Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kebutuhan

Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi tergantung


dari tujuan pemenuhannya, hal tersebut dapat dilihat dari fakta yang
terjadi di lapangan. Fakta adalah keadaan yang ditunjukkan oleh data
yang terdapat pada saat akan disusun suatu program. Fakta bersifat
sangat penting karena akan mempengaruhi persiapan-persiapan yang
dilakukan saat penyuluhan (Suparta, 2002). Metode pengumpulan fakta
yang digunakan adalah observasi langsung pada siswa dan pengurus
Madrasah Tsanawiyah Al-Barokah. Teknik yang digunakan adalah
wawancara terhadap pengurus Madrasah Tsanawiyah serta mengamati
kondisi lingkungan sekolah.
Proses pengumpulan fakta yang diperoleh dari observasi meliputi :
a) Sekolah beternak ayam di samping sekolah dalam jumlah yang sedikit
b) siswa sebagian tinggal di pondok Madrasah dan c) permasalahan yang
terdapat di pondok yakni makanan yang di konsumsi sehari-hari berupa
sayur-sayuran dan protein nabati. Fakta yang diperoleh dari wawancara
meliputi : a) jumlah siswa madrasah yaitu 7 orang dengan jumlah pengajar
sebanyak 21 orang b) Agenda rutin dilakukan setiap waktu sekolah seperti
tadarus, belajar, hafalan, dan lain-lain. Fakta-fakta yang telah terkumpul
digunakan untuk penyusunan program.
Analisis kebutuhan sasaran didasarkan pada hasil pengumpulan
fakta. Pengurus menyatakan bahwa masalah utama mereka adalah tidak
ada pengurus yang bertugas memperhatikan makanan yang dikonsumsi
siswa meliputi nutrient yang dibutuhkan oleh siswa untuk perkembangan
dan pertumuhannya, hal tersebut berdampak pada kurangnya konsumsi
protein hewani. Berdasarkan permasalahan tersebut maka kelompok kami
menyimpulkan Madrasah membutuhkan suatu penyelesaian untuk
permasalahan tersebut. Kelompok kami memutuskan untuk melakukan
penyuluhan mengenai pentingnya konsumsi protein hewani untuk pelajar
di masa pertumbuhannya. Oleh karena itu hal yang akan kami bahas
meliputi macam macam olahan produk yang mengandung protein hewani
yakni, susu, telur, dan daging.
Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang
penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus
senantiasa mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh
masyarakat sasarannya. Seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk
memilih dan menyajikan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat sasarannya. Hal ini disebabkan oleh karena keragaman
sasaran yang dihadapi, sehingga menuntut keragaman kebutuhan yang
berbeda atau keragaman materi yang harus disampaikan pada saat yang
sama. Kesulitan lain juga dapat muncul manakala pemahaman tentang
sasaran dan waktu menjadi pembatas (Mardikanto, 1999).
Penyuluhan pembangunan, sebagai ilmu terapan, seharusnya
mampu berperan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),
terutama dalam membentuk dan mengubah perilaku masyarakat untuk
mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas. Pembentukan dan perubahan
perilaku tersebut, baik dalam dimensi seluruh asek kehidupan manusia,
dimensi kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari
materiil hingga non materiil, dimensi waktu dan kualitas yakni jangka
pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas
untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran, yakni dapat menjangkau dari
seluruh strata masyarakat (Karsidi, 2001).

Daftar Pustaka

Karsidi, R. 2001. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam


Pemberdayaan Masyarakat. Mediator. Volume 2. Nomor 1.
Mardikanto, T. 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Suparta, N. 2002. Penyuluhan Peternakan. Universitas Udayana.
Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai