalnya gen K mempunyai alel k sehingga gen dan alel
ditulis KK dan kk.
Kebalikan dari homozigot yaitu individu yang mempunyai pasangan gen
dan alel yang tidak sama. Misalnya, kulit halus dominan simbol H dan
kulit kasar simbol h resesif. Maka Hh adalah heterozigot
Bentuk alternatif suatu gen yang menempati lokus yang sama
dengan pasangan kromosom homolog misalnya gen B memiliki alel
b sehingga gen dan alel dapat ditulis BB atau Bb

Genotipe
Fenotipe
Homozygot

Heterezygot

Alel

Dibawah ini merupakan salah satu contoh hasil persilangan monohibrid dapat
dilihat pada contoh di bawah ini :

Tanaman ercis (Pisum sativum)


Tanamankacang ercis (Pisum sativum) melakukan penyerbukan sendiri sehingga
mendapatkan varietes galur murni.Setelah mendapatkannya, maka Mendel baru
melakukan percobaannya dengan satu sifat beda untuk setiap persilangannya.Pada
percobaan persilangan Mendel selalu menggunakan tanaman galur murni yang
mempunyai sifat kontras, misalnya tanaman berbatang tinggi dengan tanaman
berbatang pendek.
T = gen untuk batang tinggi (1,5 m) t = gen untuk batang pendek (0,5m)
P
tt
x
TT
(pendek)
(tinggi)

gamet :
F1

F1xF1 :
F2

Tt
(tinggi)

T
Tt
(tinggi)
x

Tt
(tinggi)

TT
(tinggi)

Tt
(tinggi)

Genotip
TT
Tt
Tt

Tt
(tinggi)

Fenotip
Tinggi
Tinggi
Pendek

tt
(pendek)

Ratio genotip
1
2
2

Ratio fenotip
3
1

Artinya rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.


Mendel melakukan percobaannya berulang kali, ternyata hasilnya sama seperti
dapat dilihat tabel berikut ini
Induk
Tinggi >< pendek
Halus >< kisut
Kuning >< hijau

Keturunan (F1)
Tinggi
Halus
Kuning

Keturunan dua (F2)


787 tinggi : 277 pendek
5474 halus : 1850 kisut
6022 kuning : 2000 hijau

Karakter-karakter genetik diatur oleh unit faktor yang berpasangan yang terdapat di
dalam tiap individu diploid.Individu diploid menerima satu faktor dari masing-masing
orang tua.Karena unit faktor itu berpasangan, maka ada tiga kemungkinan kombinasi
pasangan, yaitu keduanya sifat dominan, keduanya sifat resesif atau satu dominan dan
satu resesif.Setiap individu yang diploid memiliki salah satu kemungkinan kombinasi
tersebut.
Selama pembentukan gamet, pasangan unit akan memisah, atau
mengalami segregasidan akan diteruskan ke gamet-gamet secara bebas yang
kemudian akan diteruskan ke keturunannya.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Mendel dengan fakta-fakta yang ada,
maka muncullah Hukum I Mendel /Hukum Segregasi yang berbunyi : Pada peristiwa
pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangannya memisah secara bebas.
Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari pasangan tersebut. Kemudian
Mendel membuat suatu kesimpulan seperti berikut.
1) Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yang
dinamakan gen (pada waktu itu Mendel belum mengenal gen); yaitu satu faktor dari induk
jantan dan satu faktor dariinduk betina.
2) Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya
bulat atau kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel.

3) Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor
dominan akan menutup faktor resesif.
4) Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor atau masingmasing alel akan memisah secara bebas.
5) Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau
resesif saja.
Ada beberapa macam persilangan monohybrid, antara lain :

1. Persilangan monohybrid dominansi penuh


Bagan persilangan :
P1
Fenotip
: Jantan Biji bulat
X
Genotip
:
BB
Gamet
:
B
F1

100 %

P2
Fenotip
: Jantan biji bulat
Genotip
:
Bb
Gamet
:
B dan b
Kemungkinan F2
Gamet
jantan/betina
B
b

Betina biji kisut


bb
B

Bb
Biji bulat
X

Betina biji kisut


Bb
B dan b

BB
Biji bulat
Bb
Biji bulat

Bb
Biji bulat
bb
Biji kisut

Rasio genotip F2 adalah :


BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1 = 25 % : 50 % : 25 %
Rasio fenotip F2 adalah :
Biji bulat : biji kisut = 3 : 1 = 75 % : 25 %

2. Persilangan monohybrid co-dominan [ intermediet ]


Bagan persilangan :
P1
Fenotip
:
Jantan bunga
X
Betina bunga putih
merah
Genotip
:
RR
rr
Gamet
:
R
r

Rr
F1
:
P2
Fenotip

100%

Bunga merah
muda

Bunga merah muda

Genotip
:
Gamet
:
Kemungkinan F2

Rr
R dan r
Gamet
jantan/betina
R
r

Bunga merah
muda
Rr
R dan r

RR
Bunga merah

Bb
Bunga merah
muda
rr
Bunga putih

Rr
bunga merah
muda

Rasio genotip F2 adalah :


RR : Rr : rr = 1 : 2 : 1
25% : 50% : 25%
Rasio fenotip F2 adalah :
Bunga merah : bunga merah muda : bunga putih =
1 : 2 : 1 = 75% : 25 %

BAB III
PENUTUP
Simpulan :
Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal.
Pengertiannya adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat
membedakan keduanya. Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan
Mendell
Menerut Mendel Hereditas dan Hukum Hereditas adalah penurunan sifat dari
induk kepada keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar
individu mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan
tertentu. Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas.
Persilangan rnonohibrid dibedakan menjadi dua macam, yaitu persilangan
monohibrid dominan dan monohibrid intermediate :
1. Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang
memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat
dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada
sifat lainnya yang sealel.
2. Persilangan monohibrid intermediat adalah persilangan antara dua individu sejenis
yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediat. Jika tumbuhan
berbunga merah disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbunga putih menghasilkan
F, tumbuhan berbunga merah muda, dikatakan bahwa bunga merah bersifat
intermediat.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Mendel dengan fakta-fakta yang ada,
maka muncullah Hukum I Mendel /Hukum Segregasi yang berbunyi : Pada peristiwa
pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangannya memisah secara bebas.
Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari pasangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anizar, Danar .2013. Genetika Mendel (Monohibrid, Dihibrid, Polihibrid & Probabilitas
Genetika). Tersedia: http://danaranizar.blogspot.com/2013/10/genetika-mendelmonohibrid-dihibrid.html. [diakses: 17-10-2014 12:34]
Smiths, Jhon. 2012. Proses Persilangan Monohibrid Dominan-Resesif.
Tersedia:http://tugaskuliahdansekolah.blogspot.com/2012/12/persila
ngan-monohibrid-dalam-hukum.html. [diakses: 17-10-2014 12:40]

PERSILANGAN DIHIBRID

OLEH:
KELOMPOK 4
Ni Putu Rina Widhiasih
Luh Putu Devi Kartika
Ni Putu Puri Artini
Ni Made Andini Dewi
Ni Komang Nesa Wiartini

(02)
(06)
(14)
(16)
(22)

I Gede Angga Mardika


I B Gede Teja Buwana
Betania Kristiani
Ni Made Nurmaningsih
Ni Made Yulia Arisanti

(30)
(32)
(34)
(36)
(38)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan mutakhir dalam bidang genetika telah dibahas secara meluas tidak saja
dalam berbagai majalah ilmiah, tetapi juga dalam setiap jenis media massa, dari cerita dan
berita di halaman surat kabar. Luasnya jangkauan permasyarakatan kemajuan dalambidang
genetika ini disebabkan genetika merupakan suatu ilmu yang bagian bagian dalam banyak
hal yang mempunyai potensial menyentuh manusia dan masyarakat secara langsung
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda.
Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang
terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat
macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. kenyataannya, seringkali terjadi
penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan. Masalah penurunan sifat atau hereditas
mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti yang paling populer adalah Gregor Johann
Mendel. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar
hereditas. Dari penelitiannya, menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II.
Mendel melakukan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda,
misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti
berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan
gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip
F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid
tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip
beserta perbandingannya. Persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan
perbandingan F2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang
disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The Law Independent Assortment of
Genes). Dengan mengikuti secara saksama hasil percobaan Mendel, maka secara sederhana
dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada
keturunannya melalui gamet.

BAB II
PEMBAHASAN

a. Persilangan dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang
melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan
berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat atau padi
berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir
banyak.Prinsip-prinsip hereditas atau persilangan ini ditulis oleh seorang pendeta
bernama Gregor Johann Mendel pada tahun 1865. Mendel juga meneliti persilangan
dihibrid pada kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan
berwarna kuning dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau.
Ternyata semua F1, nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning
merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri.
Ternyata pada F2 dihasilkan315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108
tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna
kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya
mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasiatau hukum pengelompokan gen
secara bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan
mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gamet
secara bebas.
b. Istilah dalam penurunan komosom

Parental

(P) ,

yaitu

induk

(jantan

dan

betina)

yang

mengadakan

perkawinan/persilangan.Parental disebut juga orang tua/tetua.


Filial

(F) ,

yaitu

individu

hasil

persilangan,

disebut

juga

keturunan/zuriat.

Keturuananpertama diberi simbol F1, keturunan kedua diberi simbol F2, dst.
Gen dominan ,yaitu gen yang mampu menutupi sifat gen lain yang sealel.
Gen resesif ,yaitu gen yang ditutupi oleh sifat gen lain yang sealel.
Gen intermediat/kodominan

,yaitu

gen

yang

tidak

saling

mengalahkan

atau

mempunyaipengaruh yang sama kuat.


Alel ,yaitu gen-gen yang terletak pada kromosom homolog.
Fenotipe ,yaitu sifat-sitat yang tampak dari luar, dapat dicium, dapat dirasakan,
misalnyarambut lurus, batang tinggi, bunga merah. bau harum, dan rasa manis.
Fenotipemerupakan perpaduan antara faktor genotipe dan faktor lingkungan.
Genotipe , yaitu sitat yang tidak tampak dari luar dan disimbolkan dengan huruf awalsifatsifat yang diwakilinya. Sifat dominan disimbolkan dengan huruf besar. sedang sifat resesif
disimbolkan dengan huruf kecil. Misalnya, batang tinggi dominan terhadap batangpendek. Gen
batang tinggidisimbolkan dengan huruf T, sedangkan batang pendek djsimbolkan dengan huruf t. Sifat
pada genotip disimbolkan dengan huruf yang ditulisrangkap. misalnya TT, Tt, atau tt.
Homozigot , yaitu pasangan gen yang mempunyai alel yang sama. misalnya AA atau mm.
Heterozigot , yaitu pasangan gen yang mempunyai alel yang berbeda. misalnya Aa atauMm.
Hibrid , yaitu hasil persilangan atau hasil perkawinan antara dua individu yang
mempunyaisifat

beda.

Persilangan

dengan

satu

sitat

beda

disebut

persilangan

monohibrid,persilangan dengan dua sifat beda disebut persilangan dihibrid. persilangan


dengan tigasilat beda disebut persilangan trihibrid, dan seterusnya.
c. Hukum mendel
Hukum I Mendel (Hukum Segregasi) Sifat organisme dikendalikan oleh gen yang
dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setiap sifat dikendalikan oleh
sepasang alel yang terdapat pada satu lokus dari suatu kromosom. Antara dua alel pada satu
lokus mungkin mempunyai hubungan dominan-resesif atau kodominan. Pada persilangan

antara dua tetua homozigot yang berbeda akan diperoleh F1 yang bersifat heterozigot. Dalam
kasus alel dominan-resesif, fenotipe F1 akan sama dengan fenotipe tetua dominan,
tetapi dalam kasus alel kodominan genotipe F1 yang berbeda dari kedua genotipe
tetuanya akan menghasilkan fenotipe yang berbeda pula.Persilangan sendiri antar F1
akan menghasilkan generasi F2. Pada percobaan monohibrid atau persilangan dengan
pembeda satu sifat atau satu lokus, akan diperoleh nisbahgenotipe AA : Aa : aa sama
dengan 1:2:1, bila F1nya bergenotipe Aa atau tetua-tetuaawalnya AA dan aa. Dalam
kasus alel dominan-resesif dari nisbah genotipe tersebut akandihasilkan nisbah fenotipe 3:1
untuk dominan (A-) : resesif (aa), sedangkan dalam kasusalel kodominan akan diperoleh tiga
fenotipe yang mewakili fenotipe tetua-1 (homozigot), F1(heterozigot), tetua-2
(homozigot) dengan nisbah sama dengan nisbah genotipe. Dari dataF2 monohibrid,
Mendel menyusun Hukum Segregasi yang bermakna bahwa pasangan alelyang bergabung melalui
perkawinan akan bersegregasi dengan bebas dalam proses pembentukan gamet. Kebebasan ini
ditunjukkan oleh nisbah yang sama antara gamet F1beralel A dengan yang beralel a atau 1/2 A
dan 1/2 a sehingga melalui prosespenggabungan gamet secara acak dalam
pembentukan populasi F2 akan diperoleh genotipe AA, Aa, dan aa dengan
perbandingan AA, 1/2Aa, dan 1/4 aa.
Hukum II Mendel (Hukum Perpaduan Bebas)Berdasarkan data F2 dihibrid,
Mendel menyusun Hukum Perpaduan Bebas yang berisibahwa
Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di
dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas ..
Dari F1 bergenotipe AaBb dalam proses pembentukan gamet alel A dapat bebas berpadu dengan B
atau b, juga a bebas memilih B atau b. Akibat perpaduanbebas ini maka setiap jenis gamet yang
terbentuk, yaitu AB, Ab, aB, dan ab akanmempunyai frekuensi yang sama. Dalam kasus
dihibrid akan mempunyai frekuensi masing-masing 0,25. Akibat perpaduan bebas dari alel-alel dalam
pembentukan gamet, danpenggabungan bebas gametgamet dalam perkawinan maka dalam kasus
alel

dominan-resesif, F2 akan mempunyai fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Untuk

membuktikanHukum Perpaduan Bebas dilakukan uji silang dihibrid dengan menyilangkan F1


terhadaptetua resesif. Terbukti kebenaran Hukum ini dengan munculnya turunan uji silang
denganperbandingan 1:1:1:1 untuk fenotipe yang menggambarkan gamet AB, Ab, aB, dan ab.Kebenaran
Hukum Mendel diperkuat oleh hasil pengamatan kromosom yangmemperlihatkan kesetaraan Hukum
Mendel dengan perilaku kromosom dalam prosesmeiosis. Kesetaraan tersebut terlihat sebagai
berikut: kesetaraan perpasangan alel denganperpasangan kromosom homolog, kesetaraan

segregasi sepasang alel dengan perpisahanpasangan kromosom homolog menuju kutub yang berbeda,
dan kesetaraan antaraperpaduan bebas alel-alel dengan kebebasan berbagai kromosom dalam
memilih kutub yangdituju dalam meiosis.
d. Mekanisme persilangan dihibrid
Pada persilangan dihibrid dibentuk empat gamet yang secara genetik berbeda
denganfrekuensi yang kira-kira sama karena orientasi secara acak dari pasangan
kromosomnonhomolog pada piringan metafase meiosis pertama. Bila dua dihibrida disilangkan,
akandihasilkan 4 macam gamet dalam frekuensi yang sama baik pada jantan maupun
betina.Suatu papan-periksa genetik 4 x 4 dapat digunakan untuk memperlihatkan ke16 gametyang dimungkinkan. Rasio fenotipe klasik yang dihasilkan dari perkawinan
genotipe dihibrida adalah 9:3:3:1. Rasio ini diperoleh bila alel-alel pada kedua
lokus memperlihatkan hubungandominan dan resesif Contoh :Jika Gen S menentukan
sifat ekor pendek dan gen B menentukan sifat warna bulu coklatpada kucing, maka
pada perkawinan kucing coklat ekor panjang dan kucing putih ekor pendek :
P
SSbb x
ssBB
F1
100% SsBb (kucing coklat berekor pendek)
Kemudian jika sesama F1 dikawinkan, maka dihasilkan
F2
S_B_
:
ssB_ : S_bb : ssbb =
9:3:3:1
(kucing coklat ekor pendek : kucing coklat ekor panjang : kucing putih ekor pendek :
kucing putih ekor panjang)

Kadang-kadang dijumpai
peristiwa saling mempengaruhi
dari beberapa gen. Keadaan ini
dinamakan interaksi gen.
Ada beberapa contoh dari
interaksi gen ini:

1. Epistasi, ialah peristiwa sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan
alelnya
Epistasi ini dapat dibedakan menjadi:
a. Epistasi dominan (gen dominan mengalahkan pengaruh gen dominan lainnya)
Contohnya pada suatu tanaman terdapat gen:
Y = gen yang menentukan bunga berwarna kuning
W = gen yang menentukan bunga berwarna putih
W menutupi pengaruh Y. Pada genotipe wwyy bunga berwarna biru.
P
WWYY
wwyy
Putih
biru
F1
F2

WwYy
Putih
9 W-Y- = putih
3 W-yy = putih
3 wwY- = kuning
1 wwyy = biru
Putih : kuning : biru = 12:3:1

b. Epistasi resesif (gen resesif mengalahkan pengaruh gen dominan yang


bukanalelnya)
Misalnya pada tikus dikenal:
C = warna timbul
c = warna tidak keluar
A = hitam
a = abu-abu
Gen resesif c bila homozigot akan mengalahkan gen dominanA.
P
CCAA
X
ccaa
hitam
putih
F1

CcAa
Hitam
F2
9 C-A- = hitam
3 C-aa = abu-abu
3 ccA- = putih
1 ccaa = putih
Hitam : abu-abu : putih = 9:3:4
c.

Gen komplementer, adalah gen-gen dominan yang berlainan, tetapi bila


terdapatbersama-sama dalam genotipe akan saling membantu dalam menentukan fenotipe.
Contohnya : pada bisu-tuli. Dikenal ada gen D dan E, yang bila muncul bersama-samaakan
menyebabkan individu bisa berbicara dan mendengar normal.
P
Ddee
X
ddEE
Bisu-tuli
Bisu-tuli
F1

DdEe
Normal

F2

9 D-E- = normal
3 D-ee = bisu-tuli
3 ddE- = bisu-tuli
1 ddee = bisu-tuli
Normal : Bisu-tuli = 9:7

BAB III
PENUTUP
Simpulan

1. Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan
dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna
hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat atau padi berumur
pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak.
2. Parental (P) , yaitu induk (jantan dan betina) yang mengadakan
perkawinan/persilangan.Parental disebut juga orang tua/tetua.
3. Filial (F) , yaitu individu hasil persilangan, disebut juga keturunan/zuriat.
Keturuananpertama diberi simbol F1, keturunan kedua diberi simbol F2, dst.
4. Fenotipe ,yaitu sifat-sitat yang tampak dari luar, dapat dicium, dapat dirasakan,
misalnyarambut lurus, batang tinggi, bunga merah. bau harum, dan rasa manis.
Fenotipemerupakan perpaduan antara faktor genotipe dan faktor lingkungan.
5. Genotipe , yaitu sitat yang tidak tampak dari luar dan disimbolkan dengan huruf
awalsifat-sifat yang diwakilinya.
6. Pada persilangan dihibrid dibentuk empat gamet yang secara genetik berbeda
denganfrekuensi yang kira-kira sama karena orientasi secara acak dari pasangan
kromosomnonhomolog pada piringan metafase meiosis pertama.
7. Dalam persilangan dihibrid terbagi menjadi beberapa interaksi gen antara lain :
Epistasi dominan (gen dominan mengalahkan pengaruh gen dominan lainnya),
Epistasi resesif (gen resesif mengalahkan pengaruh gen dominan yang bukanalelnya),
Gen komplementer, adalah gen-gen dominan yang berlainan, tetapi bila
terdapatbersama-sama dalam genotipe akan saling membantu dalam menentukan fenotipe.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Mendel dan Ide tentang Gen. In: Safitri A,Simarmata
L, Hardani HW, editors. Biologi. 5th ed. Jakarta: Erlangga; 2002. p. 256-78.2.
Suryo, Mendelisme. In: Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress; 2008. p.
87-153.3.

Anonymous. Proses Pewarisan Dan Hasil Pewarisan Sifat Beserta Penerapannya


9.1.Crayonpedia. 2009. Dapat diakses dari :
http://www.crayonpedia.org/mw/Proses_Pewarisan_Dan_Hasil_Pewarisan_Sifat_Beserta_Pe
nerapannya_9.14.
Mendel G. Experiment in Plant Hibridition. Terdapat dalam Peters JA (1959). 1865.5.
Henig, Marantz R. The Monk in the Garden : The Lost and Found Genius of GregorMendel,
the Father of Genetics. Houghton Mifflin. 2009.6.
Universitas Terbuka. BIOL4219 Genetika. E-Library UT. 2008. Diakses dari
:http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=494

ULTRA SEL

OLEH:
KELOMPOK 4
Ni Putu Rina Widhiasih
Luh Putu Devi Kartika
Ni Putu Puri Artini
Ni Made Andini Dewi
Ni Komang Nesa Wiartini

(02)
(06)
(14)
(16)
(22)

I Gede Angga Mardika


I B Gede Teja Buwana
Betania Kristiani
Ni Made Nurmaningsih
Ni Made Yulia Arisanti

(30)
(32)
(34)
(36)
(38)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan adalah upaya suatu mahluk hidup untuk berinteraksi
denganlingkungannya, tumbuh dan membesar, memperbaiki, bergerak dan
berupaya untukberkembang biak.Semua organisme, baik itu yang
kecil seperti Euglena atau yang besar sepertigajah, terdiri dari satu atau
lebih sel. Sel adalah unit terkecil organisme yangmenjalankan berbagai

tugas harian, terutama sekali dalam menentukan alirantenaga yang teratur


dan sempurna, supaya organisme itu dapat menjalankanaktivitas
normalnya sebagai organisme.Sel ada yang hanya dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop (kemudian disebut mikroorganisma atau singkatnya
mikrobia) dan ada pula yang besar,yakni organisme multisel atau
majemuk (complex). Contoh
mikrobia unisel/berselsatu adalah bakteri, Euglena, Paramecium, Amoeba, serta
contoh organismemultisel adalah manusia, tumbuhan, hewan dan lain-lain.
Walaupun berukuran besar atau kecil, kesemuanya terdiri dari satu
ataupunribuan unit dasar yang dipanggil sel. Jadi, sesuatu organisma
yang kompleks seperti manusia, sebenarnya terdiri dari jutaan unit-unit
sel, bukan terdiri dari satusel yang besar. Sel-sel yang banyak akan
membentuk jaringan, organ, otot, tulangdan sebagainya sehingga
membentuk organisme yang sempurna. Setiap satu selkecil ini akan
menjalankan tugas-tugas tertentu di bawah sistem pengaturan
yangsempurna agar semua aktivitas biologi suatu oranisme berjalan
dengan lancar dan teratur.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Inti Sel (Nukleus)


`inti sel atau nukleus merupakan bagian dari sel yang mempunyai fungsi
utama untuk mengadakan kontrol terhadap aktivitas sel jadi setiap sel akan dapat
berkerja atau melaksanakan fungsinya dengan baik karena ada inti sel.
Dalam hal ini inti sel tidak melakukan kontrol terhadap kegiatan sel tiap saat
akan tetapi inti sel hanya menentukan pola-pola aktivitas suatu sel atau dengan kata
lain inti sel memberikan pengarahan jangka panjang terhadap fungsi dan kerja sel.
Hail ini ternyata pada sel eritrosit yang setelah masuk kedalam peredaran darah akan
kehilangan inti tetapi dapat melaksanakan fungsinya dengan baik untuk jangka waktu
relatif panjang, yaitu sekitar 120 hari.
Dari hasil penelitian para ahli ternyata bahwa ukuran dan bentuk sel dapat
berubah-rubah tetapi inti sel tetap setabil. Hal ini sesuai dengan teori Brown yang
dikemukakan pada tahun 1831 yang menyatakan bahwa inti sel merupakan komponen
dasar dan tetap dari sel.
Ternyata bahwa yang menunjukkan stbilitas inti sel dan yang memberikan
pengarahan yang bersifat jangka panjang kepa sel ialah suatu bahan yang terdapat
dalam inti sel yang disebut kromosom yang jumlahnya berbeda-beda antara mahluk
hidup yang satu dengan mahluk hidup lainnya. Jumlah kromosom dan susunannya
ialah yang menentukan corak hidup, cara hidup dan memberi pada semua sifat
mahluk hidup.
Kromosom pada manusia mempunyai jumlah 46 buah dan terdapat
berpasangan (23 pasang) dan ini akan menentukan perkembangan, sifat dan kelakuan
normal manusia. Kelainan jumlah kromosom dalam inti sel akan menyebabkan

perubahan-perubahan tertentu yang menuju ke arah abnormalitas1[1]


B. Struktur Nukleus
Nukleus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sebuah sel.
Peranan nucleus dalam hal ini adalah untuk mengatur dan mengontrol segala aktifitas
kehidupan sel serta membawa informasi genetik yang diturunkan ke generasi
berikutnya. Informasi genetik ini disimpan dalam suatu molekul polinukleutida yang
disebut DNA (Deoxyribonucleic acid). DNA pada umumnya tersebar di dalam
nucleus sebagai matriks seperti benang yang disebut kromatin.

Ketika sel akan memulai membelah, kromatin akan berkondensasi


membentuk struktur yang lebih padat dan memendek yang selanjutnya disebut
kromosom.
Kromosom tersusun atas molekul DNA dan protein histon. Struktur di dalam
nucleus yang merupakan tempat berkonsentrasinya molekul DNA adalah nucleolus
(anak inti.). Nucleolus berperan sebagai tempat terjadinya sintesis molekul RNA
(Ribonucleic acid) dan ribosom. RNA merupakan hasil salinan DNA yang akan
ditransfer ke sitoplasma untuk diterjemahkan menjadi rantai asam amino yang disebut
protein..
C. Ciri-ciri Umum nukleus
Letak nukleus pada umumnya akan dapat kita amati pada bagian tengah dari
sel, tetapi ada pula yang letaknya di tepi sel, misalnya pada adiposit dan pada sel otot
skelet. Letak ini dipengaruhi oleh aktivitas sel. Ada yang pada tingkat awal embrio
berada di tengah, tetapi setelah diferensiasi nukleus berada di tepi. Namun demikian
pada umumnya nukleus berada di tepi. Nukleus tidak dapat bergerak bebas karena
terperangkap di dalam jaring-jaring yang terbuat dari filamen intermedia dan
mikrofilamen.
Pada umumnya, sel mengandung satu nukleus. Akan tetapi, berperan
organisme memiliki jumlah nukleus yang bervaariasi. Berdasarkan jumlah inti daalam
1.

sel, sel dapat dibedakan sebagai berikut.


sel berinti tunggal (sel mononukleat), umumnya terdapat pada sel hewan dan sel

tumbuhan.
2.
Sel berinti ganda (sel binukleat),terdapat pada paramaecium.
3.
Sel berinti banyak (sel polinukleat), sel yang berinti lebih dari dua buah, misalnya
sel otot lurik,sel osteobblas, dan sel alga vaucheria.
Bentuk inti biasanya berkaitan dengan bentuk sel. Akan tetapi , umumnya inti
tidak beraturan,ada yang berbentuk lonjong, kubus, atau bersegi banyak beraturan.
Pada leukosit, inti berbentuk glandular (berupa gelembung dan terdapat kelenjar).
Volume inti berkaitan dengan jumlah kromosom dalam inti. Inti sel hoploid ukurannya lebih
kecil daripada ukuran inti diploid. Nukleus mengandung materi genetika(DNA dan RNA),
protein inti, dan garam mineral.2[2]
C. Fungsi Nukleus
Secara sistematis, berikut adalah beberapa fungsi inti sel:
1. Inti sel menyimpan seluruh informasi genetik yang diperlukan untuk reproduksi,
pertumbuhan, dan metabolisme sel maupun organisme secara keseluruhan.
2

Inti sel mengontrol transfer dan replikasi molekul keturunan (DNA dan RNA) antara sel
induk dan sel anak.
Inti sel menjamin distribusi yang sama dan menyalin secara tepat informasi genetik selama
proses pembelahan sel. Semua ini merupakan fungsi utama inti sel pada sel hewan.
2. Inti sel mendukung dan mengontrol pertumbuhan sel dengan melakukan sintesis
protein struktural dalam sel.
3. Inti sel merupakan tempat terjadinya transkripsi DNA dimana diproduksi mRNA yang
mensintesis protein.
Inti sel mengandung berbagai jenis protein yang secara langsung mengontrol transkripsi dan
secara tidak langsung ikut terlibat dalam proses transkripsi.
4. Proses metabolisme nutrisi dalam sel diatur oleh inti sel (nukleus) dengan
mengarahkan sintesis dan fungsi enzim.
5. Pengaturan difusi selektif sel melalui pori-pori pada membran nukleus diatur oleh inti sel.
6. Inti sel bertanggung jawab terhadap sekresi ribosom.
E. Bagian-bagian inti sel
Pada setadium interfase dimana sel belum akan membelah diri sel dapat dilihat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.

dengan jelas dan mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:


Membran inti
Anak inti atau nukleus
Cairan inti atau karyolymphe
Protein nukleus
Garam-garam mineral
Kromatin
Asam nukleat
Membran inti
Membran inti atau selubung inti dapat dilihat dengan menggunakan mikrosop
cahaya dan akan berupa garis hitam tipis oleh karena pada bagian dalamnya
menempel butir-butir kromotin. Dengan menggunakan mikrosop elektron membran
inti ini tampak sebagai dua lapis membran yanhg terpisah dengan jarak antara 200
300 angstrom unit dan celah diantara kedua membran inti disebut spatium

perinuclearis.
Dalam stadium awal mitosis lapisan luar membran inti ini akan tampak berhubungan dengan
retikulum endoplasma yang ada dalam stoplasma. Lapisan luar membran inti ini tampak
kurang padat dan disini menempel butir-butir ribosom, sedangkan lapisan dalamnya tampak
lebih padat dan padanya menempel butir-butir kromatin yang membentuk kelompokkelompok.
Pada membran inti ini terdapat bangunan berupa lubang / pori dengan ukuran
diameter 300 400 angstrom unit yang dinamakan porus nuklearis yang menempati 10% dari
luas seluruh permukaan membran inti. Melalui porus inilah sitoplasma dapat berhubungan

langnsung dengan inti / karioplasma dimana terjadi hubungan timbal balik terutama dengan
proses boikimiawi.
Lubang lubang pada membran inti masih dilengkapi dengan bangunan seperti corong
silidris dimana lubang luar dan lubang dalamnya lebih besar dari bagian tengah dan lubang
bangunan ini disebut cincin / annulus porus neclearais. Cincin dan lubang pada membran
inti ini dinamakan komplek lubang atau pore complek yang mempunyai fungsi untuk
mengatur aliran ion-ion dan molekul-molekul keluar masuk inti..
Pada waktu terjadi pembelahan sel membran inti ini akan larut atau ,menghilang dan
kemudian akan muncul lagi setelah pembelahan sel selesai.3[3]
2. Anak inti
Dengan pengamatan mikroskop cahaya,. Anak inti terliahat sebagai sebuah atau lebih
bangunan basofil yang ukurannya lebih besar dari pada ukuran butir-butir kromatiin atau
gumpalan kromatin. Seringkali anak intii menempel pada selubang inti. Pada sedian biasa,
anak inti tampak seakan-akan sebagai setruktur yang homogen.
a.
Susunan fungsi
Pada pengamatan dengan mikroskop elektron secar selintas, anank inti tampak
sebagai suatu gambaran spons karena adanya bagian bagian gelap dan terang. Bagian yang
gelap terdiri atas 3 komponen yang strukturnya berbeda, sedang bagian terang masih
merupakan bahan perdebatan apakah bagian tersebut tidak berisi bahan-bahan dati inti yang
lain yang masuk kedalam anak inti (khromatiin). Secara deskristif dalam anak inti dapat
dibedakan dengan mikroskop elektron adanya komponen sebagai :
Daerah granelur atau pars granelur
Daerah fribriler atau pars fibrosa
Dearah amorf atau pars amorfa
Daerah granelur terdiri dari butir- butir sebesar 15 -20 nm, lebih kecil sedikit
dari pada butir ribosom. Sering kali daerah ini terdapat dibagian perifer anak inti.
Daerah fibreler tersdiri dari benang benang dengan diameter 5-10 nm. Komponen ini
terdapat ditengah tengah anakn inti. Karena daerah granuler dan daerah fibriler keduanya
dicerna oleh enzim ribonuklease, maka diduga keras kedua daerah tersubut ,mengandung
ribosom.
Daerah amorf merupakan daerah yang mengandung matriks anak inti yang digunakan
untuk mengikat 2 komponen yang disebut diatas. Matriks ini merupakan bahan protein.
Disekitar anak inti terdapat kromatin yang terbentuk sebagai benang benang halus
setebal 10 nm. Adanya khromatin yang mengelilingi anak inti menyebabkan warna basofit
pada pengamatan dengan mikroskop cahaya. Pada anak inti yang berukuran besar, kadang
kadang terlihat butir butir yang diduga adalah butir butir khromatin.
b.
Fungsi anak inti
3

Berlangsungnya trankripsi gena untuk RNA yang berjalan terus menerus akan
menjamin terbentuknya rRNA untuk ribosom yang ada dalam sitoplasma. rRNA yang baru
terbentuk dari trankripsi tersebut segera dikemas bersama protein ribosom untuk membentuk
ribosom. Pengemasan ribosom berlangsung dalam anak inti . untuk keperluan tersebut, maka
dalam anaka inti terdapat sejumlah penggal penggal DNA (rDNA) untuk transkripsi
menjadi rRNA secara berulang ulang dan berjalan sangat cepat dengan bantuan enzim
polilmerase RNA I. Penggal penggal DNA tersebut dinamakan necleolar organizer .
Sudah pasti bahwa anak inti berfungsi untuk membuat ribosom yang terdapat dalam
stoplasma. Karemna daribosom diperlukan dalam proses protein, maka dapat dimengerti
apabila dalam yang sedang aktif mensintesis protein dalam sitoplasmanya akan memiliki
anak inti yang pada saat mitosis, maka nucleolar organizer terdapat pada khromoson
sebagai bagian yang mengecil yang dinamakan kontraksi sekunder yang letaknya di dekat
satelit. Dengan demikian ,jumlah nucleolar organizer akan menentukan jumlah anak inti
dalam inti sel. Bahkan kadang kadang terlihat bahwa beberapa anak inti berdeaktan
sehingga nampak anak inti tersebut menyatu.
Kandungan RNA dalam anak inti jika dibandingkan dengan bagian ysng lain dari inti
tidak terlalu tepat, yaitu berkisar 5% - 20%.
Untuk kepentingan sintesis protein ribosom diperlukan rRNA sebagai hasil transkripsi
DNA, namun dengan berbagai pewarnaan terhadap DNA, tidak dapat dibuktikan adanya
DNA dalam anak inti kecuali dalam beberapa anak inti yang besar (mungkin sedang aktif
mengadakan transkripsi). Kandungan protein dalam anak inti sangat tinggi sebagai
fosfoprotein, tetapi tidak ditemukan histon. 4[4]
3.Karioplasma (cairan inti )
Karioplasma atau disebut juga karyolymple atau cairan inti merupakan larutan koloidal yang
mempunyai sifat sifat seperti protoplasma pada umumnya.
Dibandingkan stoplasma maka karioplasma mempunyai derajat kekentalan lebih
tinggi dan mempunyai hubungan den gan stoplasma melalui porus nulclearis sehingga
bahan- bahan yang dibutuhkan dalam stoplasma dapat keluar dari inti sel masuk kedalam
stoplasma.
Bedasarkan usul beberapa orang ahli cairan inti ini kemudian juga dinamakan
substansi interkromatin.5[5]
4.
Protein Nukleus

4
5

Jenis protein yang terdapat pada nukleus (Nukleuprotein ) yaitu, protamin dan histon.
Selain kedua jenis protein ini pada nukleus terdapat protein lain yang bersifat asam,
5.

yaitu: nonhiston protein dan enzim nucleus


Garam-garam Mineral
Nukleus mengandung sejumlah kofaktor, prekursor dan mineral NAD, ATP, dan
acetil CoA. Hasil analisis abu nukleus mengandung unsur fosfor kalium, natrium,

kalsium dan magnesium. Fosfor banyak terdapat pada nucleolus


6.Kromatin
Zat warna mikroteknik tampak di bawah MC banyak diserap oleh struktur
yang membuat gambaran seperti jala benang halus sehingga disebut kromatin. (dari
kata chroma = berwarna ; tin = benang halus). Di bawah ME ternyata susunan
kromatin sering berciri khas bagi sesuatu jenis sel dan berfariasi antara satu jenis
jaringan dengan jaringan lain. Pada beberapa sel kromatin nampak tersebar halus, ada
yang bergumpal,ada pula berbentuk jala.6[6]
Kromatin yang penyebarannya dalam sel tidak merata dan sering membentuk
klompok-klompok tertentu yang berdasarkan letaknya ada bebrapa jenis yaitu:
Peripheral chromatin yaitu kelompok kromatin yang menempel pada memberan inti.
Chromati island kelompok-klompok kromatin yang membentuk pulau-pulau di
bagian tengah inti yang juga dinamakan chromatin granules/chromatin particles.
Nucleolus associated chromatin yaitu klompok yang terdapat mengelilingi anak inti.
Kromotin di bina atas :
AND, sebagai bahan genetis, memiliki teras.
Protein, sebagai teras
Kromatin, benang halus membentuk jala. Terdiri dari nukleoprotein (gabungan
asam nukleat dengan protein). Asam nukleat terutama berupa DNA satu kromatin
mengandung satu utas DNA yang doubel helix, dan terbagi-bagi atas ribuan gen. gen
unit fungsional materi genetis.
Jika sel membelah kromatin jadi memendek, DNAnya jadi makin padat
pilinannya, sehingga kromatin itu jadi pendek besar, sehingga dapat kelihatan jelas
dibawah mikroskop cahaya. Kini ia disebut kromosom. Satu kromosom mengandung
ribuan gen. 7[7]
Konsep pemikiran ini kemudian berubah setelah penelitian penelitian
bertambah maju. Kemudian dikenal suatu teori yang menyatakan bahwa butir-butir
kromatin sebenarnya adalah bagian-bagian benang kromosom yang berpilin sehinga

6
7

tampak sebagai butir-butir sedangkan benang kromosomnya sendiri karena sangat


halus tidak nampak. Jadi dengan demikian kita kenal dua macam kromotim yaitu :
Heterokromatin atau condensed chromatin yang merupakan bagian kromosom yang
berpilin sehingga tampak sebagai butir-butir kromatin yang mempunyai sifat
mengikat warna atau hetero piknotik positif
Eukromatin atau extended chromatin yaitu bagian kromosom yang tidak berpilin dan
tidak tampak karena bersifat hetero piknotik negatif.
Jelas sekarang bahwa butir-butir kromatin adalah bagian dari benang-benang
kromatin sehingga dengan demikian selain mengandung RNA juga mengandung DNA
yang merupakan molekul penting untuk menyampaikan informasi genetika tentang
sifat-sifat dari sel yang bersangkutan.
Di dalam kromosom selain terdapat DNA dan RNA di jumpai pula protein
dalam jumlah cukup besar sehingga secara garis besarny komposisi kimia dari
kromosom adalah sebagai berikut:
-RNA 12 %
-DNA 16 %
-Protein 75 %
Protein dalam kromosom ini berupa ikatan nukleoprotein yaitu berbentuk
protamin yang mengelilingi DNA dan histon yang mempunyai fungsi menghambat
transkripsi DNA sehingga DNA tidak aktif selama setadium interfase.8[8]
7.
Asam Nukleat
Asam terdapat dalam dua bentuk, yaitu : asam dioksiribosa (DNA) dan ribosa
(RNA).

DNA
Molekul DNA dikenal sebagai materi genetik yang menyimpan semua
informasi penting tentang segala aktivitas sel yang harus dilakukan melangsungkan
sebuah kehidupan. DNA atau Deoxyribonucleic acid diibaratkan sebagai perpustakaan
besar yang didalamnya terdapat buku-buku penting (gen) dan tersimpan rapi di dalam
inti sel. Molekul DNA memiliki struktur berupa dua untai polinukleutida (double
strand) yang masing-masing untai polinukleutida tersusun atas rangkain nukleutida
dalam bentuk deoksiribonukleutida. Setiap molekul nukleutida terdiri atas tiga gugus,
yaitu gugus gula pentosa dalam bentuk deoksibosa, gugus fosfat dan gugus basa
nitrogen.
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model
molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal
dengan heliks ganda Watson-Crick.DNA merupakan makromolekul polinukleotida
8

yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap,


membentuk DNA haliks ganda dan berpilin ke kanan.Setiap nukleotida terdiri dari
tiga gugus molekul, yaitu :
Gula5karbon(2-deoksiribosa)
basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin = A)
dan

guanin

(guanini

G),

serta

golongan

pirimidin,

yaitu

sitosin

(cytosine=C)dantimin(thymine=T)
gugus fosfat &
RNA (Ribo nucleic acid)
RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul
yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.RNA sebagai
penyimpan informasi genetik misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan
retrovirus.RNA sebagai penyalur informasi genetik misalnya pada proses translasi
untuk sintesis protein.RNA juga dapat berfungsi sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat
mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul RNA lain.
Struktur RNA
RNA merupakan rantai tungga polinukleotida.Setiap ribonukleotida terdiri dari
tiga gugus molekul, yaitu :5 karbon
basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan
golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
gugus fosfat
Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul
yang dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar
untuk sintesis DNA.Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk
suatu nukleotida atau ribonukleotida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu
fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek
dibandingkan DNA.
Tipe RNA
1)
RNAd, merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan
salah satu urutan basa rantai DNA.RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon)
dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma).Kode genetik RNAd
tersebut kemudian menjadi cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino
pada rantai polipeptida.RNAd berupa rantai tunggal yang relatif panjang.
2)
RNAr, merupakan komponen struktural yang utama di dalam
ribosom.Setiap subunit ribosom terdiri dari 30 46% molekul RNAr dan 70 80%
protein.
3)

RNAt, merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke

ribosom.Pada salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian baa pendek ( disebut

antikodon ).Suatu asam amino akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan
dengan ujung antikodon.Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu
membawa asam amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintesis protein yaitu
pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada RNAd.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari materi yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa nucleus
memiliki peran yang penting dalam kelangsungan hidup suatu sel. Karena di alam sel
tejadi reaksi-reaksi yang sangat penting diantaranya adalah replikasi DNA dan
transkripsi DNA.
inti sel atau nukleus merupakan bagian dari sel yang mempunyai fungsi utama
untuk mengadakan kontrol terhadap aktivitas sel jadi setiap sel akan dapat berkerja
atau melaksanakan fungsinya dengan baik karena ada inti sel.
Dalam hal ini inti sel tidak melakukan kontrol terhadap kegiatan sel tiap saat
akan tetapi inti sel hanya menentukan pola-pola aktivitas suatu sel atau dengan kata
lain inti sel memberikan pengarahan jangka panjang terhadap fungsi dan kerja sel.
Hail ini ternyata pada sel eritrosit yang setelah masuk kedalam peredaran darah akan
kehilangan inti tetapi dapat melaksanakan fungsinya dengan baik untuk jangka waktu
relatif panjang, yaitu sekitar 120 hari.
Dari hasil penelitian para ahli ternyata bahwa ukuran dan bentuk sel dapat
berubah-rubah tetapi inti sel tetap setabil. Hal ini sesuai dengan teori Brown yang
dikemukakan pada tahun 1831 yang menyatakan bahwa inti sel merupakan komponen
dasar dan tetap dari sel.

DAFTAR PUSTAKA
Tom Strachan, Andrew P Read (1999). Human Molecular Genetics
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=hmg&part=A127) (edisi ke-2).
Wiley-Liss.hlm. Chromosomes in cells. ISBN 1-85996-202-5.Alberts B, Johnson A, Lewis J,
Raff M, Roberts K, Walter P. 2002.
Molecular Biology of The Cell. New York and London: Garland Science

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai