Tujuan Pembelajaran
Bila dihadapkan dengan pada pasien/boneka peraga, mahasiswa mampu:
1. Melakukan pemeriksaan pada sistem neurologi: sensorik motorik dan refleks
Pemeriksaan Sensorik
A. Anamnesis a) Apa yang dikeluhkan.
Keluhan dapat berupa: kesemutan atau baal (parestesia), rangsang yang tidak
nyeri dirasakan sebagai nyeri (disestesi/painful parestesi), kurang peka
(hipestesi), terlalu peka (hiperestesi), gangguan keseimbangan dan gait (gaya
berjalan), modalitas sensorik normal tetapi tidak bias mengenal
benda pada perabaan tangan (astereognosis), lain-lain keluhan
b) Kapan timbulnya keluhan.
c) Lokasi keluhan.
Keluhan positif semacam parestesi, disestesi dan nyeri biasanya dapat
dilokalisir, tetapi gejala-gejala negative seperti hipestesi dan anogsia sulit
dilokalisir.
d) Sifat keluhan.
Penderita diminta menggambarkan sifat keluhan. Pada keluhan nyeri perlu juga
diketahui derajat rasa nyeri yang timbul.
e) Kejadian-kejadian tertentu yang berkaitan.
Apakah ada kejadian-kejadian yang memicu terjadinya keluhan. Misalnya pada
HNP, penderita merasakan ischialgia pada waktu mengangkat benda berat, dan
nyeri meningkat pada keadaan-keadaan yang menyebabkan peningkatan
tekanan intrakranial, misalnya batuk, mengejan, bersin), dan lain-lain.
f) Kelainan neurologis yang menyertai.
Dapat berupa kelemahan/gangguan motorik, gangguan bahasa, kejang,
gangguan defekasi dan miksi, dan gangguan saraf otonom.
B. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan modalitas : modalitas primer dari sensasi somatik
fisik (seperti rasa nyeri, raba, posisi, getar dan suhu) diperiksa lebih dulu
sebelum memeriksa fungsi sensorik diskriminatif/kortikal.
b. Gangguan graphesthesia
Pemeriksaan graphesthesia dilakukan dengan cara menulis beberapa angka
pada bagian tubuh yang berbeda-beda dari kulit penderita. Pasien diminta
mengenal angka yang digoreskan pada bagian tubuh tersebut sementara mata
penderita ditutup. Besar tulisan tergantung luas daerah yang diperiksa. Alat
yang digunakan adalah pensil atau jarum tumpul. Bandingkan kanan dengan
kiri.
Perspiration test
Prinsip: adanya keringat akan bereaksi dengan amilum/tepung yang
diberi yosium, sehingga memberikan warna biru.
Cara pemeriksaan :
a. Bagian depan tubuh (leher ke bawah) disapu dengan tepung yang
mengandung yodium.
b. Kemudian tubuh penderita ditutup dengan semacam sungkup supaya
cepat berkeringat (bila perlu diberi obat antipiretik).
c. Setelah 1-2 jam sungkup dibuka dan dicatat bagian tubuh yang tetap
putih (tidak ada produksi keringat).
Tes ini adalah tes yang obyektif dan digunakan pada kasus-kasus
paraplegia
untuk menentukan batas lesinya.
Pemeriksaan Motorik
Alat:
Manekin otot dan saraf
TONUS OTOT
6. Mintalah klien berbaring dengan santai.
7. Alihkanlah perhatian klien dengan mengajaknya
berbicara.
8. Gunakan kedua tangan untuk menggerakkan lengan
bawah klien di sendi siku secara pasif, lakukan
berulang kali secara perlahan dan kemudian secara
cepat
9. Nilai tahanan yang dirasakan sewaktu menekukkan
dan meluruskan tangan
10. Lakukanlah pemeriksaan juga pada sendi lutut, pada
anggota gerak kanan dan kiri,
11. Cara pemeriksaan lain:
Lakukan fleksi dan ekstensi pada sendi siku, lutut,
pergelangan tangan dan kaki.
KEKUATAN OTOT
12. Meminta klien berbaring, kemudian pemeriksa berdiri
disamping kanan tempat tidur klien.
A. Kekuatan otot ekstremitas atas bilateral
1) Minta pasien untuk menjabat kemudian
menggenggam tangan pemeriksa
2) Minta pasien untuk menarik tangan pemeriksa
berlawanan arah dengan tahanan
3) Minta pasien untuk mendorong tangan pemeriksa
berlawanan arah dengan tahanan
13. B. Kekuatan otot ekstremitas bawah bilateral
1) Meminta pasien untuk menekan ke bawah tangan
pemeriksa dengan kaki mereka berlawanan arah
dengan tahanan
2) Meminta pasien untuk mengangkat kaki mereka
melawan tahanan dari tangan pemeriksa
3) Memberikan penekanan lembut pada tulang kering
dan meminta pasien untuk memfleksikan dan
mengekstensikan tungkai kaki berlawanan arah
dengan resisten
14 Interpretasi : Kekuatan otot dinilai dalam derajat :
5 : Kekuatan normal Seluruh gerakan dapat
dilakukan berulang-ulang tanpa terlihat adanya
kelelahan
4 : Seluruh gerakan otot dapat dilakukan dengan
benar dan dapat melawan tahan ringan dan sedang
dari pemeriksa
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat
2 : Di dapatkan gerakan tetapi gerakan ini tidak
mampu melawan gaya berat (gravitasi)
1 : Kontraksi minimal dapat terasa atau teraba pada
otot yang bersangkutan tanpa mengakibatkan
gerakan
0 : Tidak ada kontraksi sama sekali. Paralisis total.
15. Lakukan cuci tangan rutin
16. Mengucapkan terimakasih dan salam*