MANAJEMEN PASTURA
Produksi Visual
Disusun oleh:
Kelompok XIII
TINJAUAN PUSTAKA
Pastura adalah lahan dengan batas-batas yang tegas (berpagar)
yang ditumbuhi tanaman hijauan pakan biasanya jenis unggul yang
ditujukan untuk penggembalaan ternak atau hijauan potongan
(Sumarsono, 2007). Suryanah et al. (2013) menyatakan bahwa ada
beberapa metode yang digunakan untuk menduga produksi biomassa
rumput, yaitu metode destruktif dan metode non-destruktif. Metode
destruktif memerlukan input yang tinggi berupa tenaga kerja dan
peralatan. Metode ini juga membutuhkan biaya yang besar dan jumlah
sampel yang tidak sedikit. Metode nondestruktif yang terdiri atas tiga cara,
yaitu estimasi secara visual, pengukuran ketinggian dan kepadatan
rumput, dan pengukuran faktor-faktor non-vegetatif yang berhubungan
dengan jumlah produksi bahan kering.
Reksohadiprodjo (1995) menyatakan bahwa pastura terdiri dari
beberapa macam, yaitu pastura alam, pastura alam yang sudah
ditingkatkan, pastura buatan (temporer), dan pastura dengan irigasi.
Pastura alam terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial,
sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon,
sering disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur
tangan manusia terhadap susunan floranya, tetapi hanya mengawasi
ternak yang digembalakan. Pastura alam yang sudah ditingkatkan terdiri
dari spesies-spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum
ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi
botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan
menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi). Pastura
buatan (temporer) terdiri dari tanaman makanan ternak dalam padangan
telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat
menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman
pertanian. Pastura dengan irigasi, biasanya terdapat di daerah sepanjang
sungai atau dekat sumber air.
Hutasoit et al., (2009) menyatakan bahwa Brachiaria ruziziensis
atau sering disebut rumput ruzi berasal dari benua afrika. Rumput ruzi
memiliki daun yang lebat, padat berbulu pendek dan bertekstur lembut.
Tinggi tanaman dapat mencapai 0,5 sampai 1,5 m pada saat berbunga.
Rumput ini memiliki stolon, sehingga mampu berkembang dengan cepat
membentuk hamparan yang lebat untuk menutup tanah dan mencegah
erosi.
Tujuan estimasi produksi secara visual yaitu untuk memperkirakan
berat rumput pada suatu wilayah pastura secara visual. Manfaat estimasi
produksi secara visual diantaranya yaitu mengetahui berat atau produksi
tanaman dalam suatu lahan, tidak menggunakan banyak tenaga kerja dan
peralatan, serta tidak memerlukan biaya.
MATERI DAN METODE
Materi
Metode
Proses penafsiran produksi hijauan per m2 dilakukan dengan
menggunakan kolom sampling (kolom ubinan). Metode yang digunakan
untuk pengukuran produksi visual yaitu dengan metode ubinan. Ubinan
seluas 1 m x 1m dilempar secara acak pada padang hijauan. Hijauan
yang berada dalam ubinan dilihat dan kemudian diperkirakan produksinya.
Selanjutnya hijauan dipotong dengan sabit lalu ditimbang, kemudian
rumput dipisahkan dari legum dan gulma, lalu ditimbang sesuai spesies
untuk dapat mengetahui produksi tiap komposisi botaninya. Hasil
penafsiran yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan pengukuran
dan penimbangan sebenarnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN