Anda di halaman 1dari 53

ALAT KELAMIN JANTAN

Materi Ajar Fisiologi Reproduksi


Fak. Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala
Oleh : Hamdan
ORGANA GENETALIA
 Organa Genetalia Feminina
 Alat Kelamin Primer
 Ovarium
 Alat Kelamin Sekunder
 Saluran-salurannya
Alat Kelamin Jantan
(Organa genetalia Masculina )
 Alat Kelamin Primer (Organa genetalia
Masculina Primer)
 Testes
 Alat Kelamin Sekunder (Organa
genetalia Masculina sekunder)
 Saluran dan Kelenjar Acesories
(Organa genetalia Masculina )
 Organ reproduksi jantan terdiri dari
sepasang testes, epididymis, dan organ
asesories.
 Testes berada dalam skrotum.
Testes bersifat eksokrin dan
endokrin.
 Fungsi eksokrin testes pada
kemampuannya untuk menghasilkan
spermatozoa yang kemudian
dikeluarkan dari tubuh.
 Fungsi endokrin testes adalah pada
kemampuannya untuk menghasilkan
hormon-hormon reproduksi jantan.
 Spermatozoa yang dihasilkan oleh
testes akan memasuki epididymis dalam
rangka peningkatan kapasitasnya dalam
hal fertilitas, motilitas dan kemudian
disimpan di dalamnya.
 Pada saat akan diejakulasi,
spermatozoa akan melewati ductus
defferen menuju urethra.
 Dalam perjalanan ini spermatozoa akan
diperkaya oleh sekresi dari kelenjar
asesories.
 Sehingga ejakulat akhirnya terdiri dari
spermatozoa dan plasma dari kelenjar
asesories yang dikenal dengan semen.
Skrotum.
 Secara anatomi tersusun dari kulit, tunica
dartos (jaringan ikat fibro elastic dan jaringan
otot polos), dan tunika vaginalis.
 Testis di dalam skrotum dipisahkan oleh
suatu septum. Jadi antara testis dexter dan
sinester tidak berada dalam sekat yang sama,
namun berada dalam skrotum yang sama.
 Hubungan antara rongga skrotum dan
rongga abdomen dihubungkan oleh
canalis inguinalis.
 Melalui canalis inilah pembuluh darah,
dan vasa defferen berjalan.
 Apabila cincin canalis inguinalis ini tidak
tertutup maka testes dapat dengan
leluasa memasuki rongga abdomen.
 Pada kejadian testes tidak bisa lagi
memasuki rongga skrotum dan tertahan
di rongga abdomen kondisi ini disebut
dengan cryptorchid.
 Kasus cryptorchidismus bisa bersifat
unilateral (hanya satu testes) atau
bilateral (kedua testes) tertahan di
dalam rongga abdomen.
 Pada awalnya pada masa embrional,
testes terletak berdekatan dengan
ginjal. Tetapi pada kebanyakan hewan
namun tidak semua, testes akan turun
ke dalam skrotum pada masa fetal.
 Pada jenis burung (aves) testes tidak
mengalami migrasi (perpindahan), jadi
tetap berada di dalam rongga tubuh.
 Selama periode fetal, testes mammalia
mengandung banyak bahan testosteron
yang berasosiasi pada perkembangan
ductus wolffii.
 Kehadiran testes akan berpengaruh
terhadap terjadinya regresi ductus
mulleri.
 Bahan aktif yang memacu
perkembangan ductus wolfii ke arah
testes dan regresinya ductus mulleri
bukanlah akibat adanya testosteron,
namun bahan apa yang
mempengaruhinya belum dapat
diidentifikasi secara nyata.
 Yang menarik pada fetus kuda, testes
ukuran maksimal dicapai pada saat
panjang fetus mencapai 50 cm.
 Testes fetus domba banyak
mengandung testosteron dan
androstenedion pada hari ke 90 masa
fetal, pada saat lahir dan prepubertal.
 Konsentrasi testosteron tertinggi dalam
darah dicapai pada saat berumur 3-7
bulan dibandingkan pada saat berumur
9 bulan.
 Pada masa fetal, konsentrasi
testosteron lebih tinggi pada fetus
jantan dibandingkan dengan fetus
betina.
 Skrotum merupakan jaringan cutaneus
tipis, kurang ditumbuhi bulu (rambut)
dan banyak mengandung kelenjar
keringat.
 Skrotum mammalia dewasa sangat
bervariasi. Ada yang sangat jauh dari
tubuh seperti pada domba, kambing,
sapi dll, dan adapula yang sangat dekat
dengan tubuh seperti pada babi yang
berada di bawah atau dekat perineal,
tetapi memiliki fungsi yang sama yakni
mempertahan suhu testes berada
beberapa derajat di bawah suhu tubuh.
 Hal ini diperlukan karena testes akan
memproduksi spermatozoa optimal
pada saat testes bersuhu beberapa
derajat di bawah suhu tubuh.
 Skrotum memiliki reseptor-reseptor
yang peka terhadap temperatur, oleh
karena itu fungsi utama skrotum selain
membungkus testis adalah
mempertahankan suhu testes selalu
berada 4-5 derajat di bawah suhu
tubuh.
 Pengaturan suhu testes, oleh aliran
darah vena testicularis yang melingkari
dari arteri, sehingga suhu tubuh yang
dibawa arteri diserap oleh darah vena
yang melingkari arteri testicularis.
 Selain itu pengaturan suhu testes di
dalam skrotum berlangsung karena
fungsi thermoregulatorik dari skrotum.
Pengaturan suhu testes oleh skrotum
dilakukan secara reflek, oleh peran
tunica dartos yang mampu menaik-
turunkan testes.
 Pada saat suhu di luar tinggi, maka
skrotum (tunica dartos dan kulit yang
banyak mengandung pigmen melanin)
akan memanjang dan menjauhi tubuh,
sedangkan pada saat suhu di luar
dingin, reflek akan menggerak skrotum
mendekati tubuh, sehingga suhu tubuh
akan terserap untuk mempertahankan
suhu optimal testes.
Testes
 Pada garis besarnya testes merupakan
suatu kelenjar yang berfungsi ganda.
 Fungsi pertama sebagai kelenjar
eksokrin (cytogenic) yang menghasilkan
spermatozoa dan fungsi kedua sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon androgen.
 Testes adalah organ penghasil
spermatozoa atau sel kelamin jantan
yang pada kebanyakan ternak terdapat
di luar tubuh dalam suatu kantong yang
dinamakan skrotum.
 Organ kelamin primer ini berjumlah dua
buah, terletak di daerah prepubis,
berbentuk bulat panjang dengan sumbu
memanjangnya ke arah vertikal.
 Testis kiri dan kanan dipisahkan oleh
septum scrotii.
 Pada bahagian ventral yang bebas
melekat ujung (cauda) epididymis dan
pada bahagian dorsalnya menggantung
pada chorda spermaticus.
 Tiap-tiap testis dibungkus oleh tunica
albuginea.
 Tunika ini berupa jaringan serosa yang
berasal dari peritoneum yang banyak
mengandung pembuluh darah dan
serabut-serabut saraf.
 Pada masa embrional, testis pertama
sekali berkembang di dalam rongga
perut berdekatan dengan ginjal dan
kemudian pada periode fetus turun ke
dalam skrotum.
 Perpindahan ini secara normal diakibatkan
oleh perpendekan gubernaculum testis yaitu
suatu serabut fibrosa yang menempel pada
cauda epididymis ke arah inguinal pada
dinding ventral abdomen.
 Perpendekan gubernaculum testis ini sendiri
diakibatkan oleh perkembangan differensiasi
dan tekanan intra abdominal.
 Sesudah fetus dilahirkan, testis yang
berada di dalam skrotum mengalami
perkembangan dan ukurannya terus
bertambah besar.
 Pertambahan besar ukuran testis ini
diakibatkan oleh perkembangan tubuli
dan sel interstitial
Tubulus seminiferous
 Massa testis (parenchym testis)
sebahagian besar merupakan tubulus
seminiferous yang berkelok-kelok
dengan diameter kira-kira 0,2 mm dan
panjang totalnya bervariasi menurut
spesies.
 Pada sapi + 5.000 m; dan pada
kambing dan domba + 5.000 – 7.000m.
Dua kategori sel terdapat di
dalam tubulus seminiferous.
 Pertama berupa sel-sel epithel yang disebut
spermatogonia.
 Kedua adalah sel-sel sertoli yang berfungsi
sebagai penunjang dan pemberi makan
spermatozoa yang secara embriologis
terbentuk dari proses pembelahan dan
perubahan morfologis sel-sel epithel
spermatogonia.
 Ruang di antara tubulus-tubulus
seminiferous terdapat serabut collagen,
pembuluh darah, sel fibroblast, sel
makrofag, mast cell dan sel-sel
interstitial yang disebut juga sel Leydig.
 Sel Leydig ini berfungsi mensintesis
hormon-hormon androgen terutama
testosteron di bawah pengaruh hormon
gonadotrophin.
Fungsi Ganda Testes
 Sesuai dengan kategori sel-sel yang terdapat
di dalam testis maka dapat disimpulkan
bahwa testis berfungsi eksokrin (cytogenic)
yakni spermatogenesis yang dilaksanakan
oleh sel-sel epithel dan fungsi endokrin atau
steroidogenesis untuk menghasil hormon
reproduksi jantan yang dijalankan oleh sel-sel
interstitial (sel Leydig).
Epididymis
 Spermatozoa meninggalkan tubulus
seminiferous melalui vas efferen
menuju epididymis.
 Secara anatomis epididymis berada di
luar testis dan berisikan tubulus-tubulus
yang berkelok-kelok dan sangat
panjang yang dapat mencapai 12.192 –
15.240m.
Pembagian Epididymis
 Caput epididymis melekat pada ujung
testis pada daerah mana pembuluh
darah dan saraf memasuki testis.
 Corpus epididymis melekat sejajar
dengan sumbu memanjang testis
 Cauda epididymis melekat pada ujung
inferior testis dan berhubungan
langsung dengan ductus defferen.
 Spermatozoa yang meninggalkan
tubulus seminferous belum memiliki
kemampuan motilitas.
 Kemampuan ini oleh spermatozoa
diperoleh apabila ia telah dewasa.
 Pendewasaan dan seleksi spermatozoa
berlangsung di dalam epididymis dan
berada di bawah pengaruh sekresi
hormon testosteron.
Kelenjar Asesories
 Glandula assesories pada hewan jantan yang
utama adalah ampula, vesica seminalis,
prostate dan cowper (bulbo urethralis).
 Semua glandula ini menghasilkan sekret yang
menjadi bahan pengaya semen yang akan
diejakulasikan.
 Juga ada yang menyebutkan adanya glandula
urethral (Litte’s glands) dan Glandula
preputialis namun tak banyak diketahui fungsi
dan komposisinya dalam sekresi.
 Ampula merupakan pembesaran dari
ductus defferen sebelum memasuki
urethra.
 Organ ini hanya berkembang bagus
pada kuda dan tak ditemukan pada
babi.
 Vesica seminalis terletak pada kiri
kanan leher vesica urinaria dan
bermuara pada urethra. Anjing tidak
mempunyai vesica seminalis.
 Pada sapi dan babi vesica seminalis
sangat besar sehingga sangat berperan
dalam memperbanyak volume semen
(ejakulat).
 Pada kelinci glandula terbagi dua :
glandula vesicularis dan glandula
seminalis tetapi homolog dengan vesica
seminalis pada mammalia lain.
 Prostat terletak caudal vesica seminalis,
sejajar dengan tempat dimana vesica
urinaria bermuara ke urethra.
Penis
 Penis mammalia merupakan gabungan
tiga corpus covernosum penis yang
melingkari urethra.
 Corpus spongiosum penis yang
melingkari urethra dapat membesar.
 Covernosum penis muncul sebagai
sepasang crura dari arcus ichiadicus
yang ditutupi oleh musculus
ichiocavernosous.
 Musculus retractor penis berfungsi
untuk mengatur perpanjangan penis
(terutama pada sapi dan babi) terhadap
flexura sigmoidalis.
 Penis akhirnya dibungkus oleh
preputium agar tercegah dari gangguan
dari luar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai