Disusun oleh :
Amaylia Almas
16/399085/PT/07203
Metode
Ayam betina dan ayam jantan yang telah dipotong dibedah lalu
dikeluarkan seluruh organ pencernaan dan reproduksinya (jangan sampai
putus), kemudian diletakkan atas alas kaca diatur secara utuh. Setelah itu
diukur panjang perbagian, kemudian potong perbagian, keluarkan
kotorannya, dicuci lalu ditimbang dan dicatat berat masing-masing organ.
PEMBAHASAN
Sistem Repoduksi
Sistem Reprodusi Betina
Metode pengambilan data dalam praktikum dilakukan degan mula
mula menyusun alat reproduksi ayam sesuai dengan susunannya untuk
diidentifikasi nama nama dari tiap bagian, tiap bagian dari organ reproduksi
ayam dipisahkan lalu ditimbang di timbangan, setelah ditimbang, organ
diukur dengan pita ukur, dan hasil dibandingkan dengan literature. Sistem
reproduksi pada unggas terutama pada ayam berbeda dengan hewan lain.
Sistem reproduksi pada unggas oviduk terbagi menjadi
infundibulum, magnum, dan isthmus. Berdasarkan pengukuran yang telah
dilakukan saat praktikum diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Data pengukuran panjang dan berat organ reproduksi
betina
e
b
a
f
Sistem Reproduksi Jantan
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya
elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing
mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta
sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan saat praktikum diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 2. Data literatur panjang dan berat organ reproduksi jantan
c
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang
sesuai dengan literatur yaitu panjang ovarium, magnum, uterus dan berat
ovarium, infundibulum dan vagina. Sedangkan panjang infundibulum,
isthmus ,vagina dan berat magnum, isthmus, uterus tidak sesuai dengan
literatur. Perbedaan disebabkan karena faktor umur ayam dan pakan yang
dikonsumsi oleh ayam tersebut dan nutrisi yang terkandung dalam pakan
ayam tersebut. Organ reproduksi ayam terdiri dari 3 bagian yaitu testis,
ductus deferens , dan papillae (penis). Pengaruh perbedaan ukuran organ
reproduksi pada ayam akan mempengaruhi proses reproduksinya seperti
ukuran telur atau lama siklus bertelur.
DAFTAR PUSTAKA
Bahmid, N.A. 2015. Studi morfologi dan histomorfometrik testis ayam
ketawa usia 1 bulan sampai 4 bulan. Fakultas Kedokteran,
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Bath, dan Chaudhari, S.U.R. 2002. Sperm reserves and its relationship to
parameters of the testis, epididymis and vas deferens of local cocks
in the sahel region of nigeria. International Journal Of Agriculture and
Biology. 4 (4):561–564.
Horhoruw, W. M. 2012. Ukuran saluran reproduksi ayam petelur fase pullet
yang diberi pakan dengan campuran rumput laut (Gracilaria edulis).
Agrinimal. 2(2): 75-80.
Isnaeni, W., A. Fitriyah, dan N.Setiati. 2010. Pengaruh pemberian omega-
3, omega-6, dan kolesterol sintetis terhadap kualitas reproduksi
burung puyuh jantan. Biosaintifika. 2 (1):40-52.
Khohklov. 2008. Morphology of an infundibulum of the oviduk of the sexually
mature hens. International Journal Morphol. 26(4): 883-886.
Melviyanti, M.T., N. Iriyanti, dan Roesdiyanto. 2013. Penggunaan pakan
fungsional mengandung omega 3, probiotik dan isolat antihistamin
N3 terhadap bobot dan indeks telur ayam kampong. Jurnal Ilmiah
Peternakan. 1(2): 677 – 683
Salang, F., L. Wahyudi, E. De Queldjoe, dan D.Y. Katili. 2015. Kapasitas
ovarium ayam petelur aktif. Jurnal MIPA. 4 (1): 99-102.
Sutiyono, M.S. 2001. Pengenalan organ reproduksi ayam. Universitas
Diponegoro. Semarang
Wulandari, R.B. 2010. Isolasi dan identifikasi salmonella sp. pada telur dan
saluran reproduksi ayam petelur di daerah Curug Kecamatan
Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Yuriwati, F.N., S.M. Mardiati, S. Tana. 2016. Perbandingan struktur histologi
magnum pada itik magelang, itik tegal dan itik pengging. Buletin
anatomi dan fisiologi. 24(1) : 76-85.