Anda di halaman 1dari 41

Selayang Pandang

INFEKSI NOSOKOMIAL
INFEKSI NOSOKOMIAL

• Noso = penyakit
• Komeo = rumah sakit
 Infeksi yang terjadi di sarana pelayanan
kesehatan
SEJARAH

• Abad 19 diEropa, infeksi sepsis puerperalis


merupakan penyakit yang fatal.
• Oliver Wendel Holmes tahun 1843 yakin bahwa
penyakit ini ditularkan oleh dokter yang melakukan
otopsi lalu memeriksa wanita yang melahirkan.
Makalah dan idenya yang disampaikan di
simposium kemajuan ilmu kedokteran di
perhimpunan kedokteran Boston tidak diterima
oleh dokter yang hadir.
SEJARAH

• Ignaz Philip Semmelweis 1847 dari Wina berhasil


membuktikan dengan meyakinkan bahwa sebabnya
adalah faktor cuci tangan yang tidak dilakukan oleh
dokter. Semmelweis sangat risau melihat bahwa
mortalitas sepsis oleh dokter 5 x dibandingkan pasien-
pasien yang ditolong oleh bidan. Perbedaan ini
disebabkan karena dokter periksa mayat sedangkan
bidan tidak. Setelah tindakan cuci tangan, maka
mortalitas turun sebanding dengan bidan.
SEJARAH

• Semmelweis dan Holmes belum kenal kuman sebagai


penyebab infeksi.
• Joseph Lister yang menunjukkan hubungan bakteri dengan
infeksi dan mengembangkan konsep antisepsis.
• Florence Nigthingale dan Shimmelbush yang mula pertama
mempergunakan teknik asepsis seperti sarung tangan, isolasi
pasien, ventilasi dan sanitasi rumah sakit.
• Sejak Penisilin keluar pada 19 40-an yang begitu bagus
khasiatnya untuk terapi maupun preventif infeksi, cara asepsis
dilupakan.
SEJARAH

• Akibatnya infeksi tetap merajalela karena terjadi


resistensi antibiotik maka dicari dan dibuat
antibiotika baru.
• Pemakaian antibiotik meningkat, demikian pula
resistensi kuman terhadap antibiotik meningkat.
• Dengan terbentuknya penanggulangan infeksi
sebagai suatu disiplin maka teknik aseptik
diperhatikan lagi dan penggunaan antibiotik secara
rasional dilakukan.
DEFINISI INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi yang didapat ketika penderita
dirawat di rumah sakit:
• Saat mulai dirawat  tanda-tanda klinis (-).
• Saat mulai dirawat  tidak dalam MI.
• Tanda-tanda klinis  timbul sekurang-
kurangnya 2 kali 24 jam sejak mulai
perawatan.

Djojosugito MA, Roeshadi D, Pusponegoro AD, Supardi I. Buku manual


pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit. Depkes RI. Jakarta, 2001.
contoh
Ketika akan operasi pemancungan hidung, hari kedua akan operasi
terkena tipus, maka itu tidak temasuk nosokomial karena belum 2x 24
jam

Misal seorang bayi dirawat karena sakit kuning, setelah itu dia demam,
batuk berlendir berwarna kekuningan setelah penanganan, itu baru
bakteri nosokomial

Orang tua datang denga stroke, pendarahan tidak sadar masuk ICU,
pasang keteter urin, lalu demam, di urinnya terdapat banyak bakteri,
maka itu termasuk bakteri nosokomial
PENDAHULUAN

Infeksi nosokomial  masalah kesehatan masyarakat


yang penting:
•  angka kesakitan dan kematian.
•  lama perawatan.
•  biaya kesehatan  perawatan, obat,
diagnosis.
• Citra buruk RS  konsumen berkurang
• Dampak hukum  tuntutan pengadilan,
kerugian material dan immaterial
Burke JP. Infection control-A problem for patient safety. N Engl J Med
2003;348:651-6.
EPIDEMIOLOGI: AMERIKA SERIKAT
• Sejak 1970, AS  NNIS CDC:
1975 -1995:
• stabil  5 – 6/100 pasien.
•  (36%)  7,2 menjadi 9,8/1000 hari rawat.
• 1995:
• biaya 4,5 juta dolar Amerika.
• 88.000 kematian (1kematian/6 menit).

Burke JP. Infection control-A problem for patient safety. N Engl J Med
2003;348:651-6.
EPIDEMIOLOGI (lanj’)

• Studi multisenter di Eropa, 2000   lama rawatan :


• PICU (26,1 + 17,3 hari dibanding 10,6 + 6 hari)
• bangsal anak biasa (9,2 + 3,5 hari dibanding 4,2 + 2,8 hari).
Raymond J, Aujard Y. Infect Control Hosp Epidemiol
2000;21:260-3

• RS. Anak di Toronto:


•  biaya $12.000/pasien.
• 40%-nya   morbiditas.
• tingkat kematian 1%.

Edward AAM, McGann KA. Infect Med 2002;19:414-424.


INDONESIA
• Untuk Indonesia:
• belum ada angka, diduga relevan.
• Survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta,
Perdalin Jaya dan RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti
Saroso Jakarta, 2003:
• ILO  18.9%
• ISK  15.1%
• IADP  26.4%
• pneumonia 24.5%
• infeksi lain 32.1%.
TIGA KOMPONEN PADA INFEKSI NOSOKOMIAL
• Mikroorganisme penyebab
• Cara penularan
• Daya tahan Tubuh Pasien
Source

Susceptible Means of
Transmission
Host

Ducel G, Fabry J, Nicolle L. Prevention of Hospital Acquired Infections. A Practical Guide,2 nd


Edition. WHO.2002
SUMBER INFEKSI DAN CARA PENULARAN

Endogen
• Transmisi diluar habitat normalnya.
• Kerusakan jaringan.
• Terapi antibiotika   flora normal .
Eksogen/infeksi silang
• Kontak langsung antar pasien
• Melalui udara
• Petugas kesehatan (karier)
• Objek yang terkontaminasi.

Ducel G, Fabry J, Nicolle L. Prevention of Hospital Acquired Infections. A Practical Guide,2 nd


Edition. WHO.2002
Sumber Infeksi dan Cara Penularan (lnj’)

Lingkungan:
• Air,area penampungan, produk steril,
desinfektan Pseudomonas,
Acinetobacter, Mycobacterium
• Peralatan  linen.
• Makanan

Ducel G, Fabry J, Nicolle L. Prevention of Hospital Acquired Infections. A Practical


Guide,2nd Edition. WHO.2002
TRANSMISI
KERENTANAN PENDERITA

• Usia yang ekstrim  bayi atau usia


tua.
• Penyakit kronis, radiasi, kemoterapi,
trauma.
• Alat invasif

Ducel G, Fabry J, Nicolle L. Prevention of Hospital Acquired Infections. A Practical Guide,2 nd


Edition. WHO.2002
MIKROORGANISME PENYEBAB

• Kecenderungan untuk menjadi infeksi:


• karakteristik mikroorganime
• resistensi terhadap agen antimikrobial
• virulensi instrinsik
• jumlah atau inokulum dari material infektif.
• Bakteri, virus, jamur.
• Resisten   MRSA (methicilin-resistant
Staphylococcus aureus), VRE (Vancomycin-
Resistant Enterocooci), ESBL (Extended-specrum
ß-latamase).

Ducel G, Fabry J, Nicolle L. Prevention of Hospital Acquired Infections. A Practical Guide,2 nd Edition.
WHO.2002
Edward AAM,Mc Gann KA. Pediatric infection :steps to reduce nosocomial infection in children. Infect Med
2002;19:414-424
Peningkatan Infeksi
Nosokomial
• Penggunaan antimikroba di rumah sakit yang tidak
sesuai  resistensi .
• Kegagalan pengontrolan infeksi dasar oleh staf
rumah sakit.
• Penderita imunokompromais .
• Penggunaan alat invasif .

Weinstein RA. Nosocomial infection update. Emerg Infect Dis 1998;4:416-20.


JENIS INFEKSI NOSOKOMIAL

• Infeksi aliran darah primer (IADP)


• Infeksi luka operasi/Infeksi daerah operasi
• Infeksi saluran kemih
• Hospital associated pneumonia (HAP) dan
ventilator associated pneumonia (VAP)
TUJUAN PROGRAM PPI
(program pencegahan infeksi)
• Melindungi pasien dari penularan infeksi
• Melindungi tenaga kesehatan dari tertular infeksi
• Melindungi pengunjung RS dan masyarakat
sekitar dalam lingkungan RS
• Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar RS
• Melakukan program PPI secara cost-effective,
tepat guna dan hemat biaya
MELINDUNGI PASIEN

• Melindungi pasien dari infeksi akibat kontak


dengan pasien lain, tenaga kesehatan, alat
kesehatan dan lingkungan sekitar
• Melalui:
• Kewaspadaan standar, berdasarkan transmisi,
isolasi
• Surveilans dan penyelidikan kasus
MANFAAT PROGRAM PPI

• Menekan dan menurunkan angka infeksi RS


• Meningkatkan kemungkinan hidup dan
kesembuhan
• Menekan dan menurunkan angka kesakitan akibat
infeksi
• Memperpendek lama sakit dan lama hari
pearawatan
• Mempercepat penyembuhan
MELINDUNGI TENAGA
KESEHATAN
• Melalui:
• Kewaspadaan standar, berdasarkan transmisi,
isolasi
• Surveilans dan penyelidikan kasus
• Pendidikan dan pelatihan berkesinambungan
• Imunisasi dan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

• Surveilans nasional
• Membatasi transmisi  asepsis, isolasi, sterilisasi
dan disinfeksi.
• Perbaikan alat invasif minimalisasi, asepsis,
disain baik.
• Pengontrolan antibiotika.
• Nutrisi baik, vaksinasi, dan antibiotika profilaksis.
• Pencegahan infeksi staf RS.
• Peningkatan teknik perawatan dan pendidikan staf.
• Pengembangan teknik mikrobiologi epidemiologi.

Weinstein RA. Nosocomial infection update. Emerg Infect Dis 1998;4:416-20.


Ducel G, Fabry J, Nicolle L. Prevention of Hospital Acquired Infections, A Practical Guide , 2nd Edition. WHO, 2002.
ELEMEN PENDUKUNG

• Tanggung jawab semua nasional  RS.


• Klinisi:
• praktek higiene (mencuci tangan, isolasi).
• berperan dalam komite pengendalian infeksi.
• membantu tim pengendalian infeksi.
• mengikuti pedoman komite pengendalian infeksi.
• pengambilan spesimen mikrobiologi yang sesuai
• melaporkan kasus infeksi nosokomial
• terapi yang sesuai untuk infeksi
• mengikuti rekomendasi Komite Pemakaian Antibiotika
• nasehat kepada pasien, pengunjung, dan staf

Ducel G, Fabry J, Nicolle L. Prevention of Hospital Acquired Infections, A Practical Guide , 2nd Edition. WHO, 2002.
Isolation Precautions

Standard
precaution
Airborne
prcaution
Droplet
precautio
n
Contact precaution
Pencegahan Infeksi
Nosokomial
IADP:
• Minimalisasi penggunaan
• Teknik asepsis
• pemakaian sesingkat mungkin.
• persiapkan cairan infus secara aseptik, sesaat
sebelum pemakaian.
• personel terlatih.
• tanda infeksi  periksa tiap hari.

Prevention of Hospital Acquired Infections, A Practical Guide , 2nd ed. WHO, 2002
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL (lanj’)

• Kateter intravena perifer:


• Anak  insersi di kulit kepala, tangan dan kaki.
• Anak  rekomendasi frekuensi pencabutan kateter belum
ada.
• Cabut kateter bila tanda infeksi (+).
• IV line diganti setelah transfusi darah, intralipid, dan untuk
discountinous perfusion.
• Kateter sentral: IV line diganti setiap tiga hari.

Perason ML. CDC guideline for prevention of intravascular device-related infections, 1995.
Prevention of Hospital Acquired Infections, A Practical Guide , 2nd ed. WHO, 2002
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL (lanj’)
Infeksi saluran napas:
Pada VAP di ICU:
• Tindakan disinfeksi dan perawatan respirator, humidifier
yang sesuai untuk menghindari kontaminasi.
• Hindari pemberian antasid dan penghambat H2.
• Suction yang steril
Di bangsal:
• Batasi pemberian sedatif, narkotik.
• Posisi komatous untuk menghindari aspirasi.
• Gangguan menelan  hindari pemberian makanan
secara oral.
• Hindari paparan spora jamur selama renovasi rumah sakit
terhadap pasiem imunokompromasi.

Prevention of Hospital Acquired Infections, A Practical Guide , 2nd ed. WHO, 2002
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL (lanj’)

Infeksi saluran kemih:


• hanya bila benar-benar dibutuhkan.
• Teknik asepsis.
• Pemasangan oleh staf terlatif.
• Pemsangan secara non traumatik.
• kateter urin lancar dan tidak tersumbat .
Prevention of Hospital Acquired Infections, A Practical Guide , 2nd ed. WHO, 2002
TERAPI ANTIBIOTIKA YANG SESUAI
PADA INFEKSI NOSOKOMIAL
• Penyebab infeksi nosokomial  multiresisten resisten 
antibiotika yang diberikan tidak sesuai.
• Pemberikan antibiotika yang sesuai:
• Menurunkan angka kematian.
• Memperpendek lama rawatan ICU.
• Memperpendek lama rawatan keseluruhan.
• Mengurangi biaya perawatan.
• Mengurangi perkembangan resistensi.

Mastertona et al. Appropriate antimicrobial treatment in nosocomial infections—the clinical challenges. J of Hosp Inf
2003;55:1–12
EFEK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA YANG TIDAK
SESUAI TERHADAP ANGKA MORTALITAS

Mastertona et al. Appropriate antimicrobial treatment in nosocomial infections


—the clinical challenges. J of Hosp Inf 2003;55:1–12
ANTIBIOTIKA YANG TEPAT
• Pemberian segera.
• Durasi pemberian adekuat.
• Dosis poten.
• Jenis antibiotika yang sesuai:
• Kemungkinan patogen penyebab.
• Pola kepekaan kuman lokal  surveilans.
• Properties antibiotika: spektrum aktivitas, profil farmakokinetik,
tolerabilitas, dan keamanan (efek samping).

Mastertona et al. Appropriate antimicrobial treatment in nosocomial infections


—the clinical challenges. J of Hosp Inf 2003;55:1–12
5 langkah momen cuci tangan
1. Setelah berkontak dengan pasien.
2. Setelah berkontak dengan cairan tubuh pasien
3. Setelah berkontak dengan lingkungan
4. Sebelum berkontak dengan pasien
5. Sebelum lakukan tindakan aseptik

Cairan alkohol dengan cairan disebut alkohol based hand rub 20-
30 detik
Dengan air, 40-60 detik

Anda mungkin juga menyukai