1. The health triangel/segitiga kebijakan, gambarkan dan jelaksan teori itu
kemudian beri contoh tentang kesehatan gratis di sulawesi selatan (hal 8)
Konteks
Jawaban:
Triangel kebijakan tersebut merupakan pendekatan yang digunakan dalam
kebijakan kesehatan yaitu mengkaji dan memahami kebijakan tertentu serta
menerapkannya untuk merencanakan suatu kebijakan khusus.
a. Context
Konteks mengacu ke factor sistematis yaitu politik, ekonomi, social, national
dan internasional yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan kesehatan.
Contoh konteks penerapan kebijakan kesehatan gratis di Sulawesi Selatan
dimana pemerintah (Gubernur Sulsel) melihat kondisi masyarakat yang sulit
mengakses pelayanan kesehatan dari segi biaya. Sehingaa dengan melihat konteks
tersebut dikeluarkan kebijakan kesehatan gratis agar masyarakat miskin
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar di tempat pelayanan kesehatan yang ada
di Sulawesi Selatan.
b. Proces
Proses mengacu kepada cara bagaimana kebijakan dimulai, dikembangkan
atau disusun, dinegoisasi, dikomunikasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dalam
melaksanakan kebijakan atau peraturan yang telah disahkan oleh lembaga eksekutif
maupun legislative untuk mempermudah pelaksanaan kebijakan
Contoh: Program kesehatan gratis di Provinsi Sulawesi Selatan sudah
berjalan selama tiga tahun. Mulai dari tahun 2008, 2009, 2010. Hingga pada tahun
2011, berdasarkan kesepakatan dari berbagai instansi. Dinas kesehatan,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota program kesehatan gratis
akan dialihkan ke pihak ketiga di bawah naungan PT. Askes. Dalam proses tersebut
berlangsung proses untuk menghasilkan peraturan sampai kepada pelaksanaan
kebijakan
a. Pluralisme merupakan kelompok yang paling dominan dari dari pemikiran teoritis
dalam pembagian kekuasaan dalam demokrasi liberal.Tidak ada satu kelompok
yang memiliki kekuasaan mutlak serta Negara berwenang untuk memutuskan siapa
yang berhak terhadap kelompok yang memiliki kepentingan dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan.
b. Pilihan Rakyat menyatakan bahwa Negara sendiri merupakan suatu kelompok
berkepentingan
c. Elitisme menyataka bahwa kebijakan didominasi oleh minoritas istimewa yaitu
kekuasaan yang didasarkan atas kekayaan, hubungan keluarga, keahlian teknis,
atau lembaga.
3. Aktor dalam penyusunan kebijakan tersebut, ada beberpa teori dalam pengambilan
keputusan; model rasional, model incremental dan mixed scanning. Ketiga model
pengambilan tersebut mana yang cocok dalam konteks kesehatan gratis di sulsel
(hal 40)
Jawaban:
a. Model Rasional
Model rasional melibatkan pemilihan diantara pilihan-pilihan yang berlaku
yang paling memungkinkan dalam pencapaian tujuan secara objektif. Untuk
mencapai hasil yang diinginkan, para pengambil keputusan harus melalui beberapa
langkah secara logis yaitu:
1) Para pengambil keputusan perlu mengidentifikasi sebuah masalah yang perlu
dipecahkan.
2) Tujuan-tujuan, nilai-nilai dan objektifitas para pembuat keputusan perlu diklarifikasi
dan diskala prioritaskan.
3) Para pengambil keputusan membuat daftar semua daftar strategi alternative untuk
mencapai tujuan mereka.
5. Suatu masalah publik yang masuk agenda setting yg dibicarakan pemerintah,
ada dua teori hall model dan kingdom model, coba jelaskan kedua teori itu dan
berikan contoh di bidang kesehatan. Apa peran pemerintah dan media massa
sebagai egent setter (65)
Jawaban:
a. Model Hall: keabsahan, kelayakan dan dukungan
Pendekatan ini menyatakan bahwa sebuah pokok persoalan dan
kemungkinan responnya akan masuk dalam agenda pemerintah hanya ketika pokok
persoalan beserta respons tersebut memiliki keabsahan, kelayakan dan dukungan
yang tinggi. (Hall et al., 1975).
Keabsahan merupakan karakteristik pokok persoalan yang dipercayai
pemerintah sebagai sesuatu yang harus mereka pedulikan dan sesuatu di mana
mereka berhak atau bahkan berkewajiban untuk campur tangan. Pada satu titik
tertentu, sebagian besar anggota masyarakat, baik dulu maupun sekarang berharap
bahwa pemerintah akan terus menegakkan hukum tata tertib dan mempertahankan
negara dari segala bentuk serangan. Hal ini akan diterima secara luas sebagai
kegiatan negara yang sah.
Kelayakan mengacu pada kemungkinan untuk menerapkan kebijakan.
Kelayakan didefinisikan sebagai pengetahuan teknis dan teoritis umum, sumber
daya, ketersediaan staf ahli, kemampuan administrasi dan keberadaan infrastruktur
pemerintah. Mungkin akan ada keterbatasan teknologi, keuangan atau tenaga kerja
yang menyebabkan suatu kebijakan tertentu tidak bisa diterapkan, tidak peduli
bagaimanapun layaknya kebijakan tersebut.
Dukungan mengacu pada pokok persoalan yang menyangkut dukungan
masyarakat terhadap pemerintah yang sulit dipahami namun penting, setidaknya
menyangkut pokok persoalan yang sedang dibicarakan. Jelaslah bahwa,
dibandingkan dengan pemerintahan demokratis, rezim yang lebih otoriter dan tidak
terpilih melalui pemilihan umum tidak bergantung pada dukungan masyarakat.
Namun demikian, bahkan diktator sekalipun harus memastikan bahwa ada
dukungan terhadap kebijakan‐kebijakan mereka dari kelompok‐kelompok kunci,
seperti pada angkatan bersenjata. Apabila tidak ada dukungan atau apabila
ketidakpuasan terhadap pemerintah secara keseluruhan sangat tinggi, akan sangat
sulit bagi sebuah pemerintahan untuk memasukkan suatu pokok permasalahan
dalam agenda dan melakukan apapun.
Jadi model Hall adalah bahwa pemerintah akan memperkirakan apakah
sebuah pokok persoalan ada pada titik terjauh atau terdekat dari ketiga garis
kesatuan keabsahan, kelayakan dan dukungan.
Contoh di bidang kesehatan diberlakukannya undang-undang BPJS yang
memberikan kepastian perlindungan kesehatan kepada masyarakat.
7. Jelaksan apa yang dimaksud dengan interest group “kelompok kepentingan”
ada dua yaitu sectional group dan cause group. Berikan contoh dalam konteks
indonesia dan apa fungsi interest group?
Jawaban:
Interest Goup adalah Orang atau organisasi yang bergabung bersama serta tetap
berusaha mempengaruhi proses pembuatan kebijakan guna mencapai tujuan
tertentu.
8. Dalam proses implementasi kebijakan dikenal istilah top down dan botton up
atau sintesa, Coba jelaskan UU no.36 menggunakan model kebijakan yang
mana?
Jawaban:
a. PendekatanTop Down
Pendekatan ‘top‐down’ untuk memahami implementasi kebijakan berkaitan
erat dengan model rasional dari seluruh proses kebijakan, yang melihatnya sebagai
suatu urutan kegiatan yang linier di mana ada suatu pembagian yang jelas antara
formulasi kebijakan dan eksekusi kebijakan. Kebijakan secara Top-Down yaitu
aturan secara nasional yang kemudian dijabarkan kedalam betuk peraturan
pemerintah pusat, daerah propinsi dan kabupaten/kota.
Kebijakan Top Down merupakan Kebijakan‐kebijakan yang disusun di tingkat
nasional atau internasional harus dikomunikasikan hingga tingkat bawah misalnya:
MDGs yang disusuk oleh WHO yang kemudian dijabarkan kedalam bentuk program
pemerintah sebagai bentuk target yang akan dicapai dan dibuat regulasi tentang hal
tersebut.
c. Sintesa
Implementasi kebijakan berdasarkan pendekatan sintesa dimana
menggabungkan kedua pendekatan di atas yaitu Top Down dan Botton Up. Artinya
proses implementasi kebijakan bisa saja dimulai dari skala internasional atau
nasional kemudian di komunikasikan ke tingkat bawah atau daerah atau bahkan
sebaliknya dari daerah yang kemudian menjadi acuan implementasi tingkat nasional.