NIM : 10416004
PRODI : S1-BIOLOGI
INSULIN
Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan gangguan pada tubuh yang timbul
akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dengan banyak sebab lainnya.
Diabetes melitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi batas
normal (hiperglikemia) akibat peningkatan glukoneogenesis dan glikogenolisis.
Sebagai salah satu kelenjar endokrin, pankreas bertanggung jawab dalam mengatur
kadar glukosa darah. Perubahan kadar glukosa dalam plasma mengakibatkan penyesuaian
sekresi insulin untuk mengembalikan kadar glukosa darah pada rentang yang normal.
Insulin merupakan hormon anabolik utama yang meningkatkan cadangan energi. Pada
semua sel, insulin meningkatkan kerja enzim yang mengubah glukosa menjadi bentuk
cadangan energi yang lebih stabil yaitu glikogen (Davani, 2003). Insulin memegang peranan
penting dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Penurunan ekspresi sel beta Langerhans pankreas yang imunoreaktif terhadap insulin
menandakan berkurangnya sintesis insulin oleh sel-sel tersebut, sehingga pemberian antibodi
terhadap insulin (pewarnaan imunohistokimia) hanya bereaksi dengan sel-sel yang masih
menghasilkan insulin. Penurunan sintesis insulin menandakan kerusakan sel beta
Langerhans pankreas oleh induksi streptozotocin. Streptozotocin adalah suatu senyawa
glukosaminenitrosouren seperti agen alkilating lainnya pada kelas nitrosoure, streptozotocin
menimbulkan toksik dengan menyebabkan kerusakan pada DNA sel. Di dalam sel,
streptozotocin serupa dengan glukosa yang diangkut oleh protein pengangkut glukosa yaitu
GLUT2, tapi tidak dikenali oleh protein pengangkut glukosa lainnya.
HEMOGLOBIN
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Molekul
penyusun hemoglobin yaitu terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi.
Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun
yang disebut hemoglobinopati , diantaranya yang paling sering ditemui yaitu anemia sel sabit
dan talasemia.
Penyebab dari rendahnya kadar hemoglobin pada penduduk rurukan bisa disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu asupan nutrisi sehari-hari penduduk, anemia oleh karena inflamasi,
penyakit kronik dan kemungkinan pengaruh pestisida dikarenakan rata-rata penduduk yang
diteliti dulunya pernah menjadi petani.
asupan zat besi sangat dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin, dan kurangnya
asupan zat besi bisa mempengaruhi kadar hemoglobin pada suatu individu (5). Asupan asam
folat dan vitamin B 12 juga dapat meningkatkan produksi hemoglobin seperti yang diteliti
oleh Muwakhidah terhadap pekerja wanita di sukoharjo, didapatkan peningkatan kadar
hemoglobin setelah pemberian vitamin B 12, oleh karena Vitamin B 12 dapat membantu
proses metabolisme besi dalam tubuh. Pestisida dikatakan dapat mempengaruhi kadar
hemoglobin oleh karena racun yang terkandung didalam pestisida.
Anemia oleh karena inflamasi dan penyakit kronis yang disebabkan oleh
karena sel-sel darah merah yang tidak berfungsi secara normal, sehingga sel-sel darah
tersebut tidak dapat menyerap dan menggunakan besi secara efisien. Selain itu,
tubuh juga tidak dapat merespon eritropoietin secara normal. Eritropoietin adalah hormon
yang dibuat oleh ginjal yang fungsinya adalah merangsang sumsum tulang untuk
menghasilkan sel darah merah.