Anda di halaman 1dari 3

1.

Aras Makro, aras ini disebut juga sebagai strategi sistem besar karena perubahannya
lebih terhadap lingkungan yang lebih luas seperti perumusan kebijakan, kampanye,
aksi sosial, dan pengorganisasian masyarakat. Aras ini juga memandang klien sebagai
orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan
juga untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
2. Perencanaan Sosial Perencanaan sosial disini menunjukkan pada proses pragmatis
untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah
sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan (buta
huruf), kesehatan masyarakat yang buruk dan lain-lain. Perencanaan sosial lebih
berorientasi pada “tujuan tugas”. Sistem klien perencanaan sosial umumnya adalah
kelompok- kelompok yang kurang beruntung atau kelompok rawan sosial ekonomi,
seperti para lanjut usia, orang cacat, janda, yatim piatu, wanita tuna susila, para
perencana sosial dipandang sebagai ahli (expert) dalam melakukan penelitian,
menganalisis masalah dan kebutuhan masyarakat serta dalam mengidentifikasi,
melaksanakan dan mengevaluasi program-program pelayanan kemanusiaan.
3. Aksi sosial Tujuan dan sasaran aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamentalis
dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian
kekuasaan (distribution of power), sumber (distribution of resources) dan
pengambilan keputusan (distribution of dicisi making) pendekatan aksi sosial didasari
suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang sering kali menjadi
korban ketidakadilan struktur. Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah
karena dilemahkan dan tidak berdaya karena tidak diberdayakan oleh kelompok elit
masyarakat yang menguasai sumber- sumber ekonomi, politik dan kemasyarakatan.
Aksi sosial berorientasi baik pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat
diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual
untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi,
kemerataan (equality) dan keadilan (equity).
4. Tahap-Tahap perumusan kebijakan

Suatu keputusan kebijakan mencakup tindakan oleh seorang pejabat atau lembaga resmi
untuk menyetujui, mengubah, atau menolak suatu alternative kebijakan yang dipilih. Dalam
bentuknya yang positif keputusan kebijakan bisa berupa penetapan undang-undang atau
dikeluarkannya perintah-perintah eksekutif.

A. Perumusan masalah (defening problem)


Untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik, maka masalah-masalah publik harus
dikenali dan didefinisikan dengan baik pula. Apakah pemecahan masalah tersebut
memuaskan atau tidak bergantung pada ketepatan masalah-masalah publik tersebut
dirumuskan. Rushefky secara eksplisit menyatakan bahwa kita sering gagal
menemukan pemecahan masalah yang tepat dibandingkan menemukan masalah yang
tepat.
B. Agenda kebijakan
Tidak semua masalah publik akan masuk agenda kebijakan. Suatu masalah untuk
masuk kedalam agenda kebijakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti
misalnya apakah masalah tersebut memiliki dampak yang besar bagi masyarakat dan
membutuhkan penanganan yang harus segera dilakukan? Masalah publik yang telah
masuk kedalam agenda kebijakan akan dibahas oleh perumus kebijakan, seperti
kalangan legislative (DPR), kalangan eksekutif (presiden dan para pembantunya),
agen-agen pemerintah dan mungkin juga kalangan yudikatif.
C. Pemilihan alternative kebijakan
Disini para perumus kebijakan akan berhadapan dengan alternative- alternative
pilihan kebijakan yang dapat diambil untuk memecahkan masalah tersebut. Pada
tahap ini perumus kebijakan akan dihadapkan pada pertarungan kepentingan
antarberbagai actor yang terlibat dalam perumusan kebijakan.
D. Penetapan kebijakan
Setelah salah satu dari sekian alternative kebijakan diputuskan diambil sebagai cara
untuk memecahkan masalah kebijakan, maka tahap paling akhir adalah menetapkan
kebijakan yang dipilih tersebut sehingga mempunyai kekuatan hokum yang mengikat.
Penetapan kebiijakan dapat berbentuk berupa undang-undang, yurisprudensi,
keputusan presiden, keputusan-keputusan mentri dan lain sebagainya.

5.Kampanye adalah sebuah tindakan dan usaha yang bertujuan mendapatkan pencapaian


dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang
terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam
suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan,
pembelokan pecapaian. Dalam sistem politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu
pada kampanye elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda
diputuskan.

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah.Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan

Anda mungkin juga menyukai