Anda di halaman 1dari 34

PERAN LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI
Rosdelima Simarmata, BN, SE, MARS
Pelatihan Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi,
PERSI BANTEN, 20 22 April 2015
MIKROBIOLOGI DASAR
Mikroba terdiri atas:
Bakteri
Jamur
Virus
Parasit
Mikroba hidup di:
Alam
Tumbuhan
Hewan atau Manusia
Mikroba dapat bersifat
Flora normal (kecuali virus, parasit)
Kolonisasi (tidak menyebabkan penyakit)
Patogen (menyebabkan penyakit)
DEFENISI
Patogen Primer
Penyebab infeksi pada individu yang rentan

Oportunistik
Flora normal pada individu sehat atau kuman lingkungan, tetapi dapat
menyebabkan infeksi pada individu imunocompromise

Kontaminasi/Tercemar
Mikroba yang ada di permukaan, tidak menyebabkan penyakit tetapi
berpotensi sebagai sumber infeksi

Kolonisasi
Bakteri atau jamur tumbuh dan berkembang biak pada pejamu
Contoh: S. aureus di nares
KUMAN KULIT
Transien:
Melekat sementara di kulit
Tidak berkembang biak
Mudah dibersihkan ketika mencuci tangan

Residen
Tinggal dibagian dalam kulit/sub dermal, kelenjar
lemak, akar rambut
Sulit dibersihkan dengan mencuci tangan
S.epidermidis, Propionibacterium, Corynebacterium
CARA TRANSMISI

Kontak langsung:
Penderita lain
Cairan intravena tercemar
Darah tercemar
Bahan infeksius
Kontak Tidak langsung:
Alat medis tidak steril
Tangan petugas
Melalui permukaan tercemar
BEBERAPA BAKTERI

Acinetobacter baumanii
Stpahylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus/MRSA
Streptococcus hemolitik
Enterococcus sp
E.Coli
Klebsiella Pneumonia
M. Tuberculosis
Proteus sp
Pseudomonas Aeruginosa
Salmonella thypi
Serratia mercescens
STPAHYLOCOCCUS

S. aureus:
Terdapat di rongga hidung, aksila dan perineum
Menular melalui kontak (tangan), sekresi nasal
Infeksi didahului adanya kolonisasi hidung, orofaring
Penyebab infeksi kulit dan jaringan lunak, osteomielitis
Penyebaran melalui darah bakteriemia, sepsis
S. Epidermidis & S, saprophyticus:
Flora normal
Mengakibatkan infeksi endogen (dari tubuh pasien sendiri)
Patogenesis rendah akibatkan infeksi pada pemakaian alat invasif
(kateter urine/intravena), imunitas rendah, benda asing, pemakaian
antibiotik berlebihan.
STREPTOCOCCUS

S. pyogenes
Penyebab faringistis terutama pada anak-anak, infeksi
kulit, luka bakar, infeksi neonatus
Komplikasi CAN, demam rheuma (kelainan katup
jantung)
Penularan melalui udara, kontak
Dapat ditemukan pada karier
Entercoccus
Flora normal usus
Penyebab infeksi luka decubitus, vagina, meatus, ISK,
bakteriemia, kulit dan jaringan lunak
Penularan melalui tangan petugas
ENTEROBACTERIACEACE

Batang gram negatif


Flora normal usus:E.Coli, Klebsiella, Enterobacter,
Proteus
Kolonisasi orofaring terjadi pada penyakit berat,
pemkaian antibiotika berlebihan, perawatan lama di
RS akibatkan pneumonia endegenous
Cara penularan
Melalui tangan petugas, permukaan tercemar
Pemakaian luas sefalosporin generasi 3
meningkatkan infeksi terutama di ICU, pasien
kemoterapi
GRAM NEGATIF
NONFERMENTER
Pseudomonas aeruginosa:
Melekat pada epitel trakea, kornea akibat kerusakan
jaringan
Pasien imunitas rendah kolonisasi di faring, rektum
Menghasilkan glikokaliks terlindung dari efek fagositosis
lekosit terapi aminoglikosida
Sumber: air kran, tempat lembab penularan melalui
kontak dengan sumber di lingkungan
Stenotrophomonas maltophilia:
Sebenarnya tidak virulent, kuman lingkungan
Penyebab infeksi pada imunitas rendah
Penularan melalui kontak dengan tangan petugas
Dampak pengobatan imipenem berlebihan
GRAM NEGATIF NON
FERMENTER
Acinetobacter:
Kuman lingkungan
Flora normal pada 25% orang normal
Akibatkan infeksi pada pasien imunitas rendah, gizi
buruk
Penularan melalui kontak permukaan lingkungan,
tangan petugas
Nonfermenter dapat hidup dalam disinfektan:
Povidon, iodine,klorhesidin, benzalkonium kloride,
heksaklorofen
Pseudomonas sp, Burkholderia cepacia tumbuh dalam
lingkungan basah/lembab seperti air kran
BEBERAPA JAMUR

Candida albican
Candida glabrata
Candida tropicalis
Candida parapsilosis
Aspergilus
BEBERAPA VIRUS

Adenovirus
Coronavirus (SARS)
Hepatitis A, B,C
Herpes simplex
Human immunodeficiency virus
Virus influensa
Rotavirus
Virus campak
Virus mump
Varicella-zoster virus
Peran Laboratorium
Dalam PPI
Laporan berkala pola kuman RS
Laporan berkala pola antibiogram dan peningkatan
resistensi
Laporan berkala peningkatan jumlah kuman tertentu
Pperan aktif dalam manajemen KLB:
Indetifikasi kasus
Mencari sumber
Typing terhadap bakteri, jamur
Menjalin komunikasi aktif antara laboratorium dan PPI
Aktif sebagai anggota Komite PPI
Cara Pengambilan
Specimen (1)
Biakan darah:
Mendapat specimen darah yang layak untuk di
biakan
Waktu pengambilan bila mungkin sebelum
diberikan antimikroba
Sedapat mungkin diambil 2 specimen pada
saat bersamaan
Segera sebelum pemberian dosis berikut
Waktu suhu mulai meningkat
Tidak dibenarkan mengambil darah dari
kateter intravena atau intra arteri
Cara Pengambilan
Specimen (2)

Biakan darah:
Persiapan tempat pungsi vena,
alcohol 70% dan biarkan kering
Lakukan hand rub terlebih
dahulu, kenakan sarung tangan
Penyimpanan segera kirim ke
lab, bila terpaksa simpanpada
suhu kamar ata inkubator 35 0 C
Cara Pengambilan
Specimen (3)
Biakan Urine:
Waktu pengambilan sebaiknya sebelum diberi antimikroba
Urine pagi hari lebih baik dari urin sewaktu
Peralatan: kontainer steril dan bertutup, sabun, air mengalir
Prosedur pengambilan urin tengah untuk wanita:
Labia mayora diregangkan
Cuci dengan sabun dan bilas dengan air mengalir
Dengan tetap meregangkan labia mayora, beberapa mili liter
urin dibiarkan keluar kedalam kloset
Pegang kontainer bagian luar dan tampung urin
Tampung urin tengah sewaktu aliran masih kencang
Hentikan menampung sebelum aliran melemah/sebelum urine
habis
Tutup kontainer dan berikan ke petugas lab atau perawat
Cara Pengambilan
Specimen (4)
Biakan Urine:
Prosedur pengambilan urin tengah untuk pria:
Cucilah glans penis dengan sabun lalu bilas
dengan air mengalir
Preputium di tarik kebelakang
Aliran urin pertama dibuang
Tampung urin dalam kontainer selama masih
kencang
Hentikan menampung urin sebelum urine habis
atau aliran melemah
Tutup kontainer dan berikan ke petugas lab atau
perawat
Cara Pengambilan
Specimen (5)
Tinja:
Sedapat mungkinusahakan mendapatkan feses
Bila sulit, gunakan apusan rektal
Prosedur pengambilan:
Feses tidak boleh bercampur urineebelakang
Feses boleh ditampung dulu dalam pispot
yang bersih dan kering baru dipindahkan
Cara Pengambilan
Specimen (6)
Apusan Rektal:
Gunakan kapas lidi steril
Pasien diminta bernafas dalam dan relaksasi
Masukkan lidi kapas steril dalam anus +/- 3 cm
Putar lidi kapa mengelilingi dinding rektum
perlahan sebanyak 1 kali
Segera masukkan lidi kapas dalam media
transport carry blair
Cara Pengambilan
Specimen (7)
Teksudat, Pus: Luka Operasi
Bersihkan kulit utuh dibagian tepi luka dengan
antisepsis (povidon iodine, khlorhexidin) untuk
membersihkan flora kulit
Bersihkan bagian luka dengan NaCl fisiologis steril
untuk membersihkan kolonisasi kuman kontaminasi
kulit
Gunakan lidi kapas steril, masukkan ke dalam sela-
sela luka sampai dasar luka
Masukkan lidi kapas dalam media transport
Cara Pengambilan
Specimen (8)
Luka Dekubitus:
Bersihkan kulit utuh dibagian tepi luka dengan
antisepsis (povidon iodine, khlorhexidin) untuk
membersihkan flora kulit
Bersihkan bagian luka dengan NaCl fisiologis steril
Buat sayatan untuk membersihkan jaringan nekrotik
dengan skapel steril
Gunakan lidi kapas steril, usap dasar melalui sayatan
Masukkan lidi kapas dalam media transport
Cara Pengambilan
Specimen (9)

Sputum
Sputum bukan ludah
Bahan untuk mendeteksi infeksi saluran nafas
bawah
Apus tenggorok tidka bisa menggantikan sputum
hanya mendeteksi infeksi saluran nafas atas
Bila pasien sulit membatukkan sputum, berikan
mukolitik pada malam sebelumnya dan minum air
putih, sputum diambil pada pagi hari.
Cara Pengambilan
Specimen (10)
Sputum
Sputum untuk pemeriksaan BTA diambil secara
SPS (sewakti saat periksa ke poliklinik, keesokan
pagi hari seetelah bangun tidur dan sewaktu saat
membawa sputum pagi ke laboratorium)
Cara penagmbilan:
Pasien diminta kumur-kumur dengan air matang hangat 3x
Pasien diminta membatukan sputum dengan tekanan
Minta menarik nafas dalam 3x, tahan nafas lalu batukkan
dengan tekanan
Tampung dalam wadah sterli, kering, bersih, mulut lebar,
bertutup ulir dan tidak bocor
STANDARD PRECAUTIONS (1)

Semua Sample Darah &


Cairan tubuh berpotensi
menular bagi petugas yang
menanganinya
STANDARD PRECAUTIONS (2)

1) HAND HYGIENE
Salah satu tindakan yang paling
penting untuk mencegah penularan
infeksi
Bagi semua petugas
Cuci tangan dengan menggunakan
air dan sabun atau alkohol hand
rub:
Gunakan sabun dan air jika tangan terlihat
kotor lalu keringkan.
Gunakan alkohol hand rub jika tangan tidak
tampak kotor atau setelah menyetuh
lingkungan atau barang di sekitar area kerja
STANDARD PRECAUTIONS (3)

2) Personal Protective Equipment


APD menjadi barier terhadap
potensial terpapar terhadap
darah atau cairan tubuh yang
sedang di tangani.
Sarung tangan disposible
Jas lab
Kaca mata pelindung/penutup wajah
dikenakan jika ada resiko terciprat
darah atau cairan tubuh saat
membuka specimen/sampel
STANDARD PRECAUTIONS (4)

3) Penanganan Spesimen
Terima spesimen dalam kontainer tertutup
yang di masukkan dalam kantong spesimen
dengan lambang biohazard yang sudah diberi
label pasien
Kenakan APD
Menggunakan Biological safety cabinets
berpotensi aerosol/percikan, pada suspect TB
atau jamur.
STANDARD PRECAUTIONS (5)

4) Pengelolaan dana Pembersihan Pealatan


Peralatan yang dipakai berulang,
dibersihkan/didesinfeksi dan dikeringkan
secara memadai
Pembersihan peralatan lainnya seperti
mesin cutting / dissecting dibersihkan
setiap selesai digunakan sesuai petunjuk
dari pabriknya (detergent/disinfectant)
Pembersihan area kerja, troly sample dan
lainnya dengan jadwal
STANDARD PRECAUTIONS (6)

5) Penangan benda tajam & Pembuangan


Sampah
Setelah digunakan masukkan semua
benda tajam pada sharp container,
seperti jarum, object glass, dll
Semua sampah yang terkontaminasi
dengan darah atau cairah tubuh
dibuang ketempat sampah klinis,
seperti produk darah semua spesimen
STANDARD PRECAUTIONS (7)

5) Penangan benda tajam &


Pembuangan Sampah lanjutan
Sampah kertas dan lainnya yang
tidak terkontaminasi dengan darah
atau cairan tubuh dibuang
kedalam sampah umum
Penangan bila terjadi ceceran
darah atau bisa tertusuk benda
tajam dengan tepat
STANDARD PRECAUTIONS (8)

6) Program kesehatan bagi


petugas
Riwayat vaksinasi hepatitis B
Pemeriksaan kesehatan
berkala sesuai dengan
program RS
Acuan

CDC, 2005 Guidelines for Preventing the Transmission of


Mycobacterium tuberculosis in Health-Care Settings
Materi Pelatihan PPI PERDALIN

Anda mungkin juga menyukai