Anda di halaman 1dari 37

Case Report

Kejang Demam Sederhana


Pembimbing :
dr. Aspri Sulanto, Sp.A, M.Sc

Oleh:
Devi Fera Septiyani (19360176)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020
IDENTITAS

Pasien Orang tua


Nama : An. Alarik Fawas M.Z Ayah
Usia : 2 Tahun Nama: Zainal Arifin
Tanggal Lahir : 04-04-2019 Umur: 27 Th
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Pendidikan terakhir: SMA
Alamat : Perum. Puri Sejahtera Natar
No RM : 151183 Ibu
Tanggal masuk : 03-02-2021 Nama: Amrina Rosyada
Diagnosis masuk : Kejang Demam Sederhana Umur: 26 Th
Ruang Perawatan: Ruang Anak RSPBA Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir: Diploma III Gizi
ANAMNESA
Dilakukan Secara alloanamnesis dengan
ibu pasien pada hari Jum’at 5 Februari
2021

KELUHAN KELUHAN
UTAMA TAMBAHAN

KEJANG Batuk dan


DEMAM pilek
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
●   datang dibawa oleh orang
Pasien
tuanya ke IGD RS Pertamina
Bintang Amin pada tgl 3 Februari
2021 dengan keluhan demam
disertai kejang sewaktu dirumah,
kejang 5 menit pada jam 18.00,
demam sejak 1 hari yang lalu,
Pasien batuk dan pilek dirasakan
sudah 1 minggu yg lalu. Sesak (-),
diare (-), mual (-), muntah(-), BAB
(-), BAK (-)
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA
Di keluarga tidak ada yang
– Thypoid – Campak memiliki keluhan yang sama

– Tuberkulosis – Disentri
RIWAYAT IMUNISASI
– Difteri – Hepatitis
Ibu pasien mengatakan anaknya dapat
– Batuk rejan – Influenza Imunisasi dasar lengkap.
• (+) BCG, Pada usia 0 bulan
– Diabetes – Kholera
• (+) DPT, Usia 2,3,4 bulan
– Pneumonia – Alergi • (+) Polio, Usia 0,2,3,4 bulan
• (+) Hep-B Usia 0,2,3,4 bulan
✔️ Kejang Demam – Epilepsi • (+) Campak, pada usia 9 bulan

 
Riwayat kejang Demam pada bulan Oktober 2020
dirasakan 1 menit dan langsung dilarikan ke IGD
RS Pertamina Bintang Amin
RIWAYAT KELAHIRAN RIWAYAT MAKAN DAN MINUM
● Cara Lahir : Spontan  ASI
ASI diberikan
diberikan sejak
sejak lahir
lahir sampai
sampai usia
usia 2
2 tahun
tahun
● Tempat Lahir : Rumah bersalin
● Ditolong Oleh : Bidan  Setelah
Setelah 6
6 bulan,
bulan, selain
selain ASI
ASI juga
juga diberikan
diberikan
● Masa gestasi : cukup bulan
makanan
makanan pendamping
pendamping ASI
ASI berupa
berupa bubur,
bubur,
● Berat lahir : 4.2 Kg
● Panjang lahir : 52cm buah
buah yang
yang dilumatkan,
dilumatkan, nasi
nasi tim
tim
● Lahir normal, langsung nangis,
 Mulai
Mulai usia
usia 11 tahun
tahun pasien
pasien mengkonsumsi
mengkonsumsi
sianosis (-), kejang (-)
makanan
makanan keluarga
keluarga dengan
dengan frekuensi
frekuensi makan
makan 3
3
Kelainan bawaan : (-)
kali
kali sehari
sehari dengan
dengan lauk
lauk pauk
pauk bervariasi
bervariasi
Pemeriksaa
n Fisik
● Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
● Kesadaran : Composmentis

Vital Sign
 Nadi : 112x/menit
 RR : 24x/ menit
 Suhu : 38,5

Antropometri
 usia : 2 tahun
 Berat Badan : 10 kg
 Tinggi badan : 81 cm
 Lingkar kepala : 46 cm
 Lingkar lengan : 16 cm

 Status gizi
BB/PB
Gizi baik
Kepala

● Kepala : bulat, normocephli


● Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
● Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
simetris, refleks cahaya +/+, edem palpebra -/-
● Telinga : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen -/-, sekret -/-
● Hidung : Lapang, sekret -/+, deviasi septum (-), pernafasan cuping hidung (-)
● Bibir : Mukosa bibir kering, sianosis (-)
● Gigi geligi : tidak ada kelainan
● Lidah : tidak kotor
● Tonsil : tidak ada pembesaran
● Faring : tidak hiperemis
● Leher : KGB tidak teraba membesar

Thoraks

Inspeksi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris, Retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor
Auskultasi : Bising napas dasar vesikuler, Ronki -/-, Wheezing -/- Bunyi Jantung I dan
II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal : 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), undulasi (-), turgor kembali cepat, limpa dan
hepar tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-), pekak alih (-)

Kulit : ikterik (-), petechie (-)


Ekstremitas : Bentuk biasa, deformitas (-), Akral hangat, sianosis tidak ada,
capillary refill < 2 detik
Pemeriksaan Hasil

PEMERIKSAAN PENUNJANG
03 Februari 2021
Hemoglobin 11,6 g/dl
Leukosit 23.300 ul
Basofil 0%
Eosinofil 0%
Netrofil Batang 1%
Netrofil Segmen 71 %
Limfosit 20 %
Monosit 8%
Eritrosit 4,3 /ul
Hematokrit 35%
Trombosit 336.000 ul
MCV 78 fl
MCH 27 pg
MCHC 35 g/dl
ALC 5.060
NLR 3.6
RESUME

An. Alarik Fawas usia 2 tahun dengan BB 10 Kg dibawa oleh


 
orang tuanya ke IGD RSPBA Pukul 18.30 WIB dengan keluhan
demam disertai kejang sewaktu dirumah, kejang 5 menit pada
pukul 18.00, demam dirasakan sejak 1 hari yang lalu, pasien batuk
dan pilek dirasakan sudah 1 minggu yang lalu. Ibu os mengatakan
bahwa ini merupakan kali kedua os kejang demam yaitu pada bulan
oktober OS sempat kejang 1x selama 1 menit dan langsung
dilarikan ke IGD RSPBA. Ibu Os mengatakan Saat kejang, badan
os kelojotan, dan mata mendelik keatas.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang dengan
frekuensi nadi 112x/menit regular, frekuensi nafas 24x/mnt
vesikuler, suhu 38,5 dan pemeriksaan head to toe DBN.
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah lengkap
didapatkan Hb 11.6 g/dl, leukosit 23.300 ul, hematokrit 35%
Diagnosis Kerja
Kejang Demam Sederhana

Diagnosis Banding
- Kejang Demam kompleks
- meningitis
- epilepsi

Penatalaksanaan IGD

IVFD RL X tpm
Inj. Ceftriaxone 1x500mg dilarutkan NaCl 100cc
inj. Ondancentron 3x1.5mg
PCT Flash 100mg
ambroxol syr 3x ½ cth
stesolid inj. 5 ml/IV ( bila kejang )
Dumin 125mg
FOLLOW UP HARI KE-1
Tanggal Subject Objective Assesment Planning
03/02/21 • Kejang KU: Kejang Ceftriaxon 500mg/ 24 jm
• Demam (+) Composmentis Demam Ondancentron 2x2mg K/P
• Batuk (+) HR: 112x/mnt, sederhana Ambroxol 3x1/3 cth
• Pilek (+) RR: 24x/mnt, Diazepam 3x 1.5mg (>38,5)
T:38,2 C, BB : Paracetamol syr 120mg 4x 1 cth
10 kg
HB: 11.6 gr/dl
Leu: 25.300 ul
HT: 35%
T: 336.000 Ul
FOLLOW UP HARI KE-2
Tanggal Subject Objective Assesment Planning
04/02/21 • Kejang (-) KU: Kejang Ambroxol 1/3 cth/oral
• Demam (-) Composmentis Demam Paracetamol 1 cth/ oral
• Batuk (+) Akral hangat sederhana Ondancentron 1.5mg/ iv
• Pilek (+) Mukosa bibir Diazepam 1,5 mg/ oral
kering Ceftriaxone 500mg/iv
HR: 100x/mnt,
RR: 22x/mnt,
T:37,8 C
FOLLOW UP HARI KE-3

Tanggal Subject Objective Assesment Planning


05/02/21 • Kejang (-) KU: Kejang BLPL
• Demam (-) Composmentis Demam
• Batuk (-) Akral hangat sederhana
• Pilek (-) HR: 98x/mnt,
RR: 24x/mnt,
T:36,6 C
Analisa Kasus

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Kasus Teori
Usia
Usia os
os 22 tahun,
tahun, suhu
suhu tubuh
tubuh os
os saat
saat di
di Kejang
Kejang yang
yang terjadi
terjadi pertama
pertama kali
kali pada
pada
IGD
IGD 38,5°C,
38,5°C, terdapat
terdapat riwayat
riwayat kejang
kejang anak
anak lebih
lebih dari
dari 1
1 bulan
bulan dan
dan diketahui
diketahui bahwa
bahwa
sebelumnya.
sebelumnya. terdapat
terdapat pemicu kejadian kejang pada anak
pemicu kejadian kejang pada anak
yaitu demam tinggi diatas 38,5
yaitu demam tinggi diatas 38,5 C.C.
Os kejang selama 5 menit, kejang yang Kejang dapat bersifat simpleks maupun
dirasakan badan kaku kemudian kelojotan, Kejang
kompleks dapat bersifat
namun padasimpleks
kasus inimaupun
kejang
dan mata mendelik keatas. kompleks namun pada kasus ini kejang
bersifat simpleks karena durasi kejang
bersifat simpleks
kurang dari karena
15 menit durasi kejang
kemudian kejang tidak
kurang
berulang dalam waktu 24 jam kejang tidak
dari 15 menit kemudian
Kasus berulang dalam waktu 24 jam
Teori
Saat IGD, Os diberikan Dumin 125 mg ½ Pemberian Paracetamol secara rectal efektif
digunakan saat demam pada anak mencapai
38,5 C atau lebih dengan dosis 30 mg 3-4 kali
dalam sehari pada anak kurang dari 1 tahun.
Kasus Teori

Os batuk dan pilek dirasakan sudah 1 minggu yg RFA menupakan penyakit saluran atas
lalu. yang paling sering terjadi pada anak-anak
Beberapa gejala yang dikategorikan mengalami
rinofaringitis adalah batuk,demam, pilek,
nyeri tenggorokan dan hidung tersumbat
Os diberikan ambroxol syr 3x ½ cth indikasi ambroxol adalah sebagai mukolitik/
mengencerkan dahak, dosis ambroxol syrup
untuk anak usia 2-5 th: 2.5 ml, 2-3x perhari
Usia 6-12 th: 5ml, 2-3x perhari
Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan: Kadar leukosit cukup tinggi menunjukkan bahwa
- Hb = 11,6 gr/dl adanya invasi bakteri
- Leukosit : 23.300 ul Kadar HB rendah menyebabkan kemampuan sel
- Hematokrit : 35 % darah merah menurun.
KESIMPULAN

Penegakkan diagnosis pada kasus ini dilakukan


melalui pemeriksaan fisik secara umum, Status
Generalisata, dan Pemeriksaan penunjang lainnya seperti
pemeriksaan darah rutin. Penegakkan diagnosis pada
pasien sudah dilakukan dengan tepat dan berbanding
lurus dengan keluhan yang dialami oleh pasien sehingga
pasien mendapatkan tatalaksana dan edukasi yang tepat
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI :
Kejang demam : bangkitan kejang yg terjadi karena
kenaikan suhu tubuh ( rektal > 38 0 C ) disebabkan
karena proses ekstrakranium

Keterangan :
* Biasanya terjadi pada umur 6 bl – 5 thn.
* Anak yg pernah kejang tanpa demam, kmd kejang demam
kembali tdk termasuk kejang demam
• Kejang disertai demam pada bayi umur < 1 bln tdk
termasuk kejang demam
• Bila anak < 6bl atau > 5 th kejang didului demam, pikirkan
kemungkinan lain : infeksi SSP, epilepsi yg kebetulan terjadi
bersama demam
FAKTA MENGENAI KEJANG DEMAM

* Kejang demam tjd pd 2-4 % anak 6 bl-5 th.


* 80 % merupakan kejang demam sederhana,
sedangkan
20 % kasus adalah kejang demam kompleks
8 % berlangsung lama (lebih dari 15 menit )
16 % berulang dalam waktu 24 jam
* Kejang pertama terbanyak di antara umur 17-23
bulan
* Anak laki-laki lebih sering mengalami kejang
demam
KLASIFIKASI
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure)
2. Kejang demam kompleks (Complex Febrile Seizure)
Kejang Demam Sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15
menit, umum, tonik dan atau klonik, umumnya akan
berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam
waktu 24 jam
Kejang Demam Komplek
Kejang demam dengan ciri (salah satu dibawah ini):
1. Kejang Lama >15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
KETERANGAN:

● Kejang lama: > 15 menit atau kejang lebih 2 kali dan tidak
sadar diantara bangkitan (8% kejang demam)
● Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahulu kejang parsial
● Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1
hari, diantara 2 bangkitan kejang anak sadar (16% kejang
demam)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan laboratorium rutin tidak
dianjurkan, dan dapat dikerjakan untuk
mengevaluasi sumber infeksi atau
mencari penyebab, seperti darah perifer,
elektrolit dan gula darah (level II-2 dan level III
rekomendasi D)
- Foto X-ray kepala, CT Scan, MRI jarang
dikerjakan, tidak rutin dan atas indikasi
PUNGSI LUMBAL
Untuk menegakan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis
Resiko terjadinya meningitis bakterialis 0,6-6,7 %
Pada bayi manifestasi meningitis bakterialis tdk jelas, krn itu LP
dianjurkan pada :
1. Bayi < 12 bl : sangat dianjurkan
2. Bayi 12-18 bln : dianjurkan
3. Bayi > 18 bln : tidak rutin
Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu LP
ELEKTROENSEFALOGRAFI
EEG tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau
memprediksi kemungkinan kejadian epilepsi pada
pasien kejang demam, karena itu tidak
direkomendasikan
EEG dpt dilakukan pada kejang demam tidak khas : mis
kejang demam kompleks pd anak usia > 6 thn atau
kejang demam fokal
PENCITRAAN

Foto X Ray kepala CT scan, MRI, jarang dikerjakan, tidak rutin dan
atas indikasi :

1. Kel neurologik fokal menetap ( hemiparesis )


2. Parese N VI
3. Papiledema
FAKTOR RESIKO BERULANGNYA KEJANG DEMAM
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 15 bulan
3. Temperatur rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

Bila semua ada, kemungkinan berulang 80 %


Bila tdk terdpt faktor tsb : 10-15 %
Kemungkinan berulang terbesar pada tahun pertama
PENATALAKSANAAN KEJANG
Datang dalam keadaan kejang berikan diazepam iv 0,3-0,5 mg/kgbb
kecepatan 1-2 mg/mnt atau lebih 2 mnt
dosis maksmal 20 mg
Diazepam rektal 0,5 -0,75 mg/kgbb atau
5 mg bila BB < 10 kg
10 mg bila BB > 10 kg atau
5 mg bila umur < 3 thn
7,5 mg bila umur > 3 thn
Bila kejang tidak berhenti ulangi diazepam dengan cara dan dosis yg sama interval
5 menit
Bila 2 x diazepam perektal masih kejang, anjurkan ke RS,
bisa diberikan jalur IV 0,3-0,5 mg/kg
Bila kejang tidak berhenti beri fenitoin iv
dosis awal 10-20 mg/kgbb/kali
dg kecepatan 1 mg/kgbb/mnt atau < 50 mg/mnt
Bila kejang stop : dosis selanjutnya 4-8 mg/kg/hari yaitu 12 jam setelah dosis awal
Bila masih kejang, rawat diruang rawat intensif
PEMBERIAN OBAT PADA SAAT DEMAM

ANTIPIRETIK
Antipiretik dianjurkan saat demam
Asetaminofen 10-15 mg/kg/ kali 4-5 kali/hari
Ibuprofen 5-10 mg/kg / kali 3-4 kali/hari

Parasetamol 10 mg/kg sama efektifnya dengan ibuprofen 5 mg/kg


dalam menurunkan suhu tubuh

ANTIKONVULSAN
Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg / 8 jam saat demam menurunkan
resiko berulangnya kejang, juga diazepam rektal 0,5 mg/kg/ 8
jam pada saat demam
PEMBERIAN OBAT RUMAT

Fenobarbital atau as. Valproat setiap hari efektif menurunkan resiko


berulangnya kejang.
Profilaksis terus menerus diberikan dalam jangka pendek, kecuali pada
kasus yang sangat selektif.
Fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan prilaku dan
kesulitan belajar (40-50%).
Asam valproat dapat menyebabkan hepatitis namun insidensnya kecil.
Dosis asam valproat 15-40 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam
menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu):
1.Kejang lama > 15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau
sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd,
Cerebral Palsy, retardasi mental, hidrosefalus
3.Kejang fokal
4.Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
Kejang demam > 4 kali pertahun

Lama Pengobatan Rumat

Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas


kejang, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan
EDUKASI PADA ORANG TUA
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan Pada
saat kejang orang tua beranggapan anaknya telah
meninggal. Kecemasan ini harus dikurangi dengan
cara:
1. Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya ringan
2. Memberikan cara penanganan kejang
3. Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali
4. Terapi memang efektif mencegah rekurensi tetapi
mempunyai efek samping
5. Tidak ada bukti bahwa terapi akan mengurangi
kejadian epilepsi
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIKERJAKAN,
BILA KEMBALI KEJANG

1. Tetap tenang dan tidak panik


2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar
leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang, dengan
kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk
kejang
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila
kejang telah berhenti
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit
atau lebih

Anda mungkin juga menyukai