Anda di halaman 1dari 16

Tugas Dasar Kebijakan Kesehatan

PROSES PERUMUSAN
KEBIJAKAN KESEHATAN
Kelompok 6:
Siti Anisa Mutmaina (23710049)
Dzul Hasan Walhusein (23710051)
Abdul Fathir (23710053)
Iin Wiranty (23710054)
Wa Ode Suci Cahyani (23710055)

Fakultas Kesehatan Masyarakat


UNIDAYAN BAUBAU
TAHAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN KESEHATAN

Dalam perumusan masalah ditemukan berbagai asumsi yang tersembunyi, me


diagnosa sebab akibat, memetakan tujuan, memadukan pandangan yang
bertentangan, dan merancang peluang. Ada beberapa tahapan yang dilakukan
dalam merumuskan suatu masalah kesehatan menjadi masalah kebijakan, di
antaranya adalah:

1. Pengenalan Masalah, terdiri atas:


- Timbulnya masalah kesehatan
- Situasi masalah kesehatan
- Meta masalah kesehatan
- Masalah substantif kesehatan
2. Pendefinisian masalah, pendefinisian masalah yang baik harus memenuhi beberapa
kriteria yang baik, antara lain:
- Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data obyektif dipisahkan dari
persepsi.

- Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.

- Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas untuk menghindari


pembuatan definisi yang tidak jelas.

- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya gap antara
das sollen dengan das sein.

- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas pihak-pihak yang


terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.

- Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar-samar.


3. Analisa masalah, terdiri atas:
- Analisis batas, yaitu memetakan masalah kesehatan melalui
snowballing sampling dari stakeholders.

- Analisis klasifikasi, yaitu mengklasifikasikan masalah kesehatan ke


dalam kategori-kategori tertentu untuk memudahkan analisis.

- Analisis hirarkhi, yaitu menyusun masalah kesehatan berdasarkan


sebab-sebab munculnya masalah.

- Brainstorming, yaitu melalui curah pendapat dari orang- orang yang


mengetahui kondisi / masalah kesehatan.

- Analisis perspektif ganda, yaitu memperoleh pandangan yang bervariasi


dari perspektif yang berbeda terhadap suatu masalah kesehatan.
4. Interpretasi Masalah: mengkaji sejauhmana kondisi atau situasi yang telah menimbulkan
kebutuhan atau ketidakpuasan pada sebagian besar masyarakat karena adanya
kesenjangan das sollen dengan das sein dan memiliki dampak yang luas yang sering
disebut sebagai masalah formal.

5. Perumusan tujuan dan sasaran yang akan dicapai

6. Pengidentifikasian variabel-variabel yang mempengaruhi masalah

7. Perhitungan dan penentuan biaya dan manfaat dari masalah yang akan diatasi

8. Perumusan masalah kebijakan kesehatan dengan baik


Model Formulasi Kebijakan Publik
Analisis kebijakan merupakan proses kognitif, sedangkan pembuatan kebijakan merupakan
proses politik. Dalam kondisi seperti ini, informasi yang dihasilkan dari suatu analisis
kebijakan belum tentu digunakan oleh pembuat kebijakan.

1. Model Institutional
Merupakan model tradisional karena model ini menganggap bahwa kebijakan merupakan
kegiatan institusi:
- Fokus pada struktur organisasi pemerintahan kegiatan politik
berpusat pada lembaga-lembaga pemerintah, antara lain:
lembaga Legislatif, lembaga Eksekutif, dan lembaga Yudikatif.

- Terdapat hubungan yang kuat antara kebijakan publik dengan


lembaga-lembaga tersebut.
- Secara sederhana bermakna bahwa tugas membuat dan melaksanakan
kebijakan publik adalah tugas pemerintah.

- Mendasarkan pada fungsi-fungsi lembaga pemerintah

- Masyarakat harus patuh, karena ada legitimasi politik dan berhak


memaksakan peraturan perundang-undangan tersebut.

- Undang-undang menetapkan struktur kelembagaan negara dalam


pembuatan kebijakan.

- Pemberian kekuasaan, checks and balance, otonomi daerah


memberikan nuansa pada kebijakan publik.
Gambar 1. Model Institutional
2. Model Elite-Massa
- Memandang administrator negara bukan sebagai abdi rakyat tetapi lebih
sebagai kelompok- kelompok kecil yang mapan.

- Kelompok elite bertugas membuat dan melaksanakan kebijakan (mampu


bertindak / berbuat) dalam suatu lingkungan yang ditandai dengan sikap massa yang
apatis dan pasif.

- Kebijakan publik mengalir dari atas ke bawah (dari golongan elite ke


golongan massa).

- Kebijakan publik merupakan perwujudan keinginan utama dan nilai-nilai


golongan elite yang berkuasa.
Gambar 2. Model Elite-massa
3. Model Kelompok
- Kebijakan Publik dipandang sebagai hasil keseimbangan kelompok

- Model kelompok mencerminkan keseimbangan yang tercapai dalam


perjuangan/ pertarungan antar kelompok

- Pembuatan kebijakan terlihat sebagai upaya untuk menanggapi tuntutan dari


berbagai kelompok kepentingan dengan cara bargaining, negoisasi dan kompromi.

- Tuntutan-tuntutan yang saling bersaing di antara kelompok-kelompok yang


berpengaruh dikelola. Hakikatnya adalah keseimbangan yang tercapai dalam
pertarungan antar kelompok dlm memperjuangkan kepentingan masing-masing.
- Keseimbangan ini ditentukan oleh pengaruh relatif dari kelompok kepentingan. Pengaruh kelompok
ditentukan oleh jumlah, kekayaan, kekuatan organisasi, kepemimpinan, akses terhadap pembuat kebijakan,
ikatan internal.

- Semua aktivitas politik berguna dalam hubungannya dengan percaturan kelompok Pembuat kebijakan
dipandang sebagai pemberi tanggapan terhadap tekanan kelompok.

- Kelompok kepentingan yang berpengaruh. Tingkat pengaruh kelompok ditentukan oleh jumlah anggota,
harta kekayaan, kekuatan organisasi, kepemimpinan, hubungan yang erat dengan para pembuat keputusan,
kohesi intern para anggota, dsb.

- Model kelompok dapat dipergunakan untuk menganalisis proses pembuatan PP: menelaah kelompok-
kelompok apakah yang saling berkompetisi utk mempengaruhi pembuatan PP & siapakah yang memiliki
pengaruh paling kuat terhadap keputusan yang dibuat.

- Pada tingkat implementasi, kompetisi antar kelompok juga merupakan salah satu faktor yang menentukan
efektifitas kebijakan dalam mencapai tujuan.
Gambar 3. Model Kelompok
4. Model Sistem Politik
- Teori sistem politik
Adalah sebuah teori yang menganggap kebijakan publik sebagai respons sistem politik
terhadap permintaan yang muncul dalam masyarakat lingkungannya. Input dari
lingkungan berupa permintaan (demands) dan dukungan (supports). Dukungan ini dapat
dalam bentuk kepatuhan terhagap hukum, membayar pajak, memilih dalam pemilu, dan
sebagainya. Selanjutnya, kebijakan (policy) dapat mempengaruhi masyarakat dan pada
gilirannya akan mempengaruhi permintaan baru terhadap para pembuat kebijakan.

- Sifat dari sistem


Terdiri dari banyak bagian-bagian, bagian-bagian itu saling-berinteraksi dan saling-
tergantung, sistem itu mempunyai perbatasan (boundaries) yang memisahkannya dari
lingkungannya yang juga terdiri dari sistem-sistem lain.
Gambar 3. Model Sistem Politik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai