Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Pengambilan keputusan merupakan proses rangkaian kegiatan menganalisis


berbagai fakta, informasi, data dan teori/pendapat yang akhirnya sampai pada satu
kesimpulan yang dinilai paling baik dan tepat. Pengambilan keputusan
membutuhkan rangkaian proses terstruktur agar menghasilkan suatu perubahan
terhadap organisasi ke arah yang lebih baik. Tahapan dalam pengambilan
keputusan meliputi menetapkan tujuan dan sasaran, mengidentifikasi persoalan,
mengembangkan dan menentukan alternatif, memilih satu alternatif, menerapkan
keputusan serta pengendalian dan evaluasi. Pengambilan keputusan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari lingkungan internal atau eksternal.

Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju atau mundurnya suatu
organisasi. Pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu
perubahan terhadap organisasi ke arah yang lebih baik, namun sebaliknya
pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada roda organisasi
dan administrasinya. Secara umum tujuan dari pengambilan keputusan adalah
untuk memperoleh pilihan terbaik dari alternatif-alternatif yang tersedia agar
tujuan yang dacapai dapat berjalan dengan baik.

1. Latar belakang masalah

Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam
yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan asin,
perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani
garam mengklaim sebagian besar produksi garam nasional sudah bisa memenuhi
persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya
pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam
dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.

Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang
cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam
yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar
97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal
dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain
dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar
bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu
PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika
pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.

Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk


memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen
garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa
dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri
serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur
ketentuan garam impor.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2


pertanyaan, antara lain :

1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin


meningkat?

2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman


menangani tataniaga garam industri?
BAB II

PEMBAHASAN

1.DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas . Hal
itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan mengenai ‘ apa yang
harus dilakukan ‘ dan seterusnya mengenai unsur – unsur perencanaan . Dapat
juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses
pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya .

2.PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.Identifikasi masalah

2.Pengumpulan dan penganalisis data

3.Pembuatan alternatif – alternatif kebijakan

4.Pemilihan salah satu alternatif terbaik

5.Pelaksanaan keputusan

6.Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan

3.ANALISIS KASUS
Produksi garam Indonesia secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
garam yang berasal atau diproduksi oleh PT . Garam ( Persero ) dan garam yang
berasal dari rakyat yang disebut dengan garam rakyat . Menurut Kementerian
Kelautan dan Perikanan ( KKP ) , yang dimaksud dengan garam rakyat adalah
garam yang diproduksi dan berasal dari areal pergaraman selain yang dikelola /
digarap oleh PT Garam .

Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk


memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen
garam industri maupun garam konsumsi . Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa
dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri
serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam , maka perlu
diatur terkait ketentuan garam impor . Sampai sekarang Indonesia sudah bisa
mandiri dalam memenuhi kebutuhan garam konsumsi , namun masih mengimpor
garam industri , bahkan tiap tahun jumlahnya semakin naik .

4.MASALAH YANG DIHADAPI PT GARAM

1 . Masalah yang Dihadapi PT . Garam Produksi garam sangat dipengaruhi oleh


cuaca , sedangkan Indonesia tidak memiliki kemampuan kompetitif maupun
komparatif yang menunjang produksi .

2.Panjangnya rantai pasokan dan distribusi

3 . Luasnya Indonesia dengan bentuk kepulauan yang menyebabkan tingginya


biaya transportasi .

4.Sulit untuk mendapatkan lahan dengan luas yang mencapai skala ekonomi dan
regulasi kepemilikan tanah yang kurang mendukung .
5.PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Keputusan yang telah diambil dan beberapa masalah PT . Garam yang belum
terselesaikan

1. Terkait kondisi cuaca PT . Garam menjalin kerjasama dengan perusahaan


Korea Selatan dan Cina dengan teknologi prisma , geothermal , dan tunel untuk
mengeringkan air laut . Selain itu PT . Garam juga menerapkan teknologi
geomembrane dan plasma yang dapat meningkatkan produktifitas hasil produksi
dibandingkan cara konvensional . Pada 2016 KKP sudah mulai menyasar pada
penerapan teknologi – teknologi baru bagi para petani garam sehingga dapat
mengoptimalkan dan mengupayakan peningkatan produksi dan produktivitas
garam dalam negeri serta sebagai antisipasi apabila terjadi anomali cuaca , seperti
pengimplementasian teknologi geomembrane

2. Panjangnya Rantai Pasokan dan Distribusi Menjalin kerjasama dengan Pemilik


lahan garam dan menentukan harga dasar garam ( agar harga garam terkendali
meskipun rantai pasokannya panjang ).

3. Masalah Distribusi Mendirikan areal pergudangan untuk memudahkan


distribusi dan bekerjasama dengan dinas perhubungan untuk memperbaiki jalur
transportasi

Anda mungkin juga menyukai