Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR KEBIJAKAN PUBLIK

PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK


• Public policy, yaitu suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama
yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap
pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya
yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh
lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi
• Kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh pemerintah :
– mengapa suatu kebijakan harus dilakukan dan apakah manfaat bagi kehidupan bersama harus menjadi
pertimbangan yang holistik

– agar kebijakan tersebut mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan berdampak kecil dan sebaiknya
tidak menimbulkan persoalan yang merugikan

– walaupun demikian pasti ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan, disinilah letaknya pemerintah harus
bijaksana dalam menetapkan suatu kebijakan
• Kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk
mempengaruhi sistem pencapaian tujuan yang diinginkan,
upaya dan tindakan dimaksud bersifat strategis yaitu
berjangka panjang dan menyeluruh.
• Kebijakan yang lahir dari kearifan aktor atau lembaga yang
bersangkutan.
• Selanjutnya kebijakan setelah melalui analisis yang
mendalam dirumuskan dengan tepat menjadi suatu produk
kebijakan.
• Kebijakan secara umum dapat dibedakan dalam tiga tingkatan:
1.Kebijakan umum, yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk
pelaksanaan baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang
meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan.
2.Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan
umum. Untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan
suatu undang-undang.
3.Kebijakan teknis, kebijakan operasional yang berada di bawah
kebijakan pelaksanaan.
• Kebijakan publik adalah suatu keputusan berdasarkan hubungan kegiatan
yang dilakukan oleh aktor politik guna menentukan tujuan dan mendapat
hasil berdasarkan pertimbangan situasi tertentu.
• kebijakan publik sangat berkait dengan administasi negara ketika public actor
mengkoordinasi seluruh kegiatan berkaitan dengan tugas dalam rangka
memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat melalui berbagai kebijakan
publik/umum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara.
– Untuk itu diperlukan suatu administrasi yang dikenal dengan “administrasi negara.
Administrasi negara mempunyai peranan penting dalam merumuskan kebijakan
negara dan ini merupakan bagian dari proses politik.
– Administrasi negara dalam mencapai tujuan dengan membuat program dan
melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan dalam bentuk kebijakan.
• Kebijakan Publik
– Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang
berupa tindakan-tindakan pemerintah.
– Kebijakan publik baik untuk melakukan atau tidak
meiakukan sesuatu itu mempunyai tujuan tertentu
– Kebijakan publik ditujukan untuk kepentingan
masyarakat.
• Kebijakan Publik merupakan suatu aturan-aturan yang
dibuat oleh pemerintah dan merupakan bagian
dari keputusan politik untuk mengatasi
berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang
di masyarakat. 
• Kebijakan publik juga merupakan keputusan yang dibuat
oleh pemerintah untuk melakukan pilihan tindakan
tertentu untuk tidak melakukan sesuatu  maupun
untuk melakukan tidakan tertentu.
• Kebijakan publik sangat berkait dengan administasi negara
ketika public actor mengkoordinasi seluruh kegiatan berkaitan
dengan tugas dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan
masyarakat melalui berbagai kebijakan publik/umum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara.
• Kebijakan publik dalam praktik ketatanegaraan dan
kepemerintahan pada dasarnya terbagi dalam tiga prinsip yaitu:
– pertama, dalam konteks bagaimana merumuskan kebijakan publik
(Formulasi kebijakan);
– kedua, bagaimana kebijakan publik tersebut diimplementasikan dan
– ketiga, bagaimana kebijakan publik tersebut dievaluasi
• Isu yang masuk dalam agenda kebijakan biasanya memiliki latar belakang yang
kuat berhubungan dengan analisis kebijakan dan terkait dengan enam
pertimbangan sebagai berikut:
1.Apakah Isu tersebut dianggap telah mencapai tingkat kritis sehingga tidak bisa diabaikan?.
2.Apakah Isu tersebut sensitif, yang cepat menarik perhatian masyarakat?
3.Apakah Isu tersebut menyangkut aspek tertentu dalam masyarakat?
4.Apakah Isu tersebut menyangkut banyak pihak sehingga mempunyai dampak yang luas
dalam masyarakat kalau diabaikan?
5.Apakah Isu tersebut berkenaan dengan kekuasaan dan legitimasi?
6.Apakah Isu tersebut berkenaan dengan kecenderungan yang sedang berkembang dalam
masyarakat?
• Namun dari semua isu tersebut di atas tidak semua mempunyai prioritas yang sama
untuk diproses. Ini ditentukan oleh suatu proses penyaringan melalui serangkaian
kriteria.
• Berikut ini kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan salah satu di antara
berbagai kebijakan:
1.Efektifitas – mengukur suatu alternatif sasaran yang dicapai dengan suatu alternatif kebijakan
dapat menghasilkan tujuan akhir yang diinginkan.
2.Efisien – dana yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang dicapai.
3.Cukup – suatu kebijakan dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan sumberdaya yang ada.
4.Adil
5.Terjawab – kebijakan dibuat agar dapat memenuhi kebutuhan sesuatu golongan atau suatu
masalah tertentu dalam masyarakat.
• Proses formulasi kebijakan dapat dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut:
1. Pengkajian Persoalan. Tujuannya adalah untuk menemukan dan memahami hakekat persoalan dari suatu permasalahan
dan kemudian merumuskannya dalam hubungan sebab akibat.
2. Penentuan tujuan. Adalah tahapan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai melalui kebijakan publik yang segera
akan diformulasikan.
3. Perumusan Alternatif. Alternatif adalah sejumlah solusi pemecahan masalah yang mungkin diaplikasikan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
4. Penyusunan Model. Model adalah penyederhanaan dan kenyataan persoalan yang dihadapi yang diwujudkan dalam
hubungan kausal. Model dapat dibangun dalam berbagai bentuk, misalnya model skematik, model matematika, model
fisik, model simbolik, dan lain-lain.
5. Penentuan kriteria. Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternatif kebijakan
yang ditawarkan. Kriteria yang dapat dipergunakan antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis, administrasi,
peranserta masyarakat, dan lain-lain.
6. Penilaian Alternatif. Penilaian alternatif dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran lebih jauh mengenai tingkat efektivitas dan kelayakan setiap alternatif dalam pencapaian tujuan.
7. Perumusan Rekomendasi. Rekomendasi disusun berdasarkan hasil penilaian alternatif kebijakan yang diperkirakan akan
dapat mencapai tujuan secara optimal dan dengan kemungkinan dampak yang sekecil-kecilnya.
Jenis-jenis Kebijakan Publik.

• Substantive and Procedural Policies.


• Distributive, Redistributive, and Regulatory
Policies
• Material Policy.
• Public Goods and Private Goods Policies.
• Substantive Policy.
Suatu kebijakan dilihat dari substansi masalah yang dihadapi oleh pemerintah.
– Misalnya: kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, dan Iain-lain.

• Procedural Policy.
Suatu kebijakan dilihat dari pihak-pihak yang terlibat dalam perumusannya (Policy
Stakeholders).
– Sebagai contoh: dalam pembuatan suatu kebijakan publik, meskipun ada Instansi/Organisasi
Pemerintah yang secara fungsional berwenang membuatnya, misalnya Undang-undang
tentang Pendidikan, yang berwenang membuat adalah Departemen Pendidikan Nasional,
tetapi dalam pelaksanaan pembuatannya, banyak instansi/organisasi lain yang terlibat, baik
instansi/organisasi pemerintah maupun organisasi bukan pemerintah, yaitu antara lain DPR,
Departemen Kehakiman, Departemen Tenaga Kerja, Pecsatuan Guru Indonesia (PGRI), dan
Presiden yang mengesyahkan Undang-undang tersebut. Instansi-instansi/ organisasi-
organisasi yang terlibat tersebut disebut policy stakeholders.
• Distributive Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian
pelayanan/keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok,
atau perusahaan-perusahaan.

Contoh: kebijakan tentang "Tax Holiday“

• Redistributive Policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi kekayaan,
pemilikan, atau hak-hak.

Contoh: kebijakan tentang pembebasan tanah untuk kepentingan umum.


• Regulatory Policy.
Suatu kebijakan yang memgatur tentang
pembatasan/ pelarangan terhadap
perbuatan/tindakan.

Contoh: kebijakan tentang larangan memiliki


dan menggunakan senjata api.
• Material Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian/
penyediaan sumber-sumber material yang nyata bagi
penerimanya.   

Contoh: kebijakan pembuatan rumah sederhana.

• Public Goods and Private Goods Policies.


Public Goods Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang/pelayanan-pelayanan oleh
pemerintah, untuk kepentingan orang banyak
Contoh: kebijakan tentang perlindungan keamanan, penyediaan jalan umum.
• Private Goods Policy.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang/pelayanan oleh pihak swasta,
untuk kepentingan individu-individu (perorangan) di pasar bebas, dengan imbalan biaya tertentu.
Contoh: kebijakan pengadaan barang-barang/pelayanan untuk keperluan perorangan, misalnya
tempat hiburan, ho¬tel, dan Iain-lain.
• Gagalnya Kebijakan Publik di Indonesia
• Secara teoritis, kegagalan kebijakan publik lebih disebabkan oleh kesalahan asumsi. Kebijakan
publik mengasumsikan bahwa setiap individu akan selalu rasional dalam mengambil keputusan. Ini
artinya setiap individu adalah seorang utilitarian yang berfokuskan fungsi. Misalnya, untuk
mencegah macet maka dibuatlah jalur busway dengan asumsi masyarakat memerlukan transportasi
hanya untuk ke tempat kerja. Tapi melupakan keengganan menggunakan busway karena masalah
waktu pencapaian atau kenyamanan pribadi dengan membawa kenderaan pribadi.
• Begitu juga dengan kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan BBM. Jika pemerintah sadar
perilaku reaktif masyarakat Indonesia, sebelum kenaikan TDL dan BBM, ada baiknya pemerintah
mensosialisasikan alasan kenapa harus dinaikan. Kampanye kepetingan Negara untuk ikat pinggang
seperti era Soeharto ketika krisis moneter adalah salah satu contoh yang harusnya ditiru.
• Contoh lainnya adalah rencana kebijakan mobil nasional (mobnas). Apakah Indonesia sudah
mengetahui perilaku pengambilan keputusan pembelian mobil masyarakat? Apakah benar jika ada
mobnas, maka masyarakat akan membelinya dibandingkan mobil luar? Bagaimana pengaruhnya
terhadap kemacetan?

Anda mungkin juga menyukai