KEBIJAKAN PUBLIK
ZOOM MEETING
M.SANRO SINAGA,S.H., M.H
Materi
1. Memahami Kebijakan Publik
2. Agenda setting
3. Implementasi Kebijakan Publik
4. Monitoring Keputusan Kebijakan
5. Evolusi Studi Kebijakan Publik
6. Naskah Kebijakan
Mengapa mempelajari Kebijakan Publik
James anderson
1.Pertimbangan Ilmiah(scientific reasons )
Yit : Untuk menambah pengetahuan lebih
mendalam
-Mulai dari Proses pembuatan kebijakan.
Perkembangannya.
Akibat-akibat yang ditimbulkan bagi
masyarakat.
2. Pertimbangan professional (Profesional
reasons )
-bagaimana Individu
-kelompok atau
- Pemerintah dapat bertindak untuk
menyelesaikan persoalan yang sedang
dihadapi oleh warga.
3. Pertimbangan Politis (Political reasons)
Pertimbangan ini membawa kita pada
upaya untuk memastikan bahwa
pemerintah menggunakan kebijakan yang
cocok untuk mencapai tujuan.
PENGERTIAN, JENIS-JENIS, DAN
TINGKAT-TINGKAT KEBIJAKAN PUBLIK
1. Pengertian Kebijakan Publik
a. Thomas R. Dye
Kebijakan publik adalah apapun pilihan
pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu
b. James E. Anderson
Kebijakan publik adalah kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat
pejabat pemerintah.
c. David Easton
Kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-
nilai secara sah kepada seluruh anggota
masyarakat.
Defenisi
Anderson (1975)
Kebijakan yang dibangun oleh badan & pejabat
pemerintah, di mana implikasi nya :
1. Selalu punya tujuan tertentu atau tindakan yang
berorientasi pada tujuan;
2 Berisi tindakan-tindakan pemerintah;
3 Mrpkn apa yang benar dilakukan & bukan mrpkn apa
yg masih dimaksudkan utk dilakukan;
4 kebijakan publik bisa bersifat positif : tindakan
pemerintah mengenai segala sesuatu masalah
tertentu, atau Bersifat negatif : keputusan pemerintah
untuk tidak melakukan sesuatu;
5. kebijakan positif : didasarkan per-UU yang bersifat
mengikat dan memaksa.
Kebijaksanaan Kebijakan
(wisdom) ( policy )
Kebijaksanaan = lebih
mendasar(fundamental) menjadi dasar
bagi penerapan kebijakan.
Kebijakan publik(public policy )=
kerangka pikir dan rumus kebijakan
tentang tata cara pelayanan untuk
memenuhi kepentingan umum, baik
mengenai kepentingan negara maupun
kepentingan masyarakat.
Kesimpulan
Procedural Policy
Suatu kebijakan dilihat dari pihak-pihak yang terlibat
dalam perumusannya (Policy Stakeholders).
b. Distributive, Redistributive, and Regulatory
Policies
Distributive Policy :
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian
pelayanan/keuntungan kepada individu-individu,
kelompok-kelompok, atau perusahaan-perusahaan.
Redistributive Policy :
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan
alokasi kekayaan, pemilikan, atau hak-hak.
Regulatory Policy :
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pembatasan/
pelarangan terhadap perbuatan/ tindakan.
c. Material Policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang
pengalokasian/penyediaan sumber-sumber material yang
nyata bagi penerimanya.
d. Public Goods and Private Goods Policies
Public Goods Policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan
barang-barang/pelayanan-pelayanan oleh pemerintah,
untuk kepentingan orang banyak.
Private Goods Policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan
barang-barang/pelayanan-pelayanan oleh pihak
swasta, untuk kepentingan individu-individu
(perorangan) di pasar bebas, dengan imbalan biaya
tertentu.
3. Tingkat-Tingkat Kebijakan Publik
Mengenai tingkat-tingkat kebijakan publik ini,
Lembaga Admistrasi Negara (1997),
mengemukakan sebagai berikut :
a. Lingkup Nasional
1) Kebijakan Nasional
Kebijakan Nasional adalah kebijakan negara yang
bersifat fundamental dan strategis dalam
pencapaian tujuan nasional/negara sebagaimana
tertera dalam pembukaan UUD 1945
2) Kebijakan Umum
Kebijakan umum adalah kebijakan Presiden
sebagai pelaksana UUD, TAP MPR, UU,
untuk mencapai tujuan nasional.
3) Kebijakan Pelaksanaan
Kebijakan pelaksanaan adalah merupakan
penjabaran dari kebijakan umum sebagai
strategi pelaksanaan tugas di bidang tertentu.
b. Lingkup Wilayah Daerah
1) Kebijakan umum pada lingkup Daerah
kebijakan pemerintah daerah sebagai
pelaksana azas desentralisasi dalam rangka
mengatur urusan Rumah Tangga Daerah
2) Kebijakan Pelaksanaan.
a) Kebijakan pelaksanaan dalam rangka
desentralisasi merupakan realisasi pelaksanaan
PERDA
b) Kebijakan pelaksanaan dalam rangka
dekonsentrasi merupakan pelaksanaan
kebijakan nasional di Daerah
c) Kebijakan pelaksanaan dalam rangka tugas
pembantuan (medebewind) merupakan
pelaksanaan tugas Pemerintah Pusat di Daerah
yang diselenggarakan oleh pemerintah Daerah
Tingkat-Tingkat Kebijakan Publik
LINGKUP NASIONAL
1) Kebijakan Nasional
Kebijakan Nasional adalah adalah kebijakan negara yang bersifat
fundamental dan strategis dalam pencapaian tujuan nasional/negara
sebagaimana tertera dalam Pembukaan UUD 1945. Yang berwenang
menetapkan kebijakan nasional adalah MPR, Presiden, dan DPR.
Kebijakan nasional yang dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan dapat berbentuk: UUD, Ketetapan MPR, Undang-
undang (UU), Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU)
Kebijakan Umum
Kebijakan umum adalah kebijakan Presiden sebagai
pelaksanaan UUD, TAPMPR, UU,-
untuk mencapai tujuan nasional. Yang berwenang
menetapkan kebijakan umum adalah Presiden. Kebijakan
umum yang tertulis dapat berbentuk: Peraturan Pemerintah
(PP), Keputusan Presiden (KEPPRES), Instruksi Presiden
(INPRES)
Kebijakan Pelaksanaan.
Kebijaksanaan pelaksanaan adalah
merupakan penjabaran dari kebijakan umum
sebagai strategi pelaksanaan tugas di bidang
tertentu. yang berwenang menetapkan kebijakan
pelaksanaan adalah menteri/pejabat setingkat menteri dan
pimpinan LPND. Kebijakan pelaksanaan yang tertulis
dapat berbentuk Peraturan, Keputusan, Instruksi
pejabat tersebut di atas.
LINGKUP WILAYAH DAERAH
Kebijakan Umum.
Kebijakan umum pada lingkup Daerah adalah kebijakan pemerintah
daerah sebagai pelaksanaan azas desentralisasi dalam rangka
mengatur urusan Rumah Tangga Daerah.
Yang berwenang menetapkan kebijakan umum di Daerah Provinsi
adalah Gubernur dan DPRD Provinsi. Pada Daerah
Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota dan DPRD
Kabupaten/Kota. Kebijakan umum pada tingkat
Daerah dapat berbentuk Peraturan Daerah (PERDA)
Provinsi dan PERDA Kabupaten/Kota
Kebijakan Pelaksanaan
Kebijakan pelaksanaan pada lingkup
Wilayah/Daerah ada 3 (tiga) macam:
1. Kebijakan pelaksanaan dalam rangka
desentralisasi merupakan realisasi
pelaksanaan PERDA;
2. Kebijakan pelaksanaan dalam rangka dekons
entrasi merupakan pelaksanaan kebijakan
nasional di Daerah;
3. Kebijakan pelaksanaan dalam rangka tugas
pembantuan(medebewind)merupakan pelak
sanaan tugas Pemerintah Pusat di Daerah ya
ng diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
Yang berwenang menetapkan kebijakan pelaksanaan adalah:
Komunikasi
Communication (Komunikasi)
Resourches (Sumberdaya)
Sumberdaya
Implemetation
Sikap pelaksana
Struktur
2. Faktor komunikasi
Implementasi kebijakan dapat berjalan secara efektif,
maka yang harus bertanggung jawab terhadap
implementasi sebuah kebijakan harus mengetahui apa
yang harus dilakukannya.
d. Explanation (Penjelasan)
menjelaskan mengenai hasil-hasil kebijakan publik
berbeda dengan tujuan kebijakan publik.
Susunan Indikator Monitoring
Indikator adalah alat ukur untuk membantu kita
mengetahui berbagai macam fenomena (alam, sosial
ekonomi, politik, dsb.), sehingga kita memperoleh
informasi yang akurat tentang fenomena tersebut,
seperti :
Panas/dingin (termometer)
Kecepatan (speedometer)
Arah (kompas)dsb.
Indikator digunakan untuk menilai bagaimana
keberhasilan implementasi suatu kebijakan, program
atau proyek:
Indikator untuk monitoring
Indikator untuk evaluasi
Definisi Indikator
Dalam hal ini indikator akan membantu kita untuk
memahami dimana kita sekarang, kemana arah yang
akan kita tuju, sejauh mana jarak yang akan kita
tempuh dalam mencapai tujuan dimaksud.
Efisiensi
- Biaya per unit, dsb.
Proses Indentifikasi Penyusunan Indikator
Merumuskan indikator untuk mengukur keberhasilan
suatu program tidak selalu mudah untuk dilakukan hal
ini karena beberapa alasan:
1. Kompleksitas berbagai dimensi kehidupan
masyarakat.
a. Siapa yang memperoleh manfaat dari program
b. Siapa yang mungkin dirugikan oleh kegiatan
program?
Outputs/Keluaran Barang
Layanan
Sumber daya yang
diterima kelompok sasaran
Hasil Kebijakan (beneficiaries)
• Contoh:
Apakah program Jaring Pengaman Sosial (JPS)
diberikan kepada keluarga pra-sejahtera atau
kelompok yang lain.
Service Delivery (Ketepatan Layanan)
• Apakah pelayanan yang diberikan dilakukan tepat
waktu atau tidak.
• Contoh:
Program pembelian gabah untuk menjaga tingkat
harga gabah dilakukan pada musim panen atau tidak.
• Suply pupuk dan pestisida kepada petani diberikan
pada waktu musim tanam atau tidak
• Program pencegahan penyebaran penyakit demam
berdarah (DBD).
Akuntabilitas
• Apakah layanan yang diberikan dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak.
• Apakah terjadi kebocoran atau penyelewengan.
Contoh:
• Apakah raskin diberikan 20 kg/kk. Kalau terjadi
kekurangan apakah dapat
dipertanggungjawabkan.
Kesesuaian Program dengan Kebutuhan
• Mengukur apakah program atau keluaran kebijakan
yang diterima kelompok sasaran sesuai dengan
kebutuhan mereka atau tidak.
1) Effort Evaluation
Effort evaluation bertujuan untuk mengukur kuantitas inputs
(masukan) program, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan. Inputs itu adalah personil, ruang kantor,
komunikasi, transportasi,dan lain-lain, yang dihitung berdasarkan
biaya yang digunakan.
2) Performance evaluation
Performance evaluation mengkaji ouputs program. Contoh,
outputs rumah sakit : tempat tidur yang tersedia, jumlah pasien.
3) Effectiveness Evaluation
Effectiveness evaluation bertujuan untuk menilai apakah
program telah dilaksanakan, kemudian diadakan perbandingan
kesesuaian antara pelaksanaan program dengan tujuan
kebijakan.
4) Process evaluation
Process evaluation mengkaji peraturan-peraturan dan
prosedur-prosedur operasi organisasi yang digunakan dalam
penyampaian program.
Evaluasi dalam administrasi publik
1. Pengertian
2. Kriteria Evaluasi
3. Kendala dalam Evaluasi
Pengertian :
Evaluasi memiliki arti yang berhubungan dengan
aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil
kebijakan/program
Development Objective
Inputs
Berdasarkan dua model tersebut, Nugroho (2009) mengajukan model
alternatif sebagai berikut.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Glosari
BAB I. Analisis Situasi, yang berisi analisis tentang isu
kebijakan, dengan fokus pada alasan mengapa isu
tersebut diangkat sebagai isu kebijakan, khususnya
berkenaan dengan pembenaran terhadap isu tersebut.
Pada bagian ini dapat disampaikan tiga alternatif
kebijakan.