Anda di halaman 1dari 18

Pemeriksaan rangsang

sensorik
Fachdepy m Ngangi
1410221083

CARA PEMERIKSAAN SISTIM


SENSORIK.
Jenis-Jenis pemeriksaan sensorik yang sering
digunakan.
1. Sensibilitas eksteroseptif atau protopatik.
Terdiri dari:
Rasa nyeri.
Rasa suhu
Rasa raba.

2.Sensibilitas proprioseptif.
rasa raba dalam.
3.Sensibilitas diskriminatif
daya untuk mengenal bentuk/ukuran.
daya untuk mengenal /mengetahui berat sesuatu
benda dsb.
2

CARA PEMERIKSAAN SISTIM


SENSORIK.

Tujuan pemeriksaan sensorik


Menetapkan adanya gangguan
sensorik.
Mengetahui modalitasnya.
Menetapkan polanya.
Menyimpulkan jenis dan lokasi lesi yang
mendasari gangguan sensorik yang
akhirnya dinilai bersama sama dengan
pemeriksaan motorik , kesadaran dll.
3

CARA PEMERIKSAAN SISTIM


SENSORIK.
Tahap Pemeriksaan.
Test untuk rasa raba halus.
Alat pemeriksa : kapas.
Cara pemeriksaan:
permukaan disentuh dengan ujung ujung kapas tersebut.
dari atas ke bawah/ sebaliknya.
Dibandingkan kanan dan kiri.
Yang perlu diingat:
Daerah lateral kurang peka dari medial.
Ada daerah-daerah erotogenik : leher, sekitar mammae,
genetalia.

CARA PEMERIKSAAN SISTIM SENSORIK.


Tahap Pemeriksaan.
Test untuk rasa nyeri superficial.
Alat pemeriksa : jarum bundel
Cara pemeriksaan : jarum diletakkan tegak lurus dan cara
sama spt diatas.
Test untuk rasa suhu.
Alat pemeriksa :
Botol/tabung berisi air panas : suhu 40-45 derajat celcius.
Botol/tabung berisi air dingin : suhu 10-15 derajat celcius.
Cara pemeriksaan :
Botol botol tersebut harus kering betul.
Bagian tubuh yang tertutup pakaian lebih sensitif dari
bagian tubuh yang terbuka.
Pada orang tua sering dijumpai hipestesia yang fisiologik.

CARA PEMERIKSAAN SISTIM SENSORIK.


Tahap Pemeriksaan.

Test untuk rasa sikap.


Alat pemeriksa : bagian tubuh pasien
sendiri.
Cara pemeriksaan :
Tempatkan salah satu lengan/tungkai
pasien pada suatu posisi tertentu,
kemudian suruh pasien untuk
menghalangi pada lengan dan tungkai.
Perintahkan untuk menyentuh dengan
ujung ujung telunjuk kanan, ujung jari
kelingking kiri dsb.
7

CARA PEMERIKSAAN SISTIM


SENSORIK. Tahap Pemeriksaan.

Test untuk rasa gerak/posisi sendi.


Alat pemeriksan : sendi sendi/jari jari
tangan kaki pasien
Cara pemeriksaan: pegang ujung jari
jempol kaki pasien dengan jari telunjuk
dan jempol jari tangan pemeriksa dan
gerakkan keatas kebawah maupun
kesamping kanan dan kiri, kemudian
pasien diminta untuk menjawab posisi ibu
jari jempol nya berada diatas atau
dibawah atau disamping kanan /kiri.
8

CARA PEMERIKSAAN SISTIM


SENSORIK. Tahap Pemeriksaan.

Test untuk rasa getar.


Alat pemeriksa : garpu tala
Cara pemeriksaan:
Garpu tala digetarkan dulu/diketuk
pada meja atau benda keras lalu
letakkan diatas ujung ibu jari kaki
pasien dan mintalah pasien
menjawab untuk merasakan ada
getaran atau tidak dari garputala
tersebut.
9

CARA PEMERIKSAAN SISTIM


SENSORIK. Tahap Pemeriksaan.
Test untuk diskriminatif.
Alat pemeriksa : kunci, mata uang logam, kancing , jarum
bundel.
Cara pemeriksaan :
Rasa stereognosis.
Dengan mata tertutup pasien diminta untuk mengenal
benda benda yang disodorkan kepadanya.
Rasa diskriminasi 2 titik.

Lidah
Ujung jari tangan
Telapak tangan
Dorsum manus
Dada
Paha
Jari kaki
:3

: 1 mm.
: 2 7 mm.
: 8 12 mm
: 20-30 mm
: 40 mm
: 70 75 mm.
8 mm.

10

CARA PEMERIKSAAN SISTIM


SENSORIK. Tahap Pemeriksaan.
Test untuk diskriminatif.
Rasa Gramestesia.
Untuk mengenal angka, aksara, bentuk yang
digoreskan diatas kulit pasien,
misalnya ditelapak tangan pasien.
Rasa Barognosia.
Untuk mengenal berat suatu benda.
Rasa topognosia.
Untuk mengenal tempat pada tubuhnya yang
disentuh pasien.
11

CARA PEMERIKSAAN SISTIM


SENSORIK. Tahap Pemeriksaan.
Test untuk mengetahui lokalisasi rasa nyeri.
Tindakan untuk mengetahui adanya kelainan di
daerah tulang belakang servikal.

distraksi servikal.
kompresi servikal : tindakan Lhermitte.
tindakan valsava.
test menelan.

Tindakan dari Tinel: untuk mengetahui tanda


kesemuten akibat lesi susunan saraf perifer.Dengan
melakukan penekanan pada saraf perifer:
Bila hasil ya: timbul rasa nyeri ini berarti terjadi lesi irritatif.
Bila hasil nya timbul kesemuten ini berarti adanya
regenerasi saraf perifer.

12

Modifikasi test Laseque yaitu:

Test dari Bragard :Straight Leg Raising Test


kemudian diikuti dengan dorsofleksi kaki .

Tanda laseque test akan positif pada


derajat yang lebih kecil.
Test dari OCONNEL = test laseque silang.
Nyeri timbul pada pangkal N. Ishiadikus
yang sehat pada waktu dilakukan SLRS
test.
Bowtring Sign.
Penekanan pada fossa Poplitea diatas
N.ishiadikus menimbulkan rasa sakit
dipunggung atau kaki.
13

Test untuk membangkitkan rasa nyeri di sendi


panggul/sakroiliaka.

Tumit / maleolus tungkai yang sakit diletakkan


pada tungkai yang lain kemudian diadakan
penekanan pada lutut yang difleksikan itu
kemudian timbul gerakan fleksi, abduksi, ekso
rotasi dan ekstensi dan ini akan menimbulkan
rasa nyeri di sendi panggul yang ada
kelainannya.

Test dari Patrick = F-AB-BR-E Sign.

Test dari contra Patrick.

Dilakukan tindakan kebalikan dari test Patrick


lalu timbul pula rasa nyeri di sendi sakroiliaka.
14

Test Homan

Pasien dibaringkan terlentang dan tungkai


diluruskan lalu kaki didorsofleksikan pada sendi
pergelangan kaki lalu timbul rasa nyeri dibetis.

Pasien berbaring terlentang, tungkai diluruskan


lalu lakukan palpasi pada betis dan sekitarnya
kemudian timbul rasa nyeri.
Test dari NAFSIGER - VIETS.
Pasien terlentang /berdiri kemudian dilakukan
penekanan pada kedua v. Jugularis sampai
pasien merasa kepalanya penuh sekitar 1,5- 2,5
menit , bila tekanan intrakranial meningkat
timbul rasa nyeri radikuler yang makin
bertambah.
15

Nomenklatur untuk pemeriksaan


sensorik.
Rasa eksteroseptif.
Hilangnya rasa raba
: ANESTESIA.
Berkurangnya rasa raba :
HIPESTESIA.
Berlebihnya rasa raba
:
HIPERTESIA.
Rasa Nyeri.
Hilangnya rasa nyeri
ANALGESIA.

:
16

Nomenklatur untuk pemeriksaan


sensorik.
Rasa suhu.

Hilangnya rasa suhu


: THERMOANESTHESIA.
Berkurangnya rasa suhu :
THERMOHIPESTHESIA.
Berlebihnya rasa suhu
:
THERMOHIPERESTHESIA.

Rasa abnormal dipermukaan tubuh.

kesemuten
: PARESTHESIA.
nyeri panas dingin yang tidak keruan : DISESTHESIA
17

Rasa PROPIOSEPTIF
a. rasa gerak
b. rasa sikap
c. rasa getar
d. rasa tekan

= RASA RABA DALAM.


: KINESTHESIA.
: STATESTESIA.
: PALESTHESIA.
: BARESTHESIA.

Rasa DISKRIMINATIF.

Mengenal bentuk dan ukuran sesuatu dengan


jalan perabaan: STEREOGNOSIS.
Mengenal dan mengetahui berat sesuatu :
BAROGNOSIS.
Mengenal tempat yang diraba : TOPESTESIA,
TOPOGNOSIS.
Mengenal angka, aksara,bentuk yang digoreskan
di atas kulit : GRAMESTESIA.
Mengenal diskriminasi 2 titik : DISKRIMINASI
SPASIAL.
Mengenal setiap titik dan daerah tubuh sendiri :
AUTOTOPOGNOSIS.
18

Anda mungkin juga menyukai