Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN


TUMBUHAN

Oleh

Nama : Rizha Yulinda Salsabila

NIM : 160210102056

Program Studi : Pendidikan Fisika

Kelompok :1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2017
I. JUDUL

Mempelajari Jaringan pada Hewan dan Tumbuhan

II. TUJUAN

2.1 Dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan

2.2 Dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan

III. DASAR TEORI

Tubuh terdiri atas atom-atom, satuan dasar dari suatu materi.


Bila dua atau lebih bergabung, maka akan membentuk molekul. Jika
sebuah molekul terdiri atas lebih dari satu unsur, maka terdapat
senyawa seperti air, karbon dioksida, protein, lemak yang begitu
penting bagi tubuh kita. Sel adalah satuan hidup terkecil yang mandiri
dan kehidupan tergantung pada banyaknya aktivitas kimiawi sel-sel.
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan sifat struktur dan fungsi yang
serupa. Organ tersusun dari sekelompok jaringan (Waluyo, 2010 : 37).
Baik pada tumbuhan maupun hewan, kelompok-kelompok sel-
sel yang serupa terorganisasi menjadi lembar-lembar atau berkas-berkas
longgar yang disebut jaringan. Jaringan melakukan sebuah aktivitas
yang spesifik. Berbagai jaringan yang berbeda disusun dalam struktur-
struktur dengan batas dan bentuk yang jelas, dikenal sebagai organ.
Organ melakukan fungsi spesifik di dalam organisme; misalnya, ginjal
adalah organ yang menyingkirkan kotoran dari darah dan
mengekskresinya sebagai urin. Sejumlah organ dapat berasosiasi
sebagai suatu sistem organ, sebuah kompleks yang melakukan suatu
fungsi keseluruhan (Fried dan George, 2005 : 41).
Pada jaringan hewan, fungsi berkorelasi dengan struktur
jaringan epitelium menutupi bagian luar tubuh dan melapisi organ dan
rongga internal. Sel-sel epitelium, konsisten dengan fungsinya sebagai
penghalang, terkemas dengan rapat. Sel-sel epitelium tersusun di atas
alas padat matriks ekstraseluler, membran basal, yang bisa berfungsi
dalam metabolisme, perkembangan dan ekskresi. Jaringan ikat
mengikat dan menyokong jaringan lain. Jaringan adiposa (lemak)
adalah jenis jaringan ikat longgar khusus. Jaringan ikat berserat yang
ditemukan dalam tendon dan ligamen, terbuat dari berkas serat
berkolagen padat dan paralel. Tulang rawan, tulang sejati, dan darah
juga merupakan jaringan ikat. Neuron, unit fungsional jaringan saraf,
terdiri atas sebuah badan sel dengan dendrit dan akson yang menjulur
dan menghantarkan sinyal listrik yang disebut impuls. Jaringan otot
terdiri atas sel-sel panjang yang mengandung mikrofilamen paralel dari
protein kontraktil (Campbell et al., 2004 : 17).
Jaringan tulang bersifat dinamis karena secara konstan
mengalami pembaharuan yang dikenal dengan proses remodeling.
Remodeling tulang merupakan suatu proses yang kompleks yang
melibatkan resorpsi tulang yang diikuti dengan pembentukan tulang
baru. Jaringan tulang memiliki tiga tipe sel yakni osteosit, osteoblas,
dan osteoklas. Proses remodeling melibatkan osteoblas dan osteoklas
melalui mekanisme signal parakrin dan endokrin (Djuwita et al., 2012 :
75).
Secara anatomi pada irisan melintang daun terlihat beberapa
sistem jaringan pada daun, yaitu jaringan epidermis, mesofil atau
parenkim dan jaringan pembuluh. Epidermis pada daun pada umumnya
terdiri atas selapis sel. Kecuali pada Ficus sp. memiliki epidermis
ganda. Jaringan epidermis ini terdiri atas epidermis atas (epidermis
adaksial) dan epidermis bawah (epidermis abaksial). Pada epidermis
atas terdapat kutikula. Kutikula ini berfungsi sebagai pencegah
keringnya jaringan di bawah epidermis dan melindungi jaringan yang
berada dibawahnya dari gangguan mekanis. Pada epidermis atas tidak
terdapat klorofil, sedangkan pada bagian epidermis bawah terdapat
stomata (Wibawani dan Ainun, 2015 : 44).
Tangkai daun tanaman induk dan anakan tersusun oleh serabut
sklerenkim, trakeid dan parenkim. Serabut sklerenkim dapat berasal
dari jaringan sklerenkim maupun unsur xilem, sedangkan trakeid hanya
berasal dari unsur xilem. Pada pelepah daun, serat dapat berasal dari
sklerenkim maupun unsur xilem dari berkas pengangkut (Puspawati et
al,. 2013 : 72).
IV. METODE PRAKTIKUM

4.1 Alat dan bahan

a. Alat
Mikroskop

b. Bahan
- Preparat awetan jaringan ikat dan otot (jaringan hewan)
- Preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun
(jaringan tumbuhan)

4.2 Skema kerja

a. Pengamatan Jaringan Hewan

Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian dari


preparat yang dilihat

Memperhatikan struktur atau bentuk selnya

Apabila mengalami kesulitan, meminta petunjuk dari


pembimbing
b. Pengamatan Jaringan Tumbuhan

Meletakkan preparat penampang melintang bahan (daun,


batang, dan akar) di bawah mikroskop

Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke


kuat

Menggambar bagian yang terlihat serta memberi keterangan


secara lengkap

V. HASIL PRAKTIKUM

a. Pengamatan Jaringan Hewan


Gambar : Jaringan Ikat Padat Teratur Keterangan :

1. Fibroblas
2. Serat kolagen

Perbesaran : 10 x 10
Gambar : Jaringan Otot Keterangan :

1. Nukleus
2. Lempeng
interkalar

Perbesaran : 10 x 10

Gambar : Jaringan Saraf Keterangan :

1. Substansia
alba
2. Substansia
kelabu/ gricea

Perbesaran : 10 x 10
Gambar : Jaringan Epitel Selapis Kubus Keterangan :

1. Epitel
2. Lumen

Perbesaran : 10 x 10

b. Pengamatan Jaringan Tumbuhan


Gambar : Preparat melintang batang jagung Keterangan :

1. Epidermis
2. Jaringan Dasar
3. Xylem
4. Floem

Perbesaran : 40 x
Gambar : Preparat melintang akar jagung Keterangan :

1. Korteks
2. Empulur
3. Epidermis
4. Endodermis
5. Xylem
6. Floem

Perbesaran : 10 x 10

Gambar : Preparat melintang batang waluh Keterangan :

1. Epidermis
2. Endodermis
3. Xylem
4. Floem

Perbesaran : 4 x 10
Gambar : Preparat melintang daun bunga mentega Keterangan :

1. Epidermis
2. Palisade
3. Stomata
4. Trikana
5. Epidermis bawah
6. Bunga karang

Perbesaran : 40 x

Gambar : Preparat melintang akar ricinus sp. Keterangan :

1. Xylem

Perbesaran : 40 x 10
Gambar : Preparat melintang oriza sativa Keterangan :

1. Xylem
2. Floem
3. Mesofil
4. Rongga daun
5. Stomata

Perbesaran : 40 x

VI. PEMBAHASAN

Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan


fungsi yang sama. Jaringan hewan yaitu sekumpulan sel pada hewan yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Dan jaringan tumbuhan yaitu
sekumpulan sel pada tumbuhan yang mempunyai bentuk dan fungsi yang
sama. Perbedaan jaringan hewan dan tumbuhan yaitu pengelompokkan
jaringan tubuh tumbuhan didasarkan pada bentuk sel, letak, fungsi, asal, serta
tingkat perkembangannya. Berdasarkan hal-hal tersebut, jaringan pada
tumbuhan meliputi jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan
meristem merupakan jaringan yang tetap bersifat embrional, yaitu memiliki
kemampuan untuk terus membelah diri tak terbatas. Sel-sel penyusunnya
berdinding tipis, penuh dengan protoplasma, dan vakuola relatif kecil.
Menurut asalnya, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem primer dan
meristem sekunder. Meristem primer adalah jaringan meristem yang sel-
selnya berkembang dari sel-sel embrional.
Meristem primer merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio,
misalnya ujung akar, ujung batang, dan kuncup yang menyebabkan
pertumbuhan primer. Meristem sekunder merupakan jaringan meristem yang
berkembang dari jaringan dewasa yang telah terdiferensiasi, tetapi aktif
membelah, misalnya kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder
pada tumbuhan dikotil. Jaringan permanen merupakan jaringan yang tersusun
atas sel-sel dewasa yang telah terdiferensiasi, tetapi dalam keadaan tertentu
dapat bersifat meristematis kembali. Jaringan permanen terdiri dari jaringan
pelindung, jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat, dan jaringan
pengangkut. Untuk hewan, terdapat dua kelompok jaringan, yaitu jaringan
benih dan jaringan tubuh. Jaringan benih aktif membelah diri untuk
menghasilkan benih baru. Jaringan tubuh meliputi jaringan epitel, jaringan
ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi jaringan lain.
Jaringan ini meliputi epitel sederhana dan epitel berlapis. Jaringan epitel
sederhana hanya terdiri dari satu lapis sel. Contohnya adalah jaringan epitel
pipa sebelah dalam. Jaringan epitel berlapis terdiri atas beberapa lapis sel.
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang
satu dengan jaringan yang lain. Jaringan otot terdiri atas otot rangka, otot
polos dan otot jantung. Jaringan otot berfungsi sebagai penggerak. Jaringan
otot rangka terdiri atas sel-sel otot yang apabila diamati dengan mikroskop
memiliki garis gelap dan terang berselang-seling. Karena itu sel otot rangka
dikenal pula sebagai sel otot lurik atau sel otot bergaris melintang. Jaringan
saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan serabut saraf. Jaringan saraf
berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat
penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot.
Sistem saraf terdiri dari dua jenis utama dari sel yang dikenal
sebagai neuron dan neuroglia. Neuron adalah unit struktural dan fungsional
dasar dari sistem saraf, yang eksitabel (peka terhadap rangsangan) untuk
mengirimkan dan memproses informasi dalam tubuh hewan. Jaringan saraf
menghubungkan neuron satu sama lain dan jaringan. Neuroglia umumnya
dikenal sebagai sel glial atau kadang-kadang sebagai glia. Sel-sel non-neuron
dari sistem saraf yang penting untuk mempertahankan homeostasis serta
membentuk myelin. Struktur sel ini adalah seperti laba-laba atau gurita, tapi
tidak ada akson seperti pada neuron. sel-sel glial berperan dalam
neurotransmisi tetapi tidak ada mekanisme yang diusulkan sejauh ini. Salah
satu fitur penting dari neuroglia adalah kemampuan untuk menjalani
pembelahan sel seiring bertambahnya usia.
Pada jaringan-jaringan tumbuhan yang kami amati dalam
praktikum kali ini terdapat beberapa jaringan penyusun tumbuhan yang ada
yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan epidermis adalah lapisan sel
yang paling luar, yaitu pada permukaan organ primer tumbuhan, seperti akar,
bateng, daun, bunga, dan buah. Pada praktikum ini hampir semua bagian pada
tumbuhan yang kami amati memiliki epidermis, hanya pada akar Ricinus sp.
dan oriza sativa tidak memiliki jaringan epidermis. Jaringan dasar (parenkim),
jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel
hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervarisi dan masih
melakukan proses fisiologis. Pada praktikum ini jaringan dasar hanya terdapat
pada batang jagung.
Jaringan penyokong (penguat), jaringan penyokong merupakan
jaringan yang menguatkan tubuh. Pada praktikum ini, jaringan penyokong
tidak terlihat pada pengamatan jaringan tumbuhan yang akmi amati. Jaringan
pengangkut (vakuler), jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi
terdiri dari xilem dan floem. Xilem adalah jaringan kompleks terdiri atas sel
hidup ataupun sel mati. Jaringan floem adalah jaringan kompleks terdiri atas
berbagai macam unsur yang memiliki tipe berbeda yakni parenkim serabut,
kloroid dan pembuluh lapisan. Pada praktikum ini, jaringan pengangkut xilem
floem terlihat pada hampir semua bagian tumbuhan kecuali pada daun bunga
mentega, dan akar ricinus yang hanya terlihat bagian dari xilemnya saja. Pada
pengamatan untuk batang jagung, batang waluh, terdapat korteks.
Korteks adalah bagian terluar dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi di
bagian luar oleh epidermis dan di bagian dalam oleh
endodermis. Korteks tersusun dari jaringan penyokong yang tidak
terdiferensiasi dan menyusun jaringan dasar.
Untuk penelitian pada akar jagung terdapat bagian empulur,
empulur adalah bagian terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh. Istilah
dalam bahasa Inggris adalah pith. Empulur biasanya berupa jaringan lunak
agak kering, kadang-kadang berongga kecil-kecil. Pada pengamatan akar
jagung, dan batang waluh terdapat bagian endodermis, endodermis adalah
lapisan paling dalam korteks akar dengan sel-sel tebal (dilapisi pita caspary)
yang membatasi korteks dan stele. Fungsinya adalah sebagai pembatas
selektif yang mengatur masuknya bahan-bahan dari larutan tanah ke dalam
jaringan pembuluh di dalam stele. Pada pengamatan daun bunga mentega
terdapat bagian palisade, jaringan ini mengandung banyak kloroplas yang
berfungsi dalam proses pembuatan makanan. Salah satu ciri-ciri jaringan ini
adalah Sel-sel berbentuk silinder, dan tersusun rapat.
Pada daun bunga mentega terdapat bagian trikoma, Trikoma adalah
rambut-rambut halus yang terdapat pada permukaan tumbuhan. Banyak sekali
daun-daun yang berambut seperti apel, jagung, dan rumput-rumputan.
Trikoma memiliki fungsi dalam mengurangi intensitas cahaya matahari dan
melindungi tumbuhan dari pemangsa. Pada akar, trikoma muncul dalam
bentuk rambut akar yang berfungsi dalam penyerapan air. Pada pengamatan
daun bunga mentega dan oriza sativa terdapat stomata, Stomata atau mulut
daun merupakan pori di daun yang dapat membuka dan menutup sesuai
dengan kondisi tumbuhan dan lingkungannya. Stomata dapat membuka dan
menutup karena kerja dari sel penjaga / sel penutup. Sel penjaga berfugsi
seperti pintu yang dapat membuka lebar, membuka sempit, atau menutup
sesuai dengan kebutuhan. Sel-sel yang terletak bersebelahan dengan sel
penjaga disebut dengan sel tetangga. Stomata memiliki fungsi dalam
mengatur laju penguapan air pada tumbuhan.
Untuk jaringan hewan yang diamati pada praktikum kali ini, pada
jaringan saraf terdapat bagian substansia alba dan substansia kelabu.
Substansia alba berwarna putih, tidak mempunyai perikarya, axon bermyelin
secara merata. Terletak pada lapisan dalam otak. Tidak termasuk nuclei dan
ganglia. Di otak dalam juga terdapat substansi grisea yang dikelilingi sedikit
atau banyak substansi alba, inilah yang disebut nuclei. Substansia kelabu atau
substansia girsea. Karakter utama dari substansia grisea ini berwarna kelabu
karena adanya badan sel saraf yang relatif besar, nukleus bulat
dikelilingi badan Nissl. Substansia grisea pada otak berada di perifer,
membentuk cortex cerebrum dan cerebellum. Tetapi pada medulla spinalis
berada di sentral berbentuk H.
Pada jaringan otot bagian-bagiannya yang teramati yaitu nukleus
dan lempeng interkalar. Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan
pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi
genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang
membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein. Gen di dalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Diskus
interkalaris adalah pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan
mikroskop.
Untuk jaringan ikat padat teratur yang kami amati. Terdapat bagian
yang menunjukkan fibroblas dan serat kolagen. Fibroblas adalah sel yang
menyintesis matriks ekstraseluler, kolagen, dan kerangka struktural (stroma)
jaringan hewan, serta berperan penting dalam penyembuhan
luka. Fibroblas merupakan sel jaringan ikat paling umum pada hewan. Serat
kolagen adalah sejenis protein. Secara alami mempunyai serat,
menghubungkan dan mendukung jaringan tubuh lainnya, seperti kulit, tulang,
tendon, otot, dan tulang rawan. Organ-organ internal juga didukung oleh
kolegn bahkan juga ada dalam gigi. Di dalam tubuh ada sekitar 25 jenis
kolagen yang terjadi secara alamiah.
Pada jaringan epitel selapis kubus terdapat bagian epitel dan
lumen. Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi atau menutup
permukaan tubuh, baik permukaan luar maupun permukaan dalam. Jaringan
epitel yang melapisi permukaan luar tubuh disebut epitelium. Lumen
(rongga/ruang), berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang
diperlukan oleh sel itu sendiri.
Untuk pengamatan pada batang jagung, bagian-bagian yang telah
teramati sudah sesuai dengan literatur yang ada, untuk akar jagung bagian-
bagian yang ada dalam percobaan kami ada kekurangan untuk bagian lapisan
berambut, serabut korteks luar, dan perisikel yang seharusnya ada. Untuk
pengamatan pada batang waluh dan pada daun bunga mentega sudah sesuai
dengan literatur yang ada. Namun untuk pengamatan akar ricinus sp. yang
terlihat pada pengamatan kami hanya bagian xilemnya saja. Karena pada saat
melakukan pengamatan preparat yang digunakan pecah. Namun sebenarnya
pada akar ricinus sp. terdapat bagian yang menunjukkan jaringan korteks,
epidermis, xilem dan floem. Untuk oriza sativa terdapat persamaan dengan
literatur antara jaringan, perbedaan bentuk jaringan penyusunnya. Namun
terdapat sedikit perbedaan yang ada karena hasil pengamatan yang kurang
jelas.
VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Jaringan penyusun tubuh hewan terdapat empat jenis


berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu jaringan epithel,
jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

7.1.2 Untuk tumbuhan terdapat jaringan penyusunnya yaitu,


jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong,
endodermis, dan jaringan pengangkut (xylem dan floem).

7.2 Saran

Untuk praktikum kali ini sudah berjalan dengan cukup baik


meskipun waktu yang diperlukan untuk mengamati masing-masing
jaringan hewan dan tumbuhan tidak mencukupi. Tetapi karena alat
dan bahannya sudah disiapkan terlebih dahulu dapat memperlancar
jalannya praktikum. Untuk praktikan agar lebih mempersiapkan
materi yang akan dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., Reece, J. B., dan Mitchell, Lawrence. 2004. Biologi Edisi
Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Djuwita, I., Pratiwi, I. A., Winarto, A., dan Sabri, Mustafa. 2012. Proliferasi dan
Diferensiasi Sel Tulang Tikus dalam Medium Kultur In Vitro yang
Mengandung Ekstrak Batang Cissus Quadrangula Salisb. Jurnal Kedokteran
Hewan. Vol 6 (2) : 75-80
Fried, G. H., & Hademenos, G. J. 2005. Schaums Outlines Biologi Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga.
Puspawati, N. M., Kriswiyanti, E., dan Junitha, I. 2013. Profil Struktur Serat Ibu
Tangkai Daun Antara Induk dan Anakan Kelapa. Jurnal Simbiosis. Vol 1 (2) :
70-78
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : Jember University Press.
Wibawani, A. I., & Laily, A. N. 2015. Identifikasi Tanaman Berdasarkan Tipe
Fotosintesis pada Beberapa Spesies Anggota Genus Ficus melalui
Pengamatan Anatomi Daun. El Hayah. Vol 5 (2) : 43-47

Anda mungkin juga menyukai