Anda di halaman 1dari 9

Analisis Data

Acara I
Analisis data terhadap status faali ayam meliputi temperatur rektal,
respirasi, dan pulsus dengan perlakuan perbedaan jenis kelamin, warna
bulu (hitam dan putih), perlakuan ruang (di dalam dan di luar ruang)
diperoleh hasil uji perlakuan terhadap status faali ayam sebagai berikut.
Tabel 14. Status faali ayam berbagai perlakuan
Perlakuan Parameter
Temperatur Respirasi Pulsus
rektal
Jantan/hitam/dlm 41,00 ± 0,00 22,66 ± 2,08 299,00 ± 22,11
Jantan/hitam/luar 41,33 ± 0,57 21,33 ± 1,52 212,67 ± 18,82
Jantan/putih/dlm 40,66 ± 0,57 34,00 ± 2,00 208,00 ± 32,44
Jantan/putih/luar 40,33 ± 0,57 33,00 ± 6,92 218,67 ± 7,02
Betina/hitam/dlm 38,66 ± 0,57 224,67 ± 24,44 49,66 ± 3,51
Betina/hitam/luar 40,33 ± 0,57 37,00 ± 4,35 265,33 ± 27,57
Betina/putih/dlm 38,66 ± 0,57 192,00 ± 3,60 47,00 ± 9,64
Betina/putih/luar 41,33 ± 0,57 53,66 ± 5,03 231,00 ± 7,54

Tabel 15. Hasil uji perlakuan terhadap status faali ayam


Status Values
faali JK WB R JK* JK*R WB*R JK*WB
WB *R
Temp. 0,000 0,656 0,000 0,018 0,000(s) 0,005(s) 0,006 (s)
Rektal (s) (ns) (s) (s)

Respirasi 0,196 0,000 0,000 0,000 0,094(ns) 0,493 (ns) 0,063(ns)


(ns) (s) (s) (s)

Pulsus 0,000 0,001 0,000 0,140 0,000(s) 0,051(ns) 0,001(s)


(s) (s) (ns) (ns)

Keterangan: * = Interaksi Perlakuan


s = Signifikan
ns = Non Signifikan
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jenis kelamin
berpengaruh secara nyata (p<0,05) terhadap temperatur rektal dan pulsus,
warna bulu berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap respirasi, dan ruangan
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap respirasi. Interaksi antara jenis
kelamin dan warna bulu signifikan berpengaruh terhadap respirasi dan
pulsus, interaksi jenis kelamin dan ruangan signifikan berpengaruh
terhadap temperatur rektal dan pulsus, interaksi antara warna bulu dan
ruangan signifikan berpengaruh terhadap temperatur rektal, serta interaksi
antara jenis kelamin, warna bulu dan ruangan signifikan berpengaruh
terhadap pulsus. Jenis kelamin dan warna bulu disini sangat dominan
dalam mempengaruhi status faali ayam. Nofita (2008) menyatakan bahwa
status faali ternak dapat di pengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas,
temperatur lingkungan, status reproduksi. Hewan betina akan memiliki
frekuensi pulsus dan temperatur rektal lebih tinggi dibandingkan hewan
jantan apabila hewan betina itu misalkan dalam kondisi bunting dan partus.
Hadziq (2011) yang menyatakan bahwa ternak dapat menyerap panas dari
dalam tubuh ataupun secara langsung dari sinar matahari. Tingkat
penyerapan panas tergantung tipe warna kulit ternak, warna kulit tidak
gelap akan memantulkan cahaya lebih banyak..
Analisis data terhadap status faali kelinci yang meliputi temperatur
rektal, respirasi, dan pulsus dengan perlakuan perbedaan jenis kelamin,
warna bulu (hitam dan putih), perlakuan ruang (di dalam dan di luar ruang)
diperoleh hasil uji perlakuan terhadap status faali kelinci sebagai berikut.

Tabel 16. Status faali kelinci berbagai perlakuan


Perlakuan Parameter
Temperatur rektal Respirasi Pulsus
Jantan/hitam/dlm 39,2 ± 0,41 91.66 ± 29.36 1,86 ± 35,69
Jantan/hitam/luar 37,33 ± 0,58 108 ± 10,39 1,89 ± 46,36
Jantan/putih/dlm 39,33 ± 0,23 90,3± 10,78 2,21 ± 25,42
Jantan/putih/luar 39,5 ± 1,09 94,6 ± 5,03 2,66 ± 5,50
Betina/hitam/dlm 37,80 ± 0,26 73,33 ± 7,63 2,27 ± 23,02
Betina/hitam/luar 38,33 ± 0,58 108 ± 10,39 1,66 ± 33,20
Betina/putih/dlm 38,1 ± 0,15 70,67 ± 5,13 2,64 ± 1,15
Betina/putih/luar 39,43 ± 0,25 1,54 ± 4,93 2,40 ± 7,63

Tabel 17. Hasil uji perlakuan terhadap status faali kelinci


Status Values
faali JK WB R JK* JK*R WB*R JK*WB
WB *R
Temp. 0,122 0,000 1,000 0,005 0,426(ns) 0,122(ns) 0,426(ns)
Rektal (ns) (s) (ns) (s)

Respirasi 0,135 0,647 0,174 0,121 0,504(ns) 0,504(ns) 0,957(ns)


(ns) (ns) (ns) (ns)

Pulsus 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000(s) 0,000(s) 0,000(s)


(s) (s) (s) (s)

Keterangan: * = Interaksi Perlakuan


s = Signifikan
ns = Non Signifikan
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jenis kelamin
berpengaruh secara nyata (p<0,05) terhadap pulsus, warna bulu
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap temperatur rektal dan pulsus, dan
ruangan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap temperatur rektal. Interaksi
antara jenis kelamin dan warna bulu signifikan berpengaruh terhadap
temperatur rektal dan pulsus, interaksi jenis kelamin dan ruangan signifikan
berpengaruh terhadap pulsus, interaksi antara warna bulu dan ruangan
signifikan berpengaruh terhadap pulsus, serta interaksi antara jenis
kelamin, warna bulu dan ruangan signifikan berpengaruh terhadap pulsus.
Jenis kelamin dan warna bulu disini sangat dominan dalam mempengaruhi
status faali kelinci. Hewan betina akan memiliki frekuensi pulsus, frekuensi
respirasi dan temperatur rektal lebih tinggi dibandingkan hewan jantan
apabila hewan betina itu misalkan dalam kondisi bunting dan partus. Hadziq
(2011) yang menyatakan bahwa ternak dapat menyerap panas dari dalam
tubuh ataupun secara langsung dari sinar matahari. Tingkat penyerapan
panas tergantung tipe warna kulit ternak, warna kulit tidak gelap akan
memantulkan cahaya lebih banyak.
Analisis data terhadap status faali kambing yang meliputi temperatur
rektal, respirasi, dan pulsus dengan perlakuan perbedaan jenis kelamin dan
perlakuan ketinggian (di dataran rendah dan dataran tinggi) diperoleh hasil
uji perlakuan terhadap status faali kambing sebagai berikut:
Tabel 18. Analisis status faali kambing
Perlakuan Parameter status faali
Temperatur rektal Respirasi Pulsus
Jantan/dt 39,4 ± 0,28 42,6 ± 1,52 60,0 ± 1,00
Jantan/dr 39,6 ± 0,57 1,26 ± 15,17 55,0 ± 1,73
Betina/dt 38,7 ± 0,60 57,6 ± 5,85 58,6 ± 1,15
Betina/dr 39,3 ± 0,35 36,0 ± 12,49 61,3 ± 2,30

Tabel 21. Hasil uji perlakuan terhadap status faali ayam


Status faali Values
JK R JK*R
Temperatur rektal 0.015 s 0.169 ns 0.701ns
Respirasi 0.000s 0.001ns 0.000s
Pulsus 0.029s 0.251ns 0.004s
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat adanya pengaruh nyata
pada jenis kelamin terhadap temperatur rektal dan pulsus, pengaruh
ketinggian tempat signifikan terhadap temperatur rektal. Hasil perlakuan
terhadap status faali kambing diketahui bahwa perlakuan jenis kelamin dan
ketinggian tempat hanya mempengaruhi sedikit perubahan dari status faali
kambing. Nofita (2008) menyatakan bahwa status faali ternak dapat di
pengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, temperatur lingkungan, status
reproduksi. Hewan betina akan memiliki frekuensi pulsus dan temperatur
rektal lebih tinggi dibandingkan hewan jantan apabila hewan betina itu
misalkan dalam kondisi bunting dan partus.
Acara II
Analisis data terhadap status faali ayam yang meliputi temperatur
rektal, pulsus dan respirasi dengan perlakuan perbedaan.
Tabel 20. Analisis status faali ayam
Perlakuan Parameter status faali
Temperatur rektal Respirasi Pulsus
Jantan/hitam/dlm 41,50 ± 2,17 32,66 ± 5,50 210 ± 12,00
Jantan/hitam/luar 41,66 ± 0,57 79,33 ± 3,05 187 ± 16,16
Jantan/putih/dlm 35,66 ± 9,86 44,00 ± 0,00 249 ± 21,51
Jantan/putih/luar 42,00 ± 0,00 80,00 ± 4,58 151 ± 9,07
Betina/hitam/dlm 43,00 ± 1,00 30,66 ± 3,05 240 ± 43,86
Betina/hitam/luar 41,33 ± 0,57 80,33 ± 6,65 165 ± 33,15
Betina/putih/dlm 41,06 ± 1,67 45,66 ± 3,21 237 ± 12,12
Betina/putih/luar 38,66 ± 0,57 80,33 ± 6,65 174 ± 25,48

Tabel 21. Hasil uji perlakuan terhadap status faali ayam


Status faali Values
JK WB KT JK*WB JK*KT WB*K JK*WB*
T KT
Temperatur 0.596ns 0.110ns 0.689ns 0.882ns 0.096ns 0.376ns 0.265ns
rektal
Respirasi 0.898ns 0.020s 0.000s 0.799ns 0.848ns 0.022s 0.656ns
Pulsus 0.646ns 0.805ns 0.000s 0.934ns 0.670ns 0.140ns 0.044s
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jenis kelamin
berpengaruh secara nyata (p<0,05) terhadap respirasi dan pulsus, warna
bulu berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap temperatur rektal dan respirasi
dan ruangan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap temperatur rektal,
respirasi dan pulsus. Interaksi antara jenis kelamin dan warna bulu
signifikan terhadap pulsus, interaksi antara jenis kelamin dan ruangan
signifikan terhadap respirasi dan pulsus, serta interaksi antara jenis
kelamin, warna bulu dan ruangan signifikan terhadap temperatur rektal dan
respirasi. Perlakuan ruangan (dataran tinggi dan dataran rendah)
berpengaruh sangat dominan dalam mempengaruhi status faali ternak.
Adanya beda penyinaran matarihari akan mempengaruhi proses fisiologis
ternak. Hadziq (2011) menyatakan bahwa ternak dapat menyerap panas
dari dalam tubuh ataupun secara langsung dari sinar matahari.
Analisis data terhadap status faali kelinci yang meliputi temperatur
rektal, respirasi, dan pulsus dengan perlakuan perbedaan jenis kelamin,
warna bulu (hitam dan putih), perlakuan ketinggian (di dataran rendah dan
dataran tinggi) diperoleh hasil uji perlakuan terhadap status faali kelinci
sebagai berikut:
Tabel 22. Analisis status faali kelinci
Perlakuan Parameter status faali
Temperatur rektal Respirasi Pulsus
Jantan/hitam/dt 37,46 ± 0,88 27,00 ± 2,64 236,33 ± 39,80
Jantan/hitam/dr 38,76 ± 0,23 129,00 ± 4,35 257,33 ± 9,81
Jantan/putih/dt 39,30 ± 0,30 27,33 ± 5,13 181,33 ± 5,68
Jantan/putih/dr 38,76 ± 0,23 140,33 ± 0,57 243,67 ± 32,51
Betina/hitam/dt 36,76 ± 0,11 27,66 ± 2,51 212,67 ± 9,81
Betina/hitam/dr 39,13 ± 0,35 113,33 ± 5,77 270,33 ± 11,67
Betina/putih/dt 38,70 ± 0,43 28,00 ± 3,60 192,33 ± 23,56
Betina/putih/dr 38,80 ± 0,34 145,33 ± 5,77 159,00 ± 31,43
Tabel 23. Hasil uji perlakuan terhadap status faali kelinci
Status faali Values
JK WB KT JK*WB JK*KT WB*K JK*WB*K
T T
Temperatur 0.049 s 0.000 s s
0.000 0.254 ns 0.138 ns 0.000 s 0,162ns
rektal
Respirasi 0.135ns 0.000s 0.000s 0.003s 0.060 0.000s 0.003s
ns

Pulsus 0.003s 0.000 s 0.003s 0.547ns 0.037ns 0.436ns 0.008s


Keterangan: * = interaksi perlakuan
s = signifikan
ns= non signifikan
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jenis kelamin
berpengaruh secara nyata (p<0,05) terhadap respirasi dan pulsus, warna
bulu berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap temperatur rektal dan respirasi
dan ruangan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap temperatur rektal,
respirasi dan pulsus. Interaksi antara jenis kelamin dan warna bulu
signifikan terhadap respirasi, interaksi antara jenis kelamin dan ruangan
signifikan terhadap respirasi, serta interaksi antara jenis kelamin, warna
bulu dan ruangan signifikan terhadap respirasi dan pulsus. Warna bulu
berpengaruh sanga dominan dalam mempengaruhi status faali ternak.
Hadziq (2011) menyatakan bahwa ternak dapat menyerap panas dari
dalam tubuh ataupun secara langsung dari sinar matahari. Tingkat
penyerapan panas tergantung tipe warna kulit ternak, warna kulit tidak
gelap akan memantulkan cahaya lebih banyak.
Analisis data terhadap status faali kambing yang meliputi temperatur
rektal, respirasi, dan pulsus dengan perlakuan perbedaan jenis kelamin dan
perlakuan ketinggian (di dataran rendah dan dataran tinggi) diperoleh hasil
uji perlakuan terhadap status faali kambing sebagai berikut:
Tabel 24. Analisis status faali kambing
Perlakuan Parameter status faali
Temperatur rektal Respirasi Pulsus
Jantan/dt 38,8 ± 0,1 24,3 ± 2,08 48,0 ± 2.64
Jantan/dr 38,8 ± 0,37 16,3 ± 1,15 47,3 ± 1,15
Betina/dt 38,1 ± 0,57 29.0 ± 1,73 55,6 ± 3,05
Betina/dr 54,6 ± 6,11 38,3 ± 0,34 50,6 ± 1,15

Tabel 25. Hasil uji perlakuan terhadap status faali kambing


Status faali Values
JK KT JK*KT
Temperatur rektal 0.003 s 0.002 s 0,002s
Respirasi 0.000ns 0.469ns 0,000s
Pulsus 0.002s 0.054ns 0,002s
Keterangan: * = interaksi perlakuan
s = signifikan
ns = non signifikan
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat adanya pengaruh nyata
pada jenis kelamin terhadap temperatur rektal dan pulsus, pengaruh
ketinggian tempat signifikan terhadap temperatur rektal. Hasil perlakuan
terhadap status faali kambing diketahui bahwa perlakuan jenis kelamin dan
ketinggian tempat hanya mempengaruhi sedikit perubahan dari status faali
kambing. Nofita (2008) menyatakan bahwa status faali ternak dapat di
pengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, temperatur lingkungan, status
reproduksi. Hewan betina akan memiliki frekuensi pulsus dan temperatur
rektal lebih tinggi dibandingkan hewan jantan apabila hewan betina itu
misalkan dalam kondisi bunting dan partus.

Anda mungkin juga menyukai