ACARA IX
XANTHOPHYL TELUR
Disusun oleh :
Kelompok XXV
Septian Dwiki Indrawan PT/06641
Fewinson Sibagariang PT/06654
Afifatul Bariroh PT/06735
Elsa Dhesiyanna Dewi PT/06787
Dhamas Aji Panenggar PT/06834
Fahrur Rozak Al Firdaus PT/06846
Asisten : Annas
LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI
BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
ACARA XI
XANTHOPYL TELUR
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktkum xantofil telur adalah untuk menentukan kadar
xantofil dalam telur
Tinjauan Pustaka
Xantofil merupakan senyawa tidak stabil dan dapat hilang dari
makanan unggas karena oksidasi. Jumlah pigmen kuning yang disimpan
dalam kulit unggas pedaging akan meningkat bila di dalam ransum
ditambahkan antioksidan sehingga kerusakan di dalam ransum dapat
berkurang. Hal tersebut efektif dalam melindungi xantofil jagung
(Anggorodi,1995)
Lipochrome merupakan bagan terbesar dari pigmen Iyolk yang larut
dalam minyak. Pigmen ini termasuk golongan pigmen karatenoid yang
terdapat banyak dalam tanaman. Karatenoid merupakan pigmen dari klorofil
yang berwarna merah, orange, dan kuning. Bedasarkan komposisinya terdiri
atas karatone dan xantofil. Karatone terdapat dalam bentuk α dan β. Xantofil
tersusun oleh chryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin dalam yolk. Karatone
bersifat tidak larut dalam air, asam, namun larut dalam khlorofom dan eer.
Xantofil terutama lutein dan zeaxanthin mempunyai intensitas warna dua kali
disbanding karatone Pigmen karatone dalam yolk sebagian besar dari
golongan xantofil. Titik perbandingan karotene dengan xantofil adalah 1:10
(Soeparno et al., 2001)
Pembelahan oocyt 1 terjadi beberapa saat sebelum ovulasi. Menjelang
ovulasi, stigma akan robek dan kemudian ovum keluar. Penambahan kuning
telur dengan warna putih (white yolk) terjadi pada saat pertumbuhan lambat,
sedangkan pada saat pertumbuhan cepat akan dideposisikan kuning telur
pekat (yellow yolk) yang kaya akan xantofil. Penambahan ini selalu
berselang-seling sehingga memberikan gambaran bahwa kuning telur
tersebut berlapis-lapis secara konsentris (Yuwanta, 2004).
Warna kulit telur dan kuning dihasilkan oleh karatenoid, kelompok
pigmen kuning dan merah yang terdapat di dunia tumbuhan. Sekilas 100 dari
zat ersebut telah dikenal, akan tetapi hanya sedikit dari zat-zat ersebut
dimanfaatkan unggas dalam jumlah cukup untuk dibawa ke kuning telur. Zat
yang jumlahnya sedikit itu dinamakan karatenoid “Pemberian Pigmen”, dan
bertanggung jawab terhadap warna khas kuning telur (Anggorodi, 1995)
Warna kuning telur dipengaruhi oleh apa yang diserap dari
makanannya. Warna kuning telur dihasilkan oleh sekelompok bahan yang
disebut hidroksi karatenoid dari beberapa tanaman. Kelompok karatenoid
yang berpotensi sebagai penyumbang warna alami adalah xantofil yang
terdiri dari lutein dan zeaxanthin. Penentuan kualitas kuning telur dilakukan
dengan mengamati beberapa karakteristik yaitu warna, bentuk, dan kekuatan
membran kuning telur. Stress dapat mempengaruhi kadar xantofil sehingga
dapat berpengaruh pada warna kuning telur (Stadellman, 1995).
Sujana (2006), menyatakan pakan juga mempengaruhi warna dari
kuning telur. Bahan pakan yang mengandung pigmen karatenoid terutama
pigmen beta karoten dan xantofil. Bahan pakan yang banyak mengandung
pigmen beta karoten dan xantofil diantaranya banyak mengandung hijauan
atau daun-daunan seerti daun singkong (Manihot utilisima), daun ubi jalar
(Ipomoea batatas) dan eceng gondok (Eichornia crasipes)
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum xantofil telur adalah
timbanga, egg separator, botol timbang, pengaduk, pipet, labu takar, kertas
asring, corong, dan spektrofotometer.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum xantofil telur serum
antara lain telur, campuran aseton, khloroform, dan Na2SO4 padat.
Metode
Setiap sampel telur ditentukan beratnya kemudian dipecah dan
dipisahka putih telur dari kuningnya. Kuning telur dari tiap sampel ditimbang
kemudian dihomogenkan untuk ditentukan intensitas warnanya.Homogenat
kuning telur diambil sebanyak 0,2512 gram. Kuning telur tersebut diaduk
selama 2 menit. Campuran aseton dan khloroform (1:1) sebanyak 7,5 mL
ditambahkan kemudian diaduk selama 3 menit. Campuran larutan kemudian
disaring dengan kertas saring yang telah ditaburi dengan Na2SO4 padat dan
ditera dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 440 nm. Nilai
absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menghitung kadar xantofil pada
telur dengan rumus
Y = 0,355314X ± 0,01689
Y = absorbansi
X = kadar xantofil dalam larutan (mg/100mL)
Kesimpulan
Saran
Saran untuk praktikum xantofil telur ini semoga asisten praktikum
selalu diberi perlindungan Allah SWT. Overall, semuanya sudah baik tetapi
pada waktu pelaksanaan cukup lama dan membuat praktikan biokimia ternak
gabut.
Daftar Pustaka
Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka.
Jakarta
Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Satu Gunungbudi. Bogor.
Makfoeld, D., D.W. Marseno, P. Hastuti, S. Anggrahini,
S.Raharjo,S.Sastrosuwignyo, Suhardi, S. Martoharsono, S.Hadiwiyoto,
Tranggono. 2006. Kamus Istilah Pangan Nutrisi. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
Mompioper, A., S.D. Rumetor, dan F. Pattiselanmo. 2008. Kualitas telur ayam
petelur yang mendapat ransum perlakuan subtitusi jagung dengan
tepung singkong . Jurnal Ternak Tropika . Volume 9. Nomor 2:43-51.
Universitas Brawijaya . Malang.
Moore J.T. and R. Langley. 2008. Biochemistry for Dummies. Wiley
Publishing Inc. Indianapolis. Indiana.
Soeparno, Indratiningsih, Triatmojo, R. Hastuti. 2001. Dasar Teknologi Hasil
Ternak. Jurusan Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Schlatterer, J. and D. E. Breithaupt. 2006. Xanthophylls in commercial egg
yolks: quantification and identification by HPLC and LC-(APCI)MS
using a C30 phase. Journal of Agricultural and Food Chemistry.Vol. 22
No. 6 Pg.67-73
Stadellman, W. J. 1995. Quality Identification of Shell Eggs In: Egg Science
and Technology. The Haworth Press, Inc. New York.
Sujana, E., S. Wahyuni, dan H. Burhanduddin. 2006.Jurnal Ilmu Ternak: Efek
Pemberian Ransum yang Mengandung Tepung Daun Singkong, Daun
Ubi Jalar, dan Eceng Gondok sebagai Sumber Pigmen Karatenoid
Terhadap Kualitas Kuning Telur Itik Tegal. Vol 6. No.1
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Penerbit Kanisius. Yoyakarta.
Lampiran Perhitungan