Fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul2 dengan jarak pisah yang cukup besar untuk gas
dan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair. Molekul2 tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi,
melainkan zat-zat tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang lainnya.
Contoh fluida
Beriktu ini adalah contoh-contoh fluida diabtaranya adalah : Minyak peluma, Susu dan air,
Udara, Gas, Cairan.
Fluida di bagi menjadi2 bagian di antaranya adalah
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1.MASSA JENIS
massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis
yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
dengan:
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)
Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012
2.TEGANGAN PERMUKAAN
tegangan permukaan adalah kec enderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3.KAPILARISASI
kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang
berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang
berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk
cembung disebut meniskus cembung.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-
hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
4.VISKOSITAS
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun
tegangan
Tekanan Hidrostatis
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan
dibagi luas permukaan bidang tersebut. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di
bawah air.
Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
b. Tekanan Atmosfer dan Tekanan Ukur
Tekanan Atmosfer diakibatkan oleh berat udara di atas kita. Nilai dan Satuan SI untuk
tekanan atmosfer itu adalah:
Po = 1,01 x 10 N/m
Dalam beberapa kasus, kita kadang mengukur tekanan udara dalam benda tertentu dengan
menghitung selisih tekanannya dengan tekanan udara luar (tekanan atmosfer)
ph = ρ
gh
dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Prinsip Pascal
Prinsip Pascal atau sering disebut hukum pascal ditemukan oleh seorang filsuf dan ilmuwan Perancis,
Blaise Pascal, yang menyatakan bahwa:
Tekanan yang diberikan pada fluida dalam ruang tertutup akan diteruskan kesegala arah dengan sama
besar.
Salah satu penerapan hukum Pascal adalah pengangkatan hidrolik. Oleh karena tekanan pada kedua piston
pengangkatan hidrolik sama besar, maka berlaku:
F1/A1 = F2/A2
Hukum Archimedes
Jika benda dicelupkan ke dalam air, zat cair memberikan gaya angkat pada benda itu. Gaya ini
menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang.
Secara matematis, hukum Archimedes dirumuskan sebagai:
D engan FA adalah gaya apung (gaya Archimedes), rho adalah massa jenis fluida, dan V1 adalah volume
benda yang tercelup.
Ada 3 keadaan benda dalam zat cair, yaitu terapung, melayang, dan tenggelam. Dengan menggunakan
hukum I Newton dan hukum Archimedes, kita dapat menentukan syarat benda terapung, melayang, dan
tenggelem.
Terapung
Benda dikatakan terapung apabila sebagian dari benda tercelup atau berada di bawah permukaan air,
sedangkan bagian yang lain berada di atas permukaan air. Volume benda yang tercelup V1 selalu lebih
kecil daripada volume benda Vb . Jadi, massa jenis benda yang terapung lebih kecil daripada massa jenis
fluida.
Melayang
Pada benda melayang, besarnya gaya Archimedes FA sama dengan berat benda w , akan tetapi volume
benda yang tercelup sama dengan volume benda Vb . Jadi, syarat benda melayang adalah massa jenis be
nda sama dengan massa jenis zat cair.
Tenggelam
Pada saat tenggelam, besar gaya Archimedes FA lebih kecil daripda berat benda mg. Dalam hal ini volume
benda yang tercelup V1 sama dengan volume benda Vb . Akan tetapi, benda bertumpu pada dasar bejana
sehingga ada gaya normal N sehingga berlaku :
Benda akan tenggelam dalam fluida jika massa jenis benda itu lebih besar
daripada massa jenis fluida .
Alat-alat pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di
antaranya sebagai berikut.
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)
Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di
sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :