Anda di halaman 1dari 5

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

VOLUME 11 No. 02 Juni l 2008 Halaman 44 - 48


Dumilah Ayuningtyas: Kotak Hitam Sistem Penetapan Kebijakan
Makalah Kebijakan

KOTAK HITAM SISTEM PENETAPAN KEBIJAKAN DAN FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHINYA
BLACK BOX OF POLICY-MAKING SYSTEM AND ITS INFLUENCING FACTORS

Dumilah Ayuningtyas
Departemen Administrasi dan kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok

ABSTRACT PENGANTAR
A policy can be manifested in statement, action, regulation, Pertanyaan-pertanyaan seperti : ”Apakah
and law as decision result about how to implement something.
Policy decision in health sector is a related system of the
kekuasaan mempengaruhi pembuatan kebijakan
surrounding condition such social factors, politic, economy, kesehatan” atau ”Apakah kebijakan kesehatan adalah
history, and other factor that influenced. There is a circuit of sesuatu yang bersifat rasional atau politis” serta
component, process, resources allocation, actor, and authority adakah kaitan antara kebijakan kesehatan dengan
that play role in policy-making. Therefore the result policy is
such a product of elite interaction in every detail of that policy-
sistem politik di suatu negara?” menjadi bahasan
making including attraction of interests between the actors, penting dalam memahami sistem penetapan
authority interaction, resources allocation, and bargaining kebijakan, peran stakeholder atau aktor serta kotak
position on involved elites. Policy-making system cannot avoid hitam (black box) dalam proses pengambilan
from individual or certain group effort which endeavor to
influence the decision makers so as to cause a policy more
keputusannya
benefited for their side. There are factors that influencing Penentuan kebijakan di bidang kesehatan
individual politic behavior of actor either external (social politic memang merupakan sebuah sistem yang tidak lepas
environment) or internal (personality, behavior, value, interest). dari keadaan di sekitarnya yaitu semua faktor-faktor
Keywords : health policy, policy making process as a system,
sosial, politik, ekonomi, sejarah dan pengaruh faktor
black box in policy making process lainnya. Selain itu komponen, proses, alokasi
sumber daya, aktor dan kekuasaan merupakan
faktor yang berperan pada penetapan kebijakan
ABSTRAK
sebagai sebuah sistem.1 Oleh karena itu, kebijakan
Kebijakan dapat dimanifestasikan dalam pernyataan, tindakan,
peraturan dan juga hukum sebagai hasil dari keputusan tentang yang dihasilkan merupakan produk dari serangkaian
bagaimana cara melaksanakan sesuatu. Penentuan kebijakan interaksi elit kunci dalam setiap detil proses
di bidang kesehatan merupakan sebuah sistem yang tidak pembuatan kebijakan termasuk tarik-menarik
lepas dari keadaan di sekitarnya yaitu semua faktor-faktor
kepentingan antara aktor, interaksi kekuasaan,
sosial, politik, ekonomi, sejarah dan pengaruh faktor lainnya
Ada serangkaian komponen, proses, alokasi sumber daya, alokasi sumber daya dan bargaining position di
aktor dan kekuasaan yang berperan di penetapan kebijakan. antara elit yang terlibat.1
Oleh karena itu kebijakan yang dihasilkan merupakan produk Proses pembentukan kebijakan tidak dapat
dari serangkaian interaksi elit kunci dalam setiap detil proses
menghindar dari upaya individual atau kelompok
pembuatan kebijakan tersebut termasuk tarik-menarik
kepentingan antara aktor, interaksi kekuasaan, alokasi sumber tertentu yang berusaha mempengaruhi para
daya dan bargaining position diantara elit yang terlibat. Proses pengambil keputusan agar suatu kebijakan dapat
pembentukan kebijakan tidak dapat menghindar dari upaya lebih menguntungkan pihaknya. Semua itu,
individual atau kelompok tertentu yang berusaha mempengaruhi
merupakan manifestasi dari kekuatan politik (power)
para pengambil keputusan agar suatu kebijakan dapat lebih
menguntungkan pihaknya. Ada faktor-faktor yang untuk mempertahankan stabilitas dan kepentingan
mempengaruhi perilaku politik individu aktor baik eksternal masing-masing aktor. Bahkan tak jarang terjadi pula
(lingkungan sosial politik) ataupun internal (kepribadian, perilaku, intervensi kekuasaan dan tarik-menarik kepentingan
nilai, interes)
politis dari pemegang kekuasaan atau aktor yang
Kata kunci : kebijakan kesehatansistem penetapan kebijakan, memiliki pengaruh dalam posisi politik.2
kotak hitam dalam pengambilan kebijakan

44 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 2 Juni 2008


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Kebijakan Kesehatan dan Sistem Politik yang Penetapan Kebijakan Kesehatan Sebagai
Berlaku di Suatu Negara Sistem (Model Easton)
Contoh menarik dalam pernyataan di atas antara Ada serangkaian komponen, proses, alokasi
lain adalah amat berbedanya status kesehatan sumber daya, aktor dan kekuasaan yang berperan
masyarakat di perkotaan dengan pedesaan. Sebagai di penetapan kebijakan sebagai sebuah sistem.5 Tak
contoh ekstrim yaitu perbedaan kesehatan antara satu pun proses pembentukan kebijakan dapat
kaum kulit hitam dan kulit putih di negara di Afrika menghindar dari upaya individual atau upaya
Selatan yang menganut politik Apharteid dapat kelompok tertentu yang berusaha mempengaruhi
menjadi bukti penjelas. Pelayanan kesehatan para pengambil keputusan agar suatu kebijakan
merupakan alat yang digunakan pemerintah untuk dapat lebih menguntungkan pihaknya. Rekonsiliasi
menjalankan politik Apertheid. Dalam masa tersebut terhadap berbagai kepentingan (interest) dan
tidak setiap rakyat mendapatkan akses yang sama permintaan (demands) yang saling berbeda untuk
dalam pelayanan kesehatan. Dampaknya terlihat mencapai atau mempertahankan stabilitas dan
pada situasi kesehatan yang berbeda di antara cohesiveness dalam posisi tawar-menawar,
kedua golongan tersebut. Pada tahun 1985, angka penetapan otoritas mengalokasi dan alasan alokasi
kematian bayi (AKB) warga kulit hitamnya 61 per sering terjadi dalam proses yang dikenal sebagai
1000 orang sementara angka kematian warga kulit Black Box of Policy Making. Penetapan kebijakan
putih adalah 9.3 per 1000 orang. Ketidakmerataan tidak selalu merupakan hasil dari proses sendiri.
dan ketidakadilan distribusi sarana dan tenaga Kebijakan yang dihasilkan merupakan produk dari
kesehatan di kota besar dan desa terpencil, antara serangkaian interaksi yang dilakukan oleh aktor
negara maju dan terbelakang, sementara justru amat kunci dalam setiap detil proses pembuatan kebijakan
merata gambaran status kesehatan di Kuba yang tersebut.5 Secara sederhana konsep penetapan
menganut paham komunisme adalah ilustrasi kebijakan sebagai sebuah sistem digambarkan oleh
tentang politik kebijakan kesehatan. Dari Easton,1972 dalam pendekatan Model Sistem
perbandingan kasus di atas, Walt3 menyimpulkan Easton (Diagram 1).
bahwa kebijakan kesehatan dan pada gilirannya Untuk mengubah tuntutan tersebut menjadi
status kesehatan dari sebuah negara merupakan sebuah kebijakan, suatu sistem harus mampu
cerminan dari sistem politik yang ada pada negara mengatur penyelesaian-penyelesaian pertentangan
tersebut. atau konflik dan memberlakukan penyelesaian-
Rangkuman berikut dapat memperlihatkan penyelesaian. Hal ini dikarenakan suatu sistem
dengan jelas bagaimana kebijakan atau model dibangun berdasarkan elemen-elemen yang
pelayanan kesehatan di suatu negara memperkuat mendukung sistem tersebut dan bergantung pada
pandangan Gill Walt di atas, akan dipengaruhi oleh interaksi antar berbagai subsistem, maka suatu
sistem politik yang berlaku di negara tersebut4: sistem akan melindungi dirinya melalui tiga hal, yaitu:

Diagram 1. Model Sistem Easton

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 2 Juni 2008 l 45


Dumilah Ayuningtyas: Kotak Hitam Sistem Penetapan Kebijakan

1) menghasilkan output yang secara layak karakter yang mempengaruhi respon seseorang,
memuaskan, 2) menyandarkan diri pada ikatan-ikatan namun tidak di setiap situasi, contoh kejujuran,
yang berakar dalam sistem itu sendiri, dan 3) sedangkan secondary traits adalah karakter yang
menggunakan atau mengancam dengan paling tidak penting dan jarang mempengaruhi
menggunakan kekuatan (otoritas).5 perilaku.
Itu sebabnya cukup banyak kajian yang
Aktor Penetap Kebijakan dan Faktor-Faktor mengkaitkan produk kebijakan dalam sebuah sistem
Internal Eksternal politik dengan pendekatan behavioralisme yang
Aktor-aktor atau pemeran dalam proses memandang politik dari segi apa adanya (what it is)
perumusan kebijakan merupakan bagian penting yang berupaya menjelaskan mengapa gejala politik
yang terintegrasi dalam sistem. Banyak hal yang tertentu terjadi seperti itu, dan kalau mungkin
akan mempengaruhi para aktor ini untuk memperkirakan juga gejala politik apa yang akan
memutuskan arah kebijakan yang ada. Tekanan- terjadi. Konsep black box dalam proses pengambilan
tekanan sosial dan politik, kondisi-kondisi ekonomi, keputusan sesungguhnya dapat dilihat sebagai
persyaratan-persyaratan prosedural, komitmen- gambaran pola perilaku manusia menyangkut aspek
komitmen sebelumnya, waktu yang terbatas behavioralisme lainnya yaitu berupa kekuasaan,
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi konflik, dan fungsionalisme.6 Secara singkat faktor-
pembuat keputusan. Pentingnya pemahaman faktor tersebut dianggap pula sebagai penentu
terhadap faktor kepribadian aktor atau penetap dan partisipasi politik.7
pelaku kebijakan karena kepribadian adalah suatu Model yang menyampaikan tentang faktor-faktor
atribusi konstitutif yang bersifat relatif menetap yang yang mempengaruhi perilaku politik individu aktor
akan mempengaruhi keyakinan, sikap dan aktivitas politik yang merupakan kombinasi ketiga
politik termasuk proses pengambilan keputusan/ pendekatan tersebut8: 1) lingkungan sosial politik
kebijakan. Atribusi konstitutif mencakup trait dan tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi,
motif yang berinteraksi dengan faktor lingkungan sistem budaya, dan media massa; 2) lingkungan
(latar budaya dan sosialisasi) dan akan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan
mempengaruhi tingkah laku seorang policy maker. membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga,
Walaupun kepribadian ” bukan menjadi satu-satunya agama, sekolah, dan kelompok pergaulan. Dari
penentu” dalam perilaku politik atau produksi lingkungan sosial politik langsung seorang aktor
kebijakan, tetapi kondisi personal seseorang: yang mengalami sosialisasi dan internalisasi nilai dan
meningkat sampai derajat tertentu yang sesuai norma masyarakat, termasuk nilai dan norma
lingkungan, bervariasi tergantung dari kekuatan dan kehidupan bernegara, dan pengalaman-pengalaman
kelemahan serta lokasi/posisi aktor politik dalam hidup pada umumnya. Lingkungan langsung
lingkungan tersebut dapat menjadi faktor yang dipengaruhi lingkungan tidak langsung; 3) struktur
berperan amat penting dalam penetapan kebijakan. kepribadian yang tercermin dalam sikap individu.
Ketika seseorang memiliki kekuasaan karena Untuk memahaminya, terdapat tiga basis fungsional
posisinya di dalam sistem penetapan kebijakan dan sikap yaitu a. kepentingan, penilaian seseorang
berada pada situasi yang memungkinkannya terhadap suatu objek ditentukan oleh minat dan
menggunakan kekuasaan tersebut untuk kebutuhan atas objek tersebut, b. penyesuaian diri,
mempengaruhi kebijakan, maka kepribadian orang penilaian seseorang terhadap suatu objek
tersebut akan berpengaruh pada produk kebijakan dipengaruhi oleh keinginan untuk sesuai atau selaras
yang dikeluarkan. Motif adalah aspek kepribadian dengan objek tersebut, c. eksternalisasi dan
yang berkaitan dengan tujuan dan perilaku pertahanan diri, penilaian seseorang terhadap suatu
pencapaian tujuan. “Motives enegize, direct, and objek dipengaruhi oleh keinginan untuk mengatasi
select behavior”, sedangkan Traits adalah konflik batin atau tekanan fisik yang mungkin
karakteristik personal yang stabil dalam waktu lama berwujud mekanisme pertahanan diri dan
dan dalam situasi yang berbeda-beda. Contoh eksternalisasi diri, seperti proyeksi, idealisasi,
bagaimana Traits seorang aktor penetap atau pelaku rasinalisasi, dan identifikasi dengan agressor. 4).
kebijakan dapat mempengaruhi proses formulasi Faktor lingkungan sosial politik langsung berupa
kebijakan dikemukakan oleh Allport dengan konsep situasi yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor
pembagian Traits sebagai (1937, 1961, 1968) yaitu secara langsung ketika hendak melakukan suatu
masing-masing adalah cardinal traits: karakter yang kegiatan, seperti cuaca, keadaan keluarga, keadaan
sangat penting dan mendominasi kehidupan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan
seseorang, misal otoriter ataupun central traits ancaman dengan segala bentuknya. Apabila faktor

46 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 2 Juni 2008


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

sikap yang menonjol maka faktor situasi yang kurang pembuat keputusan politik tidak hanya dipengaruhi
mengedepan maka faktor sikap yang kurang oleh perhitungan-perhitungan keuntungan,
menonjol. organisasi-organisasi atau pribadi, namun para
Dalam formulasi pendekatan lain bagaimana pembuat keputusan mungkin bertindak dengan baik
nilai, kepribadian dan perilaku mempengaruhi proses atas dasar persepsi mereka tentang kepentingan
penetapan kebijakan disampaikan oleh filsuf masyarakat atau kepercayaan-kepercayaan
Perancis, De Tracy pada tahun 1796. De Tracy mengenai apa yang merupakan kebijakan publik
mendefinisikan ideologi sebagai ilmu tentang pikiran secara moral benar atau pantas. Seorang anggota
manusia yang dapat mampu menunjukkan arah yang legislatif memberikan dukungan pada undang-undang
benar bagi masa depan.9 Namun ideologi dapat hak sipil karena ia berpendapat bahwa tindakannya
didefinisikan sebagai tingkah laku politik. Ideologi secara moral benar meskipun akan berhadapan
tersusun dari komponen nilai, kepentingan dan pilihan dengan risiko politik.
(values, interest and preferences) yang saling
berkaitan bahkan seringkali tumpang-tindih. Ideologi PENUTUP
merupakan kombinasi atribut-atribut ini, kadang- Diskursus tentang mengapa muncul kebijakan
kadang koheren dan kadang-kadang tidak. Pilihan yang tak secara pasti diketahui proses penetapannya
dapat diubah menjadi kepentingan dan kepentingan atau pula anggapan adanya kebijakan yang lahir
menjadi nilai atau pilihan dapat ditingkatkan kepada dengan tak berdasarkan pada kebutuhan prioritas
status nilai untuk mencapai kepentingan.10 James masyarakat atau dasar pertimbangan rasional dapat
Anderson 11 , meringkas nilai-nilai yang dapat dipahami antara lain dengan teori sistem penetapan
membantu dalam mengarahkan perilaku para kebijakan. Sebuah sistem yang dipengaruhi oleh
pembuat keputusan ke dalam empat kategori, yaitu: faktor-faktor sosial, politik, ekonomi, sejarah dan
a) Nilai – nilai politik, pembuat keputusan (decision faktor eksternal lainnya tak terkecuali pula faktor
maker) mungkin menilai alternatif-alternatif kebijakan internal yang mempengaruhi para aktor, stakeholder
berdasarkan pada kepentingan partai politiknya atau penentu kebijakan yaitu nilai-nilai, kepentingan,
beserta kelompoknya. Keputusan yang dibuat juga pilihan-pilhan dipengaruhi oleh perilaku dan
didasarkan pada keuntungan politik dengan kepribadian mereka. Kesemuanya akan berperan
dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan- signifikan dalam proses pembuatan kebijakan hingga
tujuan partai dan tujuan-tujuan kelompok memungkinkan terjadinya tarik-menarik kepentingan
kepentingan. Para ilmuwan politik sering antara aktor, interaksi kekuasaan, alokasi sumber
menggunakan perspektif ini dalam mempelajari dan daya dan bargaining position di antara pelaku yang
menilai pembentukan kebijakan. b) Nilai-nilai terlibat dalam sebuah kotak hitam penetapan
organisasi, para pembuat keputusan, khususnya kebijakan.
para birokrat mungkin dipengaruhi pula oleh nilai-
nilai organisasi. Organisasi-organisasi seperti badan- KEPUSTAKAAN
badan administratif mengunakan banyak imbalan 1. Carol Barker, The Health Care Policy Process,
(reward) dan sanksi dalam usahanya untuk Sage Publications Ltd, London. 1996:16
mempengaruhi anggota-anggotanya menerima dan 2. Livingstone, Churchill. Health Policy,
bertindak atas dasar nilai-nilai organisasi yang telah Development, Implementation and evaluation in
ditentukan. Seberapa jauh hal ini terjadi, keputusan- Australia). ed. Heather Gardner. Longman
keputusan individu mungkin diarahkan oleh Chesire Pty Limited. Australia. 1993.
pertimbangan-pertimbangan semacam keinginan- 3. Gill Walt, Health Policy: An Introduction Process
keinginan untuk melihat organisasi bisa hidup terus, and Power Zed Books Ltd, London. 1994:10-
untuk mempertahankan kekuasaan dan hak-hak 20.
istimewanya. c) Nilai-nilai pribadi, usaha untuk 4. Tim Peneliti PSIK, Negara Kesejahteraan dan
melindungi dan mengembangkan kepentingan Globalisasi, Pengembangan Kebijakan dan
ekonomi, reputasi atau kedudukan sejarah Perbandingan Pengalaman. Universitas
seseorang mungkin pula kriteria keputusan. Seorang Paramadina, Jakarta. 2008:108.
pengambil kebijakan atau politisi yang menerima 5. David Easton, Analisis Sistem Politik dalam
suap untuk membuat keputusan tertentu, seperti Mohtar Mas’oed dan Colin MacAndrews,
pemberian lisensi atau kontrak menjadi contoh nyata Perbandingan Sistem Politik , Gadjah Mada
bagaimana nilai-nilai pribadi mempengaruhi proses University Press, Yogyakarta. 2001 5-6.
pembuatan keputusan. d) Nilai-nilai kebijakan, para 6. Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik.
Gramedia, Jakarta. 1992: 8-9.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 2 Juni 2008 l 47


Dumilah Ayuningtyas: Kotak Hitam Sistem Penetapan Kebijakan

7. Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. 10. David E Apter, Introduction to Political Analysis,
Gramedia, Jakarta. 1992:16-7. Prentice Hall. Winthtop Publisher, Amerika
8. Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Serikat. 1978:236-7.
Gramedia, Jakarta.1992:132-3. 11. James Anderson, Public Policy Making. Second
9. Roger Eatwell dan Anthony Wright (Ed.), edition: Holt, Renehart and Winston, New York.
Ideologi Politik Kontemporer, Penerbit Jendela, 1969:13-5.
Yogyakarta. 2004: 5.

48 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 2 Juni 2008

Anda mungkin juga menyukai