DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB 1PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
1. Tujuan Umum..........................................................................................................2
2. Tujuan Khusus.........................................................................................................2
BAB IITINJAUAN TEORI.......................................................................................................3
A. DEFINISI LUKA BAKAR.........................................................................................3
B. PENYEBAB LUKA BAKAR.....................................................................................3
C. PATOFISIOLOGI.......................................................................................................6
D. FATHWAY...............................................................................................................10
E. TANDA DAN GEJALA...........................................................................................12
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................................17
G. KOMPLIKASI..........................................................................................................19
H. PENANGANAN.......................................................................................................20
I. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR........................................................29
BAB IIIPENUTUP...................................................................................................................58
A. Kesimpulan................................................................................................................58
B. Saran..........................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................59
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Luka
bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi
tahunnya. Dari angka tersebut, 112.000 penderita luka bakar membutuhkan tindakan
emergensi, dan sekitar 210 penderita lukabakar meninggal dunia. Di Indonesia, belum
ada angka pasti mengenai luka hakar, tetapi dengan bertambahnyajumlah penduduk
ditentukan oleh kedalaman luka bakar.Beratnya luka bergantung pada dalam, luas,
dan letakluka. Selain beratnya luka bakar, umur dan keadaankesehatan penderita
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa mengetahui
Pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi dan fathway, dan asuhan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI LUKA BAKAR
Luka bakar adalah trauma pada kulit yang disebabkan oleh panas atau suhu
tinggi.
Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya
karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada
pada tempatnya pada jangka waktu yang lama. Dengan cepat luka bakar akan
besar air, protein, serta elektrolit; dan sering kali memerlukan pencangkokan kulit
dari bagian tubuh yang lain untuk menghasilkan penutupanluka yang permanen.
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar juga
dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas (misal suhu benda
yang membakar, jenis pakaian yang terbakar, sumber panas: api, air panas dan
minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi kebakaran dan
meliputi :
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak
dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya. ( gas, cairan, bahan
padat/solid )
Luasnya cedera adalah akibat dari intensitas panas (suhu) dan durasi
pemajanan.
3
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari
energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi
oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai
arus listriknya.Tipe arus, antara lain “arus bolak-balik” (AC) yang dtemukan
dirumah tangga (voltase 110 atau 220) dan “arus searah (DC) yang ditemukan
diaki mobil dan alat bedah elektro. Kontak dengan AC cenderung menyebbkn
kontraksi otot, yang menyebabkan korban sulit untuk melepaskan sumber listrik
dengan DC.Kekuatan arus dibagi menjadi dua kategori. Voltase tinggi, 1000
volt atau lebih, dan voltse rendah dibawah 1000 volt. Voltase tinggi biasanya
Luka bakar kimiawi terjadi ketika substansi kimia beraksi dengan kulit,
menyebabkan reaksi sismatik. Hasilnya dapat dikaitkan dengan empat hal: tipe
kimiawi (asam, alkali, atau subtansi organik), lama pemajanan, konsentrasi zat,
dan jumlah zat. Reaksi kimia dan cedera dihilangkan dari kulit. Semakin dini
jaringan. Luka bakar alkali menyebabkan kerusakan lebih banyak dari pada luka
bakar asam karna zat ini menyebabkan nekrosis yang mencair pada jaringan,
4
menyebabkan kerusakan kutaneus dan dapat di absorpsi, yang menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal. 15 zat kimia tertentu seperti asam hidrofluorat dapat
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe
injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri
atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran.
Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan
Penyebab luka bakar yang tersering adalah terbakar apilangsung yang dapat
dipicu atau diperparah denganadanya cairan yang mudah terbakar seperti bensin,
gaskompor rumah tangga, cairan dari tabung pemantikapi, yang akan menyebabkan
luka bakar pada seluruhatau sebagian tebal kulit. Pada anak, kurang lebih 60% luka
bakar disebabkan oleh air panas yang teriadi padakecelakaan rumah tangga, dan
Penyebab luka bakar lainnya adalah pajanan suhutinggi dari matahari, listrik,
maupun bahan kimia.Bahan kimia ini bisa berupa asam atau basa kuat.Asam kuat
menyebabkan nekrosis koagulasi, denaturasiprotein, dan rasa nyeri yang hebat. Asam
sistemik yang fatal, bahkanpada luka yang kecil sekalipun. Alkali atau basa kuatyang
banyak terdapat dalam rumah tangga antara laincairan pemutih pakaian (bleaching),
berbagai cairanpembersih, dll. Luka bakar yang disebabkan oleh basakuat akan
5
Kemampuan alkalimenembus jaringan lebih dalam lebih kuat daripadaasam,
kerusakan jaringan lebih berat karena selmengalami dehidrasi dan terjadi denaturasi
C. PATOFISIOLOGI
Kulit adalah organ terluar tubuh manusia dengan luas0,025 m2 pada anak baru
lahir sampai 1 m2 pada orangdewasa. Apabila kulit terbakar atau terpajan suhu
tinggi,pembuluh kapiler di bawahnya, area sekitarnya danArea yang jauh sekali pun
tubuh masih bisa mengatasinya. Bila kulit yang terbakarluas (lebih dari 20%). Dapat
Dinqin,berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,dan produksi urin
Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila lukaterjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalannapas karena gas, asap, atau uap panas yang terhirup.Udem
laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala
sesak napas, takipnea, stridor, suara parau, dan dahak berwarnagelap akibat jelaga.
6
Dapat juga terjadi keracunan gas co atau gasberacun lainnya. Karbonmonoksida
sangat kuat terikat dengan hemoglobin sehingga hemoglobin tidak mampu lagi
mengikat oksigen tanda keracunan ringan yaitu lemas, bingung, pusing mual, dan
muntah, pada keracunan yang berat terjadi koma. Bila lebih 60% hemoglobin terikat
Setelah 12-24 jam permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi
serta penyerapan kembali cairan dari ruang interstisial ke pembuluh darah yang
Luka bakar umumnya tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati yang merupakan
medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi
ini sulit diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang
mengalami tromosis. Padahal pembuluh ini membawa system pertahanan tubuh atau
antibiotic. Kuman penyebab infeksi pada luka bakar, selain berasal dari kulit
penderita sendiri, juga dari kontaminsasi kuman saluran napas atas dan dan
berbahaya karena kumannya banyak yang sudah resisten terhadap berbagai antibiotik.
Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kaukus gan positif yang berasal
dari kulit sendiri atau dari saluran nafas, tetapi kemudian dapat terjadi invasi kuman
dan toksin lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam invasinya pada luka
bakar. Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau pada kasa penutup luka
mudah lepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasi ditandai dengan
7
keropeng yang kering dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula-mula
sehat menjadi nekrotik; akibatnya, luka bakar yang mula-mula derajat dua menjadi
derajat tiga, infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan
Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat dua dapat sembuh
dengan meninggalkan cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dai sisa elemen
epitel yang masih vital, misalnya dek kelenjar sebasea, sel asal, sel kelenjar keringat,
atau sel pangkal rambut. Luka bakar derajat dua yang dalam mungkin meninggalakan
parut hipertrofi yang nyeri gatal, gatal, dan secara estetik sangat jelek.
Luka bakar derajat tiga yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami
kontraktur. Bila ini terjadi di persendian, fungsi sendi dapat berkurang atau hilang.
Pada luka bakar berat dapat di temukan ileus paralitik. Pada fase akut, peristalsis
usus menurun atau berhenti karena syok. Juga peristaltik dapat menurun karena
Stres atau beban faal serta hipoperfusi daerah splanghikus pada penderita luka
bakar berat dapat menyebabkan terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum
dengan gejala yang sama dengan gejala tuak petik. Kelainan ini dikenal dengan
sebagai tuak curling ini adalah penyulit perdarahan yang tampil sebagai hematemesis
protein menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolisme
tinggi, dan mudah terjadi infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga
mengeluarkan kalori tambahan. Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama
di dapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu, penderita menjadi
sangat kurus, otot mengecil, dan berat badan menurun. Kecacatan akibat luka bakar
8
bisa sangat hebat, terutama bis mengenai wajah. Penderita mungkin mengalami beban
kejiwaan berat akibat cat tersebut, sampai bisa menimbulkan gangguan jiwa yang
D. FATHWAY
Voltase Tinggi
> 1000 Watt
Kougulasi
Destruksi
Lisis Sel
Saluran Napas Kulit
Kerusakanpertukaran gas
Konsentrasi CO
dalam Hb Jaringan kulit Nekrosis
2Keracunan gas terbuka Jantung
CO meningkat
Gangguan
Hipotermi
Termoregulasi
Ekstravasi/perpindahan
natrium, H2O, dan protein
dari ruang intravaskuler
ke ruang intersisial
Kekurangan volume
Respons stres masif, aktivitas
cairan
Hipovolemia System saraf simpatis
Vasokontriksi perifer
Konstipasi
Penurunan Curah
Jantung
10
E. TANDA DAN GEJALA
suhu tinggi. Selain api yanglangsung menjilat tuhuh, baju yang ikut terbakar
jugamemperdalam luka bakar. Bahan baju yang palingaman adalah yang terbuat
dari bulu domba (wol).Bahan sintetis, seperti nilon dan dakron, selain
mudahterbakar juga mudah lumer oleh suhu tinggi, lalumenjadi lengket sehingga
permukaan.Luka bakar ini tidak terlalu serius dan hanya mengenai lapisan kulit
bagian atas, tetapi sering disertai pembentukan vesikel atau gelembung berisi
dalam 5-7 hari; misalnya tersengatmatahari. Luka tampak sebagai eritema dengah
Luka bakar derajat 2 dinamakan partial thickness burn atau luka bakar
elemen epitel sehat yang tersisa. Elemenepitel tersebut, misalnya sel epitel basal,
epitel ini, luka dapat sembuh sendiri dalamdua sampai tiga minggu. Gejala yang
11
timbul adalahnyeri, gelembung, atau bula berisi cairan eksudat yangkeluar dari
Luka bakar derajat 3 dinamakan full thickness burn. Luka bakar ini
tetapi rusak.Luka bakar derajat tiga meliputi seluruh kedalamankulit dan mungkin
subkutis, atau organ yang lebihdalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup tersisa
lebih rendah dari jaringan sekeliling yangmasih sehat. Tidak ada bula dan tidak
terasa nyeri.
Orang yang mengalami luka bakar derajat 4 terlihat hitam, seperti arang,dan
nekrotik,Derajat empat yaitu luka bakar yang merusak tulang, otot, dan jaringan
dalam, serta luka bakar akibat sengatan arus listrik yang menyebabkan robeknya
jaringan. Sebagian besar luka bakar merupakan kombinasi dari ketiga derajat di
12
Bagian tubuh 1 th 5 th Dewasa
Genetalia 1% 1% 1%
Dalam menentukan berat luka bakar adalah berdasarkan pada luas ukuran
dan kedalaman. Ada terdapat tiga kategori dalam menentukan berat luka bakar;
13
Terdapat satu atau lebih kriteria :
1) Luka bakar derajat III lebih dari 10% luas permukaan tubuh
2) Luka bakar derajat dua lebih dari 25% luas permukaan tubuh pada orang
2) Luka bakar derajat II 15% sampai 25% luas permukaan tubuh pada orang
2) Luka bakar derajat II kurang dari 15% luas permukaan tubuh pada orang
khusus adalah lokasi luka bakar : muka, tangan, kaki, dan genetalia karena
14
perineum,ketiak, leher, dan tangan sulit, antaralain karenamudah mengalami
kontraktur. Bayi dan orang usialanjut daya kompensasinya lebih rendah, maka
a. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderitaakan
terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi
obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca
trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase
akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka
tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ
fungsional.
15
3) Keadaan hipermetabolisme.
c. Fase lanjut.
pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
darah.
Leukosit dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisi luka dan
3. GDA
4. CO Hbg
5. Elektrolit serum:
16
Lebih besar dari 20 MEqL mengindikasikan kelebihan resusitasi cairan, kurang
7. Glukosa serum
8. Albumin serum
9. BUN kreatinin
10. Urine
kehilangan protein.
Dapat tampak normal pada pansca luka bakar dini meskipun dengan cidera
inhalasi, namun cidera inhalasi yang sesungguhnya akan ada pada saat progresif
Berguna dalam diagnosa luas cidera inhalasi, hasil dapat meliputi edema,
14. Scanparu
15. EKG
Tanda iskemia miokardiak disritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik
17
16. Foto grafi luka bakar
G. KOMPLIKASI
1. Infeksi
Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat
mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk
(menekan daya tahan), kecuali pada keadaan tertentu, misalnya pda edema larings
Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 5–10. Terjadi
Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga
duodenum.
pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan
4. Konvulsi
Komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak adalah konvulsi. Hal ini
(penisilin, aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui.
5. Kontraktur
18
Merupakan gangguan fungsi pergerakan.
H. PENANGANAN
Tiga hal yang sangat penting pada penanganan luka bakar, yaitu:
1. Burn Shock
Timbul dalam 48 jam: merupakan suatu jenis yang berbeda dari shock
a. Hipokalemia
c. Nyeri
2. Infeksi
terjadi amiloidosis.
c. Stase urin yang dapat menimbulkan batu-batu dalam traktus urinarius. Dekat
akhir fase burn shock dapat timbul curling’s ulcers (lambung, duodenum,
dan jejenum)
3. Rehabilitasi
mengembalikan bentuk dan fungsi. Luka bakar yang perlu rehabilitasi terutama
a. Membuka baju
2. Rawat luka
jam
atau krim (Zilfer Sulfadizin 1%) dioleskan tanpa pembalut dan dapat
Berdasarkan luas dan dalamnya luka bakar maka dilanjutkan dengan pemberian
terapi cairannya.
Menurut Karakata, S dan Bachsinar, B.,1996, cara pemberian cairan pada luka bakar
sebagai berikut:
1. Formula EVANS
20
Dalam 8 jam pertama, jumlah cairan yang diberikan sebesar setengah dari
Cairan diberikan dalam tetes merata. Cara menghitung tetes, dipakai rumus :
P
g =
Qx3
IWL = (Insensible water lost) adalah kehilangan setiap hari yang tidak kita
sadari. Kehilangan air dengan cara ini berlangsung lewat keringat dan
pernapasan. Rata-rata IWL pada orang dewasa 2000 cc/hari. Pada pemberian
berat badannya. Untuk berat badan <10 kg penggantian IWL sebesar 100
ml/kgBB, berat badan 10-20 kg: 50 ml/kgBB, dan berat badan >20 kg: 25
ml/kgBB
2. Formula BROOKE
24 am II. Berikan :
21
24 jam II Berikan:
Paling banyak saat ini, praktis dan mudah. Pada cara ini hanya diberikan cairan
Ringer laktat.
Setengah dari jumlah kebutuhan cairan total diberikan dalam 8 jam pertama,
Kebutuhan total cairan pada hari kedua sama dengan hari pertama, hanya cara
Jumlah cairan dan elektrolit yang diberikan dalam 48 jam pertama (24 jam I + 24
jam II) tidak banyak berbeda antara formula satu dengan lainnya. Miliekivalen
22
Berat / usia Produksi urin
6 – 10 tahun 25 – 30 ml/jam
11 – 12 tahun 30 – 40 ml/jam
13 – 15 tahun 40 – 50 ml/jam
1. Hari Pertama
a. Pemberian Analgetik
b. Pemberian ATS
23
1) Mula-mula toksoid dan ATS
c. Antasida
duodenum dan jejenum) yang dapat timbul dekat akhir fase burn shock.
2) Cara terbuka
mencegah infeksi dibaringkan pada tempat tidur yang baik dan bersih
dan diberi kelambu yang bersih juga. Bula yang utuh dibiarkan tetapi
bulla yang sudah pecah dibuka sama sekali karena lipatan kulit disudut
keras-keras) dan bila pembresihan luka memberikan rasa yang amat sakit
tertutup adalah:
perawatan yang bersih dan dijaga sampai timbul sepsis (Schwart, 2000)
2. Hari Kedua
24
a. Pemberian antibiotik sistemik
Pada hari kedua permeabilitas pembuluh darah mulai membaik dan terjadi
Diuresis, minimal 30 cc/ jam, kecuali untuk penderita gagal ginjal, diabetes
melitus dan gagal jantung diuresis 15 cc/ jam sudah dianggap cukup
c. Fisioterapi
daerah persendian, tujuan dari fisioterapi segera dan aktif ini adalah untuk
mencegah terjadinya kontraktur, fisioterapi segera dan aktif ini adalah untuk
d. Skin Grafting
grafting, terutama bila luka bakarnya luas dan tidak adanya pulau-pulau
dilakukan skin grafting, yaitu luka-luka bakar ditutupi dengan kulit kemudian
dibalut dengan maksud agar tidak terjadi kehilangan cairan yang terlalu
luka dirawat terbuka dulu baru kemudian dilihat apakah perlu dilakukan
grafting.
25
e. Nutrisi
1. Minuman
2. Makanan
f. Suplemen
1. Vitamin A, B dan D
2. Vitamin C 500 mg
kesembuhan luka operasi dan luka bakar. Albumin juga berperan mengikat
dan obat tidur. Selain mengobati luka bakar dan luka pascaoperasi, albumin
serta carrier faktor pembekuan darah (Pamuji, H dan Hidayat, R., 2003).
tinggi dalam kandungan ekstrak ikan gabus. Dengan meminum ekstrak ikan
menyembuhkan luka operasi atau luka bakar. Malah, menurut Eddy, luka
dapat sembuh tiga hari lebih cepat ketimbang menggunakan serum albumin.
26
Hal ini Eddy terinspirasi dari orang-orang Cina yang mengobati luka bakar
1. PENGKAJIAN
a. Anamnesa
1) Identitas
2) Identitas klien
a) Nama :
b) Umur :
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak nafas.
27
sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka
penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai
c. Riwayat Kesehatan
beberapa fase : fase emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola
bak), fase akut (48 jam pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif
28
1) Aktifitas/istirahat: Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan
rentang gerak pada area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
2) Sirkulasi: Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT):
luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
6) Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka
bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada
luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf;
29
7) Pernafasan: Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama
adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi
dalam (ronkhi).
8) Keamanan:
Tanda:
beberapa luka.
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum
30
d) Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di
pakaian terbakar.
e. Riwayat psikososial
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body image
perubahan. Selain itu juga luka bakar juga membutuhkan perawatan yang laam
f. Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan
Bagian 1 th 5 th Dewasa
31
tubuh
leher
atas (kanan
dan kiri)
depan
belakang
bawah
(kanan dan
kiri)
Genetalia 1% 1% 1%
2. Diagnosa Keperawatan
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan edema dan
32
3. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke
permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan akibat evaporasi dari daerah luka
bakar.
respon imun.
lapisan kulit.
otot.
4. Diagnosis Keperawatan
33
2. Aktual/risiko bersihan jalan napas tidak efektif b.d. edema dan efek
dariinhalasi asap.
daerah lukabakar.
yangterbuka.
5. Nyeri b.d. hipoksia jaringan, cedera jaringan, serta saraf dan dampakemosional
5. Rencana Keperawatan
organorganvital; pemeliharaan suhu tubuh yang normal; rasa nyeri serta ansietas
1 Aktuak atau Dalam waktu 1x 1. Kaji faktor penyebab Pemeriksaan untuk mengkaji
resiko 24jam gangguan gangguan pertukaran pertukaran gas yangadekuat
gangguan pertukaran gas gas. dan bersihan saluran napas
petukaran gas teratasi merupakanaktivitaskeperawa
b.d tan yang esensial. Frekuensi,
Kriteria hsil :
keracunakn kualitas, dan
kkarbon 1. Pasien tidak
dalamnya respirasi harus
monoksida sedak nafas
dicatat. Paru-paru
in,inhalasi
2. RR dalam diauskultasiuntuk
asap dan
rentanng nomal mendeteksi suara
obstrubsi
sesuai vaktor usia tambahan(abnormal).
34
saluran nafas 3. pemeriksaan Disamping pengkajian
atas gas arteri pH keperawatan terhadap status
7,40+- respirasi,oksimeter denyut
0,005,HCO3 24+- nadi dapat digunakan untuk
2mEq/L, an memantau
paCO, 40 mmHg
kadar oksigen dalam
daraharterial. Pemakaian
oksimeter
mempersulit pemeriksa
untuk mendapatkan signal
yangakurat, dan oksimeter
tidak dapatmembedakan
karboksil hemoglobin
dengan oksihemoglobin
35
Beri oksigen 4l/menit Terapi pemeliharaan untuk
dengan metode kanul kebutuhan asupan
atau sungkup non oksigenasi.
rebreathing
meningkatkan kondisi O,
ruangan yang akan
berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada di
ruangan.
36
menghilangkan
sumber klorida.
2 Aktual/resiko Dalam waktu 1 X Kaji dan monitor jalan Deteksi awal untuk
bersihan jalan 24Jam paskah napas. interpretasi intervensi
nafas tidak bedah hati, selanjutnya.Salah satu cara
efektif b.d kebersihan jalan untuk mengetahui apakah
edema dan nafas pasien tetap pasien bernapas
efek dari optimal atau tidak adalah dengan
inflasi asap. menempatkan telapak tangan
Kriteria evaluasi:
di
1. Jalan
atas hidung dan mulut pasien
nafas
untuk merasakan hembusan
bersih,
tidak napas. Gerakan toraks dan
adanya diafragma tidak selalu
obstruksi menandakan nasien
pada jalan bernaoas.
nafas.
2. Suara
37
nafas
normal
tidak ada
bunyi
nafas
tambahan
seperti
stridor.
3. Tidak
adanya
penggunaa
n oto
bantu
nafas.
4. RR dalam
rentang
normal
sesuai
tingkat
usia,
misalnya
pada
dewasa
12-20X/m
enit
1. Tempatkan pasien 2.Untuk memudahkan dalam
di bagian resusitasi melakukan monitoring status
kardiorespirasi dan
intervensi kedaruratan.
38
sungkup non- Pemenuhan oksigen dapat
rebreathing. membantu meningkatkan
mengeluarkan timbunan
sekret melalui pengisapan
trakea
mengurangi kerja
pernapasan, menir-rgkatkan
ekspansi
39
pemberian oksigen yang
dilembapkan atau
pelaksanaan ventilasi
mekanis dapat
oksigenasi jaringan
yang'adekuat. Asepsis
dipertahankan
meninskatkan kebutuhan
oksisen rnetabolik.
40
lidah yang dibungkus kasa.
melakukan inspirasi
makimal.
mukus.
41
atau pemasangan tamponade
balon.
syok hipovolemik).
43
akurat tentang intake intervensi hidrasi dan
dan output diare mencegah terjadinya over
hidrasi.
mendapatkan intervensi
selanjutnya dan menurunkan
44
kulit dan luka hipotermi luasnya lesi lebih tinggi'
yang terbuka Penderita luka bakar luas
Kriteria hasil:
cenderung untuk menggigil'
1. Suhu Dehidrasi dapat semakin
tubuh berat jika daerah kulit yang
dalam rusak
rentang terkena aliran udara hangat
normal yang terus-menerus'
36-37 0C
2. CRT <3
Detik
3. Akral
hangat
sesuaikan kamar dalam Pasien biasanya sensitif
kondisi tidak terlalu terhadap perubahan suhu
hangat dan tidak terlalu kamar. Tindakan yang
dingin. diimplementasikan pada
pasien luka bakar,seperti
pemakaian selimut katun,
lampu penghangat
Yang dipasang pada langit-
langit kamar atau alat
.
Pelindung panas sangat
berguna untuk
mempertahankan
kenyamanan dan suhu tubuh
pasien
45
lebar harus dibuka bagi
perawatan luka. Suhu
tubuhoasien dipantau dengan
cermat.
5 Nyeri b.d Dalam waktu Kaji nyeri dengan Menjadi parameter dasar
hipoksia 1x24 jam nyeri pendekatan PQRST. untuk mengetahui sejauh
jaringan,ceder berkurang /hilang mana intervensi yang
a jaringan atau teradaptasi diperlukan dan sebagai
serta saraf dan evaluasi
Kriteria evaluasi:
dampak keberhasilan dari intervensi
emosional dari 1. Suara manajemen nyeri
luka bakar subjektif keperawatan.
melaporka Gejala kegelisahan dan
n nyeri ansietas sering dikaitkan
berkurang dengan
atau dapat rasa nyeri sebenarnya yaitu
diadaptasi. dapat berasal dari keadaan
Skala hipoksia. Oleh karena itu,
nyeri 0-1 pengkajian status respirasi
(0-4) yang
2. Dapat saksama sangat penting
mengident sebelum pemberian analgetik
ifikasi yang dapat menyupresi
aktivitas sistem pernapasan dalam
yang periode awal pasca-luka
meningkat bakar.
kan atau
menurunk
46
an nyeri.
3. Pasien
tidak
gelisah
Jelaskan dan bantu Pendekatan dengan
pasien dengan tindakan menggunakan relaksasi dan
pereda nonfarmakologi lainnya telah
nyeri nonfarmakologi menunjukkan keefektifan
dan noninvasif. dalam mengurangi nyeri.
47
pernapasan dalam. nyeri sekunder dari
peradangan.
48
dan intramuskular tidak
digunakan karena gangguan
sirkulasi pada jaringan yang
cedera membuat absorpsi
preparat tersebut tidak bisa
diperkirakan' Pemberian
intiavena preparat sedatif
mungkin diperlukan pula.
Obat-obat pereda nyeri yang
memadai harus disediakan
dalam perawatan pasien
dengan Iuka bakar yang akut
karena obat-obat tersebut
bukan hanya untuk
menjamin
kenyamanan pasien, tetapi
juga untuk mengurangi
kebutuhan oksigen jaringan
akibat respons nyeri
fisiologik
Oleh karena intensitasnya,
nyeri yang berhubungan
dengan luka bakar tidak
mungkin bisa dihilangkan
sama
sekali.
49
menyataka darurat harus dihindari
n dengan
kecemasa dua alasan: (1) ansietas akan
n meningkatkan rasa nyeri
berkurang, fisik dan psikologik yang
mengenal berkaitan dengan luka bakar
perasaann dan (2) tingkat ansietas yang
ya, dapat tinggi lebih lanjut akan
mengident meningkatkan stres fisiologik
ifikasi yang merugikan pasien.
penyebab Pengkajian dengan penuh
atau factor kewaspadaan terhadap
yang dinamika keluarga, strategi
memengar koping dan tingkat ansietas
uhinya, dapat memfasilitasi
kooperatif penl'usunan rencana
terhadap intervensi yang disesuaikan
tindakan menurut kebutuhan masing-
dan wajah masing
rileks.
Hindari konfrontasi. Konfrontasi dapat
meningkatkan rasa marah,
menurunkan
keria sama dan munqkin
memperlambat
penyembuhan.
Mulai melakukan Selama periode darurat,
tindakan untuk dukungan emosional dan
mengurangi yang sederhana tentang
kecemasan. Beri Prosedur penanganan,
lingkungan yang tenang serta perawatan pasien harus
dan diberikan. Namun, karena
suasana penuh istirahat. prioritas utama dalam
50
periode ini adalah stabilisasi
kondisi
fisik pasien, maka intervensi
psikososial merupakan
tindakan yang terbatas dalam
pemberian dukungan
bagi pasien dan keluarganya
untuk melewati fase inisial
syok luka bakar. Peredaan
rasa nyeri yang adekuat akan
membantu mengurangi
tingkat ansietas dan
meningkatkan
kemampuan koping. iika
pasien tetap terlihat sangat
cemas
dan agitatif sesudah
dilakukan intervensi
psikologik,
pemberian obat-obat
antiansietas dapat
dipertimbangkan
oleh tim medis yang merawat
pasien. Mengurangi
rangsangan eksternal yang
tidak perlu
Beri kesempatan kepada Dapat menghilangkan
pasien untuk ketegangan terhadap
mengungkapkan kekhawatiran yang tidak
ansietasnya diekspresikan.
Kolaborasi: berikan Meningkatkan relaksasi dan
anticemas sesuai menurunkan kecemasan.
indikasi,contohnya
51
diazepam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah trauma pada kulit yang disebabkan oleh panas atau suhu tinggi,
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab lukabakar, Luka bakar suhu tinggi, Luka
bakar listrik, Luka bakarkimiawi, Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
B. Saran
Untuk askep luka bakar akan sangat penting diperhatikan akibat dari luka bakar,
apabila tidak ditangani secara tepat. Dan untu penatalaksanaannya yaitu denga
antibiotic dan yang penting juga yaitu nutrisi yg diberikan kepada klien.
52
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala.2012. Asuhan keperawatan gangguan system integument.
http://www.slideshare.net/BudiSutaryanto/askep-luka-bakar-asli
53