MATA KULIAH
AUDIT LINGKUNGAN
Oleh :
NAMA : Yane Oktavia
NIM : 1921622001
Dosen
Dr. Ardinis Arbain
0
I. PENDAHULUAN
Seiring dengan berjalannya waktu bahwa dengan adanya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus berkembang sebagai bagian untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang menimbulkan banyak tumbuhnya perusahaan industri di negara ini salah satunya
peternakan dapat menimbulkan berbagai dampak baik positif dan negatif, dampak
harus ditingkatkan, sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya usaha
ini ialah dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, maka
lingkungan hidup harus dikelola dengan baik dan benar agar dapat mencegah
lingkungan hidup menurun dan dapat berakibat fatal apabila lingkungan tidak dapat
harus dimanfaatkan dengan baik dan benar, agar lingkungan hidup terhindar dari
adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup maka dari itu untuk mencegah
mengenai dampak lingkungan hidup atau disebut dengan Amdal yang merupakan salah
satu instrumen hukum dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
1
Limbah ternak sebagai faktor negatif dari usaha peternakan adalah fenomena
yang tidak dapat dihilangkan dengan mudah. Selain memperoleh keuntungan dalam hal
bisnis, usaha peternakan juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan
akan mengkontaminasi udara, air dan tanah sehingga menyebabkan polusi. Beberapa
gas yang dihasilkan dari limbah ternak antara lain ammonium, hydrogen sulfida, CO2
dan CH. Gas - gas tersebut selain merupakan gas efek rumah kaca (Green House Gas)
juga menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu kesehatan manusia. Pada tanah,
limbah ternak dapat melemahkan daya dukung tanah sehingga menyebabkan polusi
berasal dari limbah ternak akan mencemari lingkungan perairan. Salah satu yang sering
dan pada akhimya dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Hal inilah yang
kemudian menjadi salah satu alasan yang melatar belakangi audit lingkungan sebagai
dasar evaluasi. Audit lingkungan sebagai salah satu alat pengelolaan lingkungan di
Indonesia mulai diintegrasikan dalam kebijakan nasional lingkungan hidup pada sekitar
Meskipun saat itu masih bersifat sukarela (voluntary) sebagai pelengkap pendekatan
command and control (komando dan pengawasan) dalam konteks kebijakan nasional
2
lingkungan hidup, namun integritasnya cukup berarti sebagai awal perkembangan
Usaha peternakan ayam bibit dan ayam niaga oleh PT. JAPFA Comfeed
Indonesia, Tbk – Unit Farm 1 Padang yang berlokasi di Korong Tarok, Nagari Kapalo
Sumatera Barat menghasilkan limbah terutama berupa kotoran ayam dan bau yang
kurang sedap serta air buangan. Air buangan berasal dari cucian tempat pakan dan
minum ayam serta keperluan domestik lainnya. Air limbah akibat proses produksi
usaha peternakan ayam sebelum dialirkan ke lingkungan harus memenuhi standar baku
mutu. Pemerintah sendiri telah menetapkan suatu peraturan melalui PP No. 82 Tahun
2001 tentang Kualitas Air Sungai yang mengatur tentang standar baku mutu beban
pencemar yang mempengaruhi kualitas air sungai. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
perlu dilakukan Audit Lingkungan terhadap air limbah yang dihasilkan oleh usaha
peternakan ayam, agar diketahui sejauh mana tingkat pencemaran yang terjadi pada
sungai tersebut.
JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk – Unit Farm 1 Padang dalam pengelolaan usaha
2. Untuk mengetahui apakah limbah cair sudah sesuai dengan baku mutu lingkungan.
3
1.3. Metodologi Penelitian
ditentukan, diantaranya key informan, tokoh masyarakat, dan pihak pihak yang
terlibat langsung.
Pengambilan sampel air pada unit IPAL dan kolam resapan PT. JAPFA
Comfeed Indonesia, Tbk-Farm 1 Padang untuk uji kualitas air, evaluasi data
Permen LH No. 5 Tahun 2014, tentang Baku Mutu Air Limbah serta Tetapan
Pariaman untuk uji kualitas, evaluasi data mengacu kepada Klasifikasi Mutu
4
b. Metodologi Audit Lingkungan
Cara ini dipilih jika telah memiliki informasi atau data yang cukup banyak.
Seluruh anggota tim dimintai pendapatnya dan kemudian dibuat daftar (list).
3. Questionare
metode ini, jawaban pertanyan sudah tersedia. Contoh bentuk jawaban yang
4. Pedoman (Guideline)
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
proses evaluasi untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada intinya,
audit merupakan suatu proses evaluasi terhadap suatu kegiatan pembangunan seperti pada
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit
Definisi tersebut tidak jauh berbeda dengan definisi yang lebih dahulu dibuat dan
Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1994, tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit
Lingkungan, bahwa audit lingkungan adalah: “suatu alat manajemen yang meliputi
evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu
kinerja organisasi, sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi kontrol
6
Fungsi Audit Lingkungan
Menurut Kep.Men LH No.42 tahun 1994, fungsi audit lingkungan adalah sebagai
berikut:
1. Upaya peningkatan pentaatan suatu usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-
undangan lingkungan, misalnya: standar emisi udara, limbah cair, penanganan limbah,
2. Dokumen suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar operasi, prosedur
pemantauan dan pelaporan serta rencana perubahan pada proses dan peraturan;
4. Bukti keabsahan prakiran dampak dan penerapan rekomendasi yang tercantum dalam
5. Upaya untuk meningkatkan tindakan yang telah dilaksanakan oleh suatu usaha atau
b. Pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan proses daur ulang dari limbah yang
terjadi.
c. Sebagai tanggap darurat atau early warning system terhadap terjadinya kerusakan
7
Manfaat Audit Lingkungan
Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit lingkungan
2. Oleh adanya kegiatan audit lingkungan maka risiko lingkungan dapat diketemukan
dan dapat diprediksi untuk masa yang akan datang. Hal ini sangat membantu pihak
lingkungan.
4. Menghindari kerugian financial seperti penutupan suatu usaha atau kegiatan atau
pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang merugikan akibat pengelolaan dan
5. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau terhadap pimpinannya
pengadilan.
lingkungan
8
3. Merupakan bagian dari manajemen dan perangkat manajemen untuk mengendalikan
kegiatan usahanya;
5. Pada dasarnya suatu audit merupakan suatu pengamatan sesaat (snap shoot);
6. Audit lingkungan harus bersifat komprehensif, rinci, dan menggunakan protokol audit
8. Dokumen audit bersifat rahasia kecuali ditentukan lain oleh penanggung jawab,
pengelolaan lingkungan, baik dalam lingkungan suatu proyek maupun untuk lingkungan
prosedur yang telah ditentukan, untuk menjamin pengumpulan data-data dan informasi
lingkungan. Tim audit harus mengkonfirmasikan semua data dan informasi yang
5. Penetapan standard dan pengukuran terhadap kinerja lingkungan harus sesuai dengan
usaha atau kegiatan dan proses produksi yang diaudit, kemudian hasil kinerja usaha
melakukan check and recheck. Laporan tertulis harus memuat hasil pengamatan dan
fakta-fakta serta dokumentasi terhadap proses produksi. Seluruh data dan hasil temuan
harus disajikan secara jelas dan akurat, serta dilandasi dengan bukti yang sahih dan
terdokumentasi.
Tujuan audit lingkungan menurut W. Lee Kuhre dalam buku “ISO 14001
Tujuan utama lain dari audit lingkungan adalah membantu suatu organisasi dalam
terhadap lingkungan dapat ditekan, maka kesan positif terhadap organisasi dapat
ditingkatkan.
10
Peranan Audit Lingkungan
Hasil suatu audit lingkungan berperan dan bisa digunakan untuk berbagai
11
III. PEMBAHASAN
3.1. Pengelolaan dan Pemantauan Limbah Cair Oleh PT. JAPFA Comfeed
Indonesia
Indonesia, Tbk – Unit Farm 1 Padang dalam pengelolaan usaha peternakan ayam
bibit dan ayam niaga berlokasi di Korong Tarok, Nagari Kapalo Hilalang,
Barat. Kegiatan utama dan pendukung dari usaha peternakan ayam antara lain:
pembibitan ayam bibit (parent stock DOC) dan bibit ayam niaga (final stock DOC
atau FS-DOC) meliputi pengangkutan bibit induk, pemasukan bibit induk ke dalam
hatchery. PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk – Unit Farm 1 Padang memiliki
Standard Operating Prosedures (SOP) untuk prosedur sanitasi dan biosecurity serta
prosedur vaksinasi. Aliran proses produksi dari kegiatan seperti gambar 1 berikut :
12
Dari gambar terlihat bahwa dalam setiap tahap proses produksi mulai dari
peternakan ayam bibit dan ayam niaga lebih jelasnya seperti gambar bagan alir
dibawah ini :
Gambar 2. Bagan Alir Dampak Kegiatan Peternakan Ayam Bibit dan Ayam Niaga
PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk - Unit Farm 1 Padang
prasarana menghasilkan air limbah yang berdampak terhadap penurunan kualitas air
permukaan (dampak primer), hal ini juga berdampak terhadap gangguan habitat biota
bersih untuk pencucian kandang dan aktifitas lainnya berasal dari air sumur bor,
13
Gambar 3. Bagan Alir Penggunaan Air Bersih
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas tampung ± 40 m3 per hari, ukuran
14
Air limbah yang berasal dari pencucian kandang setelah pemeliharaan ayam
satu kali periode (67 minggu) dengan jumlah ± 10 m3/hari dialirkan ke kolam
m3 per hari, waktu tingga limbah 6 (enam) jam. Limbah cair domestik berupa air
limbah kamar mandi (grey water) dan tinja dari seluruh unit sarana prasarana
JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk – Unit Farm 1 Padang dalam usaha peternakan
ayam bibit dan ayam niaga telah dituangkan dalam Dokumen Evaluasi Lingkungan
Hidup (DELH), untuk pengelolaan limbah cair dibuatkan IPAL dan Kolam Resapan.
air limbah pada tahun 2017, dimana hasilnya nilai parameter COD dan amoniak tidak
Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.
Keadaan ini menujukkan bahwa bahan organik yang terlarut dalam air limbah hingga
dimana hasilnya kualitas air permukaan atau badan air yang merima air limbah
ataupun air larian (run off) dari areal kerja peternakan ayam bibit Korong Tarok
masih memenuhi klasifikasi mutu air kelas 2 sesuai Pergub no 5 tahun 2008, tentang
penetapan kriteria mutu air sungai di Provinsi Sumatera Barat. Artinya beban
cemaran air limbah dari areal kerja JAPFA tidak menurunkan kualitas air permukaan
secara signifikan.
15
Limbah cair yang dialirkan menuju badan air, meski telah dilakukan
pengolahan pada unit IPAL dan kolam resapan, masih tetap menimbulkan dampak
berupa peningkatan dari beberapa nilai parameter kualitas air permukaan sesuai
permukaan setempat. Oleh karena itu diperlukan perbaikan nilai parameter BOD5
dan COD dari limbah sebelum dialirkan menuju parit alam agar kualitas badan air
sebagai media penerima dan habitat biota aquatis (ikan, plankton, dan benthos) tidak
resapan setiap 1 (satu) bulan. Frekuensi pemantauan terhadap penurunan kualitas air
PT. JAPFA Comfeed Indonesia - Tbk Unit Farm 1 Padang antara lain:
Kualitas air limbah pada bagian Outlet IPAL dan Outlet Kolam Resapan sesuai
- Jikalau hanya unit IPAL yang beroperasi, nilai parameter BOD 5 air limbah
- Jikalau unit IPAL dan Kola Resapan beroperasi bersamaan, nilai parameter
BOD5 air limbah ˂ 5,0 mg/L dan COD ˂ 150 mg/L dari setiap sumber.
Kualitas badan air penerima, anak Sungai Lubuk Bonta memenuhi klasifikasi
mutu air kelas 2 sesuai Pergub no 5 tahun 2008, tentang penetapan kriteria
16
2. Pemanfaatan air limbah
Kualitas air limbah pada bagian outlet IPAL dan outlet Kolam Resapan sesuai
- Nilai parameter BOD5 air limbah ˂ 150 mg/L dari setiap sumber
- Nilai parameter COD air limbah ˂ 300 mg/L dari setiap sumber
- Nilai parameter amoniak (NH3) air limbah ˂ 10 mg/L dari setiap sumber
dilakukan oleh perusahaan antara lain melaksanakan audit lingkungan oleh internal
auditor dan eksternal auditor, audit internal terbagi dalam 3 tahap, yaitu :
berikut ini:
17
- Menentukan jadwal audit lingkungan
Dalam hal ini point of attack dari audit lingkungan adalah limbah cair dari
tentang Baku Mutu Air Limbah dan Pergub no 5 tahun 2008, tentang
2. Aktifitas dilapangan
rencana audit. Setelah rencana audit diketahui dan dipahami semua pihak,
yang dikumpulkan selama audit lingkungan akan mencakup tata laksana audit,
dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan hasil
peta, diagram, kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan. Auditor mencatat
auditor kepada pihak auditee atau departemen proses. Dari hasil temuan audit
18
tersebut, pimpinan auditor membuat laporan hasil audit atau disebut dengan
Dalam hal audit lingkungan metode audit yang dilakukan oleh auditor
dokumen yang diperlukan. Setelah itu dalam mengumpulkan bukti audit, auditor
analisis yang ahli dalam bidang lingkungan dan bahan kimia. Setelah itu auditor
menguji bukti-bukti audit yang didapat di lapangan pada saat tinjauan lapangan.
Hasil dari pengujian ini berupa temuan audit yang menuntut adanya tindakan
19
- Penanganan air terkontaminasi limbah peternakan ayam, yang
dalam AMDAL.
dalam air limbah hingga bagian outlet IPAL masih belum terurai
secara keseluruhan
sebagai berikut:
b. Rekomendasi auditor
Hasil rekomendasi berupa pemulihan air yang dihasilkan harus sesuai dan
Indonesia, Tbk – Unit Farm 1 Padang, selain itu perusahaan harus meninjau
21
3. Aktifitas Setelah Auidit (Pasca Audit)
Pada aktivitas setelah audit, pihak bagian unit operasi melaksanakan tindakan
ketidaksesuaian yang ditemukan oleh tim audit pada audit lapangan atau tinjauan
lapangan.
Indonesia dapat dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) atau Dinas
undangan bidang lingkungan hidup yang berlaku. Tahap Audit secara eksternal
1. Tahap Persiapan
3. Pemeriksaaan
pembuangan limbah peternakan. Titik yang pertama (T1) berjarak 25m ke hulu
sebelum pipa pembuangan limbah, titik kedua (T2) berjarak 10m ke hulu sebelum
pipa pembuangan, sedangkan titik yang ketiga (T3) terletak pada pipa pembuangan
limbah. Untuk titik yang keempat (T4) berjarak 10m ke hilir setelah pipa
pembuangan limbah dan titik kelima berjarak 25m ke hilir setelah pipa pembuangan
limbah.
23
Penetuan pH
Penentuan amoniak
larutan fenol, 1 mL larutan natrium nitro prusida dan 2,5 mL larutan pengoksidasi.
Kemudian contoh ditutup dan di biarkan selama 1 jam dan diukur absorbansinya
Penentuan BOD
Contoh dimasukkan kedalam botol winkler, kemudian diinkubasikan selama 3-5 hari
dalam inkubator pada suhu 20oC. Dipipet 100 mL contoh kedalam erlenmeyer,
Penentuan COD
Setelah itu di diamkan selama 2 menit ditambahkan larutan asam oksalat 0,05M
sebanyak 1 mL. Contoh dititrasi dalam keadaan panas dengan larutan kalium
24
3.3. Kesimpulan
2. Menurut hasil laboratorium PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk - Unit Farm 1
Padang, limbah cair peternakan ayam yang dihasilkan masih berdampak kurang
baik terhadap kualitas air permukaan, hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan
kualitas limbah cair di bagian outlet IPAL car dipping dan juga kolam resapan nest
pad nilai parameter BOD5, COD dan amoniak (NH3) belum memenuhi baku mutu
air limbah. Begitu juga limbah cair yang dialirkan ke badan perairan anak sungai
pembersihan kandang.
3. PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk - Unit Farm 1 Padang perlu melakukan audit
internal dan audit eksternal terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan untuk
25
Daftar Pustaka
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH). PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk –
Unit Farm 1 Padang. Kegiatan Peternakan Ayam Bibit dan Ayam Niaga. Korong
Tarok. Nagari Koto Hilalang. Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam Kabupaten Padang
Pariaman. Provinsi Sumatera Barat. 2017.
Hermiyetti dan Poetri, Arinta Setya. 2010. Analisa Pelaksanaan Audit Lingkungan Atas
Pengolahan Limbah Cair PT. Chevron Pasific Indonesia (Studi Kasus Limbah Air
Terproduksi Lapangan Minas, Provinsi Riau). Jurnal Investasi. Vol 6 No 2.
Desember 2010. Hal. 124-139.
Olivianti, Asriani., Jemmy Abidjulu, dan Harry S.J. Koleagan. 2016. Dampak Limbah
Peternakan Ayam Terhadap Kualitas Air Sungai Sawangan di Desa Sawangan
Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. Jurnal Chem.Prog. Vol 9 No.2.
November 2016.
Susanto, Agus., dan Dadang Purnomo. 2016. Modul 1. Pengertiaan dan Prinsip Audit
Lingkungan. Jakarta.
26
MATRIK CHECKLIST LIMBAH CAIR PADA USAHA PETERNAKAN AYAM
1. Perizinan
1 Izin Usaha
2 Izin Lingkungan
2. Ketaatan Pelaksanaan dalam Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (Limbah Cair)
• Permen LH No 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah serta Tetapan Nilai Parameter BOD5 dan COD
• Pergub Sumbar No. 5 tahun 2008 tentang Penetapan Kriteria Mutu Air Sungai di Propinsi Sumatera Barat
2 Titik Pantauan
0
6 Memiliki titik penaatan pemantauan (sumur pantau, drainase, IPAL, air
permukaan, domestik)
7 Memisahkan saluran air limbah dengan limpasan air hujan
2 Apakah ada keluhan / laporan ketidak sesuaian produk / jasa ditindak lanjuti ?