Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN PASTURA
Produksi Visual

Disusun oleh:
Kelompok XIII

Anis Siti Nurjanah PT/06656


Muhamad Wirdan Bazilie PT/06678
Khairina Nur Amalina PT/06802
Chintia Dewi Azizah PT/06823
Muhammad Rizqi Hariz Daulay PT/06846
Aulia Rachman Latuconsina PT/06856

Asisten Pendamping: Dini Dwi Ludfiani

LABORATORIUM HIJAUAN MAKANAN TERNAK DAN PASTURA


DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
PRODUKSI VISUAL

TINJAUAN PUSTAKA
Pastura adalah lahan dengan batas-batas yang tegas (berpagar)
yang ditumbuhi tanaman hijauan pakan biasanya jenis unggul yang
ditujukan untuk penggembalaan ternak atau hijauan potongan
(Sumarsono, 2007). Suryanah et al. (2013) menyatakan bahwa ada
beberapa metode yang digunakan untuk menduga produksi biomassa
rumput, yaitu metode destruktif dan metode non-destruktif. Metode
destruktif memerlukan input yang tinggi berupa tenaga kerja dan
peralatan. Metode ini juga membutuhkan biaya yang besar dan jumlah
sampel yang tidak sedikit. Metode nondestruktif yang terdiri atas tiga cara,
yaitu estimasi secara visual, pengukuran ketinggian dan kepadatan
rumput, dan pengukuran faktor-faktor non-vegetatif yang berhubungan
dengan jumlah produksi bahan kering.
Reksohadiprodjo (1995) menyatakan bahwa pastura terdiri dari
beberapa macam, yaitu pastura alam, pastura alam yang sudah
ditingkatkan, pastura buatan (temporer), dan pastura dengan irigasi.
Pastura alam terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial,
sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon,
sering disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur
tangan manusia terhadap susunan floranya, tetapi hanya mengawasi
ternak yang digembalakan. Pastura alam yang sudah ditingkatkan terdiri
dari spesies-spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum
ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi
botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan
menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi). Pastura
buatan (temporer) terdiri dari tanaman makanan ternak dalam padangan
telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat
menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman
pertanian. Pastura dengan irigasi, biasanya terdapat di daerah sepanjang
sungai atau dekat sumber air.
Hutasoit et al., (2009) menyatakan bahwa Brachiaria ruziziensis
atau sering disebut rumput ruzi berasal dari benua afrika. Rumput ruzi
memiliki daun yang lebat, padat berbulu pendek dan bertekstur lembut.
Tinggi tanaman dapat mencapai 0,5 sampai 1,5 m pada saat berbunga.
Rumput ini memiliki stolon, sehingga mampu berkembang dengan cepat
membentuk hamparan yang lebat untuk menutup tanah dan mencegah
erosi.
Tujuan estimasi produksi secara visual yaitu untuk memperkirakan
berat rumput pada suatu wilayah pastura secara visual. Manfaat estimasi
produksi secara visual diantaranya yaitu mengetahui berat atau produksi
tanaman dalam suatu lahan, tidak menggunakan banyak tenaga kerja dan
peralatan, serta tidak memerlukan biaya.
MATERI DAN METODE

Materi

Alat. Alat yang digunakan pada praktikum pengamatan produksi


visual adalah kolom sampling (ubinan) ukuran 1 m x 1 m, sabit, karung
atau trash bag dan timbangan.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum pengamatan
produksi visual adalah rumput ruzi (Brachiaria ruziziensis) yang ada di
kebun koleksi Hijauan Makanan Ternak dan Pastura.

Metode
Proses penafsiran produksi hijauan per m2 dilakukan dengan
menggunakan kolom sampling (kolom ubinan). Metode yang digunakan
untuk pengukuran produksi visual yaitu dengan metode ubinan. Ubinan
seluas 1 m x 1m dilempar secara acak pada padang hijauan. Hijauan
yang berada dalam ubinan dilihat dan kemudian diperkirakan produksinya.
Selanjutnya hijauan dipotong dengan sabit lalu ditimbang, kemudian
rumput dipisahkan dari legum dan gulma, lalu ditimbang sesuai spesies
untuk dapat mengetahui produksi tiap komposisi botaninya. Hasil
penafsiran yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan pengukuran
dan penimbangan sebenarnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, estimasi produksi


visual lahan pastura dilakukan oleh enam orang praktikan dengan melihat
langsung dan kemudian memprediksi produksi hijauan dalam lahan
tersebut. Kegiatan yang pertama dilakukan yaitu menebar ubinan 1x1 m 2
pada lahan pastura. Selanjutnya setiap praktikan memprediksi produksi
hijauan yang ada di dalam ubinan. Kemudian hijauan dipotong, dipisahkan
setiap spesies tanaman yang tumbuh, serta ditimbang sesuai spesies.
Terakhir yaitu mencocokkan produksi hijauan hasil estimasi praktikan
dengan produksi sebenarnya sesuai hasil penimbangan, lalu dicatat
hasilnya pada lembar kerja praktikum.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, diperoleh data pengamatan
produksi visual menggunakan ubinan seperti pada Tabel 1 sebagai
berikut.
Tabel 1. Pengamatan ubinan
Nama Spesies
Rumput Legum Gulma
Berat Kesalahan Berat Kesalahan Berat Kesalahan
taksiran % taksiran % taksiran %
(g) (g) (g)
Rizqi 3450 32 0 0 0 -
Wirdan 2800 7,7 0 0 0 -
Chintia 3250 25 0 0 0 -
Anis 3000 15 0 0 0 -
Annur 3500 35 0 0 0 -
Aulia 2700 3,8 0 0 0 -
Berat 2600 gram 0 gram 0 gram
sebenarnya
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil estimasi produksi visual
hijauan dalam ubinan berukuran 1 m x 1 m. . Adapun hijauan yang
diperkirakan produksinya yaitu Brachiaria ruziziensis atau rumput ruzi.
Berat produksi rumput sebenarnya adalah 2600 gram. Tidak ada seorang
pun pengamat yang berhasil mengestimasi produksi rumput secara tepat
dan sesuai dengan produksi sebenarnya. Adapun persentase kesalahan
terkecil dari estimasi produksi rumput adalah 3,8% yaitu oleh pengamat
bernama Aulia dengan produksi hasil estimasi sebesar 2700 gram dan
hanya berselisih 100 gram dari hasil produksi sebenarnya sesuai
penimbangan. Setelah dilakukan tahap pemisahan tiap spesies pada hasil
pemotongan hijauan pada ubinan, diketahui bahwa komposisi botani
tanaman yang masuk dalam lemparan ubinan yaitu hanya rumput ruzi
saja, sedangkan tanaman legum maupun gulma tidak ada.
Metode yang dilakukan untuk mengukur produksi rumput dalam
satu petak adalah dengan visual atau penglihatan. Metode ini relatif aman
dan murah karena tidak perlu memakan banyak tenaga serta peralatan.
Namun pengukuran secara visual juga memiliki kerugian, yakni
subjektivitas atau sangat tergantung oleh perkiraan pengamat.
Pengamatan produksi hijauan secara visual haruslah dilakukan oleh
pengamat yang telah berpengalaman dan berkemampuan baik agar
diperoleh data produksi yang mendekati atau bahkan sama dengan
produksi sebenarnya. Berdasarkan literatur, Suryanah et al. (2013)
menyatakan bahwa ada beberapa metode yang digunakan untuk
menduga produksi biomassa rumput, yaitu metode destruktif dan metode
non destruktif. Metode perkiraan produksi rumput yang digunakan pada
praktikum ini adalah metode non destruktif berdasarkan estimasi secara
visual. Berdasarkan hal tersebut, metode pengamatan produksi visual
yang dilakukan saat praktikum sudah sesuai dengan literatur.
Selain metode perkiraan produksi hijauan pakan ternak secara
visual, juga ada perkiraan produksi dengan memperkirakan bahan kering.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Yuhaeni et al. (1997) bahwa
perkiraan produksi lahan dapat dilakukan denga variabel bahan kering
hijauan. Pengukuran bahan kering dilakukan dengan pengeringan bahan
segar di dalam oven selama 3 hari pada suhu 70°C. Humphreys (1991)
menyatakan bahwa produksi biornassa hijauan pakan ternak sangat
dipengaruhi oleh cara menanamnya, baik sistem tanam maupun pola
tanamnya. Produksi biomassa tanaman dan pengaruhnya terhadap
tanaman lain sangat tergantung kepada kondisi lahan dan agroklimat
setempat serta kompatibilitas kedua jenis tanaman.
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa hasil perkiraan berat produksi rumput berdasar taksiran salah satu
penaksir yaitu sebesar 2700 gram dengan persen kesalahan 3,8%. Berat
tersebut merupakan berat taksiran yang paling mendekati nilai berat
hijauan sebenarnya yaitu 2600 gram.
DAFTAR PUSTAKA

Humphreys, L. R. 1991 . Tropical Pasture Utilization. Cambridge


University Press. Cambridge.
Hutasoit, R., Juniar, S. dan S. P. Ginting. 2009. Petunjuk Teknis Budidaya
dan Pemanfaatan Brachiaria ruziziensis (Rumput Ruzi) sebagai
Hijauan Pakan Kambing. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Deliserdang.
Reksohadiprojo, S. 1995. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik Edisi 2.
BPFE. Yogyakarta.
Sumarsono, S. 2007. Buku Ajar Ilmu Tanaman Makanan Ternak.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Suryanah, S., Dudi, dan Mansyur. 2013. Pendugaan produksi biomassa
hijauan rumput Brachiaria decumbens berdasarkan metode non-
destruktif dengan menggunakan piringan akrilik. Jurnal Pastura.
Vol 3 No. 1.
Yuhaeni, S., N.P. Suratmini, N.D. Purwantari, T. Manurung, dan E.Sutedi.
1997. Pertanaman lorong (alley cropping) leguminosa dengan
rumput pakan ternak: pengaruh jenis rumput dan jarak larikan
glirisidia terhadap pertumbuhan danproduksi hijauan pakan. Jurnal
Ilmu Ternak dan Veteriner. Vol 2 No. 4.

Anda mungkin juga menyukai