Anda di halaman 1dari 36

INFEKSI

OPORTUNISTIK
DAN
INFEKSI NOSOKOMIAL
FAKTOR PREDISPOSISI :
• USIA (PREMATUR, MUDA, LANJUT)
• STATUS GIZI
• DEFEK IMUNITAS
• TRAUMA DAN PEMBEDAHAN
• OBAT IMMUNOSUPRESSIVE DAN ORGAN
TRANSPLANT
• STRESS (PHYSICAL AND MENTAL)

NORMAL FLORA OPPORTUNISTIC PATHOGENS

NOSOCOMIAL
INFECTIONS
INFEKSI NOSOKOMIAL

 Noso = penyakit
 Komeo = rumah sakit
 Infeksi yang terjadi di sarana pelayanan
kesehatan
SEJARAH
 Abad 19 di Eropa, infeksi sepsis puerperalis
merupakan penyakit yang fatal.
 Oliver Wendel Holmes (1843)
 Penyakit ini ditularkan oleh dokter yang melakukan
otopsi lalu memeriksa wanita yang melahirkan.
 Ignaz Philip Semmelweis
 Disebabkan karena dokter tidak melakukan cuci
tangan
 Setelah tindakan cuci tangan, maka mortalitas turun
Contoh Kasus..
Pelajaran dari Ignaz Semmelweis tentang cuci
tangan
  First clinic   Second clinic
Rate
Year Births Deaths (%)   Births Deaths Rate (%)

1841 3,036 237 7.8   2,442 86 3.5

PRE 1842 3,287 518 15.8   2,659 202 7.6

1843 3,060 274 9.0   2,739 164 6.0

1844 3,157 260 8.2   2,956 68 2.3

1845 3,492 241 6.9   3,241 66 2.0

1846 4,010 459 11.4   3,754 105 2.8

POST Angka kematian turun menjadi 1-2 %)


SEJARAH
 Joseph Lister yang menunjukkan hubungan bakteri
dengan infeksi dan mengembangkan konsep
antisepsis.
 Florence Nigthingale dan Shimmelbush yang mula
pertama mempergunakan teknik asepsis seperti sarung
tangan, isolasi pasien, ventilasi dan sanitasi rumah
sakit.
DEFINISI INFEKSI NOSOKOMIAL

 Infeksi yang didapat ketika penderita dirawat di


rumah sakit :
 Saat mulai dirawat  tidak ada tanda klinis
 Saat mulai dirawat  tidak dalam masa inkubasi
 Tanda-tanda klinis  timbul sekurang-kurangnya
2 kali 24 jam sejak mulai perawatan.

 Arti kata Nosokomial “berhubungan dengan


tempat tidur pasien” (bedside associated) secara
praktis juga berarti yang berhubungan dengan
tempat perawatan, seperti rumah Sakit, Rumah
Bersalin, Rumah Panti Werda
PENDAHULUAN

Infeksi nosokomial  masalah kesehatan


masyarakat yang penting:
 Meningkatkan angka kesakitan dan kematian.
 Meningkatkan lama perawatan.
 Meningkatkan biaya kesehatan  perawatan,
obat, diagnosis.
 Menurunkan citra RS  konsumen berkurang
 Dampak hukum  tuntutan pengadilan,
kerugian material dan immaterial
3 KOMPONEN PADA INFEKSI
NOSOKOMIAL

 Mikroorganisme penyebab
 Cara penularan
 Daya tahan Tubuh Pasien
Faktor-faktor yang
mempengaruhi infeksi :
 Patogenitas kuman : Kesanggupan kuman untuk
timbulkan penyakit
 Staphylococcus aureus patogenitas tinggi
 Streptococcus viridans patogenitas rendah
 Virulensi kuman : Ukuran derajat penyakit yang
ditimbulkan
 Sakit ringan ?, Sakit berat ?, Mati ?
 Dosis kuman : Dosis infeksi
 Salmonella typhi 103 0 - 10 %
 Salmonella typhi 107 50 %
 Salmonella typhi 109 95 %
 Daya tahan hospes
Infeksi Nosokomial

 Infeksi silang (cross infection)


 Infeksi lingkungan (environmental infection)
 Infeksi diri sendiri (self infection)
SUMBER INFEKSI DAN CARA
PENULARAN
 Endogen
 Transmisi diluar habitat normalnya.
 Kerusakan jaringan.
 Terapi antibiotika   flora normal .
 Eksogen/infeksi silang
 Kontak langsung antar pasien
 Melalui udara
 Petugas kesehatan (karier)
 Objek yang terkontaminasi.
SUMBER INFEKSI DAN CARA
PENULARAN
 Lingkungan:
 Air, area penampungan, produk steril,
desinfektan Pseudomonas, Acinetobacter,
Mycobacterium
 Peralatan  linen.
 Makanan
PENULARAN
PENINGKATAN RESIKO

 Usia yang ekstrim  bayi atau usia tua.


 Penyakit kronis, radiasi, kemoterapi, trauma.
 Alat invasif
MIKROORGANISME
PENYEBAB
 Virus: Influenza, Hepatitis B &C, varicella, rubella 
penting. HIV?
 Jamur & parasit  umumnya opotunistik.
 Jamur :
 C. albicans  vagina, mulut. dll
 Nocardia sp  paru
 C. neoformans otak, paru
 H. capsulatum  paru
 Aspergilus sp paru
 Parasit :
 Toxoplama gondii  tranplantasi jantung
 Pneumocystis carinii  transplantasi ginjal
Peningkatan Infeksi Nosokomial

 Penggunaan antimikroba di rumah sakit yang tidak


sesuai  meningkatkan resistensi
 Kegagalan pengontrolan infeksi dasar oleh staf
rumah sakit.
 Meningkatnya penderita immunocompromise
 Meningkatnya penggunaan alat invasif
JENIS INFEKSI NOSOKOMIAL

 Infeksi aliran darah primer (IADP)


 Infeksi luka operasi (ILO)
 Infeksi saluran kemih nosokomial
 Hospital associated pneumonia (HAP) dan
ventilator associated pneumonia (VAP)
PENCEGAHAN INFEKSI
NOSOKOMIAL

PROGRAM PENCEGAHAN INFEKSI


(PPI)
TUJUAN PPI
 Melindungi pasien dari penularan infeksi
 Melindungi tenaga kesehatan dari tertular
infeksi
 Melindungi pengunjung RS dan masyarakat
sekitar dalam lingkungan RS
 Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar
RS
MANFAAT PROGRAM PPI
 Menekan dan menurunkan angka infeksi RS
 Meningkatkan kemungkinan hidup dan
kesembuhan
 Menekan dan menurunkan angka kesakitan akibat
infeksi
 Memperpendek lama sakit dan lama hari
perawatan
 Mempercepat penyembuhan
MELINDUNGI TENAGA
KESEHATAN
 Melalui:
 Kewaspadaan standar, membatasi transmisi,
isolasi
 Surveilans dan penyelidikan kasus
 Pendidikan dan pelatihan berkesinambungan
 Imunisasi dan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
PENCEGAHAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
 Surveilans nasional
 Membatasi transmisi  asepsis, isolasi, sterilisasi
dan disinfeksi.
 Perbaikan alat invasif minimalisasi, asepsis,
disain baik.
 Pengontrolan antibiotika.
 Nutrisi baik, vaksinasi, dan antibiotika profilaksis.
 Pencegahan infeksi staf RS.
 Peningkatan teknik perawatan dan pendidikan staf.
 Pengembangan teknik mikrobiologi epidemiologi.
Pencegahan Infeksi Nosokomial

IADP:
 Minimalisasi penggunaan
 Teknik asepsis
 pemakaian sesingkat mungkin.
 persiapkan cairan infus secara aseptik, sesaat
sebelum pemakaian.
 personel terlatih.
 tanda infeksi  periksa tiap hari.
PENCEGAHAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
Infeksi saluran kemih:
 hanya bila benar-benar dibutuhkan.
 Teknik asepsis.
 Pemasangan oleh staf terlatif.
 Pemsangan secara non traumatik.
 kateter urin lancar dan tidak tersumbat.
TERAPI ANTIBIOTIKA YANG SESUAI
PADA INFEKSI NOSOKOMIAL

 Penyebab infeksi nosokomial  bakteri


multiresisten akibat pemberian antibiotika
yang tidak sesuai.
 Pemberikan antibiotika yang sesuai akan :
 Menurunkan angka kematian.
 Memperpendek lama rawatan ICU.
 Memperpendek lama rawatan keseluruhan.
 Mengurangi biaya perawatan.
 Mengurangi perkembangan resistensi.
EFEK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA YANG
TIDAK SESUAI TERHADAP ANGKA
MORTALITAS
ANTIBIOTIKA YANG TEPAT
 Pemberian segera.
 Durasi pemberian adekuat.
 Dosis poten.
 Jenis antibiotika yang sesuai:
 Kemungkinan patogen penyebab.
 Pola kepekaan kuman lokal  surveilans.
 Properties antibiotika: spektrum aktivitas, profil
farmakokinetik, tolerabilitas, dan keamanan (efek
samping).
TINDAKAN PENCEGAHAN

1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung diri
4. Menggunakan tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai dengan baik
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan
serta pembuangan sampah secara benar
Kapan kita harus mencuci tangan :

 Sebelum dan sesudah melakukan tindakan


 Setelah kontak dengan cairan tubuh
 Setelah memegang alat yang terkontaminasi
( jarum, cucian )
 Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di
ruang isolasi
 Setelah menggunakan kamar mandi
 Sebelum melayani makan dan minum
 Pada saat akan tugas dan akhir tugas

Anda mungkin juga menyukai