Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Biopestisida merupakan salah satu pestisida yang berbahan dasar dari bahan
tumbuhan. Tumbuhan kaya bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami
terhadap

pengganggunya.

Biopestisida

berfungsi

sebagai

penolak,

penarik,

antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya (Dalimartha, 2004). Walang


sangit merupakan salah satu hama utama tanaman padi dengan cara merusak tanaman
dengan memakan jaringan daun tanaman.Walang sangit merupakan hama potensial
yang dapat menyebabkan kehilangan hasil panen padi hingga 50 %. Walang
menghisap bulir padi yang telah matang susu dengan menggunakan rostrumnya.
Akibatnya, bulir padi tidak terisi penuh bahkan hampa sama sekali. Kepadatan
populasi walang sangit memiliki hubungan dengan produksi panen dimana satu ekor
walang sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27 % kualitas
gabah.
Padi termasuk dalam tanaman terna semusim, dengan karakteristik berakar serabut,
batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun
yang saling menopang.Daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset,
warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang
pendek dan jarang.Bagian bunga tersusun majemuk,tipe malai bercabang, satuan
bunga disebut floret yang duduk pada panikula, tipe buah bulir tidak dapat dibedakan
mana buah dan bijinya,bentuk hamper bulat hingga lonjong,ukuran 3mm hingga
15mm,tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,
struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu jenis enduspermium (Garris,
2004). Tanaman padi yang terserang hama padiumumnya mengalami kerusakan pada
bagian batang dan daun. (Pracaya, 2007).
Penggunaan pestisida sintetik perlu diatur agar tidak digunakan sebagai satu-satunya
alternative pengendalian hama. Pemakaian bahan nabati merupakan salah satu
alternative untuk mengatasi masalah hama. Insektisida nabati yang dibuat dari bahan

alamiakan mudah terurai dan tidak mencemari lingkungan, serta relative aman bagi
manusia dan ternak (Kardinan, 1999 cit.SupriyatindanMarwoto, 2000).
Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA), biopestisida
didefinisikan sebagai pestisida yang dibuat dari bahan bahan alami, seperti
binatang, tumbuhan, mikroorganisme, dan beberapa jenis mineral. Biopestisida yang
berasal dari bahan-bahan alam yang diekstrak (Sri nivasan, 2012). Biopestisida
dianggap pestisida yang ramah lingkungan (i) relative tidak berbahaya terhadap
manusia (ii) bersifat spesifik terhadap target sehingga tidak mematikan organisme
non target dan (iii) mudah terdegradasi sehingga mengurangi residu pestisida pada
produk pertanian (Gupta, 2010).
Oleh karena itu, penggunaan biopestisida berbahan aktif ekstrak buah bintaro dengan
lama dapat dipergunakan untuk mengendalikan serangan walangsangit dan
mengendalikan OPT lainnya pada tanaman padi. Daun bintaro mengandung senyawa
saponin yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan biopestisida. Oleh sebab itu,
penggunaan pestisida nabati adalah solusi untuk tujuan tersebut di atas.

Dalam

system pertanian organik, penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu langkah
bijak yang harus ditumbuh kembangkan terutama keyakinan petani dalam
menggantikan pestisida sintetik.
Bintaro adalah tumbuhan (pohon) bernama latin Cerberamanghas, merupakan bagian
dari ekosistem hutan mangrove. Tanaman bintaro banyak terdapat di sekitar wilayah
pesisir pantai. Bintaro termasuk dalam suku Apocynaceae yakni berkerabat dengan
kamboja, ciri nyajika dilukai pasti banyak mengeluarkan getah susu. Nama lainnya
adalah Pong-pong tree atau Indian sucide tree termasuk tumbuhan berbahaya karena
mengandung racun. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun
berselingan. Daun dari buah bintaro ini tumbuh memanjang keatas, penampakan
tumbuhan buah bintaro sangat indah dan menarik. Pohon bintaro memiliki bunga
yang tumbuh pada ujung pedikal samosa dengan warna kuning pada bagian korola
yang berbentuk tabung dan berpetal lima. Buah bintaro berbentuk bulat, berwarna
hijau ketika masih muda dan berwarna merah ketika sudah masak.

Buah bintaro terdiri dari tiga lapis yakni bagian terluar adalah lapisan kulit, lapisan
kedua merupakan daging buah yang berbentuk seperti sabut kelapa, dan bagian paling
dalamnya adalah biji yang ukurannya cukup besar sebesar biji buah mangga. Buah
bintaro terdiriatas 8% biji dan 92% daging buah. Bijinya sendiri terbagi dalamc
angkang 14% dan daging biji 86% .Pada daun, buah, dan kulit batang tanaman
bintaro mengandung Saponin, daun dan buahnya mengandung polifenol yang dikenal
sangat toksik terhadap serangga dan bias menghambat aktifitas makan hama, dan
kulit batangnya mengandung Tanin (Sallehdalamtarmadi, 2007).
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah;
1. Bagimana prosedur pembuatan pestisida nabati daun bintaro (PESTA DINTO)
yang ramah lingkungan menuju Indonesia Sehat
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pestisida nabati daun bintaro (PESTA
DINTO) yang ramah lingkungan menuju Indonesia sehat.
1.3 Tujuan
Tujuan dari karya tulis ini adalah
2. Mengetahui prosedur pembuatan pestisida nabati daun bintaro (PESTA
DINTO) yang ramah lingkungan menuju Indonesia Sehat
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pestisida nabati daun bintaro (PESTA
DINTO) yang ramahlingkunganmenuju Indonesia sehat.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah
1. Bagi MasyarakatKarya tulis ini diharpakan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat pemanfaatan daun bintaro sebagai biopestisida untuk mengatasi
walang sangit pada tanaman padi yang ramah lingkungan menuju indonesia
sehat.

2. Bagi pemerintah
Karya tulis ini diharapkan memberikan solusi buat pemerintah agar
mengurangi penggunaan pestisida sintetik yang berbahaya dengan beralih ke
bipestisida nabati dari daun bintaro yang ramah ingkungan.
3. Bagi Peneliti
Karya tulis ini diiharapkan menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

BAB III
METODE PENULISAN

a. Perumusan Masalah
Penyusunan karya tulis ini diawali penulis dengan merumuskan
permasalahan

yang

akan

dibahas. Rumusan

masalah

diperlukan

agar

permasalahan yang dibahas dalam gagasan tulis menjadi jelas dan tidak melebar.
b. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis
ini adalah :
1. Studi Pustaka
Berdasarkan permasalahan yang muncul maka penulis melakukan
pencarian sumber-sumber pustaka yang relevan dengan permasalahan berupa
buku-buku, jurnal, artikel dan sebagainya. Sumber-sumber pustaka yang
diperoleh kemudian dipelajari dan dituangkan dalam telaah pustaka sebagai teori
yang mendasari pembahasan atas permasalahan yang ada.
2. Dokumentasi
Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang berhubungan
erat dengan dokumen yang berasal dari catatan, majalah, surat kabar, buletin
ilmiah yang relevan. Data-data yang diperoleh kemudian dihimpun berdasarkan
prioritas manfaat sebagai landasan permasalahan.
3. Analisis Data
Kegiatan analisis dilakukan dengan pendekatan teoritik berdasarkan hasil
studi pustaka. Proses analisis data yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini
mencakup reduksi data dan sajian data. Analisis reduksi data dilakukan dengan
menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan dan mengabstraksi data-data yang
telah diperoleh berdasarkan sumber pustaka. Analisis ini dilakukan guna
mempertegas, meringkas, memfokuskan dan membuang data yang tidak penting
agar simpulan dapat diambil. Setelah melakukan reduksi data kemudian penulis
melaksanakan tahap sajian data. Pada tahap ini penulis menyusun informasi hasil
dari tahap reduksi data kemudian menyajikannya secara lengkap baik data yang

diperoleh dari studi pustaka, maupun dokumentasi kemudian dianalisis sesuai


dengan kategori dalam permasalahan yang ada guna memperoleh data yang jelas
dan sistematis. Data ini kemudian digunakan sebagai rujukan penarikan
simpulan.
4. Penarikan Simpulan dan Saran
Pada tahap penarikan simpulan dan saran penulis menggunakan teknik
induksi berdasarkan uraian pada pembahasan. Berdasarkan pembahasan pula,
penulis merumuskan beberapa saran.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Prosedur pembuatan pestisida nabati daun bintaro (PESTA DINTO) dan
yang ramah lingkungan menuju Indonesia Sehat.
Pestisida nabati adalah pestisida yang dibuat dari bagian tanaman dengan
tujuan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT). Cara membuat
pestisida nabati daun bintaro (PESTA DINTO) dengan cara;
a. Menyediakan alat dan bahan seperti pisau, talenan, baskom, blender,
toples, daun bintaro, gula dan aquades.
b. Memotong-motong buah bintaro berukuran kecil-kecil, kemudian
dimasukan kedalam blender sampai halus.
c. Masukkan hasil blenderan kedalam baskom dan diberi aquades. Tetapi
sebelumnya menimbang konsentrasi yang tepat dengan perbandingan 1: 1
yaitu 1 kg daun bintaro dan 1 liter air.
d. Mengaduk-aduk sampai homogen dan tambahkan gula 10 g dan tutup
rapat dan disimpan selama 1 hari jauh dari kontak langsung kena cahaya.
e. Menyaring dengan menggunakan kertas saring.
f. Ekstrak biopestisida nabati daun bintaro siap diuji cobakan pada walang
sangit.
Mekanisme biopestisida buah bintaro (PESTA DINTO) adalah mampu
menghambat perkembangan larva menjadi pupa dan pupa menjadi imago, serta
menyebabkan terbentuknya pupa dan imago abnormal. Melihat potensi buah bintaro
yang sangat besar tersebut, sudah saatnya dimanfaatkan sebagai sumber bahan
organik alternatife biopestisida pada tanaman padi. Menurut Subiakto (2002)
konsentrasi zat racun yang terkandung didalam larutan esktrak daun bintaro sesuai
dengan jumlah konsentrasi bahan yang digunakan, jika konsentrasi bahan yang
digunakan banyak maka konsentrasi zat racun yang terkandung didalam larutan akan
tinggi, begitu juga sebaliknya. Oleh Karena itu didalam karya tulis ini membuat
konsentrasi perbandingan 1:1. Jika hasil menunjukkan bagus dan berkualitas maka
dilanjutkan dengan uji sitoktosisitas.
Daya racun yang dimiliki oleh senyawa biopestisida disebut toksisitas.
Faktor yang mempengaruhi sifat racun dari biopestisida adalah: 1) Toksisitas dari

senyawa biopestisida; 2) Penggunaan konsentrasi biopestisida; 3) Lamanya terkena


biopestisida pada tanaman yang dilakukan pengendalian; 4) Mekanisme biopestisida
masuk kedalam tubuh tanaman(Rahayu, 2001).
4.2 Kelebihan dan kekurangan pestisida nabati daun bintaro (PESTA DINTO)
yang ramah lingkungan menuju Indonesia sehat.
Sejatinya tidak ada yang sempurna didunia ini begitu juga dengan PESTA
DINTO memiliki keunggulan diantaranya;
1. Konsentrasi biopestisida yang pekat berefek optimal dalam megendalikan
hama walang sangit.
2. Tidak memudar/ cepat hilang hal ini dikarenakan pada pembuatan biopestisida
nabatiini ada penambahan gula, dengan tujuan agar mengikat dan memempel
pada bagian daun atau buah.
3. Tidak beracun bagi tanah sehingga mikrooorganisme tetap hidup dengan baik,
karena biopestisida PESTA DINTO terkendali tanpa efek bagi lingkungan
yang ber akibat ada lingkungan menjadi sehat.
4. Tidak menimbulkan pencemaran air, udara dan tanaman, karena bipestisida
PESTA DINTO menjadi kan sebuah solusi unuk mengatasi gagal panen padi.
Biopestisida ini menjadi alternatife tanpa menimbulkan efek penecmaran air,
udara dan tanaman, karena bahanya berasal dari bahan alam.
5. Tidak menimbulkan kekebalan serangga, karena biopestisa PESTA DINTO
langsung mematikan sampai perkembangan larva menjadi pupa, sehingga
tidak ada regerasi jenis walang sangit selanjutnya.
6. Murah dan mudah di dapat. Karena bahan yang digunnakan mudah didapat
khususnya dikota Kediri. Hampir disepanjang ngumul pohon ini mudah
dijumpai dan mudah didapat bahanya berasal darii bahan alam.
Sedangkan kelemahan dari biopestisida nabati daun bintaro antaralain;
1. Memiliki daya kerja relative lambat dibandingkan dengan menggunakan
bahan kimia, karena penggunaan biopestida ini berasal dari bahan alam
sehingga mekanismenyalambat akan tetapi tidak menimbulkan kekebalan
pada walang sangit.

2. Biopestida nabati daun bintaro tidak tahan simpan dalam waktu yang lama
sampai bertahun tahun, karena tidak ada penambahan bahan pengawet yang
mampu memperpanjang lama simpan penyimpanan. Sedangkan dalam
pembuatan biopestisida nabati daun bintaro ada penambahan gula dengan
tujuan untuk meperpanjang lama simpan secara alami untuk menuju Indonesia
sehat.

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1.Proses pembuatan biopeptisida nabati daun bintaro dengan cara membersihkan,
mblender,mengekstrak,dan menyaring.
2.Keunggulan biopeptisida nabati daun bintaro adalah ramah lingkungan,tidak
mencemari air,tanah,udara,mematikan walang sangit,ramah lingkungan,dan
murah menuju Indonesia sehat dan kelemahannya adalah lambat dalam
mematikan walang sangit
5.2 Saran
1.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai biopeptisida nabati daun
bintaro pada jenis hama yang lain.
2.Perlu diuji nilai toksisitas sehingga bisa mengetahui tingkat toksisitasnya.

Daftar Pustaka
Dalimartha, Indra. 2004. Pengawasan Pupukdan Pestisida. Jakarta.
Garris, A. J. Tai, T.H., Coburn J., KresovichS.. (2004)."Genetic structure and
diversity in Oryza sativa L.".Oxford University Press. Oxford.
Gupta, Suman and A.K. Diks hit. 2010.Biopesticides : An ecofriendly approach for
pest control.Journal of Biopesticide .3(1) 186-188.
Subiakto, S. 2002. Pestisida Nabati Pembuatan dan Pemanfaatan. Balai Penelitian
Tanaman Holtikultura.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman (EdisiRevisi), Penebar Swadaya,
Jakarta.

Lampiran:
A.Daftar Riwayat Hidup
Ketua Tim
a. Nama Lengkap
: Moh. Syarif Hidayatullah Kurniawan
b. NIM
: 10115136
c. Jurusan
: S1 Farmasi
d. Perguruan Tinggi
: Institut Ilmu Kesehatan
e. Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep 22 juni 1995
f. Jenis Kelamin
: laki - laki
g. Alamat Domisili
: Sumenep Madura
h. No. Telepon / HP
: 081999705222
i. Email
: ivan.colombuz@yahoo.com
j. Penghargaan Karya Ilmiah
-

Anggota 1
a . Nama Lengkap

: Anggi Retno Wardani

b. NIM

: 10115168

c. Jurusan

: S1 Farmasi

d. Perguruan Tinggi

: Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

e. Tempat, Tanggal Lahir : Samarinda, 03 oktober 1997


f. Jenis Kelamin

: Perempuan

g. Alamat Domisili

: Jl.

h. No. Telepon / HP

: 085332045525

i. Email

: anggirwardani@gmail.com

j. Penghargaan Karya Ilmiah

Anggota 2
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Perguruan Tinggi
e. Tempat, Tanggal Lahir
f. Jenis Kelamin
g. Alamat Domisili
h. No. Telepon / HP

: R Syahibullah Majid
: 10113165
: S1 Farmasi
: Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
: 18 Mei 1995
: Laki - laki
: Sumenep Madura
: 0817533911

i. Email

: ardik.majid32@gmail.com

j. Penghargaan Karya Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai