Anda di halaman 1dari 2

NAMA : YOSUA PANGALILA

KELAS : A/III
MK : KEBIJAKAN PUBLIK
TUGAS!!!
•Tugas buat review tentang sifat,kriteria,dan formulasi kebijakan
 Sifat Kebijakan
Sifat dari kebijakan itu sendiri.Berdasarkan sifat dari kebijakan(Anderson,J.E.,Public Policy
Making:AnIntroduction,Boston:Houghton Mifflin Company,2006) kebijakan publik dibagi
ke Dalam empat kategori,yaitu:
1.Kebijakan substantif dan prosedural. Kebijakan substantif adalah kebijakan mengenai apa
Yang ingin dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan substantif mengalokasikan keuntungan dan
Kerugian mau pun biaya dan manfaatnya langsung kepada masyarakat. Misalnya,UUSJSN.
Sebaliknya,kebijakan prosedural merupakan kebijakan yang berkaitan dengan bagaimana
Sesuatu akan dilakukan, atau siapa yang akan diberi kewenangan untuk mengambil tindakan.
Contoh kebijakan prosedural adalah undang-undang atau peraturan atau ketetapan yang
Mengatur mengenai pembentukan suatu badan administratif tertentu serta kewenangan dan
Proses yang dimilikinya. Misalnya,UUBPJS.
2.Kebijakan distributif, pengaturan(regulative), pengaturan sendiri(self-regulation),dan
Redistribusi. Kebijakan distributif adalah kebijakan dalam mengalokasikan pelayanan atau
Manfaat terhadap segmen tertentu dari masyarakat,yaitu individu, kelompok,
Perusahaan/lembaga atau masyarakat. Kebijakan distributif biasanya melibatkan penggunaan
Dana publik untuk membantu kelompok, masyarakat atau lembaga tertentu. Contohnya
adalah kebijakan terkait program Raskin. Kebijakan pengaturan/regulatif adalah kebijakan
yang memberlakukan larangan terhadap perilaku individu atau kelompok, membatasi
sekelompok individu dan lembaga, atau sebaliknya, memaksa jenis perilaku tertentu.
Biasanya kebijakan ini bersifat protektif atau mengatur kompetisi. Contohnya adalah
peraturan tentang perijinan atau lisensi. Kebijakan pengaturan sendiri adalah kebijakan yang
membatasi atau mengawasi terhadap suatu kelompok yang dilakukan dengan memberikan
kewenangan kepada kelompok tersebut untuk mengatur dirinya sendiri dalam rangka
melindungi atau mempromosikan kepentingan dari anggota kelompoknya. Kebijakan
redistributif adalah kebijakan atau program yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan dapat
mendistribusikan kekayaan, hak kepemilikan dan nilai-nilai yang lain diantara berbagai kelas
sosial masyarakat atau etnisitas di dalam masyarakat.
3.Kebijakan material dan simbolik. Kebijakan material adalah kebijakan yang memberikan
keuntungan sumber daya komplet pada kelompok sasaran. Sedangkan, kebijakan simbolis
Adalah kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran
4.Kebijakan yang melibatkan barang kolektif atau barang privast. Kebijakan public goods
adalah Kebijakan yang mengatur pemberian barang atau pelayanan publik. Sedangkan,
kebijakan Private goods adalah kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan
untuk pasar Bebas.
■ Kriteria Kebijakan
-efektivitas. Pada kegiatan evaluasi, penekanan kriteria ini terletak pada ke tercapaian hhasil
Apakah hasil yang diinginkan dari adanya suatu kebijakan sudah tercapai.
-efesiensi. Fokus dari kriteria ini adalah persoalan sumber daya, yakni seberapa banyak
Sumber daya yang dikeluarkan untuk mewujudkan hasil yang diinginkan.
-adekuasi (kecukupan). Kriteria ini lebih mempersoalkan kememadaian hasil kebijakan dalam
Mengatasi masalah kebijakan, atau seberapa jauh pencapaian hasil dapat memecahkan
Masalah kebijakan.
-kemerataan atau ekuitas. Kriteria ini menganalisis apakah biaya dan manfaat telah
Didistribusikan secara merata kepada kelompok masyarakat, khususmya kelompok-kelompok
Sasaran dan penerima manfaat.
-responsivitas. Kriteria ini lebih menyoal aspek kepuasan masyarakat khususnya kelompok
Sasaran, atas hasil kebijakan. Apakah hasil kebijakan yang dicapai telah memuaskan
kebutuhan Dan pilihan mereka atau tidak.
-ketepatan. Kriteria ketepatan ini menganalisis tentang kebergunaan hasil kebijakan, yakni
Apakah hasil yang telah dicapai benar-benar berguna bagi masyarakat khususnya kkelompo
Sasaran.
■ Formulasi Kebijakan
Perumusan/Formulasi Kebijakan merupakan pengembangan alternatif-alternatif kebijakan
Dalam menghadapi masalah-masalah didalam agen dapublik. Formulasi kebijakan terjadi di
Dalam birokrasi pemerintah, kantor kelompok-kelompok kepentingan, ruang komite legilatif,
Pertemuan komisi khusus,dan organisasi perencana kebijakan atau dikenal juga sebagai”think
Tanks”.P roses perumusan kebijakan tidak mengikuti aturan-aturanya yang definitif, karena
Masalah kebijakan itu sendiri sedemikian kompleks. Karena itu, perumusan kebijakan
Merupakan tahapan paling kritis dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam keadaan dimana
Data tidak memadai atau tidak tersedia, seperti kebanyakan dinegara-negara berkembang,
Maka para perumus kebijakan terpaksa menyandarkan diri sepenuhnya pada dugaan-dugaan,
Naluri, harapan ideologis, atau prasangka-prasangka. Sebaliknya, tersedia nya seperangkat
data Yang akurat dan dapat diandalkan seperti dinegara-negara maju, terbukti telah
meningkatkan kemampuan para perencana untuk merumuskan sejumlah pilihan alternatif
yang benar-benar Jitu. Dalam perumusan kebijakan, kemampuan untuk mengenali perbedaan
antara situasi Problematis, masalah kebijakan dan isu kebijakan sangat penting guna
memahami berbagai Cara bagaimana pengalaman sehari-hari diterjemahkan kedalam ketidak
sepakatan mengenai Arah tindakan pemerintah baik yang aktual maupun yang potensial.
Rumusan masalah sangat Dipengaruhi oleh asumsi-asumsi dari para pelaku kebijakan-
anggota parlemen, administrator, Pelaku bisnis dan kelompok-kelompok konsumen-sebagai
alat dalam memahami situasi Problematis. Jadi Proses Perumusan Kebijakan (Public Policy
Formulation) dapat dipahami sebagai Proses Pembuatan Suatu Kebijakan Publik. Proses yang
dimaksudkan adalah proses transformasi/pengubahan input menjadi out puts.

Anda mungkin juga menyukai