Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN

OLEH :
NAMA : HILMA NURBAYANTI
NIM : 170210104059
KELAS :B
KELOMPOK :3
NAMA ASISTEN : 1. LISTI ROHMATIKA
2. FERSTY ISNA K

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I. JUDUL
Mempelajari Jaringan Pada Hewan

II. TUJUAN
Setelah selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan jaringan
jaringan penyusun pada hewan.

III. DASAR TEORI


Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Pada saat perkembangan embrio,
jaringan mudah (germ layers) berdiferensiasi dan spesialisasi menjadi empat
macam jaringan dasar, yaitu: jaringan epitel, jaringan ikat jaringan otot, dan
jaringan saraf (Waluyo, 2006 : 35).
Sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama disebut
jaringan. Pada garis besarnya, jaringan hewan dibagi menjadi empat kelompok :
1. Jaringan epitel : susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel .
Berdasarkan bentuk dan sususnannya, jaringan epitel terdiri atas :
a) epitel pipih selapis,
b) epitel kubus selapis,
c) epitel kolumner (memanjang)
2. Jaringan ikat : letak selnya berjauhan
Berdasarkan strukturnya, jaringan ikat dibedakan menjadi :
a) Jaringan ikat longgar
b) Jaringan ikat padat
c) Jaringan lemak
d) Jaringan rawan
e) Tulang
f) Darah
3. Jaringan otot : selnya memanjang berbentuk serabut
Macam – macam jaringan otot :
a) Otot polos
b) Otot bergaris melintang
c) Otot jantung
4. Jaringan saraf : terdiri atas neuron dan neuroglia (Tim dosen pembina, 2017:
11)

Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi bagian luar dan bagian
dalam rongga tubuh di dalam tubuh. Jaringan epitel melindungi permukaan
terhadap mikroorganisme penginvask kehilangan air dan cedera fisik. Sebagian
epitel dikhususkan untuk menyerap zat gizi dan menyekresikan suatu larutan untuk
menjaga agar permukaan tetap basah dan terlumasi (Bresnick, 2003: 86).

Jaringan epitel selapis mempunyai berbagai bentuk, yaitu epitel skuamosa,


epitel selapis kubus dan epitel selapis silindris. Epitel selapis silindris merupakan
jaringan yang melapisi saluran pencernaan yang terdiri atas sel absorprtif dan sel
goblet yang berfungsi untuk membungkus pembatas usus halus dan usus besar.
Selain terletak di saluran pencernaan jaringan epitel silindris selapis ini juga terletak
pada saluran kelenjar, kandung empedu dan duktus papilaris di sistem urinarius
(Waluyo, 2006: 39).

Saluran pernafasan bagian atas mempunyai lapisan permukaan jaringan


epitel berbulu getar (silia) yang disebut sikat pembatas (brush border), berfungsi
sebagai penyaring utama pada jaringan sistem saluran pernafasan. Bulu getar pada
epitel saluran pernafasan merupakan struktur yang tidak dimiliki oleh jaringan
epitel lain (Naiola, 2000: 205).

Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm


(lapisan tengah embrio). Selain menjadi jaringan ikat (darah, tulang rawan, tulang,
dan lemak), mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah,
beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat
(berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya
(Waluyo, 2006: 43).

Jaringan ikat padat mempunyai matriks dalam jumlah banyak yang


mengandung serabut kolagen. Jaringan ikat ini membentuk tendon sebagai tempat
perlekatan oto dan tulang serta membentuk ligamen sebagai tempet persendian
antar tulang. Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua, yaitu teratur dan tidak teratur
dengan komponen seluler yang ralatif sedikit dan didominasi oleh komponen
fibrosa yang terdiri dari fibroblast atau sel pembentuk serabut. Biasanya jaringan
ikat tidak teratur terletak pada kulit dan jaringan ikat teratur terletak pada tendon,
selain itu jaringan ikat ini juga terletak pada dermis tunica submucosa pada
percernaan (Waluyo, 2006: 45).

Tunika mukosa sekum memiliki ketebalan 29,7 ± 5,0 mm yang tersusun atas
lamina epitel silindris sebaris (epitel kolumner simplek), lamina muskularis, dan
lamina propria. Pada lamina propria terdapat kelenjar, sama halnya seperti lamina
propria pada usus halus. Pada sekum biasanya tidak dijumpai sel paneth, tidak
memiliki plika maupun villi, sehingga epitelnya tampak lebih rata jika
dibandingkan dengan usus halus. Jenis sel epitel yang ditemukan pada lamina
epitelialisnya identik dengan yang ditemukan pada usus halus, hanya saja jumlah
sel goblet yang ditemukan lebih banyak (Suwiti, 2010: 103).

Jaringan otot terbentuk dari serabut serabut dengan ukruran yang bervariasi
dan dapat dikatakan tidak menagndung matriks. Setiap sel atau serat dilapisi oleh
jaringan pengikat yang disebut endomisium. Jaringan ikat ini berfungsi sebagai
pelindung yang memungkinkan fasikel dan sel yang bergerak bebas dan membantu
transmisi tenaga pada saat kontraksi otot. Pada hewan atau mamalia jaringan otot
terdiri dari tiga macam yaitu otot polos, otot bergaris lintan atau otot lurik dan otot
jantung (Waluyo, 2006: 53).

Fungsi otot polos adalah menyempitkan dan melonggarkan suatu rongga


atau saluran. Biasanya otot polos terletak di saluran kelenjar, kulit dan lain lain.
Fungsi otot jantunng sama halnya dengan otot polos yaitu menyempitkan dan
melonggarkan rongga atau saluran. Hal itu dikarenakan otot jantung dapat
mengkerut dengan teratur dan tidak kenal lelah karena otot jantung bekerja dibawah
kesadaran otak. Otot rangka terdiri dari berkas berkas sel yang sangat panjang,
berbentuk silindris, berinti banyak, dan terdapat garis garis melintang. Oleh sebab
itu otot rangka ini juga disebut sebagai otot bergaris lintang atau otot lurik. Otot
rangka bekerja dibawah kesadaran otak dan kontraksinya cepat dan kuat yang
disebabkan oleh interaksi dari filamen tipis aktin dan filamen tebal myosin
(Waluyo, 2006: 54).

Jaringan saraf tersebar di seluruh bagian tubuh berupa jaringan komunikasi


yang terpadu. Fungsi jaringan saraf adalah melakukan koordinasi ke seluruh tubuh
untuk menghantarkan impuls saraf yang berasal dari suatu rangsang. Jaringan saraf
hanya terdiri dari dua bagian, yaitu sel saraf atau neuron dan sel glia atau neuroglia
(Waluyo, 2006: 64).

IV. METODOLOGI PRAKTIKUM


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
4.1.1.1 Mikroskop

4.1.2 Bahan
4.1.2.1 Preparat awetan jaringan epitelium, ikat, otot dan syaraf

4.2 Skema Kerja

Menggambar dan memberi keterangan bagian – bagian


preparat yang dilihat

Memperhatikan struktur/bentuk selnya

Meminta petunjuk dari pembimbing bila mengalami kesulitan

V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur Pada Kulit
Perbesaran 4 x 10 Keterangan:
1. Sel sel menanduk
2. Jaringan epitel
3. Saluran lemak
4. Serabut kolagen
5.2 Jaringan Ikat Padat Pada Tendon
Perbesaran 10 x 10 Keterangan:
1. Substansi dasar
2. Serabut kolagen

5.3 Jaringan Epitelium Selapis Silindris Pada Duodenum


Perbesaran 10 x 10 Keterangan:
1. Jonjot
2. Nukleus
3. Epitelium silindris selapis
4. Lumen

5.4 Jaringan Otot Polos


Perbesaran 4 x 10 Keterangan:
1. Nukleus
2. Lumen
5.5 Jaringan Otot Lurik
Perbesaran 100 x 10 Keterangan:
1. Nukleus
2. Serat otot
3. Garis lurik

5.6 Jaringan Saraf


Perbesaran 10 x 10 Keterangan:
1. Badan sel
2. Perpanjangan
3. Nukleus

VI. PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini, kami mengamati mengenai jaringan-jaringan


penyusun pada hewan yaitu jaringan epitel,jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan
saraf. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang
sama. Jaringan pada hewan dibagi menjadi empat kelompok yaitu jaringan epitel,
jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan
pipih. Jaringan ini menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi-fungsi
ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara
massa sel dan rongga atau ruang. Misalnya epitel kulit melindungi jaringan di
bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi sinar ultraviolet dan
beragam bakteri. Seperti jaringan epidermis pada tumbuhan, jaringan epitel
berperan sebagai pelapis organ dan rongga tubuh bagian luar. Jaringan ini dapat
ditemukan pada permukaan tubuh yang membatasi organ tubuh dengan lingkungan
luarnya. Jaringan epitel yang melapisi permukaan tubuh atau lapisan luar tubuh
dinamakan epitelium. Sedangkan jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh
dinamakan mesotelium, misalnya perikardium yang melapisi organ jantung, pleura
yang melapisi organ paru-paru, dan peritonium. Kemudian, jaringan yang
membatasi organ tubuh dinamakan endotelium. Di dalam struktur tubuh, jaringan
epitel berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya dari kerusakan,
pengangkut zat-zat antarjaringan, dan tempat keluarnya enzim

Bentuk jaringan epitel pada dasarnya dapat dibedakan atas dasar bentukan
sel dan jumlah lapisannya. Jaringan epitel dapat terdiri atas selapis sel atau
bertingkat yang terdiri atas dua atau lebih lapisan. Bentuk sel individu dapat
berbentuk pipih (squamosa), kubus (epitel kuboidal), dan kolumnar (epitel
kolumnar).

Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm


(lapisan tengah embrio). Selain menjadi jaringan ikat (darah, tulang rawan, tulang,
dan lemak), mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah,
beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat
(berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya

Bentuk-bentuk jaringan ikat yang lain adalah darah, kartilago tulang rawan
(zat penyokong yang keras namun fleksibel yang menyusun, misalnya telinga), dan
bernagai jenis serat penyokong yang memberi kekuatan dan, terkadang, elastis bagi
tubuh dan kerap kali menghubungkan sutu jaringan dengan jaringan lain (misalnya
saja tendon, yang melekatkan otot ke tulang).

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-
organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu
berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein
yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Sel otot dapat
berkontraksi karena mengandung protein kontraktif yang di sebut miofibril.
Miofibril terbuat dari protein kontraktil aktin dan miosin. Serabut otot tersusun
menjadi berkas paralel yang kemudian membentuk otot. Pada vertebrata, ada tiga
jenis jaringan otot yaitu Otot polos, Otot lurik dan Otot jantung.

Jaringan saraf terdiri atas neuron (sel-sel saraf), beberapa diantaranya dapat
mencapai semester panjangnya. Impuls saraf bergerak dari badan sel neuron
melalui akson-nya dan menuju badan sel neuron melalui salah satu dendrit-nya.
Neuron sensoris seringkali sangat terspesialisasi untuk memberikan respon
terhadap rangsangan yang spesifik (sentuhan, suara, baud an lain-lain). Neuron
motoris berperan dalam mengaktifkan respon otot dan biasanya berkoordinasi
dengan neutron sensorin melalui neuron asosiasi. Jaringan saraf ditemukan
diseluruh tubuh, terutama di otak dan urat saraf tulang belakang.

Pengamatan pertama adalah pengamatan terhadap jaringan padat ikat tidak


teratur pada kulit dengan perbesaran 40 kali. Struktur jaringan ikat tidak teratur
terdiri dari sel sel menanduk, jaringan epitel, saluran lemak, serabut kolagen.
Jaringan ikat padat tidak teratur mempunyai berkas kolagen yang menyebar
membentuk anyaman kasa yang kuat. Jaringan ikat ini berfungsi mengikatkan kulit
pada jaringan dibawahnya.

Pada pengamatan kegiatan kedua adalah pengamatan terhadap jaringan ikat


teratur pada tendon dengan perbesaran 100 kali. Jaringan ikat tersusun atas serabut
kolagen dan substansi dasar. Jaringan ikat pada tendon berfungsi sebagai tempat
perlekatan otot dengan tulang. Tendon yang melekatkan otot ke tulang dan ligamen
yang menghubungkan tulang dengan tulang persediaan keduanya dibentuk dari
jaringan ikat padat ini.

Pengamatan ketiga adalah pengamatan terhadap jaringan epitelium silindris


selapis pada duodenum dengan menggunakan perbesaran 100 kali. Struktur yang
terlihat pada jaringan epitelium silindris selapis adalah nukleus, jonjot, epitelium
silindris dan lumen. Nukleusnya bulat yang terletak di dasar sel. Fungsi dari
jaringan epitel pada duodenum ini adalah sebagai penyerap sari-sari makanan di
usus, pelindung, pelicin, dan sekresi.

Pada pengamatan yang keempat yaitu mengamati jaringan otot polos.


Dengan perbesaran 40 kali. Struktur otot polos memanjang. Terletak pada saluran
pencernaan, saluran pernapasan, pembuluh darah, dan pembuluh limfe.
Karakteristik otot polos adalah bentuk sel memanjang dengan ujung meruncing,
berinti satu di tengah, merupakan otot tak sadar, dipengaruhi saraf otonom, reaksi
terhadap rangsang lambat, dan tidak mudah lelah sehingga dapat berfungsi untuk
melangsungkan gerakan di luar kehendak, contohnya gerakan zat/makanan pada
saluran pencernaan dan mengontrol diameter pembuluh darah serta biji mata.

Pengamatan yang kelima yaitu mengamati preparat awetan otot lurik.


Pengamatan ini menggunakan perbesaran 1000 kali. Berdasarkan hasil pengamatan
didapat bahwa bentuk otot lurik memanjang dan sesuai dengan namanya yaitu
berlurik-lurik. Memiliki inti sel yang banyak dan letaknya ditepi dan memiliki serat
otot. Otot ini bekerja secara sadar dan biasanya terdapat pada rangka. Otot lurik
dapat berkontraksi dengan cepat tetapi tidak dapat tetap dalam keadaan
kontraksi.Otot lurik harus beristirahat dahulu sebelum dapat berkontraksi lagi.

Pengamatan keenam adalah mengamati jaringan saraf dengan perbesaran


100 kali. Struktur yang terlihat dalam jaringan saraf ini adalah badan sel,
perpanjangan dan nukleus. Fungsi jaringan saraf adalah menghantarkan impuls
saraf yang berasal dari suatu rangsang.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan epitel, jaringan otot,
jaringan ikat dan jaringan saraf . jaringan epitel merupakan jaringan penyusun
tubuh hewan yang tersusun rapat dan tidak terdapat ruang antar sel. Jaringan
otot merupakan jaringan penyusun organ hewan yang sel selnya berbentuk
serabut memanjang. Jaringan ikat merupakan jaringan yang sel sel penyusunnya
memiliki letak berjauhan antara satu dan yang lainnya. Jaringan saraf
merupakan jaringan yang mengkoordinasi segala kegiatan dan tanggapan
terhadap apa yang terjadi pada tubuh kita.

7.2 Saran
Sebaiknya para praktikan perlu memahami terlebih dahulu mengenai
bahan yang akan diamati, agar saat praktikum tidak mengalami kesulitan. Selain
itu, praktikan juga harus sabar dan tekun untuk mengamati jaringan yang ada
pada mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

B Paul Naiola. 2008. Vaksinasi Dini Bordetella Bronchiseptica Pada Anak Babi
Mencegah Kerusakan Sel-Sel Epitel Berbulu Getar Pada Mukosa Saluran Nafas
Bagian Atas. Jurnal Ilmiah Nasional. Volume 9 Nomor 2. Jakarta: LIPI

Joko Waluyo. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Press

Ni Ketut Suwiti, dkk. 2010. Studi Histologi Usus Besar Sapi Bali. Jurnal Histologi dan
Anatomi. Volume 2 Nomor 2. Bali: Buletin Veteriner Udayana

Stephen Bresnick. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates

Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Doble Helix Studio
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai