Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan nikmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Fisioterapi pada Luka Bakar”. Makalah ini telah disusun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan
makalah ini.Untuk itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang terlah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.Terlepas dari semua itu, penyusun
menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat penyusun harapkan dari pembaca agar penyusun dapat memperbaiki makalah
ini.Akhirnya, penyusun berharap bahwa makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam
mempertajam ilmu dan pengetahuan para pembaca.

Makassar, 20 Maret 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................
1

Daftar Isi.................................................................................................................
2

Bab I : Pendahuluan

1.1. Latar Belakang.................................................................................


3
1.2. Rumusan Masalah............................................................................
3
1.3. Tujuan..............................................................................................
3

Bab II : Pembahasan................................................................................... 5

Bab III : Proses Fisioterapi............................................................................


10

Bab IV : Penutup............................................................................................
17

Daftar Pustaka.......................................................................................................
18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di
rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anak-anak kecil dan
orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar.
Penyebab luka bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas,
bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain.
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan
penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang
lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka
bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air
panas dengan luka bakar karena terkena zat kimia atau radiasi membutuhkan penanganan
yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama.
Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan rehabilitasnya
masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga ter latih dan
terampil. Mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat dialami pasien, maka
pasien luka bakar memerlukan penanganan yang serius.

1.2. RUMUSAN MASALAH

3
1. Apa pengertian luka bakar?
2. Apa etiologi luka bakar?
3. Bagaimana patofisiologi luka bakar?
4. Apa saja fase fase dalam luka bakar?
5. Bagaimana klasifikasi luka bakar?
6. Bagaimana cara pengukuran luas luka bakar?
7. Bagaimana cara pemeriksaan FT pada luka bakar?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian luka bakar
2. Untuk mengetahui etiologi luka bakar
3. Untuk mengetahui patofisiologi luka bakar
4. Untuk mengetahuifase fase dalam luka bakar
5. Untuk mengetahui klasifikasi luka bakar
6. Untuk mengetahui cara pengukuran luas luka bakar
7. Untuk mengetahui cara pemeriksaan FT pada luka bakar

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan
yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik,
bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan
memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar,
tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut.

2.2 ETIOLOGI
Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal:
1. Panas (misal api, air panas, uap panas)
2. Radiasi
3. Listrik
4. Kimia
5. Laser
Bahan kimia chemicals yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat atau
basa kuat acids atau bases.

2.3 PATOFISIOLOGI

5
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas
tersebut mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar
dikategorikan sebagai luka bakar termal, radiasi, atau luka bakar kimiawi.

Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun
jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber
panas atau penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi kerusakan atau gangguan
integritas kulit dan kematian sel-sel.

2.4 FASE LUKA BAKAR

Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi menjadi 3 fase, yaitu :

1.Fase akut

Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas karena adanya
cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi gangguan keseimbangan
sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat sistemik.

2.Fase sub akut

Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan jaringan
(kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis dan
penguapan cairan tubuh disertai panas/energi.

3.Fase lanjut

Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah
pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik,
kontraktur, dan deformitas lainnya

2.5 KLASIFIKASI LUKA BAKAR

1. Klasifikasi berdasarkan penyebab :

6
- Luka bakar karena api
- Luka bakar karena air panas
- Luka bakar karena bahan kimia
- Laka bakar karena listrik
- Luka bakar karena radiasi
- Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).

2. Berdasarkan kedalaman luka bakar

a) Luka bakar derajat I

- Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis

- Kulit kering, hiperemi berupa eritema

7
- Tidak dijumpai bulae

- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi

- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari

b) Luka bakar derajat II

- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai
proses eksudasi.

- Dijumpai bulae.

- Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.

- Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit
normal.

c) Luka bakar derajat III


- Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan.
- Tidak dijumpai bulae.
- Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih
rendah dibanding kulit sekitar.
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.
- Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf
sensorik mengalami kerusakan/kematian.
- Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari
dasar luka.

3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka


American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori,
yaitu:
a. Luka bakar mayor

8
- Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20%
pada anak-anak,
- Luka bakar fullthickness lebih dari 20%,
- Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum,
- Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat
dan luasnya luka,
- Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
- Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-
anak,
- Luka bakar fullthickness kurang dari 10%,
- Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
c. Luka bakar minor
- Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak
(1992) adalah : Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa
dan kurang dari 10 % pada anak-anak.
- Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
- Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
- Luka tidak sirkumfer.
- Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

2.6 PENGUKURAN LUKA BAKAR


Berbagai metode dalam menentukan luas luka bakar :
Rumus Sembilan(Rule of Nines)
Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan dengan menggunakan
Rumus Sembilan. Rumus Sembilan merupakan cara yang cepat untuk menghitung
luas daerah yang terbakar. Sistem tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan
sembilan
terhadap permukaan tubuh yang luas.

9
BAB III

PROSES FISIOTERAPI

3.1PEMERIKSAAN FISIOTERAPI

1. Anamnesis Umum
Pemeriksa menanyakan ;
Nama, Jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, alamat dan hobi.
2. Anamnesis Khusus
Pemeriksa menanyakan ;
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri
dapat disebabakan kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri
harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul
beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakar dan disebabkan karena
pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas,
bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.

10
b. Lokasi keluhan
c. sifat keluhan
d. Faktor yang memperparah keluhan
e. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pemeriksa menanyakan :
- Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar.
- Gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan
dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan
keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah
kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan.

f. Inspeksi
- Keadaan umum ; Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh
panas sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila
luka bakar mencapai derajat cukup berat.
- Menentukan derajat luka,
- Area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin dan pucat,
- Area kulit yang terbakar akan melepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan parut tebal,
- Mukosa bibir kering
- Tanda-tanda inflamasi,
- Pemeriksaan thorak / dada

Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak


maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru,
auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi.

- Abdomen

Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada
area epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.

g. Pemeriksaan Vital sign


Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga tanda
tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama.
h. Pemeriksaan kepala dan leher
- Kepala dan rambut

11
- Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut setalah terkena
luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka bakar.
- Mata
- Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya benda
asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang rontok kena
air panas, bahan kimia akibat luka bakar.
- Hidung
- Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung yang
rontok.
- Mulut
- Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake
cairan kurang.
- Telinga
- Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan
serumen.
- Leher
- Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai
kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan.
i. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakan tempat
pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber
infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.
j. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan otot menurun karena nyeri.
k. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun
bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok
neurogenik).
l. Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan
kedalaman luka).

12
m. Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa metode
yaitu : Rule of nine. Merupakan cara yang tepat untuk menghitunng luas daerah yang
terhadap luas permukaan tubuh.
n. Palpasi
a. Denyut nadi (frekuensi, kuat lemahnya),
b. Suhu pada luka.

3.2 MANAJEMEN FISIOTERAPI

a. Breathing Exc

b. Mempertahankan fungsi

c. Mencegah kontraktur

d. Mengembalikan ROM

e. Streching

Metode

- Pelaksanaan FT dilaksanakan setelah penderita mendapatkan pertolongan untuk


mengatasi shock dan luka telah dirawat oleh tim medis lain

- Hari II setelah kejadian LB, mula-mula diberikan assisted exc (tidak boleh pasif)

- Bila sudah sembuh bisa diberikan massage untuk fleksibilitas dan UV untuk
general tonik efek

3.3 PRINSIP PENGOBATAN FISIOTERAPI

Proper positioning

Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur dan keadaan ini
harus dipertahankan sepanjang waktu selama penderita dirawat di tempat tidur. Posisi
yang nyaman merupakan posisi kontraktur. Program positioning antikontraktur adalah
penting dan dapat mengurangi udem, pemeliharaan fungsi dan mencegah kontraktur.

13
Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :

- Leher : ekstensi / hiperekstensi

- bahu : abduksi, rolasi eksterna

- Antebrakii : supinasi

- Trunkus : alignment yang lurus

- Lutut : lurus, jlarak antara lutut kanan dan kiri 20”

- Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna

- Pergelangan kaki : dorsofleksi

a. Memperbaiki KU pasien

b. Mencegah/ menghilangkan :

1. Kontraktur

2. Stiff joint

3. Disuse atropi

4. Kelemahan otot

14
5. Gangguan chest

6. Decubitus (Pressure sore)

1. Memperbaiki KU pasien
- Individual exc  BE
- Class exc  Latihan pengembangan thorax
- Latihan anggota gerak yang sehat
- Menganjurkan makanan bergizi  kalau perlu extra protein dan vitamin
- Buatkan program latihan praktis diatas bed, disesuaikan dengan LB nya.
2. Mencegah Kontraktur
- Lokal massage  efflurage, friction, kneading dsb.
- PROMEX + AROMEX
- Strechg ( pasif, aktif, rileks, dinamis, statis)
- Positioning ( sesuaikan posisi anatomis)
- Kalau perlu IRR daerah isolasi
- Untuk luka yang tidak sembuh-sembuh berikan US,UV untuk merusak jaringan
nekrosis.
3. Mencegah stiff joint
- PROMEX full Rom
- Ajarkan pasien / keluarga latihan praktis.
- Manual therapy
4. Mencegah disuse atropy / kelemahan otot
- Statik kontraksi
- Asisted exc
- PNF
- Kalau perlu REX
5. Gangguan chest

- Class exc

- Individual Exc  BE, Pengembangan thorax

6. Memperbaiki aktifitas fungsional


- Strengthening Exc
- ADL Exc, dll

15
7. Membantu mempercepat penyembuhan luka pasien.

- Melancarkan sirkulasi darah  IR, UV, massage.

- Rileksasi

- FT harus mengetahui tentang sterilisasi

3.4 PERTOLONGAN PERTAMA LUKA BAKAR

- Jangan panik, segera jauhkan korban dari sumber penyebab luka bakar, jika luka
karena api atau Akibat semburan air panas segera jauhkan dari penyebab.
- Jika luka bakar akibat tersengat aliran listrik atau kesetrum, pastikan aliran listri telah
terputus, atau segera putuskan / hentikan arus listrik sebelum anda memberikan
pertolongan.
- Jika masih ada baju sebaiknya baju korban dibuka terlebih dahulu, biar tidak
menempel pada luka
- Siram Dengan Menggunakan air yang mengalir dan air bersih.
- Jika diameter luka bakar hanya berukuran kecil, dan hanya mengenai bagian lapisan
kulit epidermis atau bagian luar dari kulit, cukup siram dengan air mengalir selama
beberapa menit dan setelah itu olesi dengan salep khusus untuk luka bakar. 
- Jika muncul gelembung air, yang didalam nya ada seperti cairan, jangan sesekali
mencoba untuk memecahkannya
- Apabila terjadi luka bakar parah dan menunjukkan gejala kesadaran korban menurun
maka segeralah bawa kerumah sakit, namun jika ada tanda-tanda henti jantung dan
paru/pernafasan, maka segera lakukan RJP / pijat jantung. ini harus anda berikan
pertolongan segera ditempat sebelum anda bawa kerumah sakit Setiap menitnya
sangat berharga bagi korban, Lakukan pijat jantung dan bantuan pernafasan melalui
mulut kemulut, atau melalui mulut ke hidung jika melalui mulut tidak
memungkinkan.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1KESIMPULAN
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan
yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik,
bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan
memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar,
tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Klasifikasi Luka
BakarKlasifikasi berdasarkan penyebab, Klasifikasi berdasarkan kedalaman jaringan
yang rusak, dan Berdasarkan tingkat keseriusan luka
Pemeriksaan Luka Bakar
1. Anamnesis Umum
2. Anamnesis Khusus
3. Lokasi keluhan
4. Sifat keluhan
5. Faktor yang memperparah keluhan
6. Riwayat Perjalanan Penyakit
7. Inspeksi
8. Palapsi
9. Assesment
10. Menghitung Luas permukaan luka Bakar.

17
4.2 SARAN

Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan sesuai
medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu
kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak diharapkan
selalu waspada dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas terutama pada
hal-hal yang dapat memicu luka bakar.

DAFTAR PUSTAKA

Siti Muthiah. Bahan Ajar FT Integument. Manajemen fisioterapi pada luka


bakar.

David S. Perdanakusuma, , 2006. Penanganan Luka bakar. Jakarta : Airlangga

University Press.

R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran.

Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai