Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

Laporann praktikum struktur dan perkembangan hewan 1 ini berjudul


“jaringan epitel”. Laporan praktikum struktur dan perkembangan hewan 1 ini
bertujuan untuk mengetahui fungsi jaringan epitel sebagai jaringan yang melapisi
permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan tubuh hewan. Kegiatan praktikum
ini dilaksanakan pada pukul 13:30 s.d 15:30 tanggal 27 Januari 2017, bertempat di
Laboratorium Zoologi Universitas Sriwijaya, Indralaya. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum struktur dan perkembangan hewan 1 ini yaitu alat
tulis, buku gambar, mikroskop cahaya, preparat awetan, dan lain-lain. Jaringan
ginjal, ovarium, trakea, dan vagina mencit tergolong kedalam jaringan epitel.
Jaringan epitel merupakan jaringan yang dapat dikelompokan berdasarkan bentuk
sel penyusunnya dan juga susunan dari sel penyusunya. Jaringan epitel pada
umumnya memiliki tiga bentuk, yaitu pipih, kubus, dan silindris. Jaringan epitel
pada umumnya memiliki fungsi sebagai pelindung organ di bawahnya.

Kata kunci: jaringan epitel, trakea, ovarium, ginjal, dan vagina mencit.

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mempelajari jaringan merupakan salah satu penerapan dari pembelajaran
histologi jaringan. Histologi merupakan salah satu ilmu biologi yang secara
khusus mempelajari tentang jaringan, struktur jaringan dan juga penyusun
jaringan yang dapat dipelajari melalui metode analitik secara mikroskopik.
Metode analitik secara mikroskopik dan secara kimia memudahkan dalam
melakukan penelitian terhadap senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam
jaringan dan penampakan sel yang menyusun jaringan itu sendiri (Harjana, 2011).
Hewan adalah kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi
dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan). Semua binatang heterotrof, artinya
tidak membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan sekitarnya.
Hewan sering diidentifikasi sebagai salah satu dari invertebrata atau vertebrata.
Invertebrata atau vertebrata adalah istilah yang didasarkan pada kerangka hewan.
Vertebrata memiliki tulang punggung yang terbuat dari tulang atau tulang rawan.
Invertebrata di sisi lain, tidak memiliki tulang punggung. Invertebrata hidup
hampir di mana saja (Salni dan Muharni, 2016).
Hewan terdiri dari berbagai macam jaringan yang saling berkoordinasi
membentuk suatu organ yang juga memiliki tugas masing-masing. Jaringan
sendiri merupakan istilah dalam bahasa biologi yang merupakan satu kesatuan
dari sel yang terorganisasi dan memiliki fungsi serta struktur yang sama yang
membentuk suatu organ tertentu yang saling berkoordinasi untuk melakukan kerja
sesuai dengan fungsinya (Darwin, 2015).
Jaringan yang terdapat pada hewan dan manusia umumnya terdiri dari
empat macam jaringan yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda.
Empat jaringan tersebut terdiri dari jaringan epitel yang berfungsi untuk
membatasi dan membungkus organ, jaringan ikat (pengikat dan penyokong),
jaringan otot (penggerak dan alat untuk melakukan kontraksi), dan jaringaan saraf
sebagai alat pengontrol kegiatan yang dapat dilakukan oleh tubuh yang dilakukan
dengan cara menerima dan menghantarkan implus atau rangsangan baik dari
efektor maupun reseptor ke otak ataupun sebaliknya (Darwin, 2015).

Universitas Sriwijaya
Jaringan epitel merupakan jaringan yang terdiri dari kumpulan sel-sel
sejenis yang saling terikat dan memiliki fungsi untuk melapisi pemukaan tubuh
maupun membatasi/melapisi organ tubuh. Jaringan epitel juga terdiri dari sel-sel
polihedral yang berkumpul dengan erat dengan sedikit zat intersel, pelekat
diantara sel-sel ini kuat. Jaringan epitel membentuk lapisan yang menutupi
permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya. Jadi, jaringan epitel merupakan
jaringan yang membatasi dan melapisi semua organ yang terdapat pada tubuh
yang saling berikatan dengan adanya zat intersel (Harjana, 2011).
Fungsi jaringan epitel tidak hanya sebagai pelapis dan pembatas antar organ
(alat proteksi). Jaringan epitel memiliki fungsi sebagai alat untuk melakukan
arbsorbsi zat-zat yang masih diperlukan, sekresi atau alat untuk mengeluarkan
berbagai macam enzim yang biasa terjadi pada saluran pencernaan dan
transportasi ion dan juga zat-zat antar jaringan atau rongga yang dipisahkanya
dalam tubuh manusia. Jaringan epitel juga berfungsi dalam melakukan proses
filtrasi dan juga membentuk lapisa mukosa (Darwin, 2015).
Jaringan epitel terbagi menjadi dua macam, yaitu jaringan epitel penutup
dan jaringan epitel kelenjar. Jaringan epitel penutup merupakan jaringan yang
terdiri dari jaringan epitel selapis pipih, epitel selapis kubus, epitel selapis
silindris, epitel berlapis pipih, epitel berlapis kubus, epitel berlapis silindris, epitel
berlapis semu, dan epitel transisional. Sedangkan jaringan epitel kelenjar
merupakan jaringan yang dibentuk dari sel khusus yang mampu menghasilkan
suatu getah sekresi yang komposisinya berbeda dengan darah atau cairan antar sel
(Saefudin, 2016).

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui fungsi jaringan epitel sebagai
jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan tubuh
hewan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sriwijaya
2.1 Pengertian Jaringan Epitel
Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel sejenis atau berlainan jenis termasuk
matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Tubuh
mamalia hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan: epitel,
penyambung/pengikat, otot dan saraf. Dalam tubuh, jaringan ini saling
bersambungan satu dengan yang lain dalam perbandingan yang berbeda-beda
menyusun suatu organ dan sistema tubuh. Jaringan penyambung ditandai
banyaknya bahan intersel yang dihasilkan oleh sel-selnya, jaringan otot terdiri dari
sel-sel panjang yang mempunyai fungsi khusus yaitu kontraksi, dan jaringan saraf
terdiri dari sel-sel dengan prosesus panjang yang menonjol dari bahan sel untuk
menerima, membangkitkan dan menhantarkan impuls saraf (Harjana, 2011).
Jaringan pada umumnya terdapat tiga komponen dasar yang menyusunya,
yaitu sel, substansi interseluler, dan cairan. Sel merupakan komponen yang
bersifat hidup dalam jaringan dan merupakan unit struktural dan fungsional yang
terkecil dari organisme. Substansi interseluler merupakan komponen tak hidup
dan sebagai hasil produksi sel yang terdapat diantara sel-sel dalam jaringan.
Cairan merupakan komponen yang menonjol dalam plasma darah, cairan limfa,
cairan jaringan dan sebagainya. Ditinjau dari susunan kimianya jaringan tubuh
terdiri dari 65—70%, 10% protein, 10—15% lipid, 10% karbohidrat, dan 5% zat
organik (Subowo, 2009).
Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi tubuh dan
lingkunganya, baik di sebelah luar maupun sebelah dalam (kulit, dinding usus,
pembuluh darah), berupa lapisan meristematik. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel
yang rapat berdekatan satu sama lain dengan sedikit zat interselulernya. Jaringan
epitel tidak mempunyai pembuluh darah. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai
pensuplai nutrien/zat makanan dan mengeluarkan sampah metabolisme yang
terletak pada jaringan ikat yang berada di bawahnya (Saefudin, 2016).
Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan
thele yang berarti nipple atau puting susu. Istilah tersebut untuk pertama kali
digunakan terhadap suatu lapisan pada permukaan bibir yang tembus cahaya. Di
bawah lapisan tersebut terdapat puting-puting atau papillae jaringan pengikat
yang banyak mengandung kapiler darah. Puting jaringan pengikat tadi menonjol-

Universitas Sriwijaya
menonjol ke dalam lapisan penutup permukaan yang bersifat tembus cahaya, dan
lapisan inilah yang sebenarnya berbentuk sebagai epitel. Selanjutnya penggunaan
istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel
(cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak.
Lembaran sel tersebut menutupi dan membatasi di dalam ataupun di luar tubuh
(Subowo, 2009).

2.2 Susunan Jaringan Epitel


Sel pada jaringan epitel memiliki tiga macam bentuk yaitu sel gepeng yang
berbentuk seperti sisik ikan, sel kuboid yang mempunyai ukuran tebal dan
panjang yang sama sehingga tampak seperti bujur sangkar, sel silindris yang
mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Berdasarkan susunan
sel-sel yang membentuk epitel dibedakan menjadi epitel selapis atau Epithelium
simplex, epitel berlapis atau Epithelium complex, dan epitel semu berlapis atau
epitel bertingkat atau Epithelium pseudocomplex. Berdasarkan bentuk sel dan
susunan sel pada jaringan ini akan menentukan penamaan dari jaringan epitel itu
sendiri (Subowo, 2009).
Berdasarkan bentuk dan susunan sel penyusun dari jaringan epitel, jaringan
epitel ini terbagi menjadi epitel gepeng selapis atau Epithelium squamosum
simplex, epitel kuboid selapis atau Epithelium cuboideum simplex, epitel silindris
selapis atau Epithelium cylindricum simplex, epitel gepeng berlapis atau
Epithelium squamosum complex, epitel silindris berlapis atau Epithelium
cylindricum complex, epitel kuboid berlapis atau Epithelium cuboideum complex,
epital silindris bertingkat atau Epithelium cylindricum pseudocomplex, dan epitel
transisional atau Transitional epithelium (Subowo, 2009).
Jaringan epitel gepeng selapis merupakan jaringan yang terdiri dari selapis
sel yang berbentuk pipih, yang sangat baik untuk proses difusi, osmosis, dan
filtrasi. Jaringan epitel kubus merupakan jaringan epitel selapis dengan bentuk sel
yang menyerupai kubus yang berfungsi dalam sekresi dan arbsorpsi. Jaringan
epitel silindris merupakan epitel selapis dan silindris dengan inti sel terletak agak
ke basal, jaringan epitel silindris ini berfungsi untuk sekresi, proteksi, dan
arbsorpsi. Jaringan epitel berlapis pipih merupakan epitel yang berlapis-lapis

Universitas Sriwijaya
dengan bagian luar yang berbentuk pipih, sedangkan se-sel pada bagian dalam
berbentuk kubus atau silindris. Jaringan epitel berlapis kubus merupakan jaringan
epitel yang sel-selnya terdiri atas 1-2 lapisan dan berbentuk kubus (Saefudin,
2016).
Jaringan epitel berlapis silindris merupakan jaringan yang terdiri atas
lapisan sel yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai
membran basalis. Jaringan epitel transisional merupakan jaringan epitel yang
dapat berubah bentuknya yang bergantung pada keadaan organ yang dibatasinya,
epitel umumnya ditemukan pada kandung kemih. Jaringan epitel berlapis semu
merupakan merupakan jaringan yang mirip dengan jaringan epitel berlapis, karena
tinggi sel-selnya yang tidak sama, maka puncak selnya tidak semua mencapai
permukaan sel maka letak inti selnya pada potongan tegak lurus epitel tidak
terletak dalam satu garis, hal ini yang menyebabkan jaringan epitel ini tampak
seperti epitel berlapis jaringan-jaringan di atas termasuk jaringan epitel penutup
(Subowo, 2009).
Jaringan epitel selain epitel petutup, berdasarkan fungsinya, jaringan epitel
juga ada yang dinamakan dengan jaringan epitel kelenjar. Jaringan epitel kelenjar
merupakan jaringan epitel yang dibentuk oleh sel-sel khusus untuk menghasilkan
suatu getah sekresi yang komposisinya berbeda dengan darah atau cairan antar sel.
Bila getah sekresinya dikeluarkan ke dalam satu saluran kelenjar atau langsung ke
permukaan tubuh disebut dengan kelenjar eksotrin, sedangkan bila getah
sekresinya dimasukan ke dalam darah disebut dengan kelenjar endoktrin
(Saefudin, 2016).
Pengkhususan pada pemukaan sel epitel, diantaranya yaitu mikrovili yang
memiliki fungsi dalam penyerapan secara optimal pada usus. Sterosilia yang
merupakan proseus panjang yang tidak dapat bergerak. Silia dan flagella yang
merupakan struktur yang panjangnya melebihi mikrovili pada permukaan jaringan
yang dapat bergerak (Harjana, 2011).

BAB 3
METODE PRAKTIKUM

Universitas Sriwijaya
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2017, bertempat di
Laboratorium Zoologi Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, buku
gambar, mikroskop cahaya, preparat awetan, dan lain-lain.

3.3 Cara Kerja


Preparat awetan diletakan di atas meja, kemudian preparat diamati
menggunakan mikroskop cahaya, dimulai dari resolusi yang paling rendah, dan
hasil pengamatan melalui mikroskop cahaya digambar pada buku gambar dan
diberi keterangan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :

Table hasil pengamatan preparat


No Preparat Gambar Keterangan

1 Ginjal Rattus 1. Membran Sel


rattus 2. Lumen
3. Inti Sel

2 Ginjal Cavia 1. lumen


cobaya

3 Ovarium mencit 1. Membran Basilis


2. Lumen
3. Sitoplasma
4. Inti Sel

Universitas Sriwijaya
4 Epitel selapis 1. Membran Basal
silindris 2. Inti Sel
3. Lumen
4. Jaringan ikat

5 Trakea kambing 1. Lakuna


2. Kondrosit
3. Perikondrium

6 Vagina mencit 1. Sitoplasma


2. Sarkoplasma
3. Membran Basalis
4. Lumen
5. Miofibril

7 Trakea mencit 1. Membran Basalis


2. Lumen
3. Nukleus

Universitas Sriwijaya
4.2 Pembahasan
Jaringan epitel yang dapat diamati dari praktikum struktur perkembangan
hewan 1 adalah jaringan epitel dari ginjal Rattus Rattus dan ginjal Cavia cobaya
yang merupakan salah satu contoh dari jaringan epitel pipih selapis., ovarium
mencit yang merupakan salah satu contoh dari jaringan epitel selapis kubus,
epitel selapis silindris, trakea kambing dan trakea mencit yang merupakan salah
satu contoh dari jaringan epitel silindris semu atau epitel silindris bersilia, vagina
mencit yang merupakan salah satu contoh dari jaringan epitel pipih berlapis. Dari
praktikum ini dapat kita amati perbedaan dari masing-masing jaringan epitel yang
ada pada preparat yang diamati (Geneser, 1994).
Jaringan pada ginjal yang merupakan jaringan epitel pipih selapis,
berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan jaringan ginjal tersebut terdiri dari
sel–sel yang berbentuk gepeng tersusun rapat dengan inti bulat. Jaringan epitel
pada ginjal melapisi rongga permukaan organ tersebut yang memiliki fungsi
sebagai pelapis atau penutup organ ginjal tersebut. Sel-sel pada jaringan epitel
pipih ginjal ini saling terkait satu sama lain. Ketika diamati dengan menggunakan
mikroskop cahaya kita tidak dapat melihat secara detail bentuk sel dari jaringan
epitel pipih selapis ginjal ini, namun jika menggunakan mikroskop elektron kita
akan dapat mengamati secara detail bagian-bagian dari jaringan epitel ini
(Saefudin, 2016).
Jaringan epitel silindris menyerupai jaringan epitel selapis kubus, tetapi
memiliki batas antar sel yang lebih kecil. jaringan epitel silindris pada preparat ini
tidak di temukan lumen yang menjadi ruang antar sel yang menyusunya. Bentuk
dari jaringan epitel selapis silindris ini tampak berpola heksagonal dengan inti
yang ada didalamnya. Susunana dari sel-sel yang membentuk jaringan epitel
selapis silindris ini tersusun secara berderet. Pada jaringan epitel silindris ini jika
dibandingkan dengan jaringan epitel pipih dan epitel kubus, jaringan epitel ini
lebih terlihat menonjol. Jaringan epitel ini mudah dibedakan dengan jaringan
epitel lainya dengan mengamati bentuk dari jaringan epitel tersebut. Jaringan ini
banyak di temukan pada saluran cerna (Geneser, 1994).
Pada epitel trakea sel–selnya tersusun rapat namun susunan dari inti sel pada
jaringan silindris semu ini tidaklah rapi. Jaringan epitel silindris semu ini tersusun

Universitas Sriwijaya
dari sel dengan bentuk sel-nya yang silindris, tetapi dengan panjang atau besar sel
yang berbeda sehingga tampak seolah berlapis–lapis. Tetapi pada satu sel yang
tersusun dalam satu garis lurus hanya terdapat satu inti sel. Hal itu berarti pada
jaringan epitel tersebut tidaklah terdiri dari banyak lapisan tetapi hanya satu lapis.
Sehingga disebut jaringan epitel berlapis semu. Inti sel pada jaringan epitel ini
berbentuk silindris Jaringan epitel pada trakea difungsikan untuk melapisi atau
menutupi permukaan trakea (Bresnick, 1996).
Jaringan pada preparat ovarium mencit merupakan jaringan epitel yang
memiliki susunan sel yang berbentuk kubus. Jaringan dari ovarium ini merupakan
jaringan epitel kubus selapis. Jaringan epitel kubus selapis ini cenderung lebih
bervolume jika dibandingkan dengan jaringan epitel pipih. Jaringan epitel kubus
ini karena terletak pada permukaan ovarium maka dapat berfungsi sebagai
jaringan pelindung dari organ itu sendiri (Saefudin, 2016).
Jaringan epitel pada preparat vagina mencit merupakan salah satu jaringan
dari jaringan epitel pipih berlapis, bentuk dari sel-sel penyusun jaringan epitel
pipih berlapis ini sama dengan jaringan epitel pipih selapis yang memiliki se-sel
penyusun yang berbentuk gepeng. Perbedaan dari jaringan epitel pipih selapis
dengan epitel pipih berlapis yaitu dari susunan sel yang menyusun jaringan epitel
tersebut, pada jaringan epitel pipih selapis hanya terdirii dari satu lapis kumpulan
sel yang berbentuk gepeng, sedangkan pada jaringan epitel pipih berlapis ini
terdiri dari beberapa lapis sel gepeng. Pada umumnya sel epitel pipih berlapis ini
dapat ditemukan sebagai penyusun organ yang memiliki fungsi sebagai pelindung
dari organ tersebut (Geneser, 1994).
Bentuk-bentuk dari kumpulan sel-sel yang menyusun jaringan yang telah
diamati pada praktikum struktur dan perkembangan hewan 1 menyatakan bahwa
jaringan epitel dikelompokan berdasarkan susunan jaringan dan juga dari bentuk
serta sifat sitologis sel yang menyusun jaringan epitel tersebut. Sedangkan dari
hasi pengamatan yang telah dilakukan setiap bentuk dari sel penyusun jaringan
epitel memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain, walaupun fungsi umumnya
sama yaitu sebagai pelindung organ yang disusun oleh jaringan tersebut. Jaringan
epitel ini dapat disebut juga sebagai jaringan pelindung karena fungsi umumya
yang melindungi organ di bawahnya (Geneser, 1994).
BAB 5

Universitas Sriwijaya
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jaringan epitel jaringan vagina mencit terdiri dari sitoplasma, sarkoplasma,
membrane basalis, lumen, dan miofibril.
2. Jaringan epitel selapis silindris terdiri dari membrane basal, inti sel, lumen, dan
jaringan ikat.
3. Jaringan epitel ginjal Rattus rattus terdiri dari membrane sel, lumen, dan inti
sel, sedangkan pada jaringan ginjal cavia cobaya hanya terlihat lumenya yang
dapat dibedakan secara jelas.
4. Ovarium pada mencit termasuk kejenis jaringan epitel kubus selapis yang
terdiri dari membran basalis, lumen, sitoplasma, dan inti sel.
5. Jaringan trakea mencit terdiri dari membran basalis, lumen, dan nukleus,
sedangkan pada trakea kambing terdiri dari lakuna, kondrosit, dan perikondrium.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Darwin, Eryanti. 2015. Histologi Umum. Padang: Universitas Andalas.

Bresnick, Stephen. 1996. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.

Geneser, Finn. 1994. Buku Teks Histologi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Harjana, Tri. 2011. Histologi. Yogyakarta: UNY.

Saefudin. 2016. Struktur Tubuh Dan Gerak Pada Makhluk Hidup. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Salni dan Muharni. 2016. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Indralaya:

Universitas Sriwijaya.

Subowo. 2009. Histologi Umum. Jakarta: Sagung Seto.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Ginjal Rattus rattus Ginjal Cavia cobaya Ovarium mencit

Epitel selapis silindris Trakea kambing Vagina mencit

Trakea mencit

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai