Oleh:
mereka. Pakan ternak dapat terdiri dari berbagai bahan, termasuk bahan nabati
(seperti biji-bijian, dedak, jerami, dan hijauan) dan bahan hewani (seperti ikan,
daging, dan produk susu). Jenis pakan yang digunakan tergantung pada jenis
hewan ternak, tahap pertumbuhan atau produksi hewan, dan tujuan pemberian
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Komposisi nutrisi pakan
kecocokan pakan yang akan diberikan kepada ternak. Pengujian ini bertujuan
untuk memastikan bahwa pakan tersebut memiliki komposisi nutrisi yang tepat
dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Beberapa langkah umum dalam
pengujian pakan ternak yaitu analisis proksimat, analisis kandungan nutrisi, uji
kecocokan dedak padi sebagai bahan pakan ternak. Dedak padi merupakan hasil
samping dari penggilingan beras, dan sering digunakan sebagai pakan ternak
beberapa parameter yang umumnya diuji meliputi kadar air, protein kasar, lemak
kasar, serat kasar, abu (mineral) dan karbohidrat yang terlarut. Selain itu,
tambahan seperti analisis asam amino, vitamin, mineral tertentu, mikotoksin, dan
kontaminan lainnya juga dapat dilakukan. Pengujian dedak padi harus dilakukan
penggunaan dan dosis yang tepat dari dedak padi sebagai pakan ternak, serta
Tujuan praktikum uji fisik, kimia dan organoleptik pada dedak padi adalah
untuk mengetahui uji fisik, kimia dan organoleptik pada dedak padi.
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum uji fisik, kimia dan organoleptik pada dedak padi
adalah setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengetahui uji fisik,
2.1. Dedak
Dedak merupakan hasil ikutan proses pemecahan kulit gabah yang terdiri
dari lapisan kutikula sebelah luar dan hancuran sekam serta sebagian kecil
lembaga yang masih tinggi kandungan protein, vitamin, dan mineral. Namun
Dedak padi (rice bran) merupakan hasil samping limbah pertanian yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada pakan ternak dengan kandungan
serat kasar 26-27 %. Masalah utama dari penggunaan dedak padi sebagai pakan
ternak adalah rendahnya kandungan protein kasar dan tingginya kandungan serat
kasar (Gunawan et al, 2014). Cara untuk meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaan
dedak padi se rta aman penggunaannya adalah dengan cara biologis yaitu dengan
digunakan untuk menilai mutu suatu produk terutama produk hasil pertanian dan
makanan. Uji hedonik merupakan penilaian panelis tentang suka atau tidak suka,
dapat menerima atau tidak dapat menerima terhadap suatu produk yang diuji.
Kriteria yang biasa digunakan dalam penilaian organoleptik terdiri dari rasa,
Panelis diberi formulir isian untuk memberikan penilaian terhadap sampel yang
disajikan. Sampel yang diujikan pada panelis disajikan secara acak dengan cara
pemberian kode tertentu yang masing-masing terdiri dari tiga angka. Panelis
nilai hedonik warna, aroma dan konsistensi. Skala hedoniknya yaitu (1) Sangat
tidak suka; (2) Tidak suka; (3) Agak tidak suka; (4) Netral; (5) Agak suka; dan (6)
Sangat suka. Penilaian dilakukan oleh lebih dari 50 orang panelis yang terlatih
begitu sama dengan polifenol yang masih mengandung berbagai senyawa lain
yang cukup tinggi, meskipun masih terdapat 1 puncak lainnya yang diduga
fenolik yang dikenal dari alga coklat (Phaeophyceae), selain itu floroglusinol juga
dapat diperoleh dari Cystoseira discors dan Cystoseira tamariscifolia
Floroglusinol ini juga telah dikenal sejak lama sebagai salah satu metabolit
2013).
dengan satuan kg/m3. Berat jenis (BJ) memegang peranan penting dalam berbagai
pengaruh berat terhadap daya ambang dari partikel. Selain itu berat jenis
merupakan faktor penentu dari densitas curah. Berat jenis dan ukuran partikel
permukaan bahan juga dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat dalam
bahan. Kadar air yang rendah menyebabkan kohesivitas rendah sehingga rongga
antar partikel besar dan kurang kompak. Pakan atau ransum yang terdiri atas
partikel yang perbedaan berat jenisnya cukup besar, maka campuran ini tidak
Berat jenis diartikan sebagai perbandingan relatif antara massa jenis sebuah
zat dengan massa jenis air murni. Berat jenis ditetapkan dengan prinsip
dalam gelas ukur 250 ml, lalu ditambahkan aquades 200 ml, dan dilakukan
gram ke dalam gelas ukur 250 ml tanpa dilakukan hentakan, kemudian catat
(KT) dengan rumus: bobot bahan pakan (gram)/ volume yang ditempati (liter).
yang didapatkan adalah berat jenis (BJ). Nilai kerapatan tumpukan salah satunya
dibutuhkan semakin kecil. Selain itu, nilai kerapatan tumpukan juga dipengaruhi
oleh kandungan serat. Semakin tinggi kandungan serat pakan maka semakin
rendah kerapatannya. Kadar serat (SK) bahan pakan memiliki korelasi positif
menentukan kapasitas dan akurasi tempat penyimpanan seperti silo, kontainer dan
kemasan. Nilai kerapatan pemadatan tumpukan akan lebih besar daripada nilai
2020).
Bahan organik merupakan sumber energi untuk fungsi tubuh dan produksi.
mereka memberikan nutrisi dan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
struktur tanah, mengikat nutrisi, dan menyediakan lingkungan yang baik bagi
bahan organik juga merujuk pada senyawa kimia yang mengandung karbon,
meskipun tidak semuanya berasal dari sumber organisme hidup. Senyawa organik
mencakup karbohidrat, protein, lemak, asam amino, asam nukleat (seperti DNA
dan RNA), serta senyawa seperti karbonil, hidrokarbon, dan turunannya (Irawan
et al, 2021).
Bahan kering merupakan bahan makanan yang sebagian besar terdiri dari
bahan organik yang meliputi protein, lemak, serat kasar, dan BETN, semua
Bahan kering merupakan salah satu hasil proses pemisahan fraksi dari bahan
pangan setelah dikurangi kadar airnya. Kelembaban adalah persentase kadar air
suatu bahan yang dapat dinyatakan dengan berat basah (wet base) atau berat
Praktikum uji fisik, kimia dan organoleptik pada dedak padi dilaksanakan
pada hari Selasa, 6 Juni 2023 pukul 10.00 WITA - Selesai. Bertempat di
Oleo.
Alat yang digunakan pada praktikum uji fisik, kimia dan organoleptik
Bahan yang digunakan pada praktikum uji fisik, kimia dan organoleptik pada
Prosedur kerja pada praktikum uji fisik, kimia dan organoleptik adalah
sebagai berikut:
4. Kemudian amati aroma, warna, tekstur dan benda asing pada sampel.
4. Gerakan corong secara memutar agar sampel pada gelas ukur tidak
4. Kemudian masukan air sebanyak 200 ml kedalam gelas ukur yang berisi
sampel.
terlebih dahulu.
3. Sampel dari analisa bahan kering dimasukkan kedalam tanur listrik selama 3
4. Tanur dimatikan dan dibiarkan agak dingin kemudian tanur dibuka, lalu
(100 %−KA)
%BO = x BK
100
BO = %BO x BK
Keterangan :
A = berat cawan + berat sampel setelah tanur
B = berat cawan kosong
C = berat cawan + sampel sebelum dioven
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum uji fisik, kimia dan organoleptik pada
bahwa dedak 2 dan dedak 3 memiliki warna coklat muda, dedak 4 dan dedak 5
Perbedaan warna tersebut terjadi karena lama penyimpanan dari dedak padi.
Dedak padi yang disimpan semakin lama maka akan menyebabkan warna dedak
padi semakin pucat. Hal ini diduga terjadinya kenaikan kadar air bahan sehingga
dedak padi memuai dan terjadi pembesaran partikel yang menyebabkan perubahan
warna dedak padi menjadi lebih pucat. Menurut Tabita et al. (2020), yang
kadar air dalam pakan. Nugroho et al. (2022), menyatakan bahwa dedak padi
yang berkualitas baik adalah dedak padi yang memiliki warna coklat muda.
Uji organoleptik dedak padi pada sampel dedak 1, dedak 3 dan dedak 4
menunjukkan terdapatnya benda asing seperti batu, ulat, sekam dan kutu, dedak 2
terdapat sekam sedangkan dedak 5 terdapat kutu. Dedak padi yang terdapat
serangga terjadi karena lama penyimpanan. Penyimpanan dedak padi yang lama
dapat menyebabkan timbulnya hama gudang seperti kutu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Joris et al. (2021), yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang
berpengaruh selama penyimpanan pakan adalah hama kutu. Hama kutu dapat
Nugroho et al. (2022), menyatakan bahwa dedak yang disimpan dalam bentuk
Uji organoleptik dedak padi pada sampel dedak 1, dedak 3, dedak 4 dan
dedak 2 tidak memiliki aroma tengik. Adanya aroma tengik disebabkan karena
dalam dedak mengandung asam lemak tak jenuh serta kadar air yang tinggi jika
al. (2022), yang menyatakan bahwa dedak padi tidak tahan disimpan lama, cepat
bau apek, dan berminyak. Namun kandungan minyak dedak akan berkurang
Uji organoleptik dedak padi pada sampel dedak 2, dedak 3, dedak 4 dan
dedak 5 menujukkan bahwa dedak memiliki tekstur yang halus sedangkan sampel
dedak 1 memiliki tekstur yang kasar. Perbedaan tekstur tersebut disebabkan oleh
tingkat kadar sekam pada dedak padi. Semakin rendah kadar sekam, maka
semakin halus tekstur dedak padi dan semakin tinggi kadar sekam, maka semakin
kasar tekstur dedak padi. Menurut Nugroho et al. (2022), menyatakan bahwa
semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya.
Kandungan sekam dalam dedak padi pada umumnya kurang dari 13–15%.
Hasil dari uji kepalsuan (floroglucinol) pada dedak padi yang dimana
petri sehingga didapat perubahan warna pada dedak 1, dedak 3 dan dedak 5
berwarna merah, warna pada dedak 2 sedikit berwarna merah sedangkan pada
dedak yang mengalami perubahan warna terdapat benda asing didalamnya berupa
sekam padi dan dedak yang tidak mengalami perubahan warna menandakan dedak
tersebut tidak tercampur benda asing atau sekam padi. Hal ini sesuai dengan
cawan petri dan dilakukan pengamatan terhadap perubahan warna pada dedak
(serpihan partikel yang berwarna merah adalah sekam) (Rusyidi, 2022). Menurut
Hidayat et al (2015), yang menyatakan bahwa larutan pendeteksi kandungan
Hasil dari uji kepadatan dedak padi diperoleh nilai rata-rata kepadatan dedak
padi yaitu 0,20 gr. Kepadatan dedak padi juga dapat dipengaruhi oleh ukuran
partikel yang lebih kecil dan mempunyai sifat amba (kemampuan menempati
ruang) yang lebih tinggi dibandingkan dengan dedak padi yang lain. Semakin
kecil ukuran partikel dan semakin tinggi sifat keambaan suatu bahan, maka
memiliki hubungan yang sangat erat dengan ukuran partikel. Setiap kenaikan 1
tumpukan.
Tabel 6. Uji Kerapatan Tumpukan
Berat
No Volume Awal Volume Akhir
Sampel Sampel BJ
. (ml) (ml)
(gram)
1. Dedak 1 50 200 240 0,20
2. Dedak 2 50 200 235 0,21
3. Dedak 3 50 200 240 0,20
4. Dedak 4 50 200 270 0,19
5. Dedak 5 50 200 240 0,21
Rata-rata 0,20
Berdasarkan uji kerapatan tumpukan dedak padi didapatkan nilai hasil yaitu
sampel dedak 4 memiliki nilai kerapatan tumpukan 0,19 (gr/l) lebih rendah
dedak 5. Dedak 1 memiliki nilai kerapatan tumpukan sebesar 0,20 (gr/l), dedak 2
nilai kerapatan tumpukan sebesar 0,20 (gr/l) dan dedak 5 mempunyai nilai
kerapatan tumpukan sebesar 0,21 (gr/l). Hal ini sesuai dengan pernyataan Hidayat
et al. (2015), yang menyatakan bahwa sifat kerapatan tumpukan bahan terkait
dengan kadar serat dalam bahan. Semakin tinggi kadar serat maka semakin rendah
Hasil uji analisis proksimat dedak padi menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Bahan Kering 95.92% dan Bahan Organik 68.59%. Menurut Gamasari (2018),
bahwa kadar air merupakan penentu kandungan bahan kering dalam pakan. Kadar
air yang tinggi menjadi potensi tumbuhnya jamur dan akan berdampak pada
kandungan bahan kering yang semakin rendah. Hal ini dukung oleh Septiawan
(2017), yang menyatakan bahwa dedak padi selain mengandung serat kasar yang
tinggi, juga mengandung asam fitat yang cukup tinggi yaitu 2,42% yang dapat
5.1. Kesimpulan
hasil dari uji organoleptic pada dedak padi menunjukkan dedak 2 memiliki
kualitas yang baik dibandingan dedak padi yang lain. Hasil dari uji florogucinol
dedak lain yang mengalami perubahan warna menjadi merah, hal tersebut
dipengaruhi oleh ukuran partikel yang lebih kecil dan mempunyai sifat amba.
Hasil dari uji kerapatan tumpukan menunjukkan bahwa nilai kerapatan dedak 4
lebih rendah dari dedak lain, hal tersebut terkait dengan kadar serat dalam bahan.
Hasil uji proksimat bahan kering dan bahan organik memiliki nilai rata-rata
sebesar 95.92% dan 68.59%, hal tersebut disebabkan oleh kandungan air dedak
padi.
5.2. Saran
Saran dari saya untuk praktikum uji fisik, kimia dan organoleptik pada
dedak padi ialah, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan
dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal
Ali N, Agustina dan Dahniar. 2019. Pemberian Dedak yang Difermentasi dengan
EM4 sebagai Pakan Ayam Broiler. Jurnal Ilmu Pertanian. 4(1): 1-4.
Ansor S. 2015. Evaluasi Uji Fisik Kualitas Dedak Padi di Kabupaten Kebumen
Jawa Tengah. [Skripsi]. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Aziz M, T Kusmayadi, T Rohayati, I Hadist dan E Herawati. 2022. Pengaruh
Dosis Effective Microorganism (EM4) terhadap Kandungan Bahan Kering
Abu dan Bahan Organik pada Dedak Padi Hasil Fermentasi. Journal of
Animal Husbandry Science. 7(1): 29-37.
Yuliarto BG. 2015. Kecernaan bahan kering dan bahan organik (in vitro) batang
pisang (Musa paradisiaca) produk ensilase dengan penambahan sumber
nitrogen dan sulfur sebagai pakan sapi. Students e-Journal, 4(2).
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum