Ns. Rahmi Muthia, M.Kep Kondisi pasien tahap akhir kehidupan (end of life=EOL) tidaklah sama problemanya. Kondisi psikologisnya juga beragam, terlebih pasien yang lanjut usia yang memiliki potensi masalah psikososial. Berbagai modalitas terapi dilakukan yang melibatkan banyak personel baik medis, paramedis dan non medis dengan pengobatan medis dan complementary and alternative medicine (CAM). Tujuan pertolongan pada EOL adalah agar sisa umur dapat selama mungkin dengan kualitas hidup yang sebaik mungkin (bebas nyeri dan penderitaan lain). Perawatan paliatif dengan sistim perawatan terpadu memberikan hasil yang memuaskan, caranya dengan tindakan medis (terutama pain killer), dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat. Idealnya dukungan terus diberikan kepada keluarganya yang merasa kehilangan/ berduka. Di Indonesia aturan telah ada sejak 1989, namun sosialisasi layanan perawatan paliatif harus selalu digencarkan, mengingat sejumlah 93,5-100% masyarakat belum tahu “apa perawatan paliatif itu?” Perawatan paliatif bukan hanya bagi penderita kanker stadium lanjut, tetapi juga penderita HIV/AIDS, gagal ginjal, gagal hati berat, COPD, demensia berat, dan para lanjut usia yang dependen total untuk Aktifitas Hidup Dasar Sehari-harinya. Pengeloaan EOL membutuhkan pendekatan yang lebih cermat, sabar, dan melibatkan profesi lain, lebih-lebih jika pasien memiliki comorbid gangguan/ penyakit. Dokter sebagai care manager menangani secara medis kondisi yang mengancam jiwa dan gangguan yang lain (sesak nafas karena pneumonia, ISK, konstipasi, mual, muntah, diare dengan dehidrasi, dekubitus, obstruksi saluran pencernakan, dll) dan harus berkolaborasi dengan profesi lain (perawat, fisioterapis, psikolog, pekerja sosial, rohaniwan, ahli gizi, pramurukti, dll). Case manager dapat berpindah peran ke perawat yang memang sehari-hari mengelola pasien. Pendekatan interpersonal pada paliatif care: • Dokter keluarga Ahli Gizi • Dokter spesialis Psikolog • Perawat Dll • Asisten rumah tangga • Pekerja sosial • Tokoh agama • Fisioterapis Perawatan EOL yang sifatnya paliatif bisa dilakukan di rumah sakit atau klinik, tetapi juga dapat diberikan di rumah sehingga diperlukan caregiver. Pengetahuan penanganan masalah sesak nafas, nutrisi, mual-muntah, sulit tidur, cemas-depresi, nyeri secara medis dan CAM (doa, zikir, meditasi, terapi musik, terapi suara al quran, dll, dukungan keluarga, cara berkomunikasi, ilmu interaksi obat, discharge patient, ketajaman placement, dll) harus disebarluaskan. Caregiver seharusnya memiliki sifat penyayang, santun, sabar, simpatik, pintar dan disiplin Probosuseno (2010) menyusun akronim tentang ringkasan Perawatan Paliatf, yakni: P-pasien untung (Pain, Pembuangan→ BAB, BAK, Sekret; Plan, Placement A-asupan nutrisi (makan-minum) yagh tepat L-Lingkungan (jasmani, rohani, social), tegah-tengah orang yg di/me-syayanginya) I-istirahat; Iman (kuat) → husnul khotimah (haram & syirik No!) A-antusias (energik SDM), Attitude → stewardship T-team (nakes, relawan, dll), Tuntun dengan sabar → husnul khotimah I-improve/day SDM-quality of life; idea & invention F-asilitas (obat, alat, tempat → respite care, day care, home care, dll); Full pujian-rangkulan → Famous (→ media cetak-elektronik, dll Models of palliative care • Respite care in the community Layanan respite care in the community telah meningkatkan kondisi pasien dan pengasuh mereka dalam kehidupan sehari-hari. Respite care adalah perawatan sementara untuk meringankan pengasuhdan populasi rentan, termasuk orang yang sekarat. Diadapat berupa penitipan anak, penitipan di rumah, atau penitipan malam. Respite care memberikan manfaat seperti memberikan dukunganuntuk pasien dan anggota keluarga mereka, mendorong perasaankesejahteraan fisiologis, harga diri, dan harga diridan mengurangi isolasi sosial bagi orang-orang yang sekarat. • Community based palliat perawatan paliatif komunitas adalah jenis perawatan kesehatan untuk pasien daripopulasi yang heterogen dengan berbagai penyakit, keparahan, dan kebutuhan perawatan kesehatan • integrated palliative care perawatan terpadu misalnya layanan onkologi dan perawatan paliatif konsultatif. Ini terkait dengan peningkatan pengalaman pasien, kualitas hidup, gejalakontrol, kelangsungan hidup, dan kepuasan pengasuh. • Early integrated palliative care Early integration of clinical oncology and palliative care teams dapat meningkatkan kualitas hidup, menyebabkan pasien lebih sedikitgejala depresi, dan memungkinkan pasien untuk menerima lebih sedikitkemoterapi dalam 6 minggu terakhir kehidupan di antara lanjutkanker payudara dan ginekologi • Home-based palliative care perawatan paliatif berbasis rumah dapat membantu mengurangi penggunaan layanan perawatan akut. • Integrated palliative advanced homecare Model ini memberikan perawatan yang komprehensif untuk pasien dengan identifikasi dini kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial pasien • The care-aide model of care; • the care-aide model of care tampaknya telah memberikan psikososial mendukung. Model ini terdiri dari menyediakan pasien dukungan perawatan-ajudan. • The personal alarm model of care • Model ini memberikan peningkatan dukungan fisik dan perasaan kemandirian dan keamanan.Model ini terdiri dari dukungan dalam situasi darurat dimana perawat akan segera merespon melalui telepon kemenilai kebutuhan pasien. • Family-centered advanced care • Model ini memiliki efek potensial untuk meningkatkan komunikasi antara dokter dan keluarga mengenai tujuan pengobatan dan perawatan di akhir hidup dan untuk mengurangi penderitaan TERIMA KASIH Tugas Analisa hasil penelitian • Temukan 1 (satu) artikel hasil penelitian lengkap tentang penerapan salah satu model keperawatan paliatif. • BENTUK DAN FORMAT LUARAN Paper, minimal 1 halaman, diketik dengan komputer dengan font: Times New Roman (12), dengan spasi 1.5. • Sistematika penulisan Judul artikel Penulis Nama Jurnal Volume, Nomor, tahun, halaman artikel Tujuan Penulisan Ringkasan hasil penelitian • Kemudian buatlah analisa saudara mengenai hasil penelitian tersebut terutama mengenai bagaimana manfat penerapan model terhadap asuhan keperawatan paliatif. Analisa dibuat pada lembaran tersendiri, dengan jumlah 300 – 500 kata dengan melampirkan naskah lengkap hasil penelitian.