Anda di halaman 1dari 30

Seorang Wanita 39 Tahun

dengan Keluhan Nyeri


Kelompok 1
LAPORAN KASUS
Lembar 1
Seorang wanita Ny. Isabela usia 39 tahun, datang ke tempat praktek anda sebagai dokter umum mengeluh
nyeri dan kaku pagi hari saat bangun tidur pada tengkuk, kedua pundak, kedua bahu, pinggang kanan dan kiri,
kedua betis dan kedua paha.

Lembar 2
Data Pasien
Nama : Ny. Isabela
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Sekretris eksekutif
Status : Menikah dengan 2 anak (15 tahun dan 12 tahun)
Alamat : Jl. Mandala
Nyeri pinggang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri terus menerus dirasakan, berkurang sedikit setelah
minum obat anti nyeri, tetapi setelah itu nyeri kembali dirasakan. Penderita mengaku tidak pernah bebas
nyeri, nyeri berpindah-pindah pada berbagai tempat di tubuh. Nyeri meningkat setelah duduk, berdiri dan
jalan, berkurang pada saat berbaring. Selain itu penderita mengaku sulit tidur, sehingga jam tidurnya hanya
sedikit. Pada pagi hari saat bangun tidur terasa kaku dan bertambah nyeri pada punggung atas, pinggang dan
lutut. Nyeri dan kaku tersebut berangsur-angsur berkurang setelah melakukan aktivitas.
Pekerjaan sehari-hari banyak duduk di depan komputer. Menurut pasien, keluhan yang dirasakan sangat
menurunkan produktivitas kerja pasien. Pasien mengaku pekerjaan di kantor sangat banyak menumpuk.
Tidak ada gejala demam. Berat badan stabil. Nafsu makan cukup baik.
Tidak ada riwayat cidera.
Lembar 3
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
Keadaan umum : Pasien dapat berjalan mandiri, tampak lelah dan lesu, wajah sedikit pucat, pola
jalan sedikit terpincang karena menahan nyeri (antalgic gait)
Tanda vital :T : 100/60 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan :16x/menit
t : 36o C
BB : 58 kg
TB : 150 cm

Trunk/batang badan/ Postur tubuh:

Look :
Postur tubuh lurus, tidak ditentukan skoliosis maupun kiposis
Feel :
Ditemukan nyeri tekan yang tidak menjalar pada beberapa regio otot, yaitu : pada M. Trapezius Superior Bilateral,
M. Quadratus Lumborum Bilateral, M. Latisimus Dorsal Bilateral dan area M. Gastrocnemius Bilateral, M.
Quadriceps Femoris, M. Hamstring
Move :
Gerakan badan (Trunk) dapat dilakukan normal, tetapi pasien mengeluh nyeri gerak pada seluruh gerakan.
Lembar 4
 Gambaran Radiologi cervical

 Gambaran Radiologi
Lumbosacral

Laboratorium darah
Leukosit : 7000 /mL
Eritrosit : 4,5 juta/mL
LED : 3 mm/jam
Rheumatoid factor : (-)
C-reactive protein : (-)
Asam Urat :4
PEMBAHASAN KASUS
Identitas Pasien
Nama lengkap : Ny. Isabela

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Sekretaris eksekutif

Agama :-

Alamat :-

Pendidikan :-

Status pernikahan :-

Tanggal masuk RS :-
HIPOTESIS
Daftar Masalah Hipotesis
1. Nyeri dan kaku pagi hari saat bangun tidur pada tengkuk, Dari keluhan utama yang disebutkan, terdapat suatu nyeri yang
kedua pundak, kedua bahu, pinggang kanan dan kiri, generalisata dan simetris. Namun hal ini belum dapat dipastikan
kedua betis, dan kedua paha. secara spesifik, bagian otot atau sendi atau keduanya yang
2. Wanita, 39 tahun terkena. Sehingga hipotesis yang dipikirkan adalah:
3. Status pekerjaan sebagai sekretaris eksekutif dengan tugas 1. Fibromyalgia
pekerjaan yang banyak  dapat dipikirkan adanya suatu  Adanya nyeri dan kaku pada 11 tempat atau lebih selama
stress emosional (faktor psikis) yang dapat mempengaruhi minimal 3 bulan, (dari pinggang ke atas dan ke bawah)1
keluhan-keluhan yang timbul pada pasien ini.  Nyeri generalisata kronis yang meluas dan nyeri tekan
4. Nyeri sudah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu yang terlokalisir (tender point)
 Dapat menyebabkan gangguan tidur, dan dapat disebabkan
karena adanya faktor psikis
1. Myofacial pain
 Nyeri lokal dengan nyeri tekan yang menjalar (trigger
point)1, kekakuan regional atau jarang
 Dapat disebabkan karena adanya cedera ringan yang
menyebabkan inflamasi lokal dan menimbulkan referred
pain
1. Osteoarthritis
 Hasil dari kejadian mekanis dan biologis dimana terjadi
ketidakseimbangan antara degradasi dan sintesis kartilago sendi
dan tulang subkondral.2
 Sebagai faktor resiko utama adalah berat badan yang berlebih
(obesitas)2 sehingga tumpuan pada sendi (terutama lutut) menjadi
lebih besar dan dapat menyebabkan inflamasi sendi tersebut.
1. Reumatoid Arthritis
 Terjadi terutama pada usia 30-50 tahun, banyak pada wanita.
 Adalah penyakit inflamasi kronik yang ditandai oleh kerusakan
sendi yang progesif, yaitu inflamasi membran sinovial dan
terbentuk pannus.
1. Gout Arthritis
 Terjadi akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan
atau akibat hipersaturasi asam urat pada cairan ekstraseluler.3
 Biasanya terjadi serangan awal di ibu jari kaki. Predisposisi
serangan dapat terjadi karena kelelahan fisik/emosional, konsumsi
alkohol dan makanan yang berlebih.
Nyeri ini sudah termasuk nyeri kronik, karena sudah lebih dari 3
bulan.4
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
• Sejak kapan muncul keluhan ini?
• Apakah muncul pertama kali atau sudah berulang?
• Dimana saja lokasi nyeri?
• Bagaimana karakteristik nyeri? Apakah ditekan timbul nyeri?
• Apakah nyeri makin lama makin buruk?
• Apakah nyeri mengganggu aktivitas atau pekerjaan pasien?
• Apakah ada keluhan selain nyeri?
• Apakah ada aktivitas atau posisi yang meringankan nyeri?

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


• Apakah dahulu pernah menderita hal yang sama?

Riwayat Medikamentosa
• Apakah sebelumnya pernah menggunakan obat untuk mengatasi nyerinya?

Riwayat Kebiasaan
• Apakah pasien terbiasa dengan posisi yang lama dalam mengerjakan aktivitas?
Interpretasi Kasus
Anamnesis yang didapatkan Interpretasi
Usia 39 tahun Riskan terhadap mulainya penyakit sistemik
Nyeri dan kaku pada pagi hari saat bangun tidur pada: Berdasarkan keluhan utama pasien maka difokuskan kepada nyeri
- Tengkuk serta kaku yang dirasakan pasien.
- Kedua pundak Nyeri ini merupakan suatu respon emosi atau sensori yang
- Kedua bahu disebabkan adanya rasa tidak nyaman akan adanya suatu stimuli
- Pinggang kanan dan kiri yang terjadi akibat kerusakan jaringan potensial atau aktual. Sensasi
- Kedua betis dapat terjadi dengan kemungkinan faktor penyebab sebagai berikut:
- Kedua paha a. Objektif
Perlu ditinjau apakah ada kelainan patologis pada organ/jaringan/sel
yang dapat menimbulkan nyeri
a. Subjektif
Ditinjau dari segi pribadi penderita tersebut, terdapat unsur psikis
dan sosial yang berperan yang dapat menimbulkan persepsi nyeri
pada pasien
Berdasarkan lokasinya maka dapat disimpulkan bahwa nyeri yang
dirasakan pasien sangatlah luas

Didapatkan dari identitas pasien yaitu pekerjaan pasien sebagai Faktor pekerjaan dapat menjadi salah satu faktor penyebab nyeri
sekretaris eksekutif yang dirasakan pasien
Pekerjaan sehari-hari hanya duduk di depan computer Pernyataan ini menegaskan bahwa adanya posisi yang
memungkinkan pasien tidak dalam keadaan ergonomis dalam
melakukan pekerjaannya yang menyebabkan nyeri
Didapatkan dari identitas pasien yaitu pekerjaan pasien sebagai Faktor pekerjaan dapat menjadi salah satu faktor penyebab nyeri
sekretaris eksekutif yang dirasakan pasien
Pekerjaan sehari-hari hanya duduk di depan computer Pernyataan ini menegaskan bahwa adanya posisi yang
memungkinkan pasien tidak dalam keadaan ergonomis dalam
melakukan pekerjaannya yang menyebabkan nyeri
Keluhan menurunkan produktivitas kerja pasien Menyatakan bahwa sudah adanya penurunan fungsi pada diri
pasien tersebut dan menyebabkan inaktivasi meningkat. Hal ini
perlu dicegah agar penurunan fungsi ini tidak berlanjut menjadi
disability yang lebih parah yang menyebabkan timbulnya illness
behaviour dan bergantung kepada orang lain

Pekerjaan di kantor banyak dan menumpuk Menambahkan adanya faktor stres pasien yang dapat menjadi
penyebab dari segi subjektif
Nyeri pinggang dirasakan 6 bulan yang lalu Dapat menegakkan sifat nyeri pasien adalah nyeri kronis di mana
dari segi waktunya adalah lebih dari 3 bulan
Nyeri terus menerus dirasakan , berkurang sedikit setelah Pasien salah mendeskripsikan bahwa nyeri tersebut dapat ditangani
minum obat anti nyeri. Namun setelah itu, nyeri kembali oleh obat-obatan. Perlu ditanyakan mengenai siapakah yang
dirasakan menyarankan untuk minum obat? Apakah inisiatif sendiri atau ada
pihak dokter yang memberikan obat tersebut.
Untuk gejala nyeri tidak dapat ditangani hanya dengan pemberian
obat saja, perlu diatasi faktor penyebabnya, tidak cukup hanya
mengobati secara simptomatik
Tidak pernah bebas nyeri, nyeri berpindah-pindah pada berbagai Dinyatakan bahwa nyeri pada pasien sudah menetap yang
tempat di tubuh merupakan ciri dari nyeri kronis. Perpindahan nyeri ini pun
merupakan sifat dari nyeri kronis di mana nyeri yang dirasakan
tidak terlokalisir
Nyeri meningkat setelah duduk, berdiri, berjalan, berkurang saat Hal ini merupakan salah satu sikap nyeri. Apabila adanya aktivitas
berbaring tubuh seperti duduk, berdiri, berjalan akan merangsang nociceptor.
Penyebab aktivitas tubuh yang merupakan suatu kegiatan yang
biasa dilakukan namun kemudian dapat dijadikan stimulus nyeri ini
yang perlu diketahui penyebabnya
Sulit tidur, jam tidur sedikit Kesulitan tidur ini bisa dikarenakan nyeri pada pasien ataupun
adanya gangguan hormonal pada tubuh pasien akibat faktor psikis
(stres)
Pada pagi hari saat bangun tidur terasa kaku dan bertambah Sesuai dengan keluhan utama pasien, perlu dicari faktor
nyeri pada pundak, punggung atas, pinggang, dan lutut penyebabnya
Nyeri dan kaku tersebut berangsur-angsur berkurang setelah Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan bahwa nyeri pasien
melakukan aktivitas akan bertambah apabila duduk, berdiri, dan berjalan. Oleh karena
itu, perlu ditanyakan batasan aktivitas apa saja yang dapat
menyebabkan nyeri dan kaku pada pasien dapat berkurang
Tidak ada riwayat demam Dapat mengusir beberapa hipotesis dari nyeri yang disebabkan
kelainan organic
Berat badan stabil, nafsu makan cukup baik Berat badan yang stabil dapat mengusir beberapa hipotesis adanya
kelainan organik pada pasien seperti osteoarthritis
Tidak ada riwayat cidera Mengusir hipotesis adanya nyeri yang disebabkan faktor trauma
Flags of chronicity of back pain pada
pasien
Yellow flag (psychological/behaviour factor)
• Faktor resiko pada kasus ini adalah adanya proses mekanisme yang disebabkan
keasalahan persepsi pasien terhadap suatu stimulus dan didapatkan pula adanya faktor
iatrogenik pada pasien yaitu pengkonsumsian obat anti nyeri.

Blue flag (dilihat berdasarkan pekerjaan dan status sosial)


• Terdapat faktor resiko dari pekerjaan pasien sebagai sekretaris eksekutif yang dapat
menambah faktor stresor pasien dan didapatkan pula bahwa pekerjaan pasien di kantor
banyak dan menumpuk. Hal inilah yang diduga menjadi faktor yang memperburuk
keadaan pasien.

Black flag (dilihat dari faktor ergonomik atau occupational)


• Terdapat faktor yang memperberat nyeri pasien dari segi posisi pasien saat bekerja yang
tidak ergonomis yaitu duduk di depan komputer dalam jangka waktu yang cukup lama.
• Ketiga indikator di atas sering terjadi dan biasanya menyebabkan nyeri non spesifik.
• Pemikiran adanya nyeri spesifik pada kasus ini yang digambarkan oleh red flag sebagai
kelainan organik yang terjadi pun masih harus dipikirkan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat diderita pasien sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
 KU : pasien dapat berjalan mandiri, tampak lelah dan lesu, wajah sedikit pucat, pola jalan
sedikit terpincang karena menahan nyeri (antalgic gait).
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda vital

Nilai normal Hasil yang didapat


Tekanan darah <120/<80mmHg5 100/60mmHg
Nadi 60-100x/menit 82x/menit
Pernapasan 16-20x/menit 16x/menit
Suhu 36-37.50C 360C

Interpretasi :
Lelah dan lesu, wajah sedikit pucat, dikarenakan pada fibromyalgia pasien mengeluh sulit tidur
yang dikarenakan oleh defisiensi growth hormone, 80% dikeluarkan pada saat tidur pada stage IV
yang didapatkan pada saat tidur yang paling dlam dan berhubungan dengan intensitas tidur dan tidur
yang cukup, apabila pasien memiliki gangguan tidur akan menyebabkan pasien merasa tidak segar
pada waktu bangun tidur dan pasien merasa lelah.
Pola jalan yang sedikit terpincang dapat diakibatkan oleh kompensasi pasien untuk mengurangi rasa
sakit.
Tanda vital masih dalam batas normal, suhu yang normal dapat menyingkirkan kemungkinan
adanya suatu infeksi.
Status Lokalis
 Look : Postur tubuh lurus, tidak ditemukan skoliosis maupun kifosis.
 Feel : Ditemukan nyeri tekan yang tidak menjalar pada beberapa region otot, yaitu: Pada M.
Trapezius superior bilateral, M. Quadratus Lumborum bilateral, M. Latisimus Dorsi bilateral
dan area M. Gastrocnemius bilateral, M. Quadriceps femoris,M. Hamstring.
 Move : Gerakan badan (trunk) dapat dilakukan normal, tetapi pasien mengeluh nyeri gerak
pada seluruh gerakan.

Interpretasi :
Postur tubuh yang normal dapat menyingkirkan kelainan anatomis yang mengakibatkan timbulnya
keluhan pada pasien.
Nyeri pada otot-otot tersebut nerupakan tender point yang dapat membantu untuk menegakkan
diagnosis “fibromyalgia”, otot-otot lain yang terkena dapat diakibatkan nyerinya sudah menjalar.1
Pada fibromialgia, kadar serotonin yang rendah berkorelasi dengan jumlah tender point dan kadar
triptofan yang rendah menyebabkan kadar serotonin menurun dan mengakibatkan rasa nyeri persisten
difus pada pasien fibromialgia, selain itu substansi P yaitu suatu neurotransmitter yang berperan pada
nyeri kronik juga meningkat pada fibromialgia 3 kali dari nilai normal dan hal ini berhubungan dengan
nyeri di otot dan nyeri tekan dan juga meningkatkan transmisi rasa nyeri yang direspons sebagai
hiperalgesia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Gambaran Radiologi
cervical

 Gambaran Radiologi
Lumbosacral
Penilaian kondisi foto rontgen secara umum:
 Identitas pasien harus tertera jelas, nama, umur, dan jenis kelamin
 Tanggal pembuatan foto harus dicantumkan
 Tanda kanan dan kiri harus dicantumkan
 Kekuatan sinar X (Kv,mA) perlu dicantumkan
 Pastikan foto rontgen memenuhi “rule of two” terutama two views dan two
joints.
 Two views : membuat dua foto dengan dua proyeksi
 Two joints : persendian proksimal dan distal pada bagian tulang harus terlihat
 Two limbs : membuat foto anggota gerak yang sehat juga untuk perbandingan
 Two injuries : membuat foto rontgen pada bagian tubuh lainnya untuk melihat
keadaan bagian tubuh lainnya
 Two occasions : pembuatan foto rontegn ulangan

Interpretasi :
Pada foto rontgen pasien ini tidak memenuhi penilaian kondisi foto dimana tidak terdapatnya identitas
pasien, tanggal pembuatan, tanda kanan dan kiri, kekuatan sinar dan rule of two.
Didapatkan hasi yang normal pada foto rontgen.
Laboratorium Darah
Hasil pemeriksaan Nilai normal Interpretasi

Leukosit 7000/mL 5000-10000/mL Normal


Eritrosit 4,5 juta/mL 4,2-5,4 juta/mL Normal
LED 3 mm/jam 0-20 mm/jam Normal
Rheumatoid factor (-) (-) Normal
c-reactive protein (-) (-) Normal
Asam urat 4 mg/dl 2-8 mg/dl Normal

Interpretasi :
Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan hasil yang normal pada pasien ini. Hal
ini menyingkirkan kemungkinan hipotesis rheumatoid atritis dikarenakan, pada
rheumatoid atritis ditemukan hasil leukosit, LED dan c reaktif protein yang meningkat.
Hasil rheumatoid factor yang negatif masih mungkin ditemukan pada pasien rheumatoid
atritir fase dini. Hasil pemeriksaan ini juga menyingkirkan kemungkinan terjadinya
arthritis gout melihat hasil pemeriksaan asam urat yang normal.
DIAGNOSA
Fibromyalgia
 Trias :
1. Nyeri musculoskeletal
2. Stiffness
3. Fatique
 pada pasien ini memenuhi trias diatas.

 Kriteria diagnosis fibromyalgia menurut Smith:


1. Nyeri lokal pada 12-14 tempat spesifik
2. Nyeri kulit
3. Morning fatigue

 Kriteria diagnosis fibromyalgia menurut American College of Rheumatology (ACR) tahun 1990: 1
1. Riwayat nyeri yang menyebar luas.
2. Nyeri dengan palpasi jari pada sedikitnya 11 dari 18 tender point, diantaranya Oksiput, Servikalis bawah,
Trapezius, Supraspinatus, Iga ke II, Epikondilus lateralis, Gluteus, Trokanter mayor, Lutut.
PATOFISIOLOGI
•GANGGUAN NEUROENDOKRIN
•FAKTOR EKSOGEN (TRAUMA, FIBROMIALGIA
INFEKSI)
•FAKTOR GENETIK

GROWTH HORMON PROLAKTIN SEROTONIN

KURANGNYA STIMULASI GANGGUAN TIDUR FAKTOR PSIKOLOGI


PENINGKATAN SINTESIS
DNA, RNA DAN PROTEIN
YANG BERPERAN UNTUK
HOMEOSTASIS OTOT RIWAYAT DEPRESI
•KONTRAKSI ISOKINETIK DAN
ISOMETRIK BERKURANG
•PENURUNAN KAPASITAS AEROBIK
OTOT
•PENURUNAN ALIRAN DARAH OTOT
•PENURUNAN KADAR ATP, ADP DAN
PENINGKATAN AMP
PERUBAHAN OTOT
•KONTRAKSI ISOKINETIK DAN
ISOMETRIK BERKURANG
•PENURUNAN KAPASITAS AEROBIK
OTOT
•PENURUNAN ALIRAN DARAH OTOT
•PENURUNAN KADAR ATP, ADP DAN
PENINGKATAN AMP
PENATALAKSANAAN
 Tujuan :
 mengurangi rasa nyeri
 mengatasi kecemasan / depresi
 memperbaiki kualitas tidur
 meningkatkan aktivitas fisik untuk mendapatkan kesehatan dan fungsi otot yang
baik
 mencegah timbulnya komplikasi
 Prinsip utama : melakukan pendekatan awal penatalaksanaan dengan
memprioritaskan edukasi / pendidikan dan keyakinan pasien, dengan tujuan
untuk memberikan pengertian yang benar kepada pasien mengenai
fibromyalgia sehingga pasien dapat melakukan patient self care yaitu pasien
memiliki keinginan dan komitmen untu memperbaiki kondisi kesehatannya
sendiri dan mau melakukan usaha-usaha demi memaksimalkan
kesehatannya, disini juga diperlukan nasehat dokter.
 Kerjasama yang baik antara pasien dan dokter yaitu dengan adanya patient
self care dan multidiciplinary rehabilitation.
Non-medikamentosa
Edukasi
 Meyakinkan pasien bahwa pasien harus tetap optimis dan berpicu pada ‘self care’.
 Anjuran kepada pasien agar lebih memperhatikan posisi ergonomis yang baik saat bekerja.
 Pasien dianjurkan untuk berolahraga dan tetap beraktifitas agar mencegah terjadinya
deconditioning syndrome akibat immobilisasi yang terlalu lama. Olahraga yang dianjurkan
antara lain seperti pemanasan dan aerobik.
 Jangan terlalu memaksakan diri terlalu keras saat bekerja.
 Disarankan agar pasien dapat dirujuk kepada psikiater guna menangani masalah psikis yang
dapat memperberat keluhan.
 Perbaikan tidur, pasien diberitahukan untuk melakukan tidur yang teratur dengan waktu yang
tetap dan cukup tidur serta usahakan memperoleh kualitas tidur yang baik
 Lingkungan yang bersih dan tidak ribut, ini akan membuat pasien lebih relax dan merasa
nyaman
 Menjauhi alkohol, rokok dan konsumsi caffein berlebih, karena ini akan membuat pasien lebih
sukar tidur dan merusak kesehatan.
 Berikan waktu istirahat bagi tubuh. Pada kasus ini mungkin dapat kita ajarkan pasien untuk
latihan pernapasan dalam dan meditasi ini dapat berguna untuk relaksasin otot-otot dan
memperoleh ketenangan
 Lakukan perubahan pada alat-alat kerja yang kurang ergonomis, lingkungan yang kurang
nyaman, dan kebiasaan yang salah.
 Diet yang dianjurkan adalah rendah lemak dan tinggi serat, dan mencegah terjadinya obesitas
yang dapat membuat pasien semakin malas beraktivitas.
 Olahraga
Pada pasien fibromyalgia, mungkin terdapat keengganan berolahraga akibat rasa nyeri atau kelelahan. Apabila
tidak berolahraga, akan terjadi inaktivitas dan dekondisi otot, sehingga otot mulai kehilangan
fungsinya.Anjuran berolahraga pada pasien ini adalah olahraga yang teratur minimal 3 kali dalam seminggu
dengan durasi minimal 20-30 menit. Selain itu olahraga dapat dilakukan dengan olahraga ringan tidak perlu
olahraga seperti angkat berat karena ini akan makin membebani pasien karena rasa nyeri dan kelelahannya.
Latihan olahraga yang dilakukan bisa berupa peregangan, penguatan, dan aerobik. Latihan olahraga yang
teratur dimulai dengan peregangan dan diikuti aerobik dapat meningkatkan nilai ambang rasa nyeri,
meningkatkan oksigen ke otot, memperbaiki kondisi secara umum. Olahraga yang disarankan seperti
berenang, aerobik, bersepeda, dan jalan santai atau lari-lari pelan.1,7
 Terapi perubahan tingkah laku dan kognitif (cognitive behavioral therapy) ini bertujuan untuk mengubah
cara pandang / pikirannya agar menjadi lebih positif dan menurunkan rasa stres yang merupakan dapat
makin memperburuk penyakitnya. Selain itu ini juga bertujuan mengubah tingkah lakunya / respon pasien
terhadap penyakit dan nyeri kronis yang telah ia rasakan supaya tidak sampai masuk ke dalam fase yang
lebih lanjut seperti distress psikologis dan kemudian illness behaviour atau gangguan aktivitas sosial.
 Terapi untuk mengurangi nyeri, dapat dilakukan aplikasi panas dan dingin ke otot secara bergantian masing-
masing 15-20 menit diselingi waktu untuk kembali ke suhu normal. Pemanasan dapat meningkatkan
sirkulasi dan mengurangi nyeri. Pemijatan dan peregangan juga dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri. 7
 Pelatihan biofeedback yang intens (misalnya dua kali sehari untuk seminggu) seringkali penting untuk nyeri
otot yang kronik dan menyebar. Teknik tersebut terutama berguna untuk otot-otot postural yang biasanya
berfungsi tanpa disadari. Elektroda permukaan ditempelkan ke atas otot untuk mendeteksi aktivitasnya.
Pelatihan biofeedback dilakukan untuk menolong pasien mengembalikan otot ke keadaan istirahat normal
setelah kontraksi.7
 Konsultasi psikiatrik memiliki peran yang sangat penting dalam tatalaksana depresi dan cemas pada pasien
fibromialgia. Selain itu perlu juga diketahui adanya stres pada pasien, stres dalam kehidupan harus
diidentifikasi dan didiskusikan dengan pasien, dan pasien harus diberikan pertolongan mengenai bagaimana
menghadapi stres.
 Rehabilitasi medik dan terapis fisik dilakukan apabila sudah terjadi perubahan postur tubuh dan kelainan
pada otot / saraf / persendiannya , atau bisa juga untuk membantu pasien dalam melakukan pelatihan fisik
apabila ia merasa kesulitan untuk melakukannya sendiri. Dengan bantuan rehab medik dan terapis maka bisa
mempercepat dan memaksimalkan kesembuhannya.
 Terapi lainnya yang dapat menjadi alternatif adalah akupunture dan massage therapy.
Medikamentosa
 Untuk mengobati nyeri, salisilat atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lainnya dapat
digunakan, namun hanya mengurangi sebagian gejala. Untuk nyeri, asetaminofen (tidak boleh
lebih dari 4 gram/hari), tramadol, atau gabapentin (300-1200 mg/d dengan dosis yang dibagi)
dapat bermanfaat.1 Tindakan lokal seperti pemanasan, pijatan, suntikan steroid atau lidokain,
dan akupunktur hanya meredakan gejala sementara.1,5 Selain itu dapat juga diberikan obat
krin topikal capsaicin 0,25% namun ini hanya memberikan efek analgesia lokal dan sementara.
Analgesia sentral golongan opioid misalnya kodein, metadon, tramadol. Namun pada beberapa
penilitian mengatakan opiat dan analgesik harus dihindari.1,7
 Untuk memperbaiki kualitas tidur, digunakan trisiklik seperti amitriptilin (5-50 mg), nortriptilin
(10-50 mg), dan doksepin (2,5-75 mg) atau obat lain seperti siklobenzaprin (10-40 mg), 1-2 jam
sebelum tidur. Pemberian obat tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki tahap 4 dari tidur
pasien, sehingga terjadi perbaikan klinis. Pengobatan diberikan mulai dari dosis rendah, dan
ditingkatkan bila perlu. Efek samping seperti konstipasi, mulut kering, peningkatan berat badan,
dan kesulitan berpikir juga perlu dipertimbangkan. Selain obat di atas, trazodon atau zolpidem
juga dapat memperbaiki kualitas tidur.7
 Mengatasi depresi dan cemas dengan obat yang tepat atau konseling psikiatrik. Fluoksetin,
sertralin, paroksetin, sitalopram, atau inhibitor reuptake serotonin lain dapat diberikan untuk
mengatasi depresi. Tradozon dan venlafaksin bekerja sebagai antidepresan, sedangkan
alprazolam dan lorazepam efektif untuk mengatasi kecemasan. Selektif serotonin reuptake
inhibitor (SSRI): trazodon (desirel) 25-50 mg/hari, fluoksetin (prozak) 1-20 mg/hari, paroksetin
(paksil) 5-20 mg/hari. Benzodiazepin: klonazepam (klonopin) 0,50-1 mg/hari, alprazolam
(xanax) 0,25-1,25 mg/hari.1
 Muscle relaksan dapat diberikan siklobenzaprin (flekseril) 10-30 mg/hari.7
KOMPLIKASI
 Deconditioning syndrome
 Illness behaviour
 Depresi

Adapun masalah yang akan muncul :


 Pada tahapan individu (pasien), nyeri, lelah, dan kaku sebagai trias fibromyalgia dapat
menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari individu tersebut dikarenakan
stamina yang berkurang serta lelah yang terus menerus. Selain itu, timbul hal-hal lain
seperti gangguan tidur, gangguan emosional berupa depresi, merasa disability akibat
salah persepsi, dan dapat menjadi illness behavior jika pasien tersebut tipe avoids
activity.
 Ketergantungan pasien terhadap keluarga dalam melakukan tugas-tugas rumah atau
aktivitas lain dapat menimbulkan stress di dalam keluarganya sehingga keharmonisan
pun berkurang. Tidak maksimalnya kinerja pasien akibat keluhan yang dialaminya
menyebabkan gangguan dalam bidang pekerjaan dimana berpengaruh pada mata
pancaharian dan ekonomi keluarga. Di lingkungan kerjanya sendiri pasien menjadi
sering absen bekerja dan produktivitas menurun. Kemudian, semakin memburuknya
keadaan penyakit yang dialaminya membutuhkan biaya yang tinggi untuk pengobatan.
Ad Vitam: Ad Bonam

Prognosis Ad Fungsionam: Dubia Ad Bonam

Ad Sannationam: Dubia Ad Malam


Fibromyalgia tidak dapat
sembuh sempurna tetapi
dapat dicegah
kekambuhannya dengan
menghindari faktor resiko,
seperti posisi yang lama
Berdasarkan anamnesa,
akibat pekerjaan pada
pemeriksaan fisik dan pasien ini. Tatalaksana dan edukasi
pemeriksaan penunjang, maka yang adekuat akan
kelompok kami mendiagnosa membantu mengurangi
pasien ini mengalami
“Fibromyalgia”, dimana terdapat penderitaan pasien dan
tiga trias yang ditemukan pada pasien tetap bisa aktif
pasien ini, yaitu nyeri dalam menjalankan aktivitas
muskuloskeletal, stiffness, dan dan pekerjaannya.
fatigue.

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati A. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V, Jilid III. InternaPublishing.2010; p.2709-13.
• Mayoclinic.com. Osteoarthritis. Available at :
http://www.mayoclinic.com/health/osteoarthritis/DS00019 . Accessed
on Juny 6, 2012.
• Mayoclinic.com. Gout. Available at :
http://www.mayoclinic.com/health/gout/DS00090. Accessed on Juny 6,
2012.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati A. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V, Jilid III. InternaPublishing.2010; p.2483-94.
• Available at : http://www.scribd.com/doc/76035834/Guideline-
Penanganan-Hipertensi-Berdasarkan-Jnc-7 . accessed on Juny 6, 2012.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati A. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V, Jilid III. InternaPublishing.2010; p.2495-
510.
• Olam SJ, Soewita F, Nuhonni SA, Sungkar S. Diagnosis dan Tatalaksana
Fibromialgia. Maj Kedokt Indon,Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008

Anda mungkin juga menyukai