Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“Skenario Kasus Integumen”

Disusun Oleh :

1A 2019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2021
Kasus 1
Pertanyaan:
1. Apa jenis dermatitis pada kasus di atas?
Dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi karena klien mengatakan
alergi latek dan gejala muncul setelah 6 jam terpapar parfum. Dermatitis kontak
adalah salah satu penyakit kulit yang paling umum dan merupakan kondisi
inflamasi kulit yang disebabkan oleh paparan agen lingkungan. Kulit adalah
penghalang pertama terhadap faktor kimia dan fisik dalam lingkungan hidup. Ada
dua jenis dermatitis kontak: Dermatitis Kontak Iritan(DKI), dan Dermatitis
Kontak Alergi. Dermatitis kontak iritan disebabkan toksik efek faktor kimia atau
fisik yang mengaktifkan kekebalan bawaan kulit. Sedangkan, DKA membutuhkan
aktivasi kekebalan yang diperoleh antigen spesifik yang mengarah ke
pengembangan sel T efektor, yang memediasi radang kulit.

2. Bagaimana proses terjadinya ruam dan eritema pada kulit Ny.S?


Patofisiologi DKA terdiri dari dua fase yang berbeda. Fase 1 disebut fase induksi.
Ini terjadi pada kontak pertama antara kulit dan haptens dan mengarah ke generasi
efektor T sel. Setelah fase 1, fase 2, fase elisitasi, diinduksi pada individu yang
peka ketika ditantang oleh haptens yang sama. Haptens berdifusi di kulit dan
diambil oleh sel-sel kulit, yang mengarah pada aktivasi efektor T sel-sel di dermis
dan epidermis. Ini memicu peradangan proses yang bertanggung jawab untuk lesi
kulit dan terjadinya DKA

3. Apakah pengkajian lanjutan yang harus dilakukan perawat pada Ny.S?

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S

DENGAN DIAGNOSA DERMATITIS DI Rumah Sakit X TANGGAL 9


Oktober 2021

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. IdentitasPasien
Nama : Ny.S
Umur : 32 Tahun
Agama :Islam
JenisKelamin :Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
SukuBangsa :Minang
Alamat :Jl.X NO.2 Padang
TanggalMasuk :8 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian :9 Oktober 2021
No.Register : 123456789

b. Identitas PenanggungJawab
Nama : Ny.R
Umur :50 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Ibu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat :Jl.X No.2 Padang

2. Status KesehatanPola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-


kultural spiritual)
a. Pola Persepsi dan ManajemenKesehatan

 Pasien merasa terganggu dengan penyakit yang dideritanya

b. PolaNutrisi-Metabolik

 Sebelumsakit : Tidak ada terjadi penurunan nafsu makan, klien


makan tiga kali sehari, tidak ada mual, untah dan kehilangan berat
badan serta tidak ada gangguan menelan
 Saatsakit :-
c. PolaEliminasi
1) BAB
 Sebelumsakit : BAB 1-2x/hari,berwarna kecoklatan ,berbau
tidak sedap, serta tidak menimbulkan rasa sakit saat BAB
 Saatsakit :-
2) BAK
 Sebelumsakit : Frekuensi 4-8 kali sehari warna kuning
jernih, tidak ada keluhan saat BAK.
 Saat sakit :-
d. Pola aktivitas danlatihan

1) Aktivitas

Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain


dan alat, 4: tergantung total

2) Latihan
 Sebelumsakit :-
 Saatsakit :-

i. Pola kognitif danPersepsi :-


ii. Pola Persepsi-Konsepdiri : Pasien tidak percaya diri
dengan kulitnya sekarang
iii. Pola Tidur danIstirahat
 Sebelumsakit : Tidur 7-8 jam sehari
 Saat sakit : Klien mengeluh susah tidur
tenang
e. PolaPeran-Hubungan :-
f. PolaSeksual-Reproduksi :
 Sebelumsakit : Tidak ada gangguan
 Saatsakit : Tidak ada gangguan
g. Pola ToleransiStress-Koping :-
h. PolaNilai-Kepercayaan :-

2. PengkajianFisik
I. PemeriksaanFisik
a. Keadaanumum : Sakit sedang
Tingkatkesadaran : komposmetis
/apatis/somnolen/sopor/koma
GCS :Verbal 5 ;
Psikomotor:6;Mata:4

b. Tanda-tandaVital :TD: 120/70 mmHg ; Nadi:


75x/menit; Suhu: 36,5o C
RR:20x/menit
c. Keadaanfisik
 Kepaladanleher :-
 Dada
 Paru :-
 Jantung :-

 Payudara dan ketiak : Tidak dikaji

 Abdomen :-

 Genitalia : Bersih,tidak ada daki

 Kulit : Iritasi pada kulit bagian leher, pundah, lengan bawah kiri
dan kanan, kulit memutih, kering, mengelupas dan memerah.
Muncil bintil-bintil kecil pada pinggir kulit yang mengelupas dan
berair
II. PemeriksaanPenunjang
a. Data laboratorium yangberhubungan
Tidak dikaji
b. Pemeriksaanradiologi
Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi
c. Pemeriksaan penunjang diagnosticlain
Tidak dilakukan

II. Apa diangnosa keperawatan yang muncul?


Data Etiologi Masalah
keperawatan
Ds: Ruam oleh Gangguan
-klien mengatakan gatal dan ingin menggaruk iritasi dan integritas kulit
bagian yang memerah. alergi
- Ny. S mengatakan memiliki riwayat alergi
bahan latex seperti jam tangan karet biasa
terasa gatal saat dipakai
- Ny.S mengatakan ia memakai parfum
semprot pada area tersebut namun tidak terasa
gejala tersebut

Do :
-kulit bagian leher, pundak, lengan bawah kiri
dan kanan, kulit memutih, kering, mengelupas,
dan memerah.
-muncul bintil-bintil kecil pada pinggir kulit
yang mengelupas dan tidak berair
- Ny S merasa gatal, kulit merah dan kering
saat sejam setelah menggunakan parfum

Ds : Tidak Resiko harga diri


-Klien menyebutkan tidak percaya diri dengan percaya diri rendah situsional
keadaan kulitnya
-Ny. S tidak PD dengan kulitnya sekarang
Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan integritas kulit b.d ruam oleh alergi dan infeksi d.d paparan alergen
dan parfum
b) Resiko harga diri rendah d.d gangguan gambaran diri dimana pasien tidak
percaya diri dengan kulitnya sekarang

III. Apa saja pemeriksaan penunjang/ diagnostik yang perlu dilakukan pada
kasus di atas?
Dokter akan mendiagnosis dermatitis kontak dengan melakukan
wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:

 Tes alergi melalui kulit. Tes alergi melalui kulit dapat dilakukan dengan tes
tusuk maupun tes tempel. Tes tempel dilakukan dengan cara menempelkan
kertas yang mengandung beberapa zat alergen untuk mengidentifikasi
penyebab munculnya dermatitis kontak alergi. Setelah dua hari, kertas dilepas
dan reaksi pada kulit diperiksa.
 ROAT test atau tes iritasi. Pada pemeriksaan ini, pengidap akan diminta untuk
mengoleskan zat tertentu pada bagian kulit yang sama, dua kali sehari, selama
5 sampai 10 hari, untuk melihat bagaimana reaksi kulitnya.

IV. Apa tindakan keperawatan untuk kasus di atas?


No SDKI SLKI SIKI
1 Gangguan Respon alergi lokal : Observasi
integritas perubahan daya reaksi  identifikasi gangguan
kulit b.d tubuh secara lokal akibat integritas kulit terapeutik
ruam oleh terpapar alergen dan  gunakan produk
alergi dan mengalami stimulasi berbahan petrolium atau
infeksi d.d respon imunitas yang minyak pada kulit kering
paparan berlebihan.  gunakan produk
alergen dan Kriteria hasil : berbahan ringan/alami
parfum  Gatal lokal dan hipoalergik pada
dipertahankan pada 3 kulit sensitif
ditingkatkan ke 5  hindari produk berbahan
 Eritema lokal alkohol pada kulit kering
dipertahankan pada 3 edukasi
ditingkatkan ke 5  Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
2 Resiko harga Citra tubuh : persepsi Promosi harga diri
diri rendah tentang penampilan, Tindakan
d.d struktur, dan fungsi fisik Observasi
gangguan individu  Monitor verbalisasi yang
gambaran Kriteria hasil : merendahkan diri sendiri
diri dimana  Verbalisasi perasaan Terapeutik
pasien tidak negatif tentang  Motivasi terlibat dalam
percaya diri perubahan kulit verbalisasi positif untuk
dengan ditingkatkan dari 2 ke diri sendiri
kulitnya 4  Motivasi menerima hal
sekarang baru
 Diskusikan kepercayaan
terhadap penilaian diri
 Diskusikan persepsi
negatif
 Berikan umpan balik
positif atas peningkatan
mencapai tujuan
Edukasi
 Anjurkan membuka diri
terhadap kritik negatif
 Anjurkan mengevaluasi
perilaku
 Latih cara berpikir dan
perilaku positif

KASUS 2
Pasien Ny.V berusia 34 tahun dirawat dengan keluhan terdapat ruam kemerahan disertai
vesikel-vesikel pada daerah sekitar abdomen kiri. Vesikel banyak, tumbuh berkelompok dan
pasien mengeluh nyeri. Hasil pengakajian didapatkan bahwa sebelum muncul vesikel pasien
mengalami demam selama 2 hari, keluhan nyeri pada tulang dan sendi. Pasien pernah
menderita cacar air. Saat ini keluhan pada daerah perut yang terdapat vesikel terasa panas,
rasa terbakar dan perih, beberapa ada yang pecah dan terkelupas. Pasien juga mengeluh sakit
kepala, penurunan nafsu makan dan mudah lelah. TD: 100/ 80 mmHg, N: 72x/ menit, RR:
20x/ menit, Suhu: 37oC. Pasien mendapatkan terapi paracetamol, asiclovir, cetirizin.

1. Jelaskan jenis penyakit dan etiologi penyakit pada kasus diatas!


Jenis penyakit: Herpes Zoster
Tanda-tanda yang mendukung:
 Ruam kemerahan disertai vesikel-vesikel
 Vesikel banyak, tumbuh berkelompok dan pasien mengeluh nyeri
 Pasien pernah menderita cacar air
 Pasien mengeluh sakit kepala, penurunan nafsu makan dan mudah lelah
 Vesikel terasa panas, rasa terbakar dan perih, beberapa ada yang pecah dan terkelupas
 Pasien mendapatkan terapi paracetamol, asiclovir, cetirizin.

Etiologi: Herpes zoster disebabkan oleh VZV. Varicella Zoster Virus merupakan bagian
dari famili herpes virus, subfamili alpha herpes viridae. Virus ini berukuran 140-200 nm,
berbentuk ikosahedral, mempunyai envelope (selubung), dan mengode lebih dari 70 gen.
Hanya ada 1 serotipe VZV, tetapi terdapat banyak genotipe VZV, dan variasi minor pada
sekuens nukleotida yang membedakan tipe wild dengan vaccine virus strain dan finger
print viruses yang diisolasi dari masing-masing pasien (Pusponegoroet al., 2014; Levin et
al., 2019)

2. Jelaskan patofisiologi penyakit yang terjadi pada kasus tersebut!


Patofisiologi herpes zoster adalah melalui infeksi laten dan reaktivasi varicella-zoster
virus (VZV).
 Infeksi Primer VZV
Infeksi VZV primer menyebabkan varicella atau cacar air (chickenpox) yang ditandai
dengan ruam kulit dan vesikel, yang umumnya bersifat ringan dan self-limiting. VZV
ditularkan melalui droplet (airborne) atau kontak langsung dengan lesi.
Virus menginfeksi sel epitel dan limfosit di orofaring dan saluran napas atas serta
konjungtiva. Virus kemudian masuk ke kulit melalui darah dan menyebar ke sel epitel
untuk membentuk ruam dan vesikel. Lesi vesikuler akan berubah menjadi pustular
setelah infiltrasi sel radang, kemudian lesi dapat terbuka, kering dan menjadi krusta.
Masa inkubasi VZV adalah 10-20 hari (dengan rata-rata waktu 14 hari).
 Perkembangan Menjadi Herpes Zoster
Setelah terjadi infeksi primer, VZV dapat hidup secara laten di ganglion dorsalis
nervus atau di nervus kranialis dengan penyebaran virus sesuai dengan dermatom.
Reaktivasi VZV di ganglion yang laten dapat turun ke sel epitel kulit melalui akson
saraf dan bereplikasi sehingga menyebabkan herpes zoster dermatomal. Seiring
bertambah usia, maka risiko terkena herpes zoster semakin tinggi karena adanya
penurunan imunitas seluler limfosit T terhadap VZV. Selain usia tua, faktor lain yang
menyebabkan risiko terjadinya reaktivasi VZV adalah stress, defisiensi imun
(immunocompromised) misalnya pada pasien HIV dan penggunaan obat-obatan
imunosupresan

3. Jelaskan penatalaksanaan untuk kasus tersebut?


 Terapi antiviral yang dapat diberikan asiklovir, famciclovir, valacyclovir, obat ini
dapat menghambat polymerase VZV. Asiklovir diberikan 5 kali 800 mg sehari
selama 7– 10 hari atau famciclovir diberikan 250-500 mg 3 kali sehari selama 7 hari
 Untuk pengobatan secara topical diberikan tergantung stadium herpes zoster.
Pemberian bedak dapat diberikan jika masih dalam stadium vesikel tujuannya supaya
vesikel tidak pecah sehingga tidak terjadi infeksi sekunder. Dilakukan kompres
terbuka bila terjadi erosif dan dapat diberikan salep antibiotik bila terjadi ulserasi.

4. Apa saja komplikasi dari penyakit yang dialami Ny.V?


Komplikasi HZ dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu komplikasi kutaneus, komplikasi
viseral, komplikasi neurologis, dan komplikasi okular.
 Komplikasi kutaneus terbanyak berupa infeksi sekunder bakterial.
 Herpes zoster dapat menimbulkan komplikasi pada organ viseral, berupa
hepatitis,arthritis, miokarditis, dan perikarditis
 Komplikasi neurologis yang paling berat dan menurunkan kualitas hidup individu
adalah neuralgia paska herpetik (NPH) atau post herpetic neuralgia (PHN); selain itu
juga dapat terjadi meningitis aseptik, meningoensefalitis, transverse myelitis,
peripheral nerve palsy, dan disfungsi vestibular.
 Komplikasi HZ tersering kedua pada usia lanjut adalah komplikasi pada mata, berupa
chronic ocular inflammation dan kebutaan (Johnson & Rice, 2014; Gonzalez &
Carrasco, 2017).
5. Buatlah analisa data berdasarkan skenario kasus di atas, jelaskan patofisiologi
singkatnya! HERPES ZOSTER
1) Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds: Agen Pencedera Fisiologis Nyeri Akut
Merangsang pelepasan
 Klien mediator
mengeluhkimiawi
terasa
panas,terbakar, dan perih
pada bagian perut yang
terdapat vesikel zat bradiakimin
Pelepasan
 Klien serotin dan histamin
mengeluh nyeri
pada tulang dan sendi

Do:

 Beberapa vesikel tampak


pecah dan terkelupas
 Nafsu makan menurun
 Klien tampak lemah

Ds: kurang terpapar informasi Gangguan Integritas


- tentang upaya Kulit/Jaringan
Do: mempertahankan/melindungi
integritas jaringan (terpapar
 nyeri virus)
 Terdapat ruam
kemerahan disertai
vesikel-vesikel pada
daerah kiri abdomen
 Vesikel banyak,
tumbuh berkelompok

2) Patofisiologi singkat
Reaksi alergi

Timbul Eritema

Vesikel berkelompok

Merangsang nosiseptor

Adanya tonjolan-
tonjolan di permukaan
Gejala lokal
kulit dan berisi air

Nyeri, rasa terbakar, panas,


Kerusakan Integritas
perih di daerah abdomen
Kulit

Nyeri Akut
6. Buatlah diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus
tersebut!

1) Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d klien mengeluh panas, rasa terbakar
pada bagian perutnya
2) Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d kurang terpapar informasi tentang upaya
mempertahankan/melindungi integritas jaringan d.d kerusakan jaringan/lapisan kulit,
nyeri dan kemerahan

7. Buatlah rencana intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan yang


timbul pada kasus tersebut!

SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri akut berhubunganTingkat nyeri Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera Definisi: Observasi
fisiologis d.d klien Pengalaman sensorik atau  Identifikasi lokasi,
mengeluh nyeri, terasa emosional yang berkaitan karakteristik, durasi,
panas dan terbakar pada dengan kerusakan jaringan frekuensi, kualitas,
bagian perutnya, serta actual atau fungsional, dengan intensitas nyeri
nafsu makan menurun. onset mendadak atau lambat  Identifikasi skala nyeri
dan berintensitas ringan hingga  Identifikasi respons nyeri
berat dan konstan. non verbal
Kriteria hasil:  Identifikasi faktor yang
 Keluhan nyeri memperberat dan
ditingkatkan dari skala 3 memperingan nyeri
(sedang) ke skala 5 Identifikasi pengaruh nyeri
(meningkat) terhadap kualitas hidup
 Nafsu makan ditingkatkan Terapeutik
dari skala 3 (sedang) ke  Berikan Teknik
skala 5 (membaik) nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan integritasIntegritas Kulit danPerawatan Integritas Kulit
kulit/jaringan b.d kurang Jaringan Observasi
terpapar informasi tentang Definisi:  Identifikasi penyebab
upaya mempertahankan/ Keutuhan kulit gangguan integritas kulit
melindungi integritas (dermis/epidermis) atau Edukasi
jaringan d.d kerusakan jaringan (membrane mukosa,  Anjurkan minum air yang
jaringan/lapisan kulit, kornea, fasia, otot, tendon, cukup
nyeri dan kemerahan. tulang, kartilago, kapsul  Anjurkan meningkatkan
sendi/ligamen). asupan nutrisi
Kriteria hasil:  Anjurkan meningkatkan
 Kerusakan lapisan kulit asupan buah dan sayur
ditingkatkan dari skala 3
(sedang) ke skala 5
(menurun)
 Nyeri ditingkatkan dari
skala 3 (sedang) ke skala 5
(menurun)
 Kemerahan ditingkatkan
dari skala 3 (sedang) ke
skala 5 (menurun)
 Suhu kulit ditingkatkan
dari skala 3 (sedang) ke
skala 5 (membaik)
 Sensasi ditingkatkan dari
skala 3 (sedang) ke skala 5
(membaik)

Anda mungkin juga menyukai