Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TERNAK UNGGAS


SISTEM REPRODUKSI UNGGAS

Disusun oleh :
Amaylia Almas
16/399085/PT/07203

Asisten: Febrian Reynaldi

LABORATORIUM ILMU TERNAK UNGGAS


DEPARTEMEN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
PENDAHULUAN

Reproduksi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk


menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Sistem
reproduksi pada ternak jantan atau betina akan mulai berfungsi dengan baik
pada saat memasuki dewasa kelamin atau sexual maturity (Bahmid, 2015).
Hunton (1995) dalam Horhoruw (2012) mengatakan bahwa pada saat
dewasa kelamin ayam memerlukan nutrien yang cukup karena pada saat
itu terjadi perkembangan ovarium dan oviduk, perubahan fisiologi dan
terjadi perubahan metabolism untuk persiapan produksi telur, protein dan
energy banyak dibutuhkan untuk sintesis jaringan sehingga perkembangan
fisiologinya berkembang dengan baik.
Alat reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat
kelamin pelengkap. Alat kelamin pokok adalah organ yang langsung
membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri atas
saluran testis yang menuju kloaka yaitu epididimis, vas defferens dan
papillae. Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya
elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing
mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta
sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut
(Bahmid, 2015).
Organ reproduksi ayam betina yang terdiri dari ovarium dan alat
reproduksi yang meliputi infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan
vagina merupakan tempat dimana
sebutir telur dibentuk. Infundibulum merupakan tempat untuk menangkap
kuning telur atau yolk yang telah mengalami ovulasi, magnum
mensekresikan albumen atau putih telur, isthmus yang mensekresikan
membrane cangkang atau kerabang, uterus mensekresikan cangkang dan
vagina tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila
tercapai bentuk sempurna (Horhoruw, 2012).
Tujuan praktikum acara reproduksi unggas yaitu untuk mengetahui efek
perbedaan panjang dan berat terhadap fungsi dan performa. Manfaat
praktikum acara reproduksi unggas yaitu untuk mengetahui kekurangan
dan kelebihan panjang dan berat terhadap fungsi dan performa.
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan untuk praktikum reproduksi ayam adalah
pisau scapel, kaca, plastik ukuran 1x1 m, pita ukur, timbangan elektrik, dan
gunting bedah.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum sistem reproduksi
unggas adalah ayam layer betina umur 72 minggu dengan berat 1500 gram
yang telah disembelih tetapi utuh.

Metode
Ayam betina dan ayam jantan yang telah dipotong dibedah lalu
dikeluarkan seluruh organ pencernaan dan reproduksinya (jangan sampai
putus), kemudian diletakkan atas alas kaca diatur secara utuh. Setelah itu
diukur panjang perbagian, kemudian potong perbagian, keluarkan
kotorannya, dicuci lalu ditimbang dan dicatat berat masing-masing organ.
PEMBAHASAN
Sistem Repoduksi
Sistem Reprodusi Betina
Metode pengambilan data dalam praktikum dilakukan degan mula
mula menyusun alat reproduksi ayam sesuai dengan susunannya untuk
diidentifikasi nama nama dari tiap bagian, tiap bagian dari organ reproduksi
ayam dipisahkan lalu ditimbang di timbangan, setelah ditimbang, organ
diukur dengan pita ukur, dan hasil dibandingkan dengan literature. Sistem
reproduksi pada unggas terutama pada ayam berbeda dengan hewan lain.
Sistem reproduksi pada unggas oviduk terbagi menjadi
infundibulum, magnum, dan isthmus. Berdasarkan pengukuran yang telah
dilakukan saat praktikum diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Data pengukuran panjang dan berat organ reproduksi
betina

Data Praktikum Data Literatur


Nama
Panjang Berat Panjang Berat Literatur
Organ
(cm) (gram) (cm) (gram)
(Salang et
Ovarium+ovum 12 35 7 40-60
al., 2015)
Khohklov
Infundibulum 11 1 9 1
(2008)
(Wulandari,
2010)
Magnum 33 29 34 22-26
(Horhoruw,
2012)
Horhoruw
Isthmus 19 16 10,6 6,81
(2012)
Horhoruw
Uterus 16 28 8,60 18,45
(2012)
Horhoruw
Vagina 6 2 7,7 4,28
(2012)
Ovarium. Berdasarkan praktikum panjang ovarium pada hasil
pengamatan adalah 12 cm cenderung lebih panjang dibandingkan dengan
literatur. Sedangkan berat ovarium pada hasil praktikum adalah 36 gram
cenderung lebih ringan dibandingkan dengan literatur. Salang (2015)
menyatakan bahwa berat ovarium ayam dewasa yang sedang aktif bertelur
atau secara normal mencapai 40-60 g dan panjang ovarium 7 cm, panjang
ovarium yang lebih panjang dan berat ovarium yang tergolong rendah
disebabkan oleh konsumsi pakan yang tidak optimal dan pada saat
konsumsi pakan berkurang akan mengakibatkan penurunan berat ovarium,
jumlah folikel serta disfungsi dari ovarium. Salang (2015) menyatakan
bahwa semakin berat ovarium ayam maka semakin sering siklus bertelur
ayam.
Infundibulum. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan panjang
infundibulum 7 cm sedangkan pada literatur panjang infundibulum adalah 9
cm, jadi panjang pada hasil praktikum lebih pendek dibanding dengan
literatur. Hal in disebabkan salah satu karena faktor umur. Khohklov (2008)
menyatakan bahwa pada usia 150 sampai 540 hari, morfologi fungsional
dari saluran telur infundibulum dari ayam mengalami peningkatan dinamis,
sedangkan penurunan terjadi pada usia setelah 540 hari. Berat
infundibulum telah sesuai dengan literatur yang ada yaitu 1 gram. Horhoruw
(2012) Perbedaan ukuran pada infundibulum diakibatkan oleh perbedaan
jenis makanan, penyakit, umur, dan jenis ungags. Frandson (2009)
menyatakan bahwa infundibulum merupakan terjadinya tempat fertilisasi,
jika infundibulum dibawah kisaran normal akan mengganggu proses
fertilisasi. Terganggunya proses fertilisasi menyebabkan proses reproduksi
akan menjadi terganggu.
Magnum. Berdasarkan praktikum panjang dan berat magnum
adalah 33 cm dan 16 gram. Wulandari (2010) menyatakan bahwa panjang
magnum dan berat magnum adalah 9 cm dan 1 gram. Ukuran panjang
bagian magnum tidak berbeda jauh dengan literatur, namun berat magnum
tidak sesuai dengan literatur. Perbedaan ukuran magnum dapat
disebabkan karena umur. Umur mempengaruhi ukuran magnum karena jika
umur ayam mendekati dewasa kelamin maka sel epithel sudah mengalami
differensiasi menjadi sel sel epithel bersilia dan sel goblet serta lapisan
kelenjar sub epithelial sudah berkembang, hal ini menyebabkan ukuran
magnum meningkat. Masak kelamin pada organ reproduksi betina
menyebabkan terbentuknya hormon estrogen yang mempengaruhi ukuran
organ reproduksi (Yuriwati et al., 2016). Horhoruw (2012) memaparkan
bahwa panjang magnum dipengaruhi oleh hormon progestron dan
hormon androgen. Ukuran magnum yang tidak normal pada panjang
magnum ini akan mengakibatkan terganggunya proses pembentukan putih
telur.
Isthmus. Berdasarkan praktikum panjang dan berat isthmus
adalah 20 cm dan 9 gram, sedangkan menurut Horhoruw (2012) panjang
dan berat isthmus adalah 10,6 cm dan 6,81 gram. Panjang dan berat
isthmus pada pengamatan tidak sesuai dengan literatur. Hal ini disebabkan
karena panjang isthmus dipengaruhi oleh hormon somatotropin dan
hormon tiroksin yang dihasilkan oleh pituitary anterior (Horhoruw, 2012).
Melviyanti et al. (2013) menambahkan bahwa efek perbedaan ukuran
isthmus akan mempengaruhi pembentukan kerabang tipis pada telur.
Persentase kerabang telur juga mempengaruhi bobot telur, persentase
kerabang telur sekitar 10% sampai 12% dari bobot telur.
Uterus. Pengamatan menunjukkan hasil bahwa panjang uterus
ayam saat praktikum adalah 7 cm dengan berat 22 gram. Penelitian
Horhoruw (2012) menunjukkan bahwa panjang uterus adalah 8,6 cm
dengan berat 18,45 gram. Terdapat perbedaan yang tidak signifikan dari
panjang uterus dan berat uterus hasil praktikum dengan data literature.
Hasil penelitian Horhoruw (2012) menjelaskan bahwa panjang uterus
tergantung level hormon Gonadotropin yang dihasilkan oleh anterior
pituitary dan estrogen yang diproduksi oleh ovarium. Pakan yang kaya akan
vitamin dan mineral mempengaruhi produksi hormon reproduksi yang
meliputi hormon gonadotropin dan hormon estrogen, hormon ini dapat
mempengaruhi ukuran saluran reproduksi. Berat uterus ditentukan oleh
hormon Paratiroid yang digunakan untuk meningkatkan metabolisme
mineral terutama calsium dan fosfor, karena uterus merupakan tempat
pembentukan kerabang telur. Ukuran dan berat uterus akan mempengaruhi
performa kerabang telur yang terbentuk.
Vagina. Berdasarkan praktikum panjang dan berat vagina adalah 2
cm dan 3 gram. Horhoruw (2012) mneyatakan bahwa panjang dan berat
vagina adalah 7,7 cm dan 4,28 gram. Hasil praktikum yang di dapat
menunjukkan panjang vagina tidak sesuai namun beratnya sesuai dengan
literatur. Horhoruw (2012) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi
panjang dan bobot vagina adalah pemberian pakan, hal ini karena
perkembangan panjang vagina dipengaruhi oleh hormon estrogen yang
dihasilkan oleh ovarium. Efek yang mungkin timbul dari keabnormalan
ukuran organ adalah terhambatnya reproduksi pada ayam betina dan
kesusahan dalam melakukan perkawinan akibat ukuran vagina yang tidak
normal.
Gambar 1. Anatomi Organ Reproduksi Ayam Betina
Gambar organ reproduksi ayam betina Keterangan :

a. Ovarium dan Ovum


b. Infundibulum
c. Magnum
d. Isthmus
e. Uterus
f. Vagina
d

e
b

a
f
Sistem Reproduksi Jantan
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya
elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing
mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta
sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan saat praktikum diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 2. Data literatur panjang dan berat organ reproduksi jantan

Nama Data Literatur


Literatur
Organ Panjang (cm) Berat (gram)
Testis 1-2 8 – 12(Bahmid, 2015)
(Bath and
Ductus deferens 12 1,36 Chaudhari,
2002)
Papilla 12-18 1,5 (Bahmid, 2015)
Testis. Bahmid (2015) menyatakan bahwa ukuran testis akan terus
meningkat sejalan dengan bertambahnya umur, namun saat hewan
mencapai usia dewasa tubuh, ukuran testis akan mencapai angka yang
tetap dan tidak berubah. Pada setiap pertambahan usia ayam, terjadi
peningkatan berat ayam yang berkorelasi positif (P<0,05) dengan
meningkatnya berat testis, volume testis dan panjang testis. Isnaeni et al
(2010) menambahkan bahwa peningkatan hormon testosteron pada ayam
selaras dengan peningkatan berat testis, yang mulai mengalami
peningkatan pada umur 20 minggu dan mencapai berat maksimal pada
umur sekitar 30 sampai 34 minggu
Ductus deferens. Ductus deferens atau saluran deferens dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian atas yang merupakan muara dari testis
sedangkan bagian bawah yang merupakan saluran deferens perpanjangan
dari saluran epididimis. Bahmid (2015) menambahkan bahwa saluran
deferens ini bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang
bersebelahan dengan urodeum dan kuprodeum. Sperma mengalami
pemasakan dan penyimpanan di dalam saluran deferens sebelum
diejakulasikan. Sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan pada
65% bagian distal saluran deferens. Bath dan Chaudhari (2012)
menyatakan bahwa panjang dari ductus deferens adalah 12 cm dan berat
ductus deferens adalah 1,36 gram.
Papilla. Alat kopulasi pada ayam berbeda dari hewan lainnya. Ayam
tidak memiliki penis ,namun sebagai alat kopulasi ayam memiliki papilla.
Bahmid (2015) menyatakan bahwa alat kopulasi mengalami rudimenter
pada ayam berupa papila (penis), kecuali pada itik berbentuk spiral dengan
panjang 12-18 cm. Papila ini diproduksi cairan transparan yang bercampur
dengan sperma pada saat terjadinya kopulasi. Sutiyono (2001) menyatakan
bahwa papilla atau pallus pada ayam akan berkembang pada saat kopulasi
atau terangsang libidonya.
Gambar 2. Anatomi Organ Reproduksi Ayam Jantan
Gambar organ reproduksi ayam betina Keterangan
a) Testis
b) Ductus deferens
c) Papilla

c
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang
sesuai dengan literatur yaitu panjang ovarium, magnum, uterus dan berat
ovarium, infundibulum dan vagina. Sedangkan panjang infundibulum,
isthmus ,vagina dan berat magnum, isthmus, uterus tidak sesuai dengan
literatur. Perbedaan disebabkan karena faktor umur ayam dan pakan yang
dikonsumsi oleh ayam tersebut dan nutrisi yang terkandung dalam pakan
ayam tersebut. Organ reproduksi ayam terdiri dari 3 bagian yaitu testis,
ductus deferens , dan papillae (penis). Pengaruh perbedaan ukuran organ
reproduksi pada ayam akan mempengaruhi proses reproduksinya seperti
ukuran telur atau lama siklus bertelur.
DAFTAR PUSTAKA
Bahmid, N.A. 2015. Studi morfologi dan histomorfometrik testis ayam
ketawa usia 1 bulan sampai 4 bulan. Fakultas Kedokteran,
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Bath, dan Chaudhari, S.U.R. 2002. Sperm reserves and its relationship to
parameters of the testis, epididymis and vas deferens of local cocks
in the sahel region of nigeria. International Journal Of Agriculture and
Biology. 4 (4):561–564.
Horhoruw, W. M. 2012. Ukuran saluran reproduksi ayam petelur fase pullet
yang diberi pakan dengan campuran rumput laut (Gracilaria edulis).
Agrinimal. 2(2): 75-80.
Isnaeni, W., A. Fitriyah, dan N.Setiati. 2010. Pengaruh pemberian omega-
3, omega-6, dan kolesterol sintetis terhadap kualitas reproduksi
burung puyuh jantan. Biosaintifika. 2 (1):40-52.
Khohklov. 2008. Morphology of an infundibulum of the oviduk of the sexually
mature hens. International Journal Morphol. 26(4): 883-886.
Melviyanti, M.T., N. Iriyanti, dan Roesdiyanto. 2013. Penggunaan pakan
fungsional mengandung omega 3, probiotik dan isolat antihistamin
N3 terhadap bobot dan indeks telur ayam kampong. Jurnal Ilmiah
Peternakan. 1(2): 677 – 683
Salang, F., L. Wahyudi, E. De Queldjoe, dan D.Y. Katili. 2015. Kapasitas
ovarium ayam petelur aktif. Jurnal MIPA. 4 (1): 99-102.
Sutiyono, M.S. 2001. Pengenalan organ reproduksi ayam. Universitas
Diponegoro. Semarang
Wulandari, R.B. 2010. Isolasi dan identifikasi salmonella sp. pada telur dan
saluran reproduksi ayam petelur di daerah Curug Kecamatan
Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Yuriwati, F.N., S.M. Mardiati, S. Tana. 2016. Perbandingan struktur histologi
magnum pada itik magelang, itik tegal dan itik pengging. Buletin
anatomi dan fisiologi. 24(1) : 76-85.

Anda mungkin juga menyukai