Anda di halaman 1dari 46

Pemeriksaan Neurologis

Dr. Ahmad Dailah Sudrajat


Akademi Keperawatan
Rumah Sakit Dustira

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 1


Pemeriksaaan Pasien
I. ANAMNESIS :
A. UMUM :
1.Data Statistik
2.Keluhan utama & riwayat perjalanan peny.
3.Riwayat peny. terdahulu
4.Riwayat peny. dalam keluarga
5.Riwayat sosial
6.Kebiasaan dan gizi

B. KHUSUS
7.Epilepsi
8.Nyeri Kepala
9.Lemah badan
10.dll

II. PEMERIKSAAN NEUROLOGIK


06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 2
Pemeriksaan Neurologis
1. Kesadaran
2. Tanda perangsangan selaput otak
(meningeal signs)
3. Nn. Cranialis
4. Motorik
5. Sensorik
6. Pemeriksaan Refleks
7. Komponen fungsi Kortikal Luhur

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 3


1. Kesadaran
a. Secara Kualitatif

b. Secara Kuantitatif menggunakan Skala:


Glasgow Coma Scale (GCS)

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 4


a. Secara kualitatif
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat
pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,
mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi
ada respon terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun
reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap
cahaya).

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 5


b. Secara Kuantitatif
Glasgow Coma Scale (GCS)
1.Menilai Respon Membuka Mata/Eye (E) nilai Skor 1 – 4
2.Menilai Respon Bicara/Verbal (V) nilai Skor 1 – 5
3.Menilai Respon Motorik (M) nilai Skor 1 – 6
• Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS
disajikan dalam simbol E…V…M… Selanutnya nilai-nilai
dijumlahkan.
• Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan
terendah adalah 3 yaitu E1V1M1
• Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil
kesimpulan : Compos Mentis(GCS: 15-14) , Apatis (GCS:
13-12) , Somnolen(11-10), Delirium (GCS: 9-7), Soporo
coma (GCS: 6-4), Coma (GCS: 3)
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 6
Skala Glasgow
Area Pengkajian
A. Membuka mata Nilai
  Spontan 4
  Terhadap bicara (suruh pasien membuka mata) 3
  Dengan rangsang nyeri (tekan pada syaraf supra orbita atau kuku jari) 2
  Tidak ada reaksi ( dengan rangsang nyeri pasien tidak membuka mata) 1

B. Respon verbal (bicara) Nilai


  Baik dan tidak ada disorientasi 5
 
Kacau (Confused), dapat berbicara dalam kalimat, namun ada disorientasi waktu dan tempat 4
 
 
Tidak tepat (dapat mengucapkan kata-kata, Namun tidak berupa kalimat atau tidak tepat) 3
 
 
Mengerang (tidak mengucapkan kata, hanya mengeluarkan suara erangan) 2
 
  Tidak ada respon 1

C. Motor Response Nilai


  Menurut perintah (misalnya suruh pasien angkat tangan) 6
 
Mengetahui lokasi nyeri (Menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) 5
 
  Reaksi menghindar/Withdraws (menarik ekstremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang 4
  nyeri)
  Reaksi fleksi (dekortikasi) Abnormal Flexion(tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki 3
  extensi saat diberi rangsang nyeri).
 
Reaksi ekstensi abnormal /Abnormal extention/desebrasi (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
  2
dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
 
  Tidak ada reaksi 1

(harus dipastikan terlebih dahulu, bahwa rangsangan nyeri telah adekuat)


06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 7
2. Tanda Perangsangan Selaput Otak

a. Kaku kuduk
b. Tanda Laseque
c. Tanda Kernig’s
d. Tanda Brudzinsky I
e. Tanda Brudzinsky II

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 8


a. Kaku kuduk
Untuk memeriksa kaku kuduk dapat dilakukan dengan cara :
1. Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien
yang sedang berbaring
2. Kemudian kepala ditekukkan (fleksi) dan diusahakan agar
dagu mencapai dada.
3. Selama penekukan ini diperhatikan adanya tahanan.
4. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu
tidak mencapai dada.
5. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat. Pada kaku
kuduk yang berat, kepala tidak dapat ditekuk, malah sering
kepala terkedik ke belakang.
6. Pada keadaan yang ringan, kaku kuduk dinilai dari tahanan
yang dialami waktu menekukkan kepala.
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 9
b. Tanda Laseque

Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :


1. Pasien berbaring lurus,
2. lakukan ekstensi pada kedua tungkai.
3. Kemudian salah satu tungkai diangkat lurus, di
fleksikan pada sendi panggul.
4. Tungkai yang satu lagi harus berada dalam
keadaan ekstensi / lurus.
5. Normal : Jika kita dapat mencapai sudut 70
derajat sebelum timbul rasa sakit atau tahanan.
Laseq (+) = bila timbul rasa sakit atau tahanan
sebelum kita mencapai 70o

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 10


c. Tanda Kerniq
Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :
1. Pasien berbaring lurus di tempat tidur.
2. Pasien difleksikan pahanya pada sendi panggul sampai
membuat sudut 90°,
3. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada
persendian lutut.
4. Biasanya dapat dilakukan ekstensi sampai sudut 135°,
antara tungkai bawah dan tungkai atas.
5. Tanda kerniq (+) = Bila terdapat tahanan dan rasa nyeri
sebelum tercapai sudut 135°

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 11


d. Tanda Brudzinsky I

Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :


1.Pasien berbaring di tempat tidur.
2.Dengan tangan yang ditempatkan di bawah kepala
pasien yang sedang berbaring, kita tekukkan kepala
sejauh mungkin sampai dagu mencapai dada.
3.Tangan yang satunya lagi sebaiknya ditempatkan di
dada pasien untuk mencegah diangkatnya badan.
4.Brudzinsky I (+) ditemukan fleksi pada kedua
tungkai

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 12


e. Tanda Brudzinsky II

Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :


1. Pasien berbaring di tempat tidur.
2. Satu tungkai di fleksikan pada sendi panggul,
sedang tungkai yang satu lagi berada dalam
keadaan lurus.
3. Brudzinsky II (+) ditemukan tungkai yang satu
ikut pula fleksi, tapi perhatikan apakah ada
kelumpuhan pada tungkai.

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 13


3. Pemeriksaan Nervus Cranialis
NERVUS OLFAKTORIUS ( N. I )
Zat : bau-bauan yg tdk asing (kopi, teh, jeruk,
tembakau)
Syarat : peny. intranasal (-)
Cara : - lubang kiri hidung ditutup
- lubang kanan disuruh mencium salah satu zat
- kedua mata pasien ditutup.
Penilaian : Normosmi – Anosmi – Hiposmi – Hiperosmi
– Paraosmia.
Halusinasi Olfactori.
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 14
NERVUS OPTIKUS ( N II )

Pemeriksaan terdiri dari :


1.Ketajaman penglihatan ( Visual Acuity )
2.Lapangan penglihatan ( Visual Field )
3.Funduskopi

1. Ketajaman penglihatan jauh


 Dipergunakan tabel dari Snellen ( jarak 5 atau 6 m )
 Ketajaman Penglihatan Dekat : Tabel Jaegger (35 cm)

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 15


(Lanjutan Nervus Optikus)

2. Lapangan Penglihatan
Pemeriksaan dilakukan dgn 2 cara :
a. Test konfrontasi
b. Kampimetri atau perimetri
3. Funduskopi
Terutama u/ menilai kelainan papila N.II
Alat : OFTALMOSKOP
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 16
Nervus Oculomotorius (N.III)
Pemeriksaan terdiri atas :
1. Celah kelopak mata  Ptosis
2. Pupil  bentuk bulat teratur, diameter normal 3mm
bandingkan mata kanan dgn kiri (isokhor atau anisokhor),
Reflek pupil terhadap cahaya direk maupun indirek.
3. Gerakan bola mata  nystagmus

Menginervasi m. Rektus internus (medialis), m. Rektus


superior, m. Rektus inferior dan m levator palpebra.
Serabut visero motorik mengurus m. Sfingter pupil dan
m. Siliare (lensa mata).

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 17


Nervus Throclearis (N.IV)

• Menginervasi m. Obliqus superior.


Kerja otot ini menyebabkan mata
dapat dilirikkan ke bawah dan nasal.
• Pergerakan bola mata ke bawah
dalam, gerak mata ke lateral bawah,
strabismus konvergen, diplopia

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 18


Nervus Trigeminus (N.V)

• Cabang optalmicus (V1): Memeriksa refleks berkedip


klien dengan menyentuhkan kapas halus saat klien
melihat ke atas
• Cabang maxilaris(V2): Memeriksa kepekaan sensasi
wajah, lidah dan gigi
• Cabang Mandibularis(V3): Memeriksa pergerakan
rahang dan gigi
Fungsi: 1. Saraf sensorik : u/dahi,pipi dan rahang bawah
2. Saraf motorik : u/ otot pengunyah (m.masseter
dan m.temporalis)
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 19
Nervus Abdusen (N.VI)

• Menginervasi m. Rektus eksternus (lateralis).


Kerja mata ini menyebabkan lirik mata ke arah
temporal/Pergerakan bola mata ke lateral

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 20


Nervus Facialis (N.VII)

• Fungsi motorik : mengerutkan dahi (dibagian yang


lumpuh lipatannya tidak dalam), mimik,
mengangkat alis, menutup mata (menutup mata
dengan rapat dan coba buka dengan tangan
pemeriksa), moncongkan bibir atau menyengir,
memperlihatkan gigi, bersiul (suruh pasien bersiul,
dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan
kanan apakah sama kuat. Bila ada kelumpuhan
maka angin akan keluar kebagian sisi yang lumpuh)

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 21


Lanjutan Nervus Fasialis ( N.VII )

Fungsi sensorik : untuk pengecapan, pada 2/3


lidah bag.depan + telinga luar
Fungsi Vicerosomatik: gland. sublingual,
submaksiler & lakrimalis. Mukosa hidung dan
mulut

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 22


Nervus Vestibulocochlearis (N.VIII)
Ada yang menyebut Nervus auditorius, nervus
akustius
Untuk pendengaran, memeriksa ketajaman
pendengaran klien, dengan menggunakan
gesekan jari, detik arloji, dan audiogram.
Audiogram digunakan untuk membedakan
tuli saraf dengan tuli konduksi dipakai tes
Rinne, tes Weber dan tes Schwabach.
Untuk keseimbangan, dengan tes Kalori,
Romberg test dan Past Ponting Test
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 23
Nervus Glosofaringeus (N.IX) dan
Nervus Vagus (N.X)
Pemeriksaan N. IX dan N X, karena secara klinis sulit
dipisahkan maka biasanya dibicarakan bersama-sama.
Pasien diminta mengucap “aaah” perhatiakn kualitas
suara.
Adakah riwayat tersedak / keselek (kelumpuhan
palatom), kesulitan menelan (disfagia) dan gang- guan
bicara (disartria).
Memeriksa gerakan reflek lidah, menguji kemampuan
rasa lidah depan, dan gerakan lidah ke atas, bawah, dan
samping.
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 24
Nervus Accessorius (N.XI)

• Pemeriksaan saraf asesorius dengan cara


meminta pasien mengangkat bahunya dan
kemudian rabalah massa otot trapezius dan
usahakan untuk menekan bahunya ke bawah.
• Kemudian pasien disuruh memutar kepalanya
dengan melawan tahanan (tangan pemeriksa)
dan juga raba massa otot sternokleido
mastoideus

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 25


Nervus Hipoglosus (N. XII)

• Suruh pasien membuka mulut dan perhatikan


lidah dalam keadaan istirahat dan bergerak
• Dalam keadaan istirahat kita perhatikan :
• besarnya lidah,
• kesamaan bagian kiri dan kanan
• adanya atrofi
• apakah lidah berkerut
• Apakah lidahnya mencong bila digerakkan
atau di julurkan
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 26
4. Motorik
Perlu diperhatikan :
a. Bentuk otot
b. Tonus otot
c. Kekuatan otot
d. Cara berdiri dan berjalan
e. Gerakan spontan abnormal

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 27


a. BENTUK OTOT
• Normal, hipertrofi atau hipotrofi, ada tidaknya
fasikulasi
b. TONUS OTOT
• Pasien baring rileks, perhatiannya dialihkan 
pemeriksa angkat lengan pasien (flexi pd siku /
tangan secara pasif)jatuhkan lengan tsb.
• Sama untuk kaki
• Lakukan untuk extremitas kiri dan kanan

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 28


c. KEKUATAN OTOT

Dilakukan satu arah gerakan saja , sendi atau otot, kelompok


otot tsb langsung dpt dinilai

Kekuatan otot dinilai dlm derajat :


• 5 = normal
• 4 = mampu melawan gravitasi & tahanan sedang
• 3 = mampu melawan gravitasi dgn tdk ada tahanan
• 2 = gerakan ada tapi tdk mampu melawan gravitasi
• 1 = kontraksi otot terasa atau teraba, tdk ada gerakan
• 0 = tak ada kontraksi sama sekali

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 29


d. CARA BERDIRI dan BERJALAN
• Pasien masuk ruangan shg dpt di observasi
• Pasien diminta berdiri, jongkok dan berdiri
• Berdiri diatas tumit, di atas jari-jari kaki
• Lakukan Test Romberg
• Beberapa langkah abnormal : steppage gait
broadbase gait.

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 30


e. GERAKAN SPONTAN ABNORMAL

• Tremor adalah gerakan yang tidak terkontrol dan tidak


terkendali pada satu atau lebih bagian tubuh
• Chorea (Sydenham's chorea/SC atau chorea minor,
dulunya disebut Tari Santo Vitus/Saint Vitus Dance)
adalah sebuah penyakit yang dikarakteristikkan
dengan gerak cepat dan tak terkoordinasi yang
utamanya terjadi di bagian wajah, tangan dan kaki.
• Atetosis (athetosis) adalah kelainan gerak tubuh
yang ditandai dengan gerakan menggeliat atau meliuk
yang lambat, berulang, dan tak sadar, terutama di
tangan, leher, jari, lengan, dan kaki.

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 31


5. PEMERIKSAAN SENSORIK

a. Pemeriksaan sensibilitas : Pemeriksaan rasa raba,


Pemeriksaan rasa nyeri, Pemeriksaan rasa suhu
b. Pemeriksaan rasa gerak dan rasa sikap
c. Pemeriksaan rasa getar
d. Pemeriksaan rasa tekan
e. Pemeriksaan rasa interoseptif : perasaan tentang
organ dalam
f. Nyeri rujukan

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 32


6. Pemeriksaan Refleks

a. Refleks Bisep

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 33


b. Refleks Triceps

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 34


c. Refleks Brachialis

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 35


d. Refleks Patella

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 36


e. Refleks Achiles

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 37


Refleks Patologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus
tertentu.
a. Reflek babinski:
• Pesien diposisikan berbaring supinasi dengan kedua kaki
diluruskan.
• Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki pasien
agar kaki tetap pada tempatnya.
• Lakukan penggoresan telapak kaki bagian lateral dari
posterior ke anterior
• Respon : posisitf apabila terdapat gerakan dorsofleksi ibu
jari kaki dan pengembangan jari kaki lainnya

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 38


b. Reflek chaddok
• Penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral
sekitar maleolus lateralis dari posterior ke
anterior
• Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu
jari, disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki
lainnya.

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 39


c. Reflek schaeffer
• Menekan tendon achilles.
• Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu
jari kaki, disertai mekarnya (fanning) jari-jari
kaki lainnya.

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 40


d. Reflek oppenheim
• Pengurutan dengan cepat krista anterior tibia
dari proksiml ke distal
• Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu
jari kaki, disertai mekarnya (fanning) jari-jari
kaki lainnya.

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 41


Reflek Gordon
• Menekan pada musculus gastrocnemius (otot
betis)
• Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari
kaki, disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki
lainnya.

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 42


7. KOMPONEN FUNGSI KORTIKAL LUHUR

Secara praktis, NEUROBEHAVIORAL UNIT BOSTON


membagi aktifitas mental atau FKL dlm 5
komponen sbb :
1. Language (berbahasa)
2. Memory
3. Visuospatial
4. Emotion or Personality
5. Cognition ( abstraction and mathematics )
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 43
Ciri Belahan Otak Kiri Dominan
Pengaruhnya thd penguasaan bahasa
• Mengatur kemampuan berbicara (terutama
tata bahasanya)
• Membaca, menulis
• Menyimpan daya ingat
• Cara berpikir bersifat logis, analitis dan
rasional
• berperan dalam Kecerdasan anak
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 44
Belahan Otak Kanan

Dlm fungsi berbahasa  gaya bahasa


Berperan dlm :
kewaspadaan
perhatian
konsentrasi
fungsi emosi
Cara berpikir : lebih memakai perasaan mahir menafsirkan
kiasan pusat berkhayal & berfantasi.
KREATIVITAS
06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 45
Hidup Kesepian Tanpa kekasih…..

Cukup sekian dan Terima Kasih

06/24/2022 dr. Ahmad Dailah Sudrajat 46

Anda mungkin juga menyukai