Anda di halaman 1dari 53

Referat Ca Paru

Disusun Oleh:
Diani Nur Pathona 1310070100009
Gitta Delvanof P 131007010000
Dayu Andriawan 131007010000
Meldasari 13100701000
Verawati 121007010000

Pembimbing :
dr. H. Taufiq Hidayat, Sp.P

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2018
ANATOMI PARU
DEFINISI

Kanker paru adalah tumor ganas paru


Semua penyakit keganasan di paru, primer yang berasal dari saluran napas
mencakup baik yang berasal dari paru atau epitel bronkus. Terjadinya kanker
sendiri maupun dari ditandai dengan pertumbuhan sel yang
luar paru tidak normal, tidak terbatas, dan
merusak sel-sel jaringan yang normal.
EPIDEMIOLOGI
Karsinoma paru merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi akibat keganasan di Amerika Serikat dan negara- negara
industri. Secara umum, kanker paru terbagi atas 2 jenis yaitu
non-small cell carcinoma ( sekitar 85 % dari semua kanker paru)
dan small cell carcinoma ( sekitar 15 % kanker paru).Risiko
terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki
dibandingkan perempuan dan risiko meningkat sesuai dengan
usia.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

ETIOLOGI

Penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui,


tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat
yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab
utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan
tubuh, genetik,dan lain-lain
Faktor Resiko

Rokok : 80-90 % Polusi udara : - TB paru yang lama


pasien Ca paru asbestosis, debu + Asap ROKOK
adalah perokok aktif, arsen, nikel, - Radiasi ion
resiko juga chrom, batubara, tar,
meningkat pada - Predisposisi genetik
aldehida, semua
perokok pasif asap
PATOGENESA
• Kanker paru dimulai oleh aktivitas onkogen dan inaktivasi gen supresor tumor. Onkogen
merupakan gen yang diyakinin sebagai penyebab seseorang untuk terkena kanker. Proto-onkogen
berubah menjadi onkogen jika terpapar karsinogen yang spesifik. Pada proto-onkogen mutasi yang
terjadi yaitu K-ras menyebabkan adenokarsinoma paru sampai 10-30%.
• Epidermal growth factor reseptor (EFGR) mengatur proliferasi sel, apoptosis, angiogenesis, serta
invasi tumor. Berkembangnya EFGR serta mutasi sering dijumpai pada kanker paru non-small sel
sehingga menjadikan dasar terapi menggunakan penghambat EFGR. Kerusakan kromosom
menyebabkan kehilangan sifat keberagaman heterezigot, menyebabkan inaktivasi gen supresor
tumor. Kerusakan kromosom 3p, 5q, 13q dan 17p ini paling sering menyebabkan karsinoma paru
non-small sel. Gen p53 tumor supresor berada dikromosom 17p yang didapatkan 60-75% dari kasus.
• Sejumlah gen polimorfik berkaitan dengan kanker paru, termasuk gen polimorfik yang mengkode
interleukin-1, sitokrom P450, caspase-8 sebagai pencetus apoptosis serta XRCC1 sebagai molekul
DNA repair. Individu yang terdapat gen polimorfik seperti ini lebih sering terkena kanker paru apabila
terpapar zat karsinogenik.
KATEGORI T N M CA PARU
T = Tumor Primer

T 0= tidak terbukti adanya tumor primer atau tumor


T X= tumor (-), sitologi (+)
Tis =karsinoma insitu
T1=tumor < 3cm, masih didalam bronkus lobus
T2=tumor >3cm,mengenai bronkus utama lebih jauh 2 cm dari
karina. mengenai pleura visceral, atelektasis dan pneumonitis
obstruktif yang meluas hanya ke daerah hilus
T 3 =sebarang ukuran,mengenai dinding dada,diafrgama,pleura
mediastinum atau tumor dalam bronkus utama kurang dari 2 cm
sebelah distal karina, ateletasis,pneumonitis seluru paru

T 4 =seberang ukuran,mengenai mediastinum,jantung,pembuluh


besar, trakea esofagus, korpus vetebre,efulsi pleura ganas dan
tumor satelit ipsilateral pada lobus yang sama
N = Kelenjar Getah Bening ( KGB)

N X = tidak dapat dinilai


N 0= tidak terbukti keterlibata kelenjar
N 1 = didapat keterlibatan KGB peribronkial dan atau hilus ipsilateral
N 2= didapatkan keterlibatkan KGB mediastinum ipsilateral dan atau
KGB subkarina
N 3 = didapatkan keterlibatan KGB hilus atau mediastinum
kontaralateral, skalenus,supklaivikula ipsilateral dan kontralateral
M = Metastase

M X = tidak dapat dinilai adanya metastase jauh


M 0 =tidak ditemukan metastase jauh
M 1= ditemukan adanya metastase jauh metastatic tumor nodule
(s) ipsilateral diluat lobus tumor primer
KLASIFIKASI KANKER PARU
Berdasarkan modalitas terapi karsinoma bronkogenik terdiri
dari kanker paru jenis karsinoma sel kecil dan kanker paru jenis
karsinoma bukan sel kecil.
Gambaran histologi kanker paru bukan sel kecil adalah
epidermoid, adenokarsinoma, tipe sel besar dan campuran dari
ketiganya.
1. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid)

• Merupakan tipe histologik


kanker paru yang paling sering
ditemukan, berasal dari
permukaan epitel bronkus.
Perubahan epitel termasuk
metaplasia, atau displasia
akibat merokok jangka
panjang, secara khas
mendahului timbulnya tumor
2. Adenokarsinoma
Memperlihatkan susunan
selular seperti kelenjar
bronkus dan dapat
mengandung mukus.
Kebanyakan jenis tumor ini
timbul di bagian perifer
segmen bronkus dan
kadang-kadang dapat
dikaitkan dengan jaringan
parut lokal pada paru dan
fibrosis interstisial kronik.
3. Karsinoma bronkoalveolus
sebagai subtipe adenokarsinoma dalam klasifikasi terbaru
tumor paru dari WHO. Karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang
besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang
besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung
timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.
4. Karsinoma sel kecil

umumnya tampak sebagai massa


abu-abu pucat yang terletak di
sentral dengan perluasan ke
dalam parenkim paru dan
keterlibatan dini kelenjar getah
bening hilus dan mediastinum.
Kanker ini terdiri atas sel tumor
dengan bentuk bulat hingga
lonjong, sedikit sitoplasma, dan
kromatin granular
5. Karsinoma sel besar

adalah sel ganas yang besar


dan deferensiasi sangat buruk
dengan sitoplasma yang besar
dan ukuran inti yang
bermacam. Sel ini cenderung
timbul pada jaringan paru
perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ektensif dan
cepat ketempat yang jauh
MANIFESTASI KLINIK
1. Manifestasi Lokal Kanker Paru (Intrapulmonal Intratorakal

paling sering adalah batuk kronis


dengan/tanpa produksi sputum. Produksi - Hemoptisis (batuk darah) merupakan
sputum yang berlebih merupakan suatu gejala pada hampir 50% kasus.
gejala karsinoma sel bronkoalveolar - Batuk darah massif dapat terjadi
(bronchoalveolar cell carcinoma). karena sifat vaskuler kanker paru

Nyeri dada juga umum terjadi dan


bervariasi mulai dari nyeri pada lokasi Susah bernafas (dyspnea) dan
tumor atau nyeri yang lebih berat oleh penurunan berat badan juga sering
karena adanya invasi ke dinding dada atau dikeluhkan oleh pasien kanker paru
mediastinum
2.Manifestasi Ekstrapulmonal Intratorakal
Sesak nafas dan nyeri
disebabkan oleh adanya dada bisa disebabkan oleh
invasi/ekstensi kanker
paru ke struktur/organ keterlibatan pleura atau
sekitarnya perikardial

Efusi pleura dapat


menyebabkan sesak nafas,
dan efusi perikardial dapat
menimbulkan gangguan
kardiovaskuler
3. Manifestasi Ekstratorakal Non Metastasis

10-20% pasien
kanker paru
mudah lelah mual
mengalami sindroma
paraneoplastik

galaktorea
nyeri abdomen confusion (galactorrhea)
PENEGAKAN DIAGNOSA
Alur Deteksi Dini Kanker Paru
ALUR TINDAKAN DIAGNOSIS KANKER PARU
1. Anamnesis (1)Batuk-batuk dengan / tanpa dahak
(dahak putih, dapat juga purulen),
(2) Batuk darah,
(3) Sesak napas,
(4) Suara serak
Keluhan
utama (5) Sakit dada
(6) Sulit / sakit menelan,
(7) Benjolan di pangkal leher,
(8) Sembab muka dan leher, kadang-
kadang disertai sembab lengan
Keluhan dengan rasa nyeri yang hebat

(1) Berat badan berkurang,


(2) Nafsu makan hilang,
keluhan yang (3) Demam hilang timbul,
tidak khas. (4) Sindrom paraneoplastik,
seperti "Hypertrophic pulmonary
osteoartheopathy", trombosis vena
perifer dan neuropatia
2. Pemeriksaan Fisik

perubahan bentuk pembesaran kelenjar


dinding toraks dan getah bening dan tanda infiltrat dan pleuritis
trakea tanda obstruksi parsial dengan cairan pleura

kelainan suara perubahan kulit seperti


pembengkakan pada
pernafasan pada paru, rash, daerah kulit
wajah, tangan, kaki,
kelemahan otot menghitam, atau bibir
atau pergelangan kaki
regional atau umum, dan kuku membiru,
3. Pemeriksaan Laboratorium
A. Darah rutin
B. Histopatolgi , sitologi dari
- Sputum
- Bilasan Bronkus
- Sikatan Bronkus
- Cairan Plueura
- Bahan biopsi aspirasi kelenjar dan tumor
4. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor


dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening,
danmetastasis ke organ lain
1. Foto Thoraks

Sebagian besar kanker paru pada awalnya


dideteksi dengan foto polos toraks. Kelainan
dapat dilihat apabila masa tumor berukuran
lebih dari 1 cm, adapun tanda yang mendukung
keganasan diantaranya tepi yang irreguler,
identasi pleura, tumor satelit.
2. CT Scan thoraks

Keuntungan tomografi komputer tidak hanya memperlihatkan bronkus, tetapi


juga struktur di sekitar lesi serta invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi
komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi
kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan. CT-
Scan dapat membantu evaluasi efusi pleura pada pasien dengan kanker paru,
dapat menunjukkan ada atau tidaknya cairan, kontur cavum pleura, dan massa
pada dinding pleura
3. MRI Thoraks

Pada keadaan khusus, MRI dapat digunakan untuk mendeteksi area yang sulit
diinterpretasikan pada CT scan toraks seperti diafragma atau bagian apeks paru
(untuk mengevaluasi keterlibatan pleksus brakial atau invasi ke
vertebra).Magnetic Resonance Imaging dapat berguna untuk mengevaluasi
tumor pada sulkus superior, khususnya jika ada kemungkinan invasi ke plexus
brachialis atau tulang belakang
4. PET scan (Positron Emission
Tomography)

Molekul glukosa yang memiliki komponen radioaktif diinjeksikan ke


dalam tubuh kemudian scan diambil. Sel-sel kanker mengambil lebih
banyak glukosa dari pada sel yang normal karena sel-sel kanker
bertumbuh dan bermultiplikasi dengan cepat. Oleh karena itu, jaringan
dengan sel kanker tampak lebih terang dari pada jaringan yang normal.
Tumor primer, kelenjar getah bening dengan sel-sel keganasan, dan tumor
metastasis tampak sebagai spot yang terang pada PET scan
5. Sitologi Sputum
Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan
yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan
sputum adalah pemeriksaan yang paling sederhana dan murah
untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun
invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama
untuk kanker paru yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga
sering digunakan untuk skrining terhadap kanker paru pada
golongan risiko tinggi.
6. Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah tindakan medis yang bertujuan untuk
melakukan visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop,
yang berfungsi dalam prosedur diagnostik dan terapi penyakit
paru. Bronkoskopi dengan tujuan diagnostik dapat diandalkan
untuk mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada
tidaknya sel ganas.
7. Torakoskopi
Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan
guna pemeriksaan histopatologik untuk kanker paru.
Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang
ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat
dan mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak.
Pengambilan jaringan dapat juga dilakukan secara langsung ke
dalam paru dengan menusukkan jarum yang lebih panjang dari
jarum suntik biasa kemudian dilakukan pengisapan jaringan
tumor yang ada
TATALAKSANA
Penatalaksanaan pada kanker paru meliputi terapi paliatif
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita
sebaik mungkin termasuk meminimalkan keluhan/gejala,
terutama pada stadium IIIb dan IV. Pengobatan paliatif untuk
kanker paru meliputi radioterapi, kemoterapi, medikamentosa,
fisioterapi, dan psikososial
1. Pembedahan
Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk
mengangkat tumor secara total berikut kelenjar getah bening
disekitarnya. Hal ini biasanya dilakukan padakanker paru yang
tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium I (T1 N0 M0 atau
T2N0 M0), kecuali pada kanker paru jenis SCLC. Luas reseksi
atau pembedahantergantung pada luasnya pertumbuhan tumor
di paru
2. Radioterapi
Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan
pada kanker paru dengan tumor yang tumbuh terbatas pada
paru. Radioterapi dapat dilakukan pada NCLC stadium awal atau
karena kondisi tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan,
misalnya tumor terletak pada bronkus utama sehingga teknik
pembedahan sulit dilakukan dan keadaan umum pasien tidak
mendukung untuk dilakukan pembedahan. Terapi radiasi banyak
dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau
kemoterapi
3. Kemoterapi
Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling
umum diberikan pada SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut
yang telah bermetastasis ke luar paru seperti otak, ginjal, dan hati.
Kemoterapi dapat digunakan untuk memperkecil sel kanker,
memperlambat pertumbuhan, dan mencegah penyebaran sel kanker
ke organ lain. Tidak jarang kemoterapi diberikan sebagai kombinasi
pada terapi pembedahan atau radioterapi. Penatalaksanaan ini
menggunakan obat-obatan (sitostatika) untuk membunuh selkanker.
Kombinasi pengobatan ini biasanya diberikan dalam satu seri
pengobatan,dalam periode yang memakan waktu berminggu-minggu
atau berbulan-bulan agar kondisi tubuh penderita dapat pulih
PROGNOSA
Secara keseluruhan prognosis kanker paru buruk. Angka
harapan hidup sampai 5 tahun pasien kanker paru jenis
karsinoma sel kecil dengan tahap batasan sekitar 20%, sedangkan
yang tahap ekstensif sangat buruk < 1%. Angka harapan hidup
sampai 5 tahun pasien kanker paru jenis sel karsinoma bukan sel
kecil bervariasi berdasarkan stadium, 60%-70% pasien dengan
stadium I, dan < 1% pada pasien dengan stadium IV. Rata-rata
pasien kanker paru jenis sel karsinoma bukan sel kecil yang telah
bermetastase jika tidak diterapi angka harapan hidupnya 6 bulan
• Adapun prognosis sesuai dengan klasifikasi kanker paru :

• Small Cell Lung Cancer (SCLC)


– Dengan adanya perubahan terapi dalam 15-20 tahun belakangan ini
kemungkinan hidup rata-rata yang tadinya < 3 bulan meningkat menjadi 1 tahun.
– Pada kelompok Limited Disease kemungkinan hidup rata-rata naik menjadi 1-2
tahun, sedangkan 20% daripadanya tetap hidup dalam 2 tahun.
– 30% meninggal karena komplikasi lokal dari tumor
– 70% meninggal karena karsinomatosis
– 50% bermetastasis ke otak (autopsi)
• Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
Yang terpenting pada prognosis kanker paru ini adalah menentukan stadium dari penyakit
Dibandingkan dengan jenis lain dari NSCLC, karsinoma skuamosa tidaklah seburuk yang lainnya. Pada
pasien yang dilakukan tindakan bedah, kemungkinan hidup 5 tahun setelah operasi adalah 30%.
Survival setelah tindakan bedah, 70% pada occult carcinoma ;35-40% pada stadium I ; 10-15% pada
stadium II dan kurang dari 10% pada stadium III
75% karsinoma skuamosa meninggal akibat komplikasi torakal, 25% karena ekstra torakal, 2% di
antaranya meninggal karena gangguan sistem saraf sentral.
40% adenokarsinoma dan karsinoma sel besar meninggal akibat komplikasi torakal, 55% karena ekstra
torakal.
15% adenokarsinoma dan karsinoma sel besar bermetastasis ke otak dan 8-9% meninggal karena
kelainan sistem saraf sentral.
Kemungkinan hidup rata-rata pasien tumor metastasis bervariasi, dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun,
dimana hal ini sangat tergantung pada : performance status (skala Karnofsky), luasnya penyakit,
adanya penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir.
KOMPLIKASI
Anemia merupakan komplikasi yang sering pada penderita
kanker paru dengan prevalensi 63%. Anemia berhubungan
dengan prognosis yang buruk pada pasien kanker. Anemia
mengganggu respon pengobatan radiasi, karena anemia
mengurangi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen
sehingga jaringan kekurangan oksigen. Anemia menyebabkan
hipoksia tumor sehingga tumor solid resisten terhadap ionisasi
radiasi dan beberapa bentuk kemoterapi
KESIMPULAN
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran
napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan
sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang
normal.Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra
kanker. Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan
penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah.
Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan
sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin
kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu
antara ahli paru dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli
radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-ahli
lainnya
Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat
bergantung pada keahlian ahli paru untuk mendapatkan
diagnosis pasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan
sangat membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam
waktu yang lebih cepat memungkinkan penderita memperoleh
kualitas hidup yang lebih baik. Pilihan terapi harus dapat segera
dilakukan, mengingat buruknya respons kanker paru terhadap
berbagai jenis pengobatan. Pengobatan paliatif untuk kanker
paru meliputi radioterapi, kemoterapi, medikamentosa,
fisioterapi dan psikososial

Anda mungkin juga menyukai