ANALISA PROKSIMAT
Oleh:
i
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktikum......................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1 Analisa Proksimat..........................................................................................2
2.2 Kadar Air........................................................................................................2
2.3 Kadar Abu......................................................................................................2
2.4 Kadar Protein Kasar.......................................................................................2
2.5 Kadar Lemak Kasar........................................................................................3
2.6 Kadar Serat Kasar..........................................................................................3
2.7 Kadar BETN ..................................................................................................3
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM............................................................4
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum...................................................4
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................4
3.3 Prinsip............................................................................................................6
3.4 Cara Kerja......................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................10
4.1 Tabel Hasil Praktikum....................................................................................10
4.2 Perhitungan....................................................................................................10
4.3 Pembahasan....................................................................................................12
4.3.1 Kadar Air..............................................................................................12
4.3.2 Kadar Abu.............................................................................................12
4.3.3 Kadar Protein Kasar..............................................................................12
4.3.4 Kadar Lemak Kasar..............................................................................12
4.3.5 Kadar Serat Kasar.................................................................................12
4.3.6 Kadar BETN.........................................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................14
5.1 Kesimpulan....................................................................................................14
5.2 Saran ..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15
LAMPIRAN..............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
tertampung di dalam Erlenmeyer kemudian dititrasi dengan menggunkan larutan
NaOH 0,1 N (wardani dan Sujana, 2020).
Lekahena (2015) menyatakan bahwa sampel pada analisis kadar protein kasar
didestruksi pada suhu 410ºC selama kurang lebih 2 jam atau sampai cairan bewarna
hijau bening. Triyanto (2013) menyatakan bahwa kadar protein kasar yang baik adalah
8,67%.
3
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4
proses destruksi
Kompor pemanas Digunakan untuk membantu proses destruksi
Erlenmeyer (300 ml) Digunakan untuk tempat sampel hasil
destuksi
Beaker glass (300 ml) Digunakan untuk mengukur volume aquadest
Alat untuk destilasi Digunakan untuk membantu proses destilasi
titrasi
Pipet Volume 25 ml atau dispenser Digunakan untuk mengambil bahan kimia
Buret 50 ml Digunakan untuk mengukur volume suatu
cairan atau gas
H2SO4 pekat (95-97%) Digunakan untuk memecah ikatan N menjadi
ammonium sulfat
Katalisator (Tablet Kjehldahl) Digunakan untuk mempercepat reaksi
Aquadest Digunakan untuk mengencerkan sampel
destruksi
NaOH 40% Digunakan untuk menangkap NH3 saat proses
destilasi
H2SO4 0,1 N Digunakan untuk memberi suasana asam
Indikator (2 gram methyl red + methyl Digunakan untuk mengubah indicator warna
blue per liter etanol 96%) pada sampel
NaOH 0,1 N Digunakan untuk memberi suasana basa
5
3.2.5 Kadar Serat Kadar
3.3 Prinsip
3.3.1 Kadar Air
Dengan pemanasan 105ºC, air yang terkandung dalam suatu bahan pakan akan
menguap seluruhnya. Bahan yang tertinggal setelah penguapan air disebut bahan
kering.
6
indikator campuran. Setelah selesai destilasi, larutan penampung di titrasi dengan
NaOH 0,1 N sampai warna berubah.
7
3. Timbang cawan porselin tersebut, misal beratnya A gram. Ambil sampel ± 2
gram masukkan dalam cawan porselin dan ditimbang kembali, misal beratnya
B gram.
4. Masukkan cawan porselin yang berisi sampel ke dalam tanur 600°C sampai
warnanya berubah menjadi putih atau telah berubah menjadi abu. Tidak boleh
terdapat warna hitam (± 4 jam).
5. Cawan porselin diambil dimasukkan ke dalam eksikator diamkan selama 1
jam kemudian ditimbang dengan teliti (beratnya C gram).
2. DESTILASI
Ambil beaker glas 300 ml, isi dengan H2SO4 0,1 N sebanyak 25 ml
dengan menggunakan dispenser. Tambahkan 3 tetes indikator mix, warna
menjadi ungu. Kemudian letakkan beaker glas dibawah ujung alat destilasi
(ujung alat destilasi harus masuk kedalam cairan penampung, agar tidak
ada NH3 yang hilang).
Untuk destilasi, tambahkan 20 ml NaOH 40 % dalam Erlenmeyer hasil
destruksi, kemudian dengan cepat (agar tidak ada NH3 yang hilang)
pasang dalam alat destilasi.
Selama destilasi warna tetap ungu. Destilasi selesai kalau larutan di dalam
erlenmeyer 300 ml mulai mendidih tidak lancar lagi.
3. TITRASI
Beaker glas yang berisi hasil sulingan dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai
warna berubah menjadi hijau jernih. Misal jumlah NaOH untuk titrasi C
ml.
Buat blanko, caranya sama tetapi tidak memakai sampel (Misal untuk
titrasi perlu D ml NaOH 0,1N).
8
5. Kemudian beaker glas dan alat porselin (atau selongsong S) dipasang ke alat
ekstraksi Goldfish, dan di ekstraksi selama 2 jam. Suhu alat diatur pada skala
5.
6. Ambil selongsong S dengan sampel dengan labu khusus untuk
mengumpulkan hexan lagi, sampai hexan dalam beaker glas tinggal sedikit
saja.
7. Beaker glas yang telah berisi lemak dimasukkan ke dalam oven vacum 80 ºC.
8. Lalu dihisap udara dari oven, beaker glas di oven selama 1,5 jam.
9. Beaker glas dimasukkan ke dalam eksikator selama 1 jam, dan ditimbang
dengan teliti, misal beratnya C gram.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Perhitungan
(C− A)
Kadar BK (%) = x 100%
(B−A )
(37.7999−35.0234)
= x 100%
(38.0240−35.0234)
(2.7765)
= x 100%
(3.0006)
= 92.5314%
Kadar Air (%) = 100% - BK (%)
= 100% - 92.5314 (%)
= 7.4686 (%)
(C− A)
Kadar Abu (%) = x 100%
(B−A )
(35.2220−35.0234)
= x 100%
(38.0240−35.0234)
10
(0.1986)
= x 100%
(3.0006)
= 6.6186%
(C−B)
Kadar LK (%) = x 100%
( A)
(57.3374−57.2648)
= x 100%
(2.0019)
(0.0726)
= x 100%
(2.0019)
= 3.6265 %
(B−C )
Kadar SK (%) = x 100%
( A)
(38.5469−38.3743)
= x 100%
(1.0009)
(O .1726)
= x 100%
(1.0009)
= 17.2444%
11
4.2.6 Kadar BETN
(%) BETN = 100% - (%Abu + %SK+ %LK+ %PK)
= 100% - (6.6186 + 17.2444 + 3.6265 +15.751)
= 100% - (43.2405)
= 56.7595 %
4.3 Pembahasan
4.3.1 Kadar Air
Dari hasil praktikum disebutkan bahwa cawan yang berisi sampel
dimasukkan kedalam oven 105ºC sampai berat konstan yaitu sekitar 4 jam hal
ini tidak sesuai dengan pernyataan Ahadi dan Sffendi (2018) yang menyatakan
penetapan kadar air pakan dikeringkan kedalam oven dengan suhu 105-110ºC
selama 8 jam. Dalam tabel analisa proksimat kadar air yang diperoleh yaitu
92.5314% sedangkan Triyanto (2013) menyatakan bahwa kadar air yang baik
adalah 12-14%.
12
4.3.5 Kadar Serat Kasar
Dari hasil praktikum dijelaskan bahwa sampel ditambah 0,5 gram
EDTA dan didinginkan Kembali selama 5 menit hal ini sesuai dengan
pernyataan Nurlarasati dan Agustin (2019) yang menyatakan bahwa setelah
sampel ditambahkan NaOH dan didihkan, kemudian sampel ditambahkan EDTA
sebanyak 0,5 gram dan didihkan kembali selama 5 menit. dalam tabel hasil
analisa kadar serat kasar yang diperoleh yaitu 17.2444% sedangkan Wulandari
(2015) menyatakan bahwa kadar serat kasar yang baik adalah 18,4%.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Untuk mecari kadar air cawan yang berisi sampel dimasukkan kedalam oven
105ºC sampai berat konstan yaitu sekitar 4 jam. Hal ini dilakukan agar air yang
terkandung dalam bahan pakan menguap dan bahan yang tertinggal setelah penguapan
disebut bahan kering.
Untuk mencari kadar abu langkah pertama yaitu dengan mengambil cawan
porselin dan dimasukkan kedalam oven (105ºC) selama 1 jam hal ini dilakukan agar
air yang tersisa dalam cawan setelah proses pembersihan benar benar kering agar tidak
berpengaruh saat digunakan.
Untuk mencari kadar protein kasar dengan metode kjeldahl ada tiga tahap yaitu
destruksi, destilasi dan titrasi. Pada tahap destruksi sampel didestruksi sampai warna
menjadi hijau bening.
Untuk mencari kadar lemak kasar beaker glass dimasukkan kedalam oven
dengan suhu 105ºC selama 1 jam kemudian dimasukkan kedalam eksikator selama 1
jam. Dibagian bawah eksikator terdapat silika gel yang berfungsi untuk menstabilkan
suhu, menstabilkan berat dan menyerap uap panas
Untuk mencari kadar serat kasar sampel ditambah 0,5gram EDTA dan
didinginkan Kembali selama 5 menit. EDTA digunakan untuk mempercepat reaksi
dan mengikat mineral.
Untuk memperoleh BETN atau Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen adalah dengan
cara perhitungan: 100% (Air + abu + protein kasar + lemak kasar + serat kasar)%.
Dalam fraksi ini termasuk karbohidrat yang umumnya mudah tercerna antara lain pati
dan gula.
5.2 Saran
Praktikum berjalan dengan lancar, tetapi banyak mahasiswa belum paham
dengan materi praktikum. Hal ini terjadi karena praktikum dilakukan secara daring.
14
Daftar Pustaka
Agustono, B., Lamid, M., Ma`ruf, A., Purnama, M. T. E. 2017. Identifikasi Limbah
Pertanian dan Perkebunan Sebagai Bahan Pakan Inkonvensional di Banyuwangi.
Jurnal Medik Veteriner. 1(1):12-22.
Ahadi, B. D., Effendi, M. Y. 2019. Validasi Lamanya Waktu Pengeringan Untuk
Penetapan Kadar Air Pakan Metode Oven Dalam Praktikum Analisis Proksimat.
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. 2(2):34-38.
Ainiyah, W. 2019. Analisa Proksimat dan Kadar Kalsium Pada Soygurt Kedelai Hitam
Yang Diperkaya Dengan Tepung Cangkang Telur Bebek Sebagai Sumber Kalsium.
Jurnal Ilmiah.
Amrullah, F., Ashari, A., Nurfaida., Nurlaelah., Ratnawati. 2019. Uji Proksimat Pakan
Ternak Berprotein Tinggi Berbahan Dasar Cacing Tanah, Ampas Tahu, dan Daun
Gambal. Jurnal Ilmu Fisika. 1(2):25-29.
Binol, D., Tuturoong, R. A. V., Moningkey, S. A. E., Rumambi, A. 2020. Penggunaan
Pakan Lengkap BerbasisTebon Jagung Terhadap Kecernaan Serat Kasar dan Bahan
Ekstrak Tanpa Nitrogen Sapi Fries Holland. Jurnal Zootec. 40(2):493-502.
Fransistika, R., Idiawati, N., Destiarti, L. 2012. Pengaruh Waktu Fermentasi Campuran
Trichoderma reesei dan Aspergillus niger Terhadap Kandunga Protein dan Serat
Kasar Ampas Sagu. JKK. 11(1):35-39.
Lekahena, V. N. J. 2015. Pengaruh Substansi Daging Ikan Madidihang Dengan Rumput
Laut Kappaphycus alvarezii Terhadap Komposisi Gizi Baso Ikan Madidihang.
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan. 8(2):92-98.
Nurlarasati, F. Q., Agustini, R. 2019. Identifikasi Kandungan Serat Kasar Total YHE
(Yeast Hydrolisate Enzimatic) Dari Yeast Yang Ditumbuhkan Dengan Media
Tepung Beras Merah. Jurnal Of Chemistry. 8(3):133-136.
Putri, D. M., Budiharjo, A., Kusdiyantini, E. 2014. Isolasi, Karakterisasi Bakteri Asam
Laktat dan Analisis Proksimat Dari Pangan Fermentasi Rusip Ikan Teri
(Stolephorus sp.). jurnal Biologi. 3(2):11-19.
Ramlan, P., Indrianti. M. A. 2018. Analisa Potensi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
Daun Limboto Sebagai Pakan Ternak. Prosiding Seminar Nasional Integrated
Farming System. 108-110.
Rousmaliana., Septiani. 2019. Identifikasi Tepung Ampas Kelapa Terhadap Kadar
Proksimat Menggunakan Metode Pengeringan Oven. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
1(1):18-31.
Sakul, S. E., Rosyidi, D., Radiati, L. E., Purwadi. 2019. Pengaruh Penambahan Sari Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Terhadap Kadar Lemak, Kadar Air, Kadar Abu,
Daya Mengikat Air, dan Nilai PH Dari Yoghurt Susu Sapi. Jurnal Sains
Peternakan. 7(1):41-46.
15
Wardani, D., Sujana, D. 2020. Analisis Kadar Protein dan Vitamin C Dalam Tahu Kedelai
Hitam (Glycine soja (L.) Merill) dan Kedelai Kuning (Glycine max (L.) Merill)
Dengan Metode Kjeldahl dan Titrasi Iodimetri. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari.
11(1):57-66.
Yuliansyah, A. B., Wajizah, S., Samadi. 2017. Prediksi Kandungan Bahan Kering, Protein
Kasar dan Serat Kasar Pada Kulit Kopi (Coffea Sp.) Sebagai Bahan Ternak Dengan
Menggunakan Metode Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS). Prosiding
Seminar Teknologi dan Agribisnis Peternakan V. 68-76.
Triyanto, E., B. W. H. E. Prasetyono., S. Mukhodiningsih. 2013. Pengaruh Bahan
Pengemas dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Wafer Pakan
Komplit Berbasis Limbah Agroindustri. Animal Agriculture Journal. 2(1):400-409.
Wulandari, S., F. Fathul., Liman. 2015. Pengaruh Berbagai Komposisi Limbah Pertanian
Terhadap Kadar Air, Abu dan Serat Kasar Pada Wafer. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu. 3(3):104-109.
16
LAMPIRAN
17
3. Alat dan Bahan Penetapan Kadar Protein Kasar
18
Sampel pakan Asam borat
Sampel pakan
19
5. Alat dan Bahan Penetapan Kadar Serat Kasar
Beaker glass
Cawan filtrasi/Crusible H₂SO₄ HCL
20
LITERATUR
21
22
23
24
25
26
27
28