Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah III
DOSEN PENGAMPU :
OLEH : KELOMPOK 10
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
A. Definisi ...................................................................................................................6
B. Etiologi.....................................................................................................................6
C. Patofisiologi.............................................................................................................8
D. Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala ...................................................................13
E. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik ...............................................................18
F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan .............................................................19
2.2 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian ...............................................................................................................23
B. Diagnosa ..................................................................................................................26
C. Intervensi..................................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis
yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi
dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan juga cukup
mahal untuk penanganannnya. Penyebab luka bakar selain karena api (secara
langsung ataupun tidak langsung), juga karena pajanan suhu tinggi dari matahari,
listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api
(misalnya tersiram panas) banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.
(Sjamsuhidajat, 2005)
Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat setiap
tahunnya. Dari kelompok ini 200 ribu pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan
100 ribu pasien dirawat di rumah sakit. Sekitar 12 ribu orang meninggal setiap
tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang berhubungan dengan luka bakar
lebih separuh dari kasus luka bakar dirumah sakit seharusnya dapat dicegah. Perawat
dapat memainkan peranan yang aktif dalam pencegahan kebakaran dan luka bakar
dengan mengajarkan konsep pencegahan dan mempromosikan undang undang tentang
pengamanan kebakaran. Asuhan keperawatan komprehensif yang diberikan manakala
terjadi luka bakar adalah penting untuk pencegahan kematian dan kecacatan. Adalah
penting bagi perawat untuk memiliki pengertian yang jelas tentang perubahan yang
saling berhubungan pada semua sistem tubuh setelah cedera luka bakar juga
penghargaan terhadap dampak emosional dari cedera pada korban luka bakar dan
4
keluarganya. Hanya dengan dasar pengetahuan komprehensif perawat dapat
memberikan intervensi terapeutik yang diperlukan pada semua tahapan penyembuhan.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami Konsep dasar pada klien dengan luka bakar.
b. Tujuan Khusus
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti kobaran api ditubuh (flame), jilatan api ketubuh
(flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat
sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn).
a. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald),
jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat terpapar
atau kontak dengan objek-objek panas lainnya (logam panas, dan lain-lain)
(Moenadjat, 2005).
Luka bakar bahan kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau
alkali yang biasa digunakan dalam bidang industry militer ataupun bahan
pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga (Moenadjat,
2005).
6
c. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
7
C. Patofisiologi Luka Bakar
8
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi.
Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
Menigkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula yang
mengandung banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume
cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan
kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula
yang terbentuk pada luka bakar derajat dua, dan pengeluaran cairan ke
keropeng luka bakar derajat tiga.
9
kembali cairan edema dan membuangnya lewat pembentukan urine (diuresis).
(Black & Hawk, 2009)
Respons Sistemik
Respons Kardiovaskuler
10
denyut nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan
curah jantung.
Pada luka bakar yang kurang dari 30% luas total permukaan tubuh, maka
gangguan integritas kapiler dan perpindahan cairan akan terbatas pada luka bakar
itu sendiri sehingga pembentukkan lepuh dan edema hanya terjadi di daerah luka
bakar. Pasien luka bakar yang lebih parah akan mengalami edema sistemik yang
masif. karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar
(sirkumferensial), tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada
ekstermitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia.
Respons Pulmonal
Volume pernapasan sering kali normal atau hanya menurun sedikit setelah
cedera luka bakar yang luas. Setelah resusitasi cairan, peningkatan volume
pernapasan-dimanifestasikan sebagai hiperventilasi-dapat terjadi, terutama bila
klien ketakutan, cemas, atau merasa nyeri. Hiperventilasi ini adalah hasil
peningkatan baik laju respirasi dan volume tidal dan muncul sebagai hasil
hipermetabolisme yang terlihat setelah cedera luka bakar. Biasanya hal tersebut
memuncak pada minggu kedua pascacedera dan kemudian secara bertahap
kembali ke normal seiring menyembuhnya luka bakar atau ditutupnya luka
dengan tandur kulit.
Cedera Inhalasi
11
tergeser, dan CO berikatan dengan hemoglobin untuk membentuk
karboksihemoglobin (COHb). Hipoksia jaringan terjadi akibat penurunan
kemampuan pengantaran oksigen oleh darah secara keseluruhan.
Depresi Miokardium
Imunosupresi
12
Respons Psikologis
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan
disebut sebagai luka bakar superfisial partial thickness, deep partial thickness dan full
thickness. Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka bakar derajat-satu, -dua, -tiga.
13
mengubahnya
menjadi
derajat-tiga
Derajat-tiga Epidermis Tidak terasa Kering, luka bakar Pembentukan
(full- , nyeri, syok, berwarna putih eskar,
thickness): keseluruh hematuria seperti bahan kulit diperlukan
terbakar an dermis (adanya darah atau gosong, kulit pencangkokan
nyala api, dan dalam urin) dan retak dengan bagian , pembentukan
terkena kadang- kemungkinan lemak yang tampak, parut dan
cairan kadang pula hemolisis terdapat edema hilangnya
mendidih jaringan (destruksi sel kontur serta
dalam waktu subkutan darah merah), fungsi kulit,
yang lama, kemungkinan hilangnya jari
tersengat arus terdapat luka tangan atau
listrik masuk dan keluar ekstrenitas
(pada luka bakar dapat terjadi
listrik)
14
Gambar luka bakar derajat I (superfisial)
15
gambar klasifikasi luka bakar
16
gambar rumus sembilan (rule of nines) pada anak-anak
17
sebesar 1% luas permukaan tubuhnya. Lebar telapak tangan dapat digunakan
untuk menilai luas luka bakar.
E. Pemeriksaan Penunjang
c. GDA (Gas Darah Arteri): Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi.
Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida
(PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.
d. Elektrolit Serum: Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera
jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun
karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan
hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
18
j. Loop aliran volume: Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau
luasnya cedera.
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk
mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena
tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop),
dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah,
segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya.
Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera
basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan
bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada
daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan
terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara
luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan
obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam
mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis
b. Hospital
1) Resusitasi A, B, C.
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya
harus dicek Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
19
trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan,
misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae
Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga
menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok
hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada
pasien luka bakar, ada 2 cara yang lazim dapat diberikan yaitu dengan
Formula Baxter dan Evans
cara Evans
Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama.
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairn hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah
jumlah cairan yang diberikan hari kedua. Sebagai monitoring pemberian
lakukan penghitungan diuresis.
Cara Baxter
20
Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
Monitor urine dan CVP.
Topikal dan tutup luka
Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan
nekrotik.
Tulle
Silver sulfa diazin tebal.
Tutup kassa tebal.
Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
Obat – obatan
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
kultur.
Analgetik : kuat (morfin, petidine)
Antasida : kalau perlu
Penatalaksanaan Pembedahan
Eskaratomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar pada
ekstremitas atau tubuh. Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat
pengerutan dan penjepitan dari eskar. Tanda dini penjepitan berupa nyeri,
kemudian kehilangan daya rasa menjadi kebal pada ujung-ujung distal. Tindakan
yang dilakukan yaitu membuat irisan memanjang yang membuka eskar sampai
penjepitan bebas.
Debirdemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati dengan
jalan eksisi tangensial.
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya luka
bakar; kemudian perawatannya dilakukan melalui tiga fase luka bakar, yaitu: fase
darurat/resusitasi, fase akut atau intermediet, dan fase rehabilitasi.
Fase Resusitatif
21
Fase resusitatif cedera luka bakar terdiri atas waktu antara cedera awal
sampai 36 hingga 48 jam setelah cedera. Fase ini berakhir ketika resusitasi
cairan selesai. Selama fase ini, masalah saluran napas dan pernapasan yang
mengancam nyawa adalah perhatian utama. Fase ini juga ditandai dengan
terjadinya hypovolemia, yang menyebabkan kebocoran cairan kapiler dari
ruang intravaskuler ke ruang interstisial, menyebabkan edema. Walaupun
cairan tetap berada dalam tubuh, cairan tersebut tidak mungkin berperan dalam
menjaga sirkulasi yang memadai, karena tidak berada di ruang vaskuler lagi.
Fase Akut
Fase Rehabilitasi
22
atau segera selesainya resusitasi cairan Pencegahan syok
Pencegahan gangguan
pernapasan
Deteksi dan penanganan
cedera yang menyertai
Penilaian luka dan
perawatan pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya diuresis Perawatan dan penutupan
hingga hampir selesainya luka
proses penutupan luka Pencegahan atau
penanganan komplikasi,
termasuk infeksi
Dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang Pencegahan parut dan
besar hingga kembalinya kontraktur
kepada tingkat penyesuaian Rehabilitasi fisik,
fisik dan psikososial yang oksupasional dan vokasional
optimal Rekonstruksi fungsional dan
kosmetik
Konseling psikososial
c. Data Biologis
Untuk mengetahui aktivitas antara di rumah dan di rumah sakit
meliputi pola makan, tidur, kebersihan dan eliminasi.
Pengkajian Gordon
1) Pola persepsi kesehatan
Pada pemeliharaan kebersihan badan mengalami penurunan
karena klien tidak dapat melakukan sendiri.
24
3) Pola Eliminasi
Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; dieresis (setelah kebocoran kapiler dan
mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada;
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai
stress penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
25
Adanya masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan,
kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
B. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan integritas kulit b.d trauma
Nyeri akut b.d kerusakan kulit atau jaringan, pembentukan edema
Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan melalui rute abnormal
Gangguan Mobilitas Fisik b.d edema
C. Intervensi Keperawatan
26
kesembuhan area jika memungkinkan
luka bakar Cuci luka bakar karena zat
(ditingkatkan ke-5) kimiasecara terus-menerus
Granulasi jaringan selaam 30 menit atau lebih
(ditingkatkan ke-5) untuk memastikan
Pergerakan sendi hilangnya agen yang
yang terkena luka menyebabkan luka bakar
bakar (ditingkatkan Kaji tempat area masuk
ke-5) dan keluarnya arus, pada
Perfusi jaringan luka bakar yang
area luka bakar disebabkan oleh sengatan
(ditingkatkan ke-5) listrik untuk mengevaluasi
organ mana saja yang
mungkin terkena dampak
Lakukan pemeriksaan
EKG pada semua kasus
luka bakar yang
disebabkan oleh sengatan
listrik
Tingkatkan suhu tubuh
pasien luka bakar karena
kedinginan
Pertahankan jalan napas
terbuka untuk memastikan
ventilasi
Monitor tingkat kesadaran
pasien yang mengalami
luka bakar luas
2. Nyeri akut b.d Kontrol Nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
kerusakan kulit atau Mengenali kapan Aktivitas-aktivitas
jaringan, nyeri terjadi Lakukan pengkajian nyeri
pembentukan edema (ditingkatkan ke-5) komprehensif yang
Menggambarkan meliputi lokasi,
karakteristik, durasi,
27
faktor penyebab frekuensi, kualitas,
(ditingkatkan ke-5) intensitas aatu
Menggunakan beratnyanyeri dan faktor
jurnal harian untuk pencetus
memonitor gejala Observasi adanya petunjuk
adari waktu ke nonverbal mengenai
waktu ketidaknyamanan terutama
(ditingkatkan ke-5) pada mereka yang tidak
Menggunakan dapat berkomunikasi
tindakan secara efektif
pencegahan Pastikan perawatan
(ditingkatkan ke-5) analgesik pada pasien
Menggunakan dilakukan dengan
analgesik yang pemantauan yang ketat
direkomendasikan Gunakan strategi
(ditingkatkan ke-5) komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
Gali pnegetahuan dan
kepercayaaan pasien
mengenai nyeri
Pertimbangkan pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
Tentukan akibat dan
pengalaaman nyeri
terhadap kuliatas hidup
pasien
Gali bersama-sama pasien
faktor-faktro yang dapat
menurunkan atau
28
memperberat nyeri
Pertimbankan pengaruh
budaay terhadpa respon
nyeri
3. Defisit volume cairan Keseimbangan Manajemen Cairan (2080)
b.d kehilangan cairan Cairan (0601) Aktivitas-aktivitas
melalui rute abnormal Tekanan darah Pantau kadar serum
(ditingkatkan ke-5) elektrolit yang abnormal,
Denyut nadi radial seperti yang tersedia
(ditingkatkan ke-5) Monitor perubahan status
Tekanan vena paru atau jantung yang
sentral menunjukkan kelebihan
(ditingkatkan ke-5) cairan atau dehidrasi
Denyut perifer Pantau adanya tanda dan
(ditingkatkan ke-5) gejala overhidrasi yang
Keseimbangan memburuk atau dehidrasi
intake dan output Dapatkan spesimen
dalam 24 jam laboratorium untuk
(ditingkatkan ke-5) pemantauan perubahan
Turgor kulit cairan atau elektrolit
(ditingkatkan ke-5) Berikan cairan yang
sesuai
Tingkatkan intake/asupan
cairan per oral
Berikan pemberian cairan
nasogatrik yang
diresepkan berdasarkan
output yang sesuai
4. Gangguan Citra tubuh Citra tubuh (1200) Peningkaatn Citra tubuh
b.d perubahan Gambaran internal (5220)
persepsi diri diri (ditingkatkan Aktivitas-aktivitas
ke-5) tentukan harapan citra diri
Kesesuaiaan anatra pasien didasarkan pada
realitas tubuh dan tahap perkembangan
29
ideal tubuh dengan gunakan bimbingan
penampilan tubuh antisipasif menyiapkan
(ditingkatkan ke-5) pasien terkait dengan
Deskripsi bagian perubahan-perubahan citra
tubuh yang terkena tubuh yang telah
dampak diprediksikan
(ditingkatkan ke-5) tentukan jika terdapat
Sikap terhadap perasaan tidak suka
menyentuh bagian terhadap karaktertik fisik
tubuh yang terkena khusus yang menciptakan
dampak disfungsi paarlisis sosial
(ditingkatkan ke-5) utnuk remaja, dan
Sikap terhadap kelompok resiko tinggi lain
penggunaan bantu pasien untuk
strategi untuk mendiskusikan perubahan-
meningkatkan perubahan (bagia tubuh)
penampilan disebabkan adanya
(ditingkatkan ke-5) penyakit atau pembedahan,
kepuasan dengan dengan cara yang tepat
penampilan tubuh
(ditingkatkan ke-5)
BAB III
KASUS
30
perawat menggunting pakaian Tn. O dan melihat bahwa terdapat eritema
padawajah, leher, dada, perut, dan hampir seluruh lengan kiri Tn. O. Pada
eritema tersebut terdapatbeberapa bula, beberapa bula sudah pecah dan berair.
Alis Tn. O juga tampak terbakar. Padapemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, N
98 x/menit, RR 32 x/menit, T 37,7 0C. Dari data pemeriksaan laboratorium
dan diagnostik di dapatkan hemoglobin 12,7 g/dl ,eritrosit 4,75, hematokrit
36,5, lekosit 6,85. Mcw 76,5.rdw cv 12,6. Rdwsv 36,6.limfosit 14.0,neutrofil
74, mch 26,7. Saat dirawat pasien mendpat obat invdrl 30 tpm, ceftriaxon 2x1
IV (1 vial),ranitidine 2x1 IV (30 mg),ketorolac 3x1 IV (30 mg),futrolit dan
kalnex.Bidan jaga seniordi UGD mempersilakan Anda untuk menangani
pasien ini. Dia mengarahkan Anda untuk melakukan primary survey dengan
memperingatkan Anda untuk menangani masalah airway danbreathing yang
terjadi pada pasien.Anda juga diminta mencari tanda-tanda trauma inhalasi
padapasien dan menangani luas luka berdasarkan Rule of Nines. Bagaimana
Anda menangani pasienini?
3.1Pengkajian
31
Nama Ayah : Tn. I
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Pahlawan RT 007 LK VII, Kel. Jua-Jua, Kayu Agung
Nama Ibu : Ny. F
Umur : 46 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Pahlawan RT 007 LK VII, Kel. Jua-Jua, Kayu Agung.
d. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
tampak sangat sesak dan mengeluh kesakitan dengan suara
yang serak dan kalimat yang pendek-pendek.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dikaji pasien mengeluh Nyeri pada daerah yang terkena
luka bakar, napas sesak, sering merasa haus dan tidak napsu
makan
Riwayat Kesehatan Dahulu
Tn.O belum pernah mengalami luka bakar sebelumnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tn. O tidak ada riwayat penyakit keturunan asma,jantung,
dan DM.
Pengkajian Gordon
Pola persepsi kesehatan
Pada pemeliharaan kebersihan badan Tn. O mengalami
penurunan karena klien tidak dapat melakukan sendiri.
32
Pasien tidak terdapat keluhan pada pemenuhan makanan
sebelum sakit.
- Saat sakit
Pasien tidak terdapat keluhan pada pemenuhan makanan saat
sakit.
Pola Eliminasi
Tn. O tidak mengalami gangguan eliminasi
Latihan
- Saat sakit: Klien mengeluh nyeri pada daerah luka dan susah
melakaukan mobilitas.
33
Pola persepsi diri
Tn. O merasa cemas dan takut karena terdapat eritema pada
wajah, leher, dada, perut, dan hampir seluruh lengan kiri Tn. O yang
dapat mengganggu penampilan.
Pengkajian Fisik
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Baik
• Tingkat kesadaran : Komposmentis
• Status generalis : Pasien
didapatkan frekuensipernapasan dan tekanan darah tidak normal.
c. Keadaan Fisik
34
• Abdomen : Terdapat eritema pada perut Tn.O
• Ekstermitas atas dan bawah :terdapat eritema pada hamper seluruh
lengan kanan Tn.O
Pemeriksaan Penunjang
• Dari data pemeriksaan laboratorium dan diagnostik di dapatkan
hemoglobin 12,7 g/dl ,eritrosit 4,75, hematokrit 36,5, lekosit 6,85.
Mcw 76,5.rdw cv 12,6. Rdwsv 36,6.limfosit 14.0,neutrofil 74,
mch 26,7. Saat dirawat pasien mendpat obat invdrl 30 tpm,
ceftriaxon 2x1 IV (1 vial),ranitidine 2x1 IV (30 mg),ketorolac 3x1
IV (30 mg),futrolit dan kalnex.
Analisa data
Do :
Tampak sangat sesak
Kalimat yang
disampaikan sngkat-
singkat
Klien tampak sesak
Suara serak
Kalimat yang
disampaikan pendek-
pendek
RR : 32x/menit
35
wajah, leher, dada,
perut, dan hamper
seluruh lengan kiri
Terdapat beberapa bula
Beberapa bula sudah
pecah dan mencair
3.2Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera kimiawi d.d klien mengeluh sakit
2. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d bahan kimia iritatif d.d terdapat eritema
pada wajah, leher, dada, perut, dan hamper seluruh lengan kiri
3.3Intervensi Keperawatan
36
3 kolaborasi
keluhan nyeri kolaborasi
dipertahankan pada 4 pemberian
ke 2 analgesik, bila
3. status kenyamanan perlu
kesejahteraan fisik 2. Pemberian
ditingkatkan dari 2 ke analgesik
4
Observasi
merintih ditingkatkan
Identifikasi
dari 1 ke 4
karakteristik nyeri
Identifikasi
riwayat alergi obat
Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesic
Terapeutik
Tetapkan target
efektifitas untuk
mengoptimalkan
respons pasien
Edukasi
Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
kolaborasi
kolaborasi
pemberian
analgesik, bila
perlu
37
identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
edukasi
anjurkan
menggunakan
analgesic secara
tepat
Latihan pernafasan
Observasi
monitor frekuensi,
irama dan
kedalaman namas
sebelum dan
sesudah latihan
teapeutik
sediakan tempat
yang tenang
posisikan klien
dalam keadaan
rileks
edukasi
jelaskan tujuan dan
prosedur latihan
pernafasan
38
wajah, leher, dada, dari 2 ke 4 bakar
perut, dan hamper kemerahan identifikasi durasi
seluruh lengan kiri ditingkatkan dari 1 ke terkena luka bakar
4 dan riwayat
sensasi ditingkatkan penanganan luka
dari 3 ke 4 sebelumnya
suhu kulit di monitor kondisi
tingkatkan dari 2 ke 3 luka
terapeutik
gunakan teknik
aseptic selama
perawatan luka
lakukan terapi
relaksasi untuk
mengurangi nyeri
edukasi
jelskan tanda dan
gejala infeksi
kolaborasi
kolaborasi
pemberian
analgesic bila
perlu
39
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter,
jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif
tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan
juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab luka bakar selain karena
api (secara langsung ataupun tidak langsung), juga karena pajanan suhu tinggi
dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat
tidak langsung dari api (misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada
kecelakaan rumah tangga.
4.2Saran
40
Untuk mahasiswa sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan luka bakar diharapkan mampu memahami konsep dasar luka bakar serta
konsep asuhan keperawatan.
41
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Burnner & Suddarth editor,
Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Waluyo, dkk; editor edisi
bahasa indonesia, Monica Ester. Ed.8. Jakarta : EGC, 2001
R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran.
EGC
Black & Hawk. 2009. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Buku 2. Singapore: Elsevier
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol. 3. Jakarta:
EGC
Moorhead Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Indonesian Edition.
Indonesia: Mocomedia
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjglNDGwPHr
AhWJYisKHYETDIEQFjACegQIAhAB&url=https%3A%2F%2Fwww.academia.edu
%2F29950808%2FMakalah_Luka_Bakar&usg=AOvVaw1R9gAzsAhgYijoJE0uD1Hf
42
Diakses pada tgl 18 September 2020 pada pukul 08.15 WIB
43