Disusun Oleh :
1A 2019
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. IdentitasPasien
Nama : Ny.S
Umur : 32 Tahun
Agama :Islam
JenisKelamin :Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
SukuBangsa :Minang
Alamat :Jl.X NO.2 Padang
TanggalMasuk :8 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian :9 Oktober 2021
No.Register : 123456789
b. Identitas PenanggungJawab
Nama : Ny.R
Umur :50 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Ibu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat :Jl.X No.2 Padang
b. PolaNutrisi-Metabolik
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
2) Latihan
Sebelumsakit :-
Saatsakit :-
2. PengkajianFisik
I. PemeriksaanFisik
a. Keadaanumum : Sakit sedang
Tingkatkesadaran : komposmetis
/apatis/somnolen/sopor/koma
GCS :Verbal 5 ;
Psikomotor:6;Mata:4
Abdomen :-
Kulit : Iritasi pada kulit bagian leher, pundah, lengan bawah kiri
dan kanan, kulit memutih, kering, mengelupas dan memerah.
Muncil bintil-bintil kecil pada pinggir kulit yang mengelupas dan
berair
II. PemeriksaanPenunjang
a. Data laboratorium yangberhubungan
Tidak dikaji
b. Pemeriksaanradiologi
Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi
c. Pemeriksaan penunjang diagnosticlain
Tidak dilakukan
Do :
-kulit bagian leher, pundak, lengan bawah kiri
dan kanan, kulit memutih, kering, mengelupas,
dan memerah.
-muncul bintil-bintil kecil pada pinggir kulit
yang mengelupas dan tidak berair
- Ny S merasa gatal, kulit merah dan kering
saat sejam setelah menggunakan parfum
III. Apa saja pemeriksaan penunjang/ diagnostik yang perlu dilakukan pada
kasus di atas?
Dokter akan mendiagnosis dermatitis kontak dengan melakukan
wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
Tes alergi melalui kulit. Tes alergi melalui kulit dapat dilakukan dengan tes
tusuk maupun tes tempel. Tes tempel dilakukan dengan cara menempelkan
kertas yang mengandung beberapa zat alergen untuk mengidentifikasi
penyebab munculnya dermatitis kontak alergi. Setelah dua hari, kertas dilepas
dan reaksi pada kulit diperiksa.
ROAT test atau tes iritasi. Pada pemeriksaan ini, pengidap akan diminta untuk
mengoleskan zat tertentu pada bagian kulit yang sama, dua kali sehari, selama
5 sampai 10 hari, untuk melihat bagaimana reaksi kulitnya.
KASUS 2
Pasien Ny.V berusia 34 tahun dirawat dengan keluhan terdapat ruam kemerahan disertai
vesikel-vesikel pada daerah sekitar abdomen kiri. Vesikel banyak, tumbuh berkelompok dan
pasien mengeluh nyeri. Hasil pengakajian didapatkan bahwa sebelum muncul vesikel pasien
mengalami demam selama 2 hari, keluhan nyeri pada tulang dan sendi. Pasien pernah
menderita cacar air. Saat ini keluhan pada daerah perut yang terdapat vesikel terasa panas,
rasa terbakar dan perih, beberapa ada yang pecah dan terkelupas. Pasien juga mengeluh sakit
kepala, penurunan nafsu makan dan mudah lelah. TD: 100/ 80 mmHg, N: 72x/ menit, RR:
20x/ menit, Suhu: 37oC. Pasien mendapatkan terapi paracetamol, asiclovir, cetirizin.
Etiologi: Herpes zoster disebabkan oleh VZV. Varicella Zoster Virus merupakan bagian
dari famili herpes virus, subfamili alpha herpes viridae. Virus ini berukuran 140-200 nm,
berbentuk ikosahedral, mempunyai envelope (selubung), dan mengode lebih dari 70 gen.
Hanya ada 1 serotipe VZV, tetapi terdapat banyak genotipe VZV, dan variasi minor pada
sekuens nukleotida yang membedakan tipe wild dengan vaccine virus strain dan finger
print viruses yang diisolasi dari masing-masing pasien (Pusponegoroet al., 2014; Levin et
al., 2019)
Do:
2) Patofisiologi singkat
Reaksi alergi
Timbul Eritema
Vesikel berkelompok
Merangsang nosiseptor
Adanya tonjolan-
tonjolan di permukaan
Gejala lokal
kulit dan berisi air
Nyeri Akut
6. Buatlah diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus
tersebut!
1) Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d klien mengeluh panas, rasa terbakar
pada bagian perutnya
2) Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d kurang terpapar informasi tentang upaya
mempertahankan/melindungi integritas jaringan d.d kerusakan jaringan/lapisan kulit,
nyeri dan kemerahan