Anda di halaman 1dari 40

Kelompok 2

Nur Jannah 1916010009


Extensive Surgery
Abdominal Drain
Tracheostomy
Urethral Catheter
Intravenous Catheter
Intravenous Catheter
PENDAHULUAN
 Infeksi nosokomial  masalah kesehatan
masyarakat yang penting:
  angka kesakitan dan kematian.
  lama perawatan.
  biaya kesehatan.
 komplikasi tersering pasien yang dirawat
di rumah sakit.
Epidemiologi
WHO, 2002 : Kematian 1,4 juta /hari diseluruh dunia
Pada 4 Region yaitu;
 Eropa(7,7%)
 Mediternia Timur (11,8%)
 Asia Tenggara(10%)
 Pasifik Barat (9%)
Keyser, 2005: IN rata-rata 3,5% (Jerman) menjadi 5%
(AS) dari seluruh Ps Rawat Inap. ( di Perawatan RS
Tersier 10%, ICU 15-20% Kasus)
Epidemiologi
Kasmad,2007: Kejadian IN di INA 39-60% ;
 Kurang Pengawasan
 Praktek Pencegahan yg buruk
 Pemakaian Sumber Terbatas yg tidak tepat
 RS yg sesak oleh Ps)

Proporsi IN di RS Pemerintah RS Swasta (DepKes


RI, 2004)
Epidemiologi
Penelitian Marwoto,2007: kejadian IN di 5 RS
Pendidikan;
 RSUP Sardjito 7,94%
 RSUD dr Sutomo 14,6%
 RS Bekasi 5,06%
 RS Hasan Sadikin Bandung 4,60%
 RSCM, 4,60%
IN di Jawa Timur( 13 RS Pemerintah, 2 RS TNI/Polri
dan BUMN, 14 RS Swasta )2011(306), 2012(400),
2013(526)
Epidemiologi
Kejadian IN di RS Haji Surabaya :
 2012 0,05%
 2013 0,15%
 2014 0,37%

SPM Kejadian IN di RS < 1,5% ( Kepmenkes No 129 Tahun 2008 )


Definisi
Infeksi yang terjadi pada pasien rawat inap di Rumah
Sakit yang tidak terdapat waktu masuk atau tidak
dalam masa inkubasi.
Arti kata Nosokomial “berhubungan dengan tempat
tidur pasien” (bedside associated) secara praktis juga
berarti yang berhubungan dengan tempat perawatan,
seperti rumah Sakit, Rumah Bersalin, Rumah Panti
Werda
INFEKSI NOSOKOMIAL
hospital-acquired infection”
 Infeksi yang didapat ketika penderita
dirawat di rumah sakit:
 Saat mulai dirawat  tanda-tanda
klinis (-).
 Saat mulai dirawat  tidak dalam MI.
 Tanda-tanda klinis  timbul sekurang-
kurangnya 3 kali 24 jam sejak mulai
perawatan.
Infeksi Nosokomial dapat terjadi
dengan cara :

- Infeksi silang ( Cross infection ): Dokter /


Perawat / Penderita lain
- Infeksi endogen ( Autoinfection / Self
infection) : Penderita sendiri
- Infeksi lingkungan ( Environment infection ) :
Alat tercemar / Ruangan
Cara penularan sering terjadi
melalui :
- Pembedahan
- Catheter intravenous
- Catheter kandung kemih
- Cairan intravenous
- Endotracheal tube
- Respirator/Ventilator
Faktor-faktor yang menentukan
terjadinya Infeksi Nosokomial :

- Susceptibility penderita terhadap infeksi


- Besarnya paparan mikroba
- Cara pemaparan mikroba
Tiga Komponen pada Infeksi Nosokomial
 Mikroorganisme penyebab
 Cara penularan
 Daya tahan Tubuh Pasien
Source

Susceptible Means of
Host Transmission
Sumber
Setiap orang dirumah sakit dapat merupakan sumber
infeksi karena setiap orang membawa kuman secara
normal (kolonisasi)
Benda-bendapun dapat merupakan sumber infeksi
seperti lingkungan, terutama benda yang
terkontaminasi dengan kuman dari pasien yang
terinfeksi atau dari tangan petugas kesehatan.
Kuman yang dapat menimbulkan infeksi kalau :
 Jumlahnya banyak
 Virulensinya tinggi
 Imunitas pasien rendah
Sumber Infeksi dan Cara Penularan
 Endogen
 Transmisi diluar habitat normalnya.
 Kerusakan jaringan.
 Terapi antibiotika   flora normal berkurang.
 Eksogen/infeksi silang
 Kontak langsung antar pasien
 Melalui udara / air
 Petugas kesehatan (carrier)
 Objek yang terkontaminasi.
 Lingkungan:
 Air, larutan desinfektan Pseudomonas,
Acinetobacter
 Alat - alat
 Makanan
 Udara
 dll
Risiko terjadi Infeksi Nosokomial
meningkat karena :

- Pemakaian obat imunosupresan


- Tindakan bedah yang extensif
- Prosedur diagnostik dan terapeutik yang
intensif
- Penggunaan cairan intravenous
- Penggunaan antimikroba berspektrum
luas dan tidak rasional
Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi :

Patogenitas kuman : Kesanggupan kuman untuk


timbulkan penyakit
 Staphylococcus aureus patogenitas tinggi
 Streptococcus viridans patogenitas rendah

Virulensi kuman : Ukuran derajat penyakit yang


ditimbulkan
 Sakit ringan ?, Sakit berat ?, Mati ?
Dosis kuman : Dosis infeksi
 Salmonella typhi 103 0 - 10 %
 Salmonella typhi 107 50 %
 Salmonella typhi 109 95 %
Daya tahan hospes
KERENTANAN PENDERITA
Usia yang ekstrim  bayi atau usia tua.
Penyakit kronis, radiasi, kemoterapi, trauma.
Alat invasif
MIKROORGANISME PENYEBAB
Bakteri Komensal.
Flora normal  mencegah kolonisasi patogen.
Daya tahan tubuh menurun atau pindah tempat normalnya
 infeksi
ex: E.coli (ISK). dll
Bakteri Patogen
Staphylococcus aureus
dll
MIKROORGANISME PENYEBAB
Virus: Influenza, Hepatitis B &C, varicella, rubella 
penting. HIV?
Jamur & parasit  umumnya opotunistik.
 Jamur :
C. albicans  vagina, mulut. dll
 Nocardia sp  paru
 C. neoformans otak, paru
 H. capsulatum  paru
 Aspergilus sp paru
 Parasit :
 Toxoplama gondii  tranplantasi jantung
 Pneumocystis carinii  transplantasi ginjal
Diagnosis bakteriologik
Diagnosis bakteriologik yang tepat adalah sangat
penting untuk menentukan antibiotika yang tepat .
Tim PPIRS perlu mengetahui kuman infeksi
nosokomial berasal dari mana sumbernya
Tindakan pencegahan

1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung diri
4. Menggunakan tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai dengan baik
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan
serta pembuangan sampah secara benar
CUCI TANGAN :
aspek yang paling penting
Ada 2 kategori organisme yang ada di
1. Organisme residen ( flora normal )
tidak hilang secara permanen
2. Organisme transient
mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
Penanganan pasien dengan kontak tangan
Kontaminasi flora normal pasien kontak
perubahan tempat flora normal patogen

Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :


Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air
mengalir
Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Kapan kita harus mencuci tangan :

Sebelum dan sesudah melakukan tindakan


Setelah kontak dengan cairan tubuh
Setelah memegang alat yang terkontaminasi
( jarum, cucian )
Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di
ruang isolasi
Pada saat akan tugas dan akhir tugas
Setelah menggunakan kamar mandi
Sebelum melayani makan dan minum
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif


Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING REBUS / KUKUS KIMIAWI


106 kPa 170 ˚C Panci tertutup Rendam
121 ˚C 60 menit 20 menit 20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka

Anda mungkin juga menyukai