Anda di halaman 1dari 4

KASUS ANAK USIA SEKOLAH (AUS)

Perawat komunitas melakukan pengkajian di suatu sekolah dasar “x”,


didapatkan data memiliki siswa sebanyak 235 siswa dengan rincian 30 siswa
kelas 1, 35 siswa kelas 2, 35 siswa kelas 3, 40 siswa kelas 4, 45 siswa kelas
5 dan 50 siswa kelas 6, dengan jumlah guru pengajar sebanyak 25 orang.
Siswa SD “x” mayoritas beragama Islam dan bersuku Minang. SD “x” terdiri
dari 2 lantai, pada tiap lantai ada 2 buah kamar mandi yang dipisahkan antara
laki-laki dan perempuan. Di SD “x” juga memiliki kebiasaan setiap hari Senin
selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari Jumat ada senam bersama
yang kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama, siswa diminta untuk
membawa bekal dari rumah. SD “x” terletak di tengah kota namun berbatasan
dengan tempat pembuangan sampah, sehingga halaman samping sekolah
terlihat kumuh dan terkadang tercium bau tidak sedap sampai di ruang kelas.
Setiap minggunya selalu ada laporan siswa yang mengalami sakit perut di
UKS, diduga karena sering mengkonsumsi jajanan di depan sekolah.

Hasil pengkajian yang dilakukan perawat didapatkan data bahwa mayoritas


siswa tidak mencuci tangan sebelum makan; tampak siswa yang jajan
sembarangan; dan tidak terdapat sarana cuci tangan disekolah. Guru UKS
mengatakan bahwa masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh
siswanya adalah diare. Hasil pengkajian lebih lanjut didapatkan data: 30%
anak menderita diare, Delapan puluh persen anak memiliki perilaku; tidak
sarapan pagi, jajan makanan digoreng, minum air/es berwarna-warni dari
pedagang makan disekitar sekolah, 60% anak mengalami karies gigi, angka
berkunjung ke klinik sekolah dengan keluhan sakit perut, fasilitas klinik
sekolah sangat terbatas. Dari hasil observasi dikantin didapatkan data tidak
ada fasilitas cuci tangan, anak tidak melakukan cuci tangan saat akan makan.
Kondisi toilet juga tidak bersih akibat keterbatasan sumber air. Banyak
pedagang yang menjual dagangan tidak bersih yang dikonsumsi oleh siswa.
Pada halaman depan sekolah terdapat penjual makanan kaki lima dan pada
halaman samping sekolah merupakan tempat pembuangan sampah.
Perawat juga telah melakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk
mendapatkan data lebih mendalam.
 Kegiatan : FGD (Focus Group Discussion)
 Tempat : Ruang rapat guru
 Hari, Tangal : Jumat, 18 Februari 2022
 Waktu: 08.00-10.00
 Peserta : Kepala sekolah, wali kelas 1-6, perwakilan orang tua siswa
kelas 1-6

Pertanyaan yang diajukan beserta jawabannya:


1) Apa yang biasanya dilakukan oleh siswa pada saat jam istirahat?
Ada beberapa siswa yang bermain di lapangan, sedangkan siswa yang
lain biasanya ke halaman depan sekolah untuk membeli jajanan pinggir
jalan.

2) Bagaimanakah pelaksanaan program UKS di SD “X”?


UKS digunakan ketika ada siswa yang sakit untuk istirahat sejenak, tapi
biasanya siswa yang sakit langsung diminta untuk beristirahat di rumah.
Program dokter kecil UKS belum dilaksanakan karena guru masih fokus
untuk mempersiapkan ujian sekolah bagi siswa kelas 6.

3) Apakah orang tua wali murid membawakan bekal makanan pada anaknya
agar tidak jajan sembarangan?
Ada 5 ibu yang menjawab kalau mereka tidak membawakan bekal karena
tidak sempat memasak ketika pagi karena mereka juga harus bersiap
berangkat kerja. Kalaupun dibawakan bekal hanya saat hari jumat ketika
ada acara sarapan bersama dan biasanya makanan tersebut juga dibeli
ketika berangkat ke sekolah pagi hari.

4) Apa sajakah sakit yang dikeluhkan oleh siswa ketika datang ke UKS?
Guru jaga UKS mengatakan bahwasannya siswa yang datang ke UKS
mengeluhkan sakit perut, terkadang badannya panas dan juga batuk
pilek.Tapi dalam satu minggu pasti ada siswa yang datang ke UKS
dengan keluhan sakit perut.
5) Adakah fasilitas seperti wastafel yang dilengkapi dengan sabun untuk
cuci tangan di sekolah ini? Jika ada dimana?
Tidak ada, jika siswa ingin cuci tangan biasanya di toilet siswa tapi tidak
ada sabun karena biasanya hanya digunakan untuk buang air kecil saja.
Tidak ada fasilitas wastafel, dan di tiap kamar mandi tidak ada sabun
untuk mencuci tangan
KASUS REMAJA

RW 02 Kelurahan A mempunyai jumlah penduduk 550 jiwa (110 KK).


Diketahui jumlah remaja di RW 02 kelurahan A adalah 95 orang, yang terdiri
dari 53 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 42 orang, dengan
persentase 18,09% dari jumlah penduduk RW 02. Hasil pengkajian
didapatkan data bahwa sebagian besar para remaja masih tinggal bersama
orang tuanya. Sistem komunikasi Sebagian besar remaja kalau ada masalah
memberitahukan masalahnya kepada teman sebaya yang dekat dengannya,
ada juga yang hanya diam saja, dan mengalihkan masalahnya dengan
kegiatan yang tidak bermanfaat seperti kebut-kebutan. Para remaja banyak
tidak mengikuti dan tidak berperan serta dalam kelompok organisasi di
komunitas mereka. Belum terdapatnya lokasi untuk wadah perkumpulan
remaja seperti karang taruna. Biasanya remaja lebih memilih rekreasi dengan
duduk di warung sambil merokok dan minum-minuman.

Hasil Kuesioner :
 50% remaja menggunakan sebagian waktu untuk kebut-kebutan dijalan
raya.
 Hampir seluruh remaja mempunyai kendaraan bermotor 89%.
 65% remaja merokok
 15% remaja minum beralkohol
 Narkoba 10%
 Prilaku seksual menyimpang 5%

Hasil Wawancara: Beberapa remaja mengatakan bahwa umumnya mereka


mengisi waktu luang di luar rumah, seperti: kebut-kebutan di jalan raya.
Beberapa remaja mengatakan bahwa mereka jarang melakukan olahraga.

Hasil Observasi: tidak ditemukannya wadah perkumpulan remaja, seperti


Karang Taruna di RW 02 kelurahan A. Tidak adanya kegiatan olahraga dan
tidak terdapat sarana olahraga di kelurahan.

Anda mungkin juga menyukai