Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU REPRODUKSI TERNAK


ACARA I
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN

Disusun oleh:

Dhamas Aji Panenggar


14/368189/PT/06834
Kelompok XXXIV

Asisten: Tanti Ariyanti

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK


DEPARTEMEN PEMULIAAN DAN REPRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
Tinjauan Pustaka

Organ reproduksi jantan mamalia terdiri atas testis, ductus


epididimidis, ductus deferens, kelenjar asesoris kelamin: kelenjar
vesicularis, prostata dan cowperi, serta penis. Testis memiliki fungsi
gametogenesis dan steroidogenesis. Fungsi gametogenesis dikenal
dengan spermatogenesis, bertujuan untuk menghasilkan spermatozoa,
sedangkan fungsi steroidogenesis bertujuan untuk mensintesis hormon
steroid jantan yaitu testosteron (Weinbauer et al., 2010).
Testis adalah organ utama dari reproduksi jantan. Testis berfungsi
sebagai tempat dari pembentukan spermatozoa. Testis dibungkus oleh
scrotum (Saputra et al., 2017). Kelenjar aksesori kelamin pada hewan
jantan terdiri atas kelenjar ampulla, vesikularis, kelenjar prostat dan kelenjar
bulbouretralis. Kelenjar aksesori kelamin tersebut berperan sebagai organ
penghasil plasma semen (Wahyuni et al., 2013). Caput epididymis
berfungsi sebagai tempat maturasi dan konsentrasi spermatozoa; pada
corpus epididymis berfungsi sebagai transportasi sperma; sedangkan pada
bagian cauda epididymis berfungsi sebagai tempat penimbunan sperma
(Syam, 2017). Ductus deferens menghubungkan epididymis dengan
urethra. Urethra adalah saluran tunggal yang memanjang dari
persimpangan ampulla ke ujung penis. Urethra berfungsi sebagai saluran
sekresi baik urin maupun semen (Tamrin, 2014).
Materi dan Metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum anatomi organ
reproduksi jantan adalah pita ukur, kamera, amalt tulis, dan kertas kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum anatomi organ
reproduksi jantan adalah preparat segar berupa organ reproduksi sapi
brahman jantan

Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum anatomi organ reproduksi
jantan adalah organ reproduksi sapi brahman jantan diamati untuk
kemudian diketahui fungsi dari masing-masing organ reproduksi tersebut.
Masing-masing bagian organ reproduksi dibedakan, lalu dilakukan
pengukuran dengan seksama menggunakan pita ukur pada masing-masing
bagiannya. Semua hasil pengukuran dicatat pada kertas kerja.
Hasil dan Pembahasan

Hasil pengukuran anatomi organ reproduksi sapi jantan bangsa


brahman dengan bobot badan 250 kg yang dilakukan pada saat praktikum
disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil pengukuran organ reproduksi jantan

Nama Organ Panjang Lebar Tinggi Keliling


(cm) (cm) (cm) (cm)
Testis 15 7,5 - 19
Epididimis 15 - - -
Ductus deferens 13 - - -
Urethra - - - -
Kelenjar
vesikularis - - - -
Kelenjar prostata - - - -
Kelenjar cowperi - - - -
Penis 62,5 - - -
Testis
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapat panjang
testis pada sapi brahman 15 cm, lebar 7,5 cm dengan keliling testis sebesar
19 cm. Ketu dkk (2013) menyatakan ukuran testis diketahui dengan
mengukur lingkar skrotum pada bagian terbesar dari testis dengan
menggunakan pita ukur. Rata-rata lingkar skrotum pada sapi Limousin dan
Simmental masing-masing 35,60 cm dan 45,42 cm. Berdasarkan literatur
hasil yg didapat masih jauh dibawah kisaran normal. Faktor yang
mempengaruhi yaitu umur, spesies, dan pakan. Ukuran testis akan terus
meningkat sejalan dengan bertambahnya umur, namun saat hewan
mencapai dewasa tubuh, ukuran testis akan mencapai angka yang tetap
dan tidak berubah. Berat badan berkorelasi dengan panjang testis, diameter
testis, volume testis, panjang epididymis, diameter cauda epididymis, dan
volume cauda epididymis.
Mediastenum
testis Rete testis

Gambar 1. Anatomi testis


Testis merupakan salah satu organ reproduksi jantan. Testis
dibungkus oleh selaput yang putih mengkilat yaitu tunica albuginea yang
mengandung urat syaraf dan urat urat darah. Ukuran testis tergantung dari
umur, jenis ternak, dan berat badan ternak. Fungsi testis yaitu
menghasilkan spermatozoa dan hormon androgen. Testis adalah organ
reproduksi primer pada jantan, seperti ovarium yang merupakan organ
reproduksi primer pada betina. Penggantung testis disebut funiculus
spermaticus. Bagian tengah testis yang berbentuk seperti bintang disebut
mediastinum testis dan bagian yang mengelilingnya disebut rete testis.
Saputra et al. (2017) menyatakan bahwa testis menjadi tempat
pembentukan spermatozoa. Testis dibungkus oleh scrotum. Lingkar
scrotum mencerminkan ukuran dari testis dan menyatakan banyaknya
jaringan atau tubuli seminiferi yang berfungsi untuk memproduksi
spermatozoa. Tamrin (2014) menyatakan bahwa scrotum merupakan
sepasang kantung yang dipisahkan oleh septum. Scrotum terdiri dari kulit
yang tidak berambut, otot tunica dartos, dan tunica vaginalis propia yang
merupakan selaput serat putih yang mengelilingi testis. Fungsi utama
scrotum adalah menahan testis, melindungi testis, dan mengatur suhu
testis. Syam (2017) juga menyatakan bahwa testis diselubungi oleh selapis
tenunan pengikat yang tipis berwarna putih dan elastis, disebut tunica
albuginea. Penjelasan tersebut sesuai dengan literatur.
Kriptorchid merupakan peristiwa turunnya testis, kriptorchid dibagi
menjadi 2 yaitu kriptorchid unilateral dan bilateral. Kriptorchid bilateral bila
kedua testis turun dan bersifat steril sedangkan kriptorchid unilateral apabila
hanya satu testis yang berada di skrotum. Hal ini sesuai dengan (Blowey
and Weaver, (2011) yang menyatakan bahwa cryptorchidism adalah kondisi
yang dilihat dari tidak berkembangnya satu atau dua testis, termasuk juga
ukuran testis kecil dan tidak berhasil turun Cryptorchidism adalah kondisi
dimana testis tidak berhasil turun ke dalam scrotum. Apabila terjadi
gangguan tidak terjadinya penurunan testis ke dalam scrotum disebut
bilateral cryptorchid dan akibatnya pejantan menjadi steril. Apabila hanya
satu testis yang tidak turun ke dalam scrotum disebut unilateral cryptorchid,
pejantan masih fertil, tetapi tidak direkomendasikan sebagai pejantan (Hui,
2010).

Mekanisme pengaturan regulasi suhu dilakukan oleh dua musculus,


yaitu musculus cremaster externus dan musculus cremaster internus.
Apabila temperatur panas, kedua otot ini relaksasi sehingga testes turun
(menggantung) menjauhi perut dan apabila suhu dingin maka kedua otot ini
akan kontraksi sehingga testis akan naik. Posisi testis berbagai macam
tergantung jenis mamalia. Dalam pembentukannya testis akan berada di
dalam rongga perut selama hidupnya tetapi terdapat hewan mamalia yang
dapat menurunkan testisnya menuju skrotum. Descensus testiculorum
adalah proses turunnya testis secara sementara maupun permanen ke
dalam kantung skrotum yang menggantung pada tubuh. Mekanisme
pengaturan panas atau termoregulator dilakukan oleh musculus cremaster
externus dan musculus cremaster internus. Kedua musculus ini akan
menarik testis ke atas mendekati rongga perut untuk mendapatkan
pemanasan. Tunica dartos menarik testis mendekati perut sehingga
permukaan testis menjadi lebih kecil dan melipat untuk mencegah
pengeluaran panas. Kedua otot pada temperatur panas relaksasi sehingga
testis turun menjauhi perut dan permukaan mengembang untuk
mempercepat pengeluaran panas
Kastrasi atau pengebirian adalah usaha untuk menghilangkan
fungsi reproduksi ternak jantan sebagai pejantan dengan cara
menghilangkan testis agar tidak dapat lagi menghasilkan sperma (ternak
akan steril). Hal ini sesuai dengan Kuswati dll (2016) yg menyatakan
kastrasi adalah manajemen rutin di sebagian besar sistem produksi ternak
dengan proses menghilangkan fungsi alat reproduksi dengan cara
mematikan sel kelamin jantan. Sapi kastrasi lebih mudah dalam hal
penanganan dan meningkatkan kualitas daging.
Epididimis
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan panjang
epididimis sebesar 15 cm. Noviana et al., (2000), berat epididymis domba
lokal 12,80 ± 1,48 cm dengan panjangnya 17,65 ± 0,81 cm. Untuk kambing
berat epididymis 11,31 ± 1,46 cm dan panjangnya 14,25 ± 1,70 cm. Faktor
yang mempengaruhi perbedaan ukuran epididimis adalah umur, berat
tubuh, dan bangsa sapi. Epididimis merupakan saluran reproduksi yang
amat penting karena saluran sangat menentukan kemampuan fertilitas
sperma yang dihasilkan (Soeroso dan Duma, 2006). Sperma melewati
epididimis berkisar antara 9 sampai 13 hari yang dialirkan oleh cairan
testes, aktivitas silia epitel dari ductus eferent dan oleh kontraksi otot
dinding saluran epididimis (Soeroso dan Duma, 2006).
Setiap bagian dari epididimis mengekspresikan protein-protein yang
spesifik dengan fungsi yang khusus, yang selanjutnya berperan penting
dalam penyediaan lingkungan yang esensial bagi pematangan
spermatozoa. Sebagai contoh, perkembangan motilitas spermatozoa
terjadi di bagian kaput, ikatan zona (zona binding) di dalam korpus, dan fusi
oolemma terjadi di dalam kauda epididimis setelah mereka diproduksi di
dalam testis (Akmal, 2015)
caudal
corpus

Caput

Gambar 2. Anatomi Epididymis


Ductus deferens
Berdasarkan praktikum yang telajh dilakukan didapatkan data
panjang ductus deferens yaitu 13 cm. Data didapatkan dengan cara
mengukur ductus deferens dengan pita ukur. (Nurfaila, 2017) menyatakan
diameter ductus deferens dapat mencapai 2 mm, dengan panjang 5-10 cm
dan konsistensinya seperti tali dekat. Berdasarkan literatur yang ada,
panjang ductus deferens berada diatas kisaran normal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan ukuran ductus deferens adalah umur, berat
badan, dan bangsa sapi. Ductus deferens berfungsi sebagai saluran tempat
jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis
Vasektomi artinya adalah pemotongan sebagian (0.5 cm sampai 1
cm) saluran benih sehingga terdapat jarak diantara ujung saluran benih
bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi lainnya yang masih tersisa
dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang tersisa tersebut
dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu atau tersumbat.
Pada prinsipnya vasektomi adalah memotong saluran sperma jantan.
Tujuannya untuk mencegah terjadinya pertemuan cairan sperma dan sel
telur, yaitu untuk mencegah kebuntingan
Ductus
deferens

Ampulla
ductus
deferens

Gambar 3. Anatomi ductus deferens


Urethra
Urethra masculinus adalah saluran ekskretoris bersama untuk urin
dan semen. Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir
pada ujung glans sebagai orificum urethra externa. Urethra dapat
dibedakan atas 3 bagian, yaitu bagian pelvis merupakan suatu saluran
dengan panjang 15 sampai 20 cm, bagian bulbus urethralis merupakan
bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus, bagian penis termasuk
kelengkapan penis (Feradis, 2010). Turman dan Rich (2010) menyatakan
urethra adalah gabungan dari dua ductus deferens dan berujung hingga
penis. Urethra berfungsi sebagai jalur dari dua tract ekretotius jantan, tract
reproduksi dan tract urinary.
Kelenjar Tambahan
Kelenjar vesikularis. Kelenjar vesikularis jumlahnya sepasang, dari
luar kelihatan jelas berlobuli, letaknya mengapit ampulla ductus deferens,
ada di sebelah lateral (kanan kiri). Kelenjar ini menghasilkan zat cair yang
agak kental dan lengket yang mengandung protein, potassium, asam citrat,
fruktosa, dan enzim dengan pH 5,7 sampai 6,2. Sekreta ini kaya akan
fruktosa yang berperan sebagai sumber energi spermatozoa yang telah
diejakulasikan (Widayati et al., 2008).
Kelenjar prostata. Berdasarkan praktikum, fungsi dari kelenjar
prostata yaitu untuk menghasikan cairan encer yang mengandung ion
anorganik (Na, Cl, Ca, Mg) dengan pH lebih besar dari 7,5 sampai 8,2.
Novelina dkk (2014) menyatakan bahwa fungsi dari kelenjar prostat,
diantaranya: memengaruhi motilitas spermatozoa dan menghasilkan
sekreta bersifat alkalis. Sekreta ini berperan sebagai buffer saat berada
disaluran reproduksi betina yang bersifat asam dan memberikan bau yang
spesifk pada cairan semen (Novelina dkk, 2014)
Kelenjar cowperi. Kelenjar bulbourethralis terdapat sepasang,
berbentuk bundar, kompak, dan berselubung tebal. Saluran-saluran
sekretoris dari setiap kelenjar bergabung mambentuk satu saluran
sekretoris. Sebelum ejakulasi kelenjar ini menghasilkan getah kental yang
fungsinya untuk membersihkan saluran reproduksi dari sisa-sisa urin
Penis
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data panjang penis yang
didapat yaitu 62,5 cm. Panjang penis masih dalam kisaran normal atau
masih dalam kondisi normal , hal yang mempengaruhi perbedaan adalah
spesies, pakan dan umur. Umur berpengaruh terhadap ukuran organ
reproduksi jantan. Perkembangan penis akan mengikuti pencapaian
dewasa kelamin,sedangkan testis akan lebih dulu mengalami
perkembangan dibandingkan organ reproduksi lain (Samsudewa dan
Endang , 2006).

Gland
penis

Penis

Gambar 6. Anatomi penis


Fungsi penis adalah sebagai alat kopulasi. Tipe penis ada dua yaitu
fibroelastis dan cavernosa. Penis fibroelastis pada keadaan relaks
membentuk huruf S yang disebut bagian flexura signmoidea. Penis
cavernosa dapat memanjang dan membesar karena terdapat rongga yang
kan terisi darah pada saat ereksi. Prosessus urethralis pada kambing dan
domba berfungsi sebagai perpanjangan urethra, yang mempermudah
sperma untuk mencapai sel telur. Penis adalah organ kopulatoris hewan
jantan, mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran urin untuk perekatan
semen ke dalam saluran reproduksi betina. Penis terdiri dari akar, badan
dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis. Domba memiliki glans
penis kecil dan urethranya sebagian dapat keluar dari glans penis, bagian
urethra ini disebut dengan processus urethralis. Waktu domba mulai
terangsang dan semen akan diejakulasikan maka processus urethralis-nya
bergetar dengan cepat dan semen disemprotkan ke semua arah dengan
tidak menentu dalam vagina. Babi memiliki glans penis berbentuk seperti
pencabut gabus (tutup botol) dan pada waktu ereksi memutar beberapa
kali. Gerakan ini membantu penis menembus cervix babi betina. Kuda
memiliki tipe penis vascular yang berarti mengandung banyak pembuluh
darah dibandingkan dengan tipe fibroelastis. Selain banyak mengandung
pembuluh darah, tipe penis ini juga mempunyai jaringan otot, tetapi tidak
mempunyai flexura sigmoidea. Penis tetap lemas pada keadaan biasa,
tetapi pada keadaan ereksi penis akan dapat menampung banyak sekali
darah sehingga ukurannya meningkat baik panjang maupun diameternya
(Feradis, 2010).
Musculus ischio cavernosus atau erector penis adalah sepasang otot
pendekk yang timbul dari tuber ischii dan ligamentum sacroischiadicum dan
bertaut pada crura dan corpus penis. Ia menyebabkan ereksi dengan daya
pompa dan penekanan terhadap bagian bulbus corpus cavernosum penis
yang terletak di bawah otot tersebut. Musculus retractor penis adalah suatu
otot licin yang bertaut pada vertebrae coccygea pertama dan kedua,
berpisah dan bertemu kembali di bawah anus. Ia berfungsi menarik kembali
penis ke dalam praeputium sesuah ejakulasi dan mempertahankan posisi
ini pada keadaan tidak ereksi. Bagian body atau badan penis berada dalam
ruang tubuh dan mebentuk seperti huruf “S”, oleh karena itu disebut flexura
sigmoidea
Preaputium
Praeputium merupakan kulit yang membungkus ujung penis.
Praeputium dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu yang merupakan lipatan
luar, dan bagian penis, atau lipatan dalam. Praeputium homolog dengan
labia minora pada betina. Lubang kulit praeputium ini dikelilingi oleh rambut
preputial panjang (Yusuf, 2012). Fornix preputii adalah daerah dimana
preputii bertaut dengan penis tepat caudal dari glands penis (Widayati et
al., 2008).

Praeputium

Processus urethralis
Fornix praeputii

Gambar 7. Anatomi praeputium


Preaputium
Praeputium merupakan kulit yang membungkus ujung penis.
Praeputium dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu yang merupakan lipatan
luar, dan bagian penis, atau lipatan dalam. Praeputium homolog dengan
labia minora pada betina. Lubang kulit praeputium ini dikelilingi oleh rambut
preputial panjang. Fornix preputii adalah daerah dimana preputii bertaut
dengan penis tepat caudal dari glands penis (Yusuf, 2012).
Praeputium

Processus urethralis
Fornix praeputii

Gambar 7. Anatomi praeputium


Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa sistem reproduksi jantan terdiri dari testis, epididymis, ductus
deferens, urethra, kelenjar vesicularis, kelenjar prostata, kelenjar cowperi,
dan penis. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan menunjukan bahwa
ukuran ductus deferens normal dan ukuran testis, epidydimis dan penis
tidak normal. Faktor yang mempengaruhi ukuran penis adalah umur, berat
badan, dan bangsa ternak dan konsumsi pakan.
Daftar Pustaka

Akmal M., Mastiyah D., Hafizuddin. Epididimis dan Perannya Pada


Pematangan Spermatozoa. JESBIO Vol. IV No. 2, November 2015
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.

Kuswati, R., Nareswara H., Aulia P. A. Y., dan Trinil S., Pengaruh kastrasi
terhadap performan produksi Sapi Persilangan
Wagyu berdasarkan umur yang berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
26 (3): 53 – 58
Nurfaila. S., 2017. Pengaruh Pemberian Moringa oleifera Multrinutrient
Block Terhadap Kualitas Semen Segar Sapi Persilangan. Fakultas
Sains dan Teknologi. Universitas Makassar
Saputra, D. J., M. N. Ihsan, dan N. Isnaini. 2017. Korelasi antara lingkar
scrotum dengan volume semen, konsentrasi dan motilitas
spermatozoa pejantan sapi bali. Journal of Tropical Animal
Production. Vol. 18(2): 47-53.
Syam, N. 2017. Pengaruh Pemberian Moringa oleifera Multinutrient Block
Terhadap Libido dan Lingkar Scrotum Sapi Persilangan. Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Alauddin.
Makassar.
Tamrin, A. M. N. 2014. Pengaruh Penambahan Ekstrak Kopi pada Medium
Pengencer terhadap Kualitas Semen Beku Sapi Simental. Skripsi.
Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Wahyuni, Sri L. E. M Manik, S. Agungpriyono, M. Agil, T. L. Yusuf., Hamny,
dan I. K. M. Addnyane. 2013. Morfologi kelenjar aksesori kelamin
muncak (Muntiacus muntjak muntjak) jantan. Acta Veterinaria
Indonesiana. 1 (2): 84-93.

Anda mungkin juga menyukai