OLEH:
KELOMPOK 4
Ni Putu Rina Widhiasih
Luh Putu Devi Kartika
Ni Putu Puri Artini
Ni Made Andini Dewi
Ni Komang Nesa Wiartini
(02)
(06)
(14)
(16)
(22)
(30)
(32)
(34)
(36)
(38)
Pembelahan sel adalah sebuah proses dimana sel induk membelah atau membagi
dirinya menjadi 2 atau lebih sel anak. Pembelahan sel merupakan bagian dalam
tubuh kita. Kita bertumbuh karena sel-sel di dalam tubuh kita membelah diri.
Dalam siklus sel, terdapat dua tahap, yaitu interfase dan M-Phase. Interfase
adalah tahap dimana sel tidak membelah. Tahap ini berlangsung selama 15 jam dan
terdapat 3 tahap, yaitu G1 Phase (fase organel sel berduplikat), S-Phase (fase
replikasi DNA), dan G2 Phase (fase pertumbuhan sel dan sintesis protein). Pada
tahap M-Phase barulah sel mulai membelah. Thap ini hanya berlangsung 2 jam dan
terdiri dari proses kariokinesis dan sitokinesis. Kariokinesis adalah tahap di mana
proses pembelahan nukleus sel melalui tahap ProMAT, sedangkan sitokinesis adalah
tahap pembelahan sitoplasma. Pembelahan sel dibagi menjadi 2 jenis menurut jenis
sel yang membelah, yaitu pembelahan pada sel prokariotik dan pada sel eukariotik.
BAB II
PEMBAHASAN
Mitosis I : Profase
Pada tahap ini DNA mulai dikemas menjadi kromosom. Kromosom mulai memendek
Metafase
Mitosis : Metafase
Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the equator.
Selain itu, muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada sentromer
setiap kromosom. Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang
berlawanan.
Anafase
Mitosis : Anafase
Masing-masing sentromer yang mengikat kromatid membelah bersamaan dan
kromatid bergerak menuju kutub pembelahan, menghasilkan salinan kromosom
berpasangan.
Telofase
Mitosis : Telofase
Pada tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk nukleus yang terpisah dan
dikelilingin memberan nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit dan
lama kelamaan membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan, pembelahan
terjadi dengan cell plate daripada cleavage burrow.
b.Sitokinesis
Mitosis : Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel, beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis
Meiosis I
Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan.
Persiapannya adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan
(sama seperti pada interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan
DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom.
Profase 1
Pada tahap ini terjadi proses sebagai berikut
Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah menjadi kromosom. Hal
perpindahan silang.
Diploten, kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila terjadi
spindel.
Metafase 1
Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling berhadapan di daerah ekuator.
Setengah dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan
setengah pasangan kromosom homolog lainnya mengarah ke kutub yang lain.
Anafase 1
Tiap kromosom homolog masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel menuju ke
kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Telofase 1
Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub. Selanjutnya
terbentuk membran nukleus yang diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I
terbentuk dua sel anak. Setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada akhir
meiosis I terbentuk dua sel anak yang haploid.
Sitokenesis 1
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis
menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.
Meiosis II
Meiosis II
Profase II
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom.
Tahap ini kadang terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.
Metafase II
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang
ekuator. Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan
ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Anafase II
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan
yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan
bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah kini dinamakan
kromosom.
Telofase II
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub
pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti
mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n,1c).
Sitokenesis II
ada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan
empat sel kembar haploid.
C. Pembelahan Sel Gamet Pada Manusia
Pembelahan sel gamet pada manusia terdiri pada spermatogenesis (pada pria) dan
oogenesis (pada wanita). Pada proses spermatogenesis, dimulai dari spermatogonium
yang diploid bertumbuh menjadi spermatosit primer. Setelah itu, spermatosit primer
tersebut membelah secara meiosis menjadi 2 spermatosit sekunder yang haploid. 2
Proses Fertilisasi
Proses pembuahan manusia
adalah yang rumit, tetapi telur dan sperma akan bersatu dalam jangka panjang.
Meskipun teknis di alam, Anda juga bisa melihatnya sebagai sebuah perjalanan untuk
menemukan pasangan yang cocok. Telur akan duduk menunggu satu sperma (keluar
hingga 150 juta yang dimulai balapan), dan akan bergabung dengan sperma untuk
menciptakan kehidupan manusia. Sementara menunggu telur, ras sperma dan bersaing
untuk menjadi yang pertama untuk menembus sel telur. Proses Fertilisasi merupakan
proses peleburan (fusi) antara sel telur (ovum) dan sel sperma. Proses fertilasi terjadi
di dalam saluran telur (tuba falopi). Hasil proses fertilisasi, yaitu zigot berupa sebuah
set dengan jumlah sel kromosom 2n (diploid). Selanjutnya, pada saat bergerak ke arah
rahim, zigot berkembang menjadi morula dalam waktu empat hari. Pada saat itu
morula segera berkembang menjadi blastula. Perkembangan selanjutnya, sel-sel
bagian dalam blastula akan berkembang menjadi bakal janin (embrioblas), dan selsel
bagian luar blastula akan berkembang menjadi trofoblas. Kemudian mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut:
1. Dalam waktu bersamaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons,
penuh dengan pembuluh darah, dan siap menerima zigot.
2. Karena kontraksi oto dan gerak silia diding saluran Fallopii, zigot menuju ke uterus
dan menempel di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang.
3. Terbentuk plsenta dan tali pusat yang merupakan penghubung antara embrio dan
jaringan ibunya. Fungsi plasenta dan tali pusat adalah mengalirkan oksigen dan zatzat makanan dari ibu ke embrio, serta menglirkan sisa-sisa metabolisme dari embrio
ke peredana darah ibunya.
4. Embrio dikelilingi cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari bahaya
benturan yang mungkin terjadi.
5. Embrio berusaha empat minggu sudah menunjukkan adanya pertumbuhan mata,
tangan, dan kaki.
6. Setelah berusia enam minggu, embrio sudah berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga,
dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki, serta jari-jarinya mulai terbentuk.
7. Setelah berusia delapan minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia dengan
organ-organ tubuh lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jariny telah berkembang. Mulai
tahap ini sampai lahir, embrio disebut fetus (janin).
8. Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh hari, bayi siap
dilahirkan.
Fungsi dari replikasi DNA
1. Fungsi heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu RNA.
2. Fungsi autokatalis DNA dapat pula berfungsi sebagai autokatalis, yaitu kemampuan
DNA untuk menggandakan diri (replikasi).
E. Tiga Model Berbeda Untuk Replikasi DNA
Watson dan Crick telah mengusulkan bahwa untuk menggandakan dirinya, DNA
harus membuka ke pusat, semacam seperti ritsleting akan terpisah, sehingga untai DNA
baru bisa dibangun di atas helai terbuka. Mengikuti aturan bebas pemasangan basa, adenin
akan berpasangan dengan timin, dan sitosin akan berpasangan dengan guanin. Ide ini
disebut model template (cetakan), karena salah satu untai DNA berfungsi sebagai cetakan
untuk yang baru. Watson dan Crick menduga bahwa model ini akan menghasilkan dua
untai ganda DNA baru, masing-masing dengan satu helai induk (atau template) DNA dan
satu untai DNAanak (atau baru disintesis) . Mereka menyebut ini model semi-konservatif,
karena setengah dari DNA induk itu dilestarikan di setiap molekul DNA baru.
Para ilmuwan melihat DNA helix ganda dan bertanya-tanya bagaimana di dunia ini
mungkin bisa membuka diri tanpa menjadi kusut atau terkoyak. Jadi mereka pikir
beberapa ide lain tentang bagaimana replikasi DNA bekerja. Satu hipotesis, disebut model
dispersif, menyarankan bahwa DNA hanya disalin untuk potongan pendek pada suatu
waktu, menghasilkan untai baru yang berganti-ganti induk dan anak DNA. Ide lain, yang
disebut model konservatif, berpendapat bahwa DNA tidak terbelah sama sekali, tapi
entah bagaimana terus untaian induk utuh sementara membuat salinan sama sekali baru
dan terpisah.
Tak ada yang tahu pasti bagaimana replikasi DNA benar-benar bekerja sampai dua
ilmuwan bernama Matthew Meselson dan Franklin Stahl merancang percobaan cerdik
pada tahun 1958. Mereka menyadari bahwa mereka bisa menguji semua tiga model
sekaligus dengan melacak apa yang terjadi pada salah satu untai DNA induk karena
menghasilkan serangkaian eksemplar.
Keterangan Fungsi
Helikase (DnaB)
Topoisomerase
Primase
-Mensintesis RNA-primer
-Menghentikan perkembangan garpu/cabang replikasi untuk
mencegah leading strand melampaui lagging strand
-Mengawali pembentukan DNA baru pada leading strand atau
DNA fragmen Okazaki pada lagging strand oleh DNA Polimerase
DNA polimerase
DNA ligase
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
1. Pembelahan sel adalah suatu proses membelahnya sel induk menjadi dua atau lebih sel
anak. Pembelahan sel biasanya merupakan siklus sel kecil yang akan menyebabkan siklus
besar selanjutnya.
2. Pembelahan sel dibagi menjadi pembelahan sel secara amitosis, mitosis dan meiosis
3. Proses pembentukan gamet-gamet pada reproduksi seksual . Terdiri dari :
a. Spermatogenesis : spermatozoa
b. Oogenesis : sel telur (ovum)
4. Proses fertilisasi adalah peleburan sel sperma dan sel ovum menjadi zigot
5. Fungsi DNA :
1. Heterokatalitis : dapat mensintesa molekul kimia lain
2. Autokatalitis
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Abdul.2014.Proses Pembelahan Sel.[online].tersedia:
http://softilmu.blogspot.com/2014/01/tahap-pembelahan-sel.html .[diakses:
17 Oktober 2014 , 13:00]
Diamond, Jared.2010.Pembelahan Sel.[online].tersedia:
http://biochronica.blogspot.com/p/pembelahan-sel.html.[diakses: 17 Oktober
2014, 13:05]
PERSILANGAN MONOHIBRID
OLEH:
KELOMPOK 4
Ni Putu Rina Widhiasih
Luh Putu Devi Kartika
Ni Putu Puri Artini
Ni Made Andini Dewi
Ni Komang Nesa Wiartini
(02)
(06)
(14)
(16)
(22)
(30)
(32)
(34)
(36)
(38)
BAB I
PENDAHULUAN
Genetika adalah salah satu cabang penting dalam Biologi masa kini. Ilmu ini
mempelajari pewarisan sifat yang dimiliki satu individu ke individu lainnya. Bidang
kajian genetika dimulai dari molekul hingga populasi. Secara umum, genetika berusaha
menjelaskan bagaimana informasi itu ditransmisikan dari suatu individu ke individu yang
lain (Domanik, 2013). Selanjutnya menurut Aryulina (2004: 79), Genetika adalah unit
intruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat herediter tertentu. Gen
terdiri dari DNA yang diselubungi dan diikat oleh protein Tokoh peletak prinsip dasar
genetika adalah Gregor Johan Mendell seorang biarawan dan penyelidik tanaman
berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell melaporkan hasil penyelidikannya
selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat
menurun Mendell menggunakan kacang ercis dengan alasan:
- memiliki pasangan sifat yang menyolok
- bisa melakukan penyerbukan sendiri
- segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
- mampu menghasilkan banyak keturunan, dan
- mudah disilangkan.
Hereditas dan Hukum Mendel - Hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada
keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar individu mempunyai
perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan tertentu. Aturan-aturan
dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas.
Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya
dikemukakan oleh Gregor Mendel pada 1865. Teori ini diajukan berdasarkan penelitian
persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum). Hasil percobaannya, ditulis
dalam makalah yang berjudul Experiment in Plant Hybridization. Dalam makalah
tersebut, Mendel mengemukakan beberapa hipotesis mengenai pewarisan material
genetik dari tetua kepada anaknya, di antaranya adalah Hukum Segregasi dan Hukum
Perpaduan Bebas. Hukum Segregasi atau Hukum Mendel I menyatakan bahwa dalam
pembentukan sel gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Sedangkan, Hukum
Perpaduan Bebas atau Hukum Mendel II menyatakan bahwa alel dari lokus satu akan
berpadu secara bebas dengan alel-alel dari lokus lainnya. Orang yang pertama kali
melakukan percobaan tentang pewarisan sifat adalah Gregor Mendel. Dia menyilangkan
kacang kapri (pisum sativum) dengan memperhatikan satu sifat beda yang mencolok,
seperti kapri berbunga merah disilangkan dengan kapri berbunga putih, kapri berbiji
bulat disilangkan dengan kapri berbiji keriput. Berdasarkan penelitian ini, Mendel
merumuskan Hukum Mendel I dan Mendel II. Mari cermati uraian berikut ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal.
Pengertiannya adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat
membedakan keduanya. Diharapkan keturunan pertamanya (generasi F1) akan
memiliki sifat dengan salah satu tetua jika sifat tersebut dipengaruhi oleh alel
dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang ditemukan Mendel pada
tanaman kapri (Pisum sativum).
Mendel menggunakan tanaman kapri karena mudah dipelihara, dapat
menghasilkan banyak biji (banyak keturunan), mempunyai sifat-sifat yang dapat
dibedakan antar varietas, dapat diperbanyak secara selfing atau disilangkan, dan
mudah tumbuh di daerah tempat tinggal Mendel. Sebagai tanaman model untuk
menunjukkan hasil persilangan monohibrid di daerah tropis seperti Indonesia dapat
digunakan tanaman kacang panjang dengan alasan yang sama dengan Mendel dan
mudah tumbuh di daerah tropis. Kacang panjang digunakan sebagai tanaman model
pengganti kapri karena lebih mudah tumbuh di Indonesia, dapat menghasilkan banyak
biji, mempunyai beberapa sifat yang membedakan antar varietas dan dapat
disilangkan. Tanaman kacang panjang juga termasuk famili yang sama dengan kapri
sehingga mempunyai struktur bunga yang serupa.
Klasifikasi Kacang Panjang
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
Spesies
Sub Spesies
: Vigna
: Vigna unguiculata
:sesquipedalis
Gambar 1.1 Sifat beda kacang Ercis dari percobaan Mendel (Monohibrid)
Pada persilangan terdapat simbol-simbol yang digunakan untuk
persilangan,pada tabel di bawah diperlihatkan tentang simbol-simbol yang digunakan
untuk persilangan:
Simbol
Keterangan
Hibrid
Hasil persilangan dari dua individu dengan sifat beda.
Dominan
Sifat yang menang, sifat ini menggunakan simbol huruf besar
misalnya HH (halus), KK (kuning).
Resesif
Sifat yang kalah, diberi simbol huruf kecil misalnya hh (kasar), kk
(hijau).
Intermediet
Sifat di antara dominan dan resesif misalnya merah adalah dominan
(simbol M), sedangkan putih resesif (simbol m) maka merah muda
Genotipe
Fenotipe
Homozygot
Heterezygot
Alel
Dibawah ini merupakan salah satu contoh hasil persilangan monohibrid dapat
dilihat pada contoh di bawah ini :
gamet :
F1
F1xF1 :
F2
Tt
(tinggi)
T
Tt
(tinggi)
x
Tt
(tinggi)
TT
(tinggi)
Tt
(tinggi)
Genotip
TT
Tt
Tt
Tt
(tinggi)
Fenotip
Tinggi
Tinggi
Pendek
tt
(pendek)
Ratio genotip
1
2
2
Ratio fenotip
3
1
Keturunan (F1)
Tinggi
Halus
Kuning
Karakter-karakter genetik diatur oleh unit faktor yang berpasangan yang terdapat di
dalam tiap individu diploid.Individu diploid menerima satu faktor dari masing-masing
orang tua.Karena unit faktor itu berpasangan, maka ada tiga kemungkinan kombinasi
pasangan, yaitu keduanya sifat dominan, keduanya sifat resesif atau satu dominan dan
satu resesif.Setiap individu yang diploid memiliki salah satu kemungkinan kombinasi
tersebut.
Selama pembentukan gamet, pasangan unit akan memisah, atau
mengalami segregasidan akan diteruskan ke gamet-gamet secara bebas yang
kemudian akan diteruskan ke keturunannya.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Mendel dengan fakta-fakta yang ada,
maka muncullah Hukum I Mendel /Hukum Segregasi yang berbunyi : Pada peristiwa
pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangannya memisah secara bebas.
Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari pasangan tersebut. Kemudian
Mendel membuat suatu kesimpulan seperti berikut.
1) Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yang
dinamakan gen (pada waktu itu Mendel belum mengenal gen); yaitu satu faktor dari induk
jantan dan satu faktor dariinduk betina.
2) Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya
bulat atau kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel.
3) Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor
dominan akan menutup faktor resesif.
4) Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor atau masingmasing alel akan memisah secara bebas.
5) Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau
resesif saja.
Ada beberapa macam persilangan monohybrid, antara lain :
100 %
P2
Fenotip
: Jantan biji bulat
Genotip
:
Bb
Gamet
:
B dan b
Kemungkinan F2
Gamet
jantan/betina
B
b
Bb
Biji bulat
X
BB
Biji bulat
Bb
Biji bulat
Bb
Biji bulat
bb
Biji kisut
Rr
F1
:
P2
Fenotip
100%
Bunga merah
muda
Genotip
:
Gamet
:
Kemungkinan F2
Rr
R dan r
Gamet
jantan/betina
R
r
Bunga merah
muda
Rr
R dan r
RR
Bunga merah
Bb
Bunga merah
muda
rr
Bunga putih
Rr
bunga merah
muda
BAB III
PENUTUP
Simpulan :
Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal.
Pengertiannya adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat
membedakan keduanya. Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan
Mendell
Menerut Mendel Hereditas dan Hukum Hereditas adalah penurunan sifat dari
induk kepada keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar
individu mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan
tertentu. Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas.
Persilangan rnonohibrid dibedakan menjadi dua macam, yaitu persilangan
monohibrid dominan dan monohibrid intermediate :
1. Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang
memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat
dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada
sifat lainnya yang sealel.
2. Persilangan monohibrid intermediat adalah persilangan antara dua individu sejenis
yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediat. Jika tumbuhan
berbunga merah disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbunga putih menghasilkan
F, tumbuhan berbunga merah muda, dikatakan bahwa bunga merah bersifat
intermediat.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Mendel dengan fakta-fakta yang ada,
maka muncullah Hukum I Mendel /Hukum Segregasi yang berbunyi : Pada peristiwa
pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangannya memisah secara bebas.
Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari pasangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anizar, Danar .2013. Genetika Mendel (Monohibrid, Dihibrid, Polihibrid & Probabilitas
Genetika). Tersedia: http://danaranizar.blogspot.com/2013/10/genetika-mendelmonohibrid-dihibrid.html. [diakses: 17-10-2014 12:34]
Smiths, Jhon. 2012. Proses Persilangan Monohibrid Dominan-Resesif.
Tersedia:http://tugaskuliahdansekolah.blogspot.com/2012/12/persila
ngan-monohibrid-dalam-hukum.html. [diakses: 17-10-2014 12:40]
PERSILANGAN DIHIBRID
OLEH:
KELOMPOK 4
Ni Putu Rina Widhiasih
Luh Putu Devi Kartika
Ni Putu Puri Artini
Ni Made Andini Dewi
Ni Komang Nesa Wiartini
(02)
(06)
(14)
(16)
(22)
(30)
(32)
(34)
(36)
(38)
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan mutakhir dalam bidang genetika telah dibahas secara meluas tidak saja
dalam berbagai majalah ilmiah, tetapi juga dalam setiap jenis media massa, dari cerita dan
berita di halaman surat kabar. Luasnya jangkauan permasyarakatan kemajuan dalambidang
genetika ini disebabkan genetika merupakan suatu ilmu yang bagian bagian dalam banyak
hal yang mempunyai potensial menyentuh manusia dan masyarakat secara langsung
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda.
Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang
terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat
macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. kenyataannya, seringkali terjadi
penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan. Masalah penurunan sifat atau hereditas
mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti yang paling populer adalah Gregor Johann
Mendel. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar
hereditas. Dari penelitiannya, menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II.
Mendel melakukan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda,
misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti
berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan
gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip
F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid
tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip
beserta perbandingannya. Persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan
perbandingan F2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang
disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The Law Independent Assortment of
Genes). Dengan mengikuti secara saksama hasil percobaan Mendel, maka secara sederhana
dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada
keturunannya melalui gamet.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Persilangan dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang
melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan
berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat atau padi
berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir
banyak.Prinsip-prinsip hereditas atau persilangan ini ditulis oleh seorang pendeta
bernama Gregor Johann Mendel pada tahun 1865. Mendel juga meneliti persilangan
dihibrid pada kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan
berwarna kuning dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau.
Ternyata semua F1, nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning
merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri.
Ternyata pada F2 dihasilkan315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108
tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna
kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya
mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasiatau hukum pengelompokan gen
secara bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan
mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gamet
secara bebas.
b. Istilah dalam penurunan komosom
Parental
(P) ,
yaitu
induk
(jantan
dan
betina)
yang
mengadakan
(F) ,
yaitu
individu
hasil
persilangan,
disebut
juga
keturunan/zuriat.
Keturuananpertama diberi simbol F1, keturunan kedua diberi simbol F2, dst.
Gen dominan ,yaitu gen yang mampu menutupi sifat gen lain yang sealel.
Gen resesif ,yaitu gen yang ditutupi oleh sifat gen lain yang sealel.
Gen intermediat/kodominan
,yaitu
gen
yang
tidak
saling
mengalahkan
atau
beda.
Persilangan
dengan
satu
sitat
beda
disebut
persilangan
antara dua tetua homozigot yang berbeda akan diperoleh F1 yang bersifat heterozigot. Dalam
kasus alel dominan-resesif, fenotipe F1 akan sama dengan fenotipe tetua dominan,
tetapi dalam kasus alel kodominan genotipe F1 yang berbeda dari kedua genotipe
tetuanya akan menghasilkan fenotipe yang berbeda pula.Persilangan sendiri antar F1
akan menghasilkan generasi F2. Pada percobaan monohibrid atau persilangan dengan
pembeda satu sifat atau satu lokus, akan diperoleh nisbahgenotipe AA : Aa : aa sama
dengan 1:2:1, bila F1nya bergenotipe Aa atau tetua-tetuaawalnya AA dan aa. Dalam
kasus alel dominan-resesif dari nisbah genotipe tersebut akandihasilkan nisbah fenotipe 3:1
untuk dominan (A-) : resesif (aa), sedangkan dalam kasusalel kodominan akan diperoleh tiga
fenotipe yang mewakili fenotipe tetua-1 (homozigot), F1(heterozigot), tetua-2
(homozigot) dengan nisbah sama dengan nisbah genotipe. Dari dataF2 monohibrid,
Mendel menyusun Hukum Segregasi yang bermakna bahwa pasangan alelyang bergabung melalui
perkawinan akan bersegregasi dengan bebas dalam proses pembentukan gamet. Kebebasan ini
ditunjukkan oleh nisbah yang sama antara gamet F1beralel A dengan yang beralel a atau 1/2 A
dan 1/2 a sehingga melalui prosespenggabungan gamet secara acak dalam
pembentukan populasi F2 akan diperoleh genotipe AA, Aa, dan aa dengan
perbandingan AA, 1/2Aa, dan 1/4 aa.
Hukum II Mendel (Hukum Perpaduan Bebas)Berdasarkan data F2 dihibrid,
Mendel menyusun Hukum Perpaduan Bebas yang berisibahwa
Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di
dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas ..
Dari F1 bergenotipe AaBb dalam proses pembentukan gamet alel A dapat bebas berpadu dengan B
atau b, juga a bebas memilih B atau b. Akibat perpaduanbebas ini maka setiap jenis gamet yang
terbentuk, yaitu AB, Ab, aB, dan ab akanmempunyai frekuensi yang sama. Dalam kasus
dihibrid akan mempunyai frekuensi masing-masing 0,25. Akibat perpaduan bebas dari alel-alel dalam
pembentukan gamet, danpenggabungan bebas gametgamet dalam perkawinan maka dalam kasus
alel
segregasi sepasang alel dengan perpisahanpasangan kromosom homolog menuju kutub yang berbeda,
dan kesetaraan antaraperpaduan bebas alel-alel dengan kebebasan berbagai kromosom dalam
memilih kutub yangdituju dalam meiosis.
d. Mekanisme persilangan dihibrid
Pada persilangan dihibrid dibentuk empat gamet yang secara genetik berbeda
denganfrekuensi yang kira-kira sama karena orientasi secara acak dari pasangan
kromosomnonhomolog pada piringan metafase meiosis pertama. Bila dua dihibrida disilangkan,
akandihasilkan 4 macam gamet dalam frekuensi yang sama baik pada jantan maupun
betina.Suatu papan-periksa genetik 4 x 4 dapat digunakan untuk memperlihatkan ke16 gametyang dimungkinkan. Rasio fenotipe klasik yang dihasilkan dari perkawinan
genotipe dihibrida adalah 9:3:3:1. Rasio ini diperoleh bila alel-alel pada kedua
lokus memperlihatkan hubungandominan dan resesif Contoh :Jika Gen S menentukan
sifat ekor pendek dan gen B menentukan sifat warna bulu coklatpada kucing, maka
pada perkawinan kucing coklat ekor panjang dan kucing putih ekor pendek :
P
SSbb x
ssBB
F1
100% SsBb (kucing coklat berekor pendek)
Kemudian jika sesama F1 dikawinkan, maka dihasilkan
F2
S_B_
:
ssB_ : S_bb : ssbb =
9:3:3:1
(kucing coklat ekor pendek : kucing coklat ekor panjang : kucing putih ekor pendek :
kucing putih ekor panjang)
Kadang-kadang dijumpai
peristiwa saling mempengaruhi
dari beberapa gen. Keadaan ini
dinamakan interaksi gen.
Ada beberapa contoh dari
interaksi gen ini:
1. Epistasi, ialah peristiwa sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan
alelnya
Epistasi ini dapat dibedakan menjadi:
a. Epistasi dominan (gen dominan mengalahkan pengaruh gen dominan lainnya)
Contohnya pada suatu tanaman terdapat gen:
Y = gen yang menentukan bunga berwarna kuning
W = gen yang menentukan bunga berwarna putih
W menutupi pengaruh Y. Pada genotipe wwyy bunga berwarna biru.
P
WWYY
wwyy
Putih
biru
F1
F2
WwYy
Putih
9 W-Y- = putih
3 W-yy = putih
3 wwY- = kuning
1 wwyy = biru
Putih : kuning : biru = 12:3:1
CcAa
Hitam
F2
9 C-A- = hitam
3 C-aa = abu-abu
3 ccA- = putih
1 ccaa = putih
Hitam : abu-abu : putih = 9:3:4
c.
DdEe
Normal
F2
9 D-E- = normal
3 D-ee = bisu-tuli
3 ddE- = bisu-tuli
1 ddee = bisu-tuli
Normal : Bisu-tuli = 9:7
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1. Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan
dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna
hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat atau padi berumur
pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak.
2. Parental (P) , yaitu induk (jantan dan betina) yang mengadakan
perkawinan/persilangan.Parental disebut juga orang tua/tetua.
3. Filial (F) , yaitu individu hasil persilangan, disebut juga keturunan/zuriat.
Keturuananpertama diberi simbol F1, keturunan kedua diberi simbol F2, dst.
4. Fenotipe ,yaitu sifat-sitat yang tampak dari luar, dapat dicium, dapat dirasakan,
misalnyarambut lurus, batang tinggi, bunga merah. bau harum, dan rasa manis.
Fenotipemerupakan perpaduan antara faktor genotipe dan faktor lingkungan.
5. Genotipe , yaitu sitat yang tidak tampak dari luar dan disimbolkan dengan huruf
awalsifat-sifat yang diwakilinya.
6. Pada persilangan dihibrid dibentuk empat gamet yang secara genetik berbeda
denganfrekuensi yang kira-kira sama karena orientasi secara acak dari pasangan
kromosomnonhomolog pada piringan metafase meiosis pertama.
7. Dalam persilangan dihibrid terbagi menjadi beberapa interaksi gen antara lain :
Epistasi dominan (gen dominan mengalahkan pengaruh gen dominan lainnya),
Epistasi resesif (gen resesif mengalahkan pengaruh gen dominan yang bukanalelnya),
Gen komplementer, adalah gen-gen dominan yang berlainan, tetapi bila
terdapatbersama-sama dalam genotipe akan saling membantu dalam menentukan fenotipe.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Mendel dan Ide tentang Gen. In: Safitri A,Simarmata
L, Hardani HW, editors. Biologi. 5th ed. Jakarta: Erlangga; 2002. p. 256-78.2.
Suryo, Mendelisme. In: Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress; 2008. p.
87-153.3.
ULTRA SEL
OLEH:
KELOMPOK 4
Ni Putu Rina Widhiasih
Luh Putu Devi Kartika
Ni Putu Puri Artini
Ni Made Andini Dewi
Ni Komang Nesa Wiartini
(02)
(06)
(14)
(16)
(22)
(30)
(32)
(34)
(36)
(38)
BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan adalah upaya suatu mahluk hidup untuk berinteraksi
denganlingkungannya, tumbuh dan membesar, memperbaiki, bergerak dan
berupaya untukberkembang biak.Semua organisme, baik itu yang
kecil seperti Euglena atau yang besar sepertigajah, terdiri dari satu atau
lebih sel. Sel adalah unit terkecil organisme yangmenjalankan berbagai
BAB II
PEMBAHASAN
A.
tumbuhan.
2.
Sel berinti ganda (sel binukleat),terdapat pada paramaecium.
3.
Sel berinti banyak (sel polinukleat), sel yang berinti lebih dari dua buah, misalnya
sel otot lurik,sel osteobblas, dan sel alga vaucheria.
Bentuk inti biasanya berkaitan dengan bentuk sel. Akan tetapi , umumnya inti
tidak beraturan,ada yang berbentuk lonjong, kubus, atau bersegi banyak beraturan.
Pada leukosit, inti berbentuk glandular (berupa gelembung dan terdapat kelenjar).
Volume inti berkaitan dengan jumlah kromosom dalam inti. Inti sel hoploid ukurannya lebih
kecil daripada ukuran inti diploid. Nukleus mengandung materi genetika(DNA dan RNA),
protein inti, dan garam mineral.2[2]
C. Fungsi Nukleus
Secara sistematis, berikut adalah beberapa fungsi inti sel:
1. Inti sel menyimpan seluruh informasi genetik yang diperlukan untuk reproduksi,
pertumbuhan, dan metabolisme sel maupun organisme secara keseluruhan.
2
Inti sel mengontrol transfer dan replikasi molekul keturunan (DNA dan RNA) antara sel
induk dan sel anak.
Inti sel menjamin distribusi yang sama dan menyalin secara tepat informasi genetik selama
proses pembelahan sel. Semua ini merupakan fungsi utama inti sel pada sel hewan.
2. Inti sel mendukung dan mengontrol pertumbuhan sel dengan melakukan sintesis
protein struktural dalam sel.
3. Inti sel merupakan tempat terjadinya transkripsi DNA dimana diproduksi mRNA yang
mensintesis protein.
Inti sel mengandung berbagai jenis protein yang secara langsung mengontrol transkripsi dan
secara tidak langsung ikut terlibat dalam proses transkripsi.
4. Proses metabolisme nutrisi dalam sel diatur oleh inti sel (nukleus) dengan
mengarahkan sintesis dan fungsi enzim.
5. Pengaturan difusi selektif sel melalui pori-pori pada membran nukleus diatur oleh inti sel.
6. Inti sel bertanggung jawab terhadap sekresi ribosom.
E. Bagian-bagian inti sel
Pada setadium interfase dimana sel belum akan membelah diri sel dapat dilihat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
perinuclearis.
Dalam stadium awal mitosis lapisan luar membran inti ini akan tampak berhubungan dengan
retikulum endoplasma yang ada dalam stoplasma. Lapisan luar membran inti ini tampak
kurang padat dan disini menempel butir-butir ribosom, sedangkan lapisan dalamnya tampak
lebih padat dan padanya menempel butir-butir kromatin yang membentuk kelompokkelompok.
Pada membran inti ini terdapat bangunan berupa lubang / pori dengan ukuran
diameter 300 400 angstrom unit yang dinamakan porus nuklearis yang menempati 10% dari
luas seluruh permukaan membran inti. Melalui porus inilah sitoplasma dapat berhubungan
langnsung dengan inti / karioplasma dimana terjadi hubungan timbal balik terutama dengan
proses boikimiawi.
Lubang lubang pada membran inti masih dilengkapi dengan bangunan seperti corong
silidris dimana lubang luar dan lubang dalamnya lebih besar dari bagian tengah dan lubang
bangunan ini disebut cincin / annulus porus neclearais. Cincin dan lubang pada membran
inti ini dinamakan komplek lubang atau pore complek yang mempunyai fungsi untuk
mengatur aliran ion-ion dan molekul-molekul keluar masuk inti..
Pada waktu terjadi pembelahan sel membran inti ini akan larut atau ,menghilang dan
kemudian akan muncul lagi setelah pembelahan sel selesai.3[3]
2. Anak inti
Dengan pengamatan mikroskop cahaya,. Anak inti terliahat sebagai sebuah atau lebih
bangunan basofil yang ukurannya lebih besar dari pada ukuran butir-butir kromatiin atau
gumpalan kromatin. Seringkali anak intii menempel pada selubang inti. Pada sedian biasa,
anak inti tampak seakan-akan sebagai setruktur yang homogen.
a.
Susunan fungsi
Pada pengamatan dengan mikroskop elektron secar selintas, anank inti tampak
sebagai suatu gambaran spons karena adanya bagian bagian gelap dan terang. Bagian yang
gelap terdiri atas 3 komponen yang strukturnya berbeda, sedang bagian terang masih
merupakan bahan perdebatan apakah bagian tersebut tidak berisi bahan-bahan dati inti yang
lain yang masuk kedalam anak inti (khromatiin). Secara deskristif dalam anak inti dapat
dibedakan dengan mikroskop elektron adanya komponen sebagai :
Daerah granelur atau pars granelur
Daerah fribriler atau pars fibrosa
Dearah amorf atau pars amorfa
Daerah granelur terdiri dari butir- butir sebesar 15 -20 nm, lebih kecil sedikit
dari pada butir ribosom. Sering kali daerah ini terdapat dibagian perifer anak inti.
Daerah fibreler tersdiri dari benang benang dengan diameter 5-10 nm. Komponen ini
terdapat ditengah tengah anakn inti. Karena daerah granuler dan daerah fibriler keduanya
dicerna oleh enzim ribonuklease, maka diduga keras kedua daerah tersubut ,mengandung
ribosom.
Daerah amorf merupakan daerah yang mengandung matriks anak inti yang digunakan
untuk mengikat 2 komponen yang disebut diatas. Matriks ini merupakan bahan protein.
Disekitar anak inti terdapat kromatin yang terbentuk sebagai benang benang halus
setebal 10 nm. Adanya khromatin yang mengelilingi anak inti menyebabkan warna basofit
pada pengamatan dengan mikroskop cahaya. Pada anak inti yang berukuran besar, kadang
kadang terlihat butir butir yang diduga adalah butir butir khromatin.
b.
Fungsi anak inti
3
Berlangsungnya trankripsi gena untuk RNA yang berjalan terus menerus akan
menjamin terbentuknya rRNA untuk ribosom yang ada dalam sitoplasma. rRNA yang baru
terbentuk dari trankripsi tersebut segera dikemas bersama protein ribosom untuk membentuk
ribosom. Pengemasan ribosom berlangsung dalam anak inti . untuk keperluan tersebut, maka
dalam anaka inti terdapat sejumlah penggal penggal DNA (rDNA) untuk transkripsi
menjadi rRNA secara berulang ulang dan berjalan sangat cepat dengan bantuan enzim
polilmerase RNA I. Penggal penggal DNA tersebut dinamakan necleolar organizer .
Sudah pasti bahwa anak inti berfungsi untuk membuat ribosom yang terdapat dalam
stoplasma. Karemna daribosom diperlukan dalam proses protein, maka dapat dimengerti
apabila dalam yang sedang aktif mensintesis protein dalam sitoplasmanya akan memiliki
anak inti yang pada saat mitosis, maka nucleolar organizer terdapat pada khromoson
sebagai bagian yang mengecil yang dinamakan kontraksi sekunder yang letaknya di dekat
satelit. Dengan demikian ,jumlah nucleolar organizer akan menentukan jumlah anak inti
dalam inti sel. Bahkan kadang kadang terlihat bahwa beberapa anak inti berdeaktan
sehingga nampak anak inti tersebut menyatu.
Kandungan RNA dalam anak inti jika dibandingkan dengan bagian ysng lain dari inti
tidak terlalu tepat, yaitu berkisar 5% - 20%.
Untuk kepentingan sintesis protein ribosom diperlukan rRNA sebagai hasil transkripsi
DNA, namun dengan berbagai pewarnaan terhadap DNA, tidak dapat dibuktikan adanya
DNA dalam anak inti kecuali dalam beberapa anak inti yang besar (mungkin sedang aktif
mengadakan transkripsi). Kandungan protein dalam anak inti sangat tinggi sebagai
fosfoprotein, tetapi tidak ditemukan histon. 4[4]
3.Karioplasma (cairan inti )
Karioplasma atau disebut juga karyolymple atau cairan inti merupakan larutan koloidal yang
mempunyai sifat sifat seperti protoplasma pada umumnya.
Dibandingkan stoplasma maka karioplasma mempunyai derajat kekentalan lebih
tinggi dan mempunyai hubungan den gan stoplasma melalui porus nulclearis sehingga
bahan- bahan yang dibutuhkan dalam stoplasma dapat keluar dari inti sel masuk kedalam
stoplasma.
Bedasarkan usul beberapa orang ahli cairan inti ini kemudian juga dinamakan
substansi interkromatin.5[5]
4.
Protein Nukleus
4
5
Jenis protein yang terdapat pada nukleus (Nukleuprotein ) yaitu, protamin dan histon.
Selain kedua jenis protein ini pada nukleus terdapat protein lain yang bersifat asam,
5.
6
7
DNA
Molekul DNA dikenal sebagai materi genetik yang menyimpan semua
informasi penting tentang segala aktivitas sel yang harus dilakukan melangsungkan
sebuah kehidupan. DNA atau Deoxyribonucleic acid diibaratkan sebagai perpustakaan
besar yang didalamnya terdapat buku-buku penting (gen) dan tersimpan rapi di dalam
inti sel. Molekul DNA memiliki struktur berupa dua untai polinukleutida (double
strand) yang masing-masing untai polinukleutida tersusun atas rangkain nukleutida
dalam bentuk deoksiribonukleutida. Setiap molekul nukleutida terdiri atas tiga gugus,
yaitu gugus gula pentosa dalam bentuk deoksibosa, gugus fosfat dan gugus basa
nitrogen.
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model
molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal
dengan heliks ganda Watson-Crick.DNA merupakan makromolekul polinukleotida
8
guanin
(guanini
G),
serta
golongan
pirimidin,
yaitu
sitosin
(cytosine=C)dantimin(thymine=T)
gugus fosfat &
RNA (Ribo nucleic acid)
RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul
yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.RNA sebagai
penyimpan informasi genetik misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan
retrovirus.RNA sebagai penyalur informasi genetik misalnya pada proses translasi
untuk sintesis protein.RNA juga dapat berfungsi sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat
mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul RNA lain.
Struktur RNA
RNA merupakan rantai tungga polinukleotida.Setiap ribonukleotida terdiri dari
tiga gugus molekul, yaitu :5 karbon
basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan
golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
gugus fosfat
Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul
yang dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar
untuk sintesis DNA.Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk
suatu nukleotida atau ribonukleotida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu
fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek
dibandingkan DNA.
Tipe RNA
1)
RNAd, merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan
salah satu urutan basa rantai DNA.RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon)
dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma).Kode genetik RNAd
tersebut kemudian menjadi cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino
pada rantai polipeptida.RNAd berupa rantai tunggal yang relatif panjang.
2)
RNAr, merupakan komponen struktural yang utama di dalam
ribosom.Setiap subunit ribosom terdiri dari 30 46% molekul RNAr dan 70 80%
protein.
3)
RNAt, merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke
ribosom.Pada salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian baa pendek ( disebut
antikodon ).Suatu asam amino akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan
dengan ujung antikodon.Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu
membawa asam amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintesis protein yaitu
pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada RNAd.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari materi yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa nucleus
memiliki peran yang penting dalam kelangsungan hidup suatu sel. Karena di alam sel
tejadi reaksi-reaksi yang sangat penting diantaranya adalah replikasi DNA dan
transkripsi DNA.
inti sel atau nukleus merupakan bagian dari sel yang mempunyai fungsi utama
untuk mengadakan kontrol terhadap aktivitas sel jadi setiap sel akan dapat berkerja
atau melaksanakan fungsinya dengan baik karena ada inti sel.
Dalam hal ini inti sel tidak melakukan kontrol terhadap kegiatan sel tiap saat
akan tetapi inti sel hanya menentukan pola-pola aktivitas suatu sel atau dengan kata
lain inti sel memberikan pengarahan jangka panjang terhadap fungsi dan kerja sel.
Hail ini ternyata pada sel eritrosit yang setelah masuk kedalam peredaran darah akan
kehilangan inti tetapi dapat melaksanakan fungsinya dengan baik untuk jangka waktu
relatif panjang, yaitu sekitar 120 hari.
Dari hasil penelitian para ahli ternyata bahwa ukuran dan bentuk sel dapat
berubah-rubah tetapi inti sel tetap setabil. Hal ini sesuai dengan teori Brown yang
dikemukakan pada tahun 1831 yang menyatakan bahwa inti sel merupakan komponen
dasar dan tetap dari sel.
DAFTAR PUSTAKA
Tom Strachan, Andrew P Read (1999). Human Molecular Genetics
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=hmg&part=A127) (edisi ke-2).
Wiley-Liss.hlm. Chromosomes in cells. ISBN 1-85996-202-5.Alberts B, Johnson A, Lewis J,
Raff M, Roberts K, Walter P. 2002.
Molecular Biology of The Cell. New York and London: Garland Science
DAFTAR PUSTAKA