Anda di halaman 1dari 2

Data Worlh Health Organization (WHO, 2013), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang

atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju
dan 639 sisanya berada dinegara berkembang, termasuk Indonesia (Yonata & Satria, 2016).
Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan
dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria (29% ) sekitar 80
% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama dinegara berkembang (Triyanto, 2014).

Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat
yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi, merupakan salah satu
faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan
secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain.

Faktor yang mempengaruhi Hipertensi ada dua, faktor yang dapat di kontrol dan faktor
yang tidak dapat di kontrol. Faktor yang dapat dikontrol adalah kegemukan atau obesitas, pola
makan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan penimbunan lemak sehingga mempengaruhi
peredaran darah, konsumsi garam berlebihan, garam bersifat menahan air sehingga menaikan
tekanan darah, kurang olahraga, orang yang kurang aktif berolahraga pada umumnya cenderung
mengalami kegemukan, stres, merokok dan konsumsi alkohol. Faktor yang tidak dapat dikontrol,
diantaranya adalah keturunan, 70-80% penderita Hipertensi ditemukan ada riwayat keluarganya,
jenis kelamin, kaum laki-laki paling beresiko Hipertensi karena memiliki faktor pendorong,
seperti stres, kelelahan, dan makanan tidak terkontrol, umur, pada umumnya, Hipertensi
menyerang pria pada usia di atas 31 tahun, sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun 4
(menopause) (Setiawan., 2008). Modifikasi gaya hidup dan menjalani perilaku yang lebih sehat
sangat penting dalam mencegah Hipertensi, terutama mengendalikan faktor risiko Hipertensi.
Pola hidup yang tidak sehat pada penderita hipertensi pada pasien dengan hipertensi perencanaan
dan tindakan asuhan keperawatan yang dapat di lakukan diantaranya yaitu memantau tanda-
tanda vital pasien, pembatasan aktivitas tubuh, istirahat cukup, dan pola hidup yang sehat seperti
diet rendah garam, gula dan lemak, dan berhenti mengkonsumsi rokok, alkohol serta mengurangi
stress (Aspiani & Yuli, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA HIPERTENSI : PENCEGAHAN DAN


PENANGANANNYA Fery Agusman MM Abstrak. (n.d.). 34–54.

Parwati. (2018). Asuhan Keperawatan Keluarga 2018. Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2010, 8–
42. http://repository.ump.ac.id/2753/

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190517/5130282/hipertensi-penyakit-paling-
banyak-diidap-masyarakat/ Diakses pada 07 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai