Anda di halaman 1dari 11

MODUL 1

PEMERIKSAAN NEUROLOGI, TINGKAT KESADARAN & NERVUS CRANIAL

Tujuan Pembelajaran
Bila dihadapkan dengan pada pasien/boneka peraga, mahasiswa mampu:
1. Melakukan pemeriksaan pada sistem neurologi

Review Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Pusat dan Nervus Cranial!
Gambarlah anatomi sistem saraf pusat dan nervus cranial serta jelaskan fisiologi
Tahapan Pemeriksaan
Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan skala yang diciptakan pada tahun 1974 oleh Graham
Teasdale dan Bryan Jennet. GCS bertujuan untuk mengetahui level kesadaran pasien yang
mengimplementasikan ada tidaknya cedera otak akut. Pemeriksaan GCS ini terdiri dari tiga komponen
pemeriksaan yaitu mata, verbal dan gerakan/motorik (eyes, verbal and motor). Pada setiap kondisi,
memiliki skor tertentu dan skor tersebut menggambarkan bagaimana tingkat kesadaran pasien.

Aspek Kondisi yang Dialami Pasien Skor


Pemeriksaan
MATA (EYES) Mata terbuka spontan 4
Pasien membuka mata terhadap suara 3
Pasien membuka mata dengan rangsang nyeri (penekanan 2
pada supraorbita : area di atas kelopak mata)
Tidak ada reaksi (dengan rangsang nyeri pasien tidak 1
membuka mata)
VERBAL Baik dan tidak disorientasi (dapat menjawab dengan kalimat 5
yang baik dan tahu dimana ia berada)
Pasien bingung (tidak ada korelasi antara pertanyaan 4
pemeriksa dengan jawaban pasien, meski pasien mampu
menjawab dengan kalimat)
Pasien hanya menjawab dengan kata-kata (contoh : aduh, ibu, 3
rumah)
Pasien mengerang 2
Tidak ada jawaban 1
MOTORIK Pasien mampu mengikuti perintah pemeriksa (contoh : 6
mengangkat lengan)
Pasien mampu melokalisasi nyeri (saat pasien dirangsang 5
nyeri pada area supraorbita : area di atas kelopak mata, pasien
mengangkat lengan melebihi dagu, artinya pasien mengetahui
lokasi nyeri)
Pasien menghindar saat dirangsang nyeri (saat pemeriksa 4
memberi rangsang nyeri, pasien hanya membuang muka untuk
menghindari nyeri)
Reaksi fleksi abnormal (saat dirangsang nyeri, pasien memberi 3
respon berupa menekuk/fleksi siku dan pergelangan tangan)
Reaksi ekstensi abnormal (saat dirangsang nyeri, pasien 2
memberi respon berupa meluruskan/ekstensi siku dan
menekuk pergelangan tangan ke arah dalam)
Tidak ada reaksi 1

Tingkat kesadaran pasien dibagi menjadi 4 keadaan berdasarkan skor GCS totalnya :

Tingkat Kesadaran Pasien Skor GCS


Composmentis 15
Somnolen/Letargis 13-14
Soporokomatus 8-12
Koma 3-7
.

Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Neurologi

No Cara Kerja Penilaian


Dilakukan Tidak
Dilakukan
Persiapan
1. Memberikan salam pembuka saling memperkenalkan
diri*
2. Menginformasikan kepada pasien tentang pemeriksaan
yang akan dilakukan
3. Tentukan kebutuhan pengkajian status neurologi pasien.
4. Kaji Riwayat kesehatan fokus pasien:
a) Kaji keluhan utama : karakteristik nyeri dan setiap tanda
gejala dengan menggunakan pendekatan PQRST
b) Kaji timbulnya gejala:
 Sakit kepala
 Kejang: lokasi (bagian tubuh yang mengalami
kejang), durasi, kualitas -- (menyebar atau
terlokalisasi)
 Manifestasi terkait: inkontinensia, cedera,
kehilangan memori, sianosis
 Faktor pemberat: lampu terang / berkedip, TV,
gangguan tidur, stress, demam pada anak-anak,
alkohol
c) Tanya tentang tempat: gejala awal, urutan kejadian
(misalnya sakit kepala)
d) Waktu: onset pertama
e) Kaji sinkop: kualitas (yaitu hilangnya kesadaran total atau
sebagian), durasi
f) Kaji nyeri: lokasi dan kualitas
g) Kaji parestesia dan manifestasi terkait, misalnya nyeri,
kekakuan, perubahan cara berjalan, nadi perifer lemah,
cedera
h) Kaji gangguan pada cara berjalan: kualitas – ataksi,
spastik, hemiplegi
i) Kaji perubahan visual: kualitas – kebutaan, perubahan
lapang pandang tertentu, mata kabur, lampu terang
/berkedip
j) Kaji vertigo
k) Kaji gangguan memori: kualitas – kehilangan memori
jangka pendek atau spesifik
l) Kaji disfasia atau disfagia
m) Kaji riwayat kesehatan lalu spesifik kondisi neurologi dan
pembedahan, dan kondisi spesifik non-neurologi
n) Kaji riwayat sosial: penggunaan alkohol, lingkungan kerja,
hiburan dan waktu luang, aktivitas seksual, stres
5. Menginformasikan kepada pasien tentang pemeriksaan
yang akan dilakukan
6. Pastikan kenyamanan dan privasi pasien
7. Pemeriksaan Tingkat Kesadaran :
Penilaian neurologis dimulai dengan pengkajian skor
Glasgow Coma Scale (GCS) untuk mengukur tingkat
kesadaran
A. Mata:
Mata terbuka spontan : 4
Pasien membuka mata terhadap suara : 3
Pasien membuka mata dengan rangsang nyeri
(penekanan pada supraorbita : area di atas kelopak
mata) : 2
Tidak ada reaksi (dengan rangsang nyeri pasien tidak
membuka mata) : 1
B. Respon verbal terbaik
Baik dan tidak disorientasi (dapat menjawab dengan
kalimat yang baik dan tahu dimana ia berada) : 5
Pasien bingung (tidak ada korelasi antara pertanyaan
pemeriksa dengan jawaban pasien, meski pasien mampu
menjawab dengan kalimat) : 4
Pasien hanya menjawab dengan kata-kata (contoh :
aduh, ibu, rumah) : 3
Pasien mengerang : 2
Tidak ada jawaban : 1
C. Motorik respon terbaik
Pasien mampu mengikuti perintah pemeriksa
(contoh : mengangkat lengan) : 6
Pasien mampu melokalisasi nyeri (saat pasien
dirangsang nyeri pada area supraorbita : area di atas
kelopak mata, pasien mengangkat lengan melebihi
dagu, artinya pasien mengetahui lokasi nyeri) : 5
Pasien menghindar saat dirangsang nyeri (saat
pemeriksa memberi rangsang nyeri, pasien hanya
membuang muka untuk menghindari nyeri) : 4
Reaksi fleksi abnormal (saat dirangsang nyeri, pasien
memberi respon berupa menekuk/fleksi siku dan
pergelangan tangan) : 3
Reaksi ekstensi abnormal (saat dirangsang nyeri,
pasien memberi respon berupa meluruskan/ekstensi
siku dan menekuk pergelangan tangan ke arah
dalam) : 2
Tidak ada reaksi : 1
GCS skor: total skor pasien dari skor maksimal 15 dan
mendokumensikan temuan pada grafik observasi
neurologis (E4M6V5)

9. Kaji reaksi pupil dan reflek menelan


a. Cek respon pupil: bentuk, ukuran (mm) dan reaksi
terhadap cahaya
b. Gunakan senter/penlight untuk mendapatkan respon
dari pupil; berikan cahaya dari pinggir mata ke arah
tengah
c. Catat respon pupil pada kedua mata, pupil harus
berkonstriksi terhadap cahaya
d. Mengukur besar pupil, harus sama
10. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
a. Isi pikir : Kualiatatif dan kuantitatif
b. Memori: jamgka pendek, numerik, jangka panjang
c. Keseimbangan/Meniru
d. Mood
e. Orientasi bahasa: fungsi luhur, afasia, mampu
mengungkapkan atau tidak
11. PEMERIKSAAN SARAF CRANIAL
12. Mengucapkan terimakasih dan salam*

Cara Pemeriksaan Saraf Kranial (O3T2AFAGVAH)


1. Nervus Olfaktori
Cara Pemeriksaan: pasien menutup mata, berusaha membedakan bau (kopi, teh,dll)

2. Nervus Optikus

Cara Pemeriksaan: melalui snelen chart, dan periksa pandangan mata

3. Nervus Okulomotoris
Cara Pemeriksaan: putarkan bola mata, menggerak-gerakan konjungtiva, refleks pupil
maupun inspeksi kelopak mata

4. Nervus Trochlearis

Cara Pemeriksaan: putarkan bola mata, menggerak-gerakan konjungtiva, refleks pupil


maupun inspeksi kelopak mata
5. Nervus Trigeminus

Cara Pemeriksaan: menggerak-gerakan rahang kesemua area, pasien menutup mata,


sentuh dengan menggunakan kapas pada dahi atau pipi.

6. Nervus Abdusen

Cara pemeriksaan: putarkan bola mata, menggerak-gerakan konjungtiva, refleks pupil


maupun inspeksi kelopak mata
7. Nervus Fasialis

Cara pemeriksaan: bersiul, senyum, mengangkat alis mata, dan menutup kelopak mata
dengan tahanan, serta menjulurkan lidah untuk membedakan gula dan garam

8. Nervus Verstibulocochlearis

Cara pemeriksaan: test webber maupun rinne


9. Nervus Glosofaringeus

Cara pemeriksaan: membedakan rasa manis dan rasa asam

10. Nervus Vagus


Cara pemeriksaan: menyentuh faring posterior, pasien akan menelan saliva, harus
mengucap ah…

11. Nervus Asesoris

Cara pemeriksaan: pasien harus menggerakan bahu dan lakukan tahanan sambil pasien
melawan tahanan tersebut.

12. Nervus Hipoglosus

Cara pemeriksaan: pasien harus menjulurkan lidah dan menggerakan ke semua area mulut.

Anda mungkin juga menyukai