Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ALAT REPRODUKSI TERNAK JANTAN

Disusun oleh :
Ratna Lantip Penggalih
1850500013

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA


SUKOHARJO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat dibuat. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah reproduksi ternak yang diampu oleh bapak
Dr. Enkus Ainul Yakin, S. Pt., M.P.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang
selalu mendukung saya dalam menyelesaikan makalah.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini dan hasil dari
makalah terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga saya sangat membuka
bagi siapa pun yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagi saya.
Saya berharap dengan selesainya makalah reproduksi ternak jantan dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca, amin.
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Reproduksi merupakan suatu proses biologis di mana individu organisme baru
diproduksi . Dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan, setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu prosesreproduksi
oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual
dan aseksual. Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapatmelakukan
reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama.Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jeniskelamin yang
berbeda. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukanreproduksi
secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanyasatu sel,
melakukan reproduksi secara aseksual.
Pada hewan ternak, alat kelamin jantan umumnya mempunyai bentuk yang
hampir bersamaan, terdiri dari testis yang terletak di dalam skrotum, saluran-saluran
alat kelamin, penis, dan kelenjar aksesoris. Alat kelamin jantan dibagi menjadi alat
kelamin primer berupa testis dan alat kelamin sekunder berbentuk saluran-saluran
yang menghubungkan testis dengan dunia luar yaitu vas deferent, epididimis, vas
deferent, dan penis yang di dalamnya terdapat uretra, dipakai untuk menyalurkan air
mani dan cairan aksesoris keluar pada waktu ejakulasi.
2. Rumusan masalah
a. Terdiri dari apa sasa organ reproduksi ternak jantan ?
b. Bagaimana struktur anatomi organ reproduksi ternak jantan ?
c. Apa fungsi dari masing-masing organ reproduksi ternak jantan ?

3. Tujuan penulisan
a. Metahui bagian-bagian organ reproduksi ternak jantan.
b. mengetahui struktur anatomi organ reproduksi ternak jantan.
c. mengetahui fungsi dari masing-masing organ reproduksi ternak jantan.
BAB II PEMBAHASAN
1. Testis

Testis merupakan organ reproduksi primer pada jantan. Testis dikatakan


sebagai organ reproduksi primer karena memproduksi gamet jantan (spermatozoa)
dan hormon kelamin jantan (androgen). Testis sebagai organ kelamin primer
mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan spermatozoa atau sel kelamin jantan,
dan menyekresikan hormon kelamin jantan yaitu testosteron. Secara fungsional
testis merupakan organ utama dari sistem reproduksi jantan yang berperan penting
dalam spermatogenesis dan steroidogenesis. Spermatogenesis berlangsung pada
lapisan epitel tubulus seminiferus testis untuk menghasilkan spermatozoa,
sedangkan steroidogenesis berlangsung di sel-sel leydig jaringan interstisial testis
untuk mensintesin hormon steroid jantan (androgen) .Faktor yang mempengaruhi
perbedaan ukuran testis adalah tergantung pada umur, berat badan, dan bangsa
sapi .
Testis berbeda dengan ovarium, dimana testis ini tidak tetap tinggal di dalam
rongga tubuh; testis ini menurun dari asalnya di dalam rongga tubuh dekat ginjal
melalui inguinalis ke dalam skrotum. Penurunan testis terjadi karena
pemendekan gubernaculum, ligamentum yang memanjang dari daerah inguinalis
dan melekat pada ekor epididimis. Ini terjadi karena gubernaculum tidak bertumbuh
secepat dinding tubuh. Testis tertarik mendekati saluran inguinalis ke dalam skrotum
yang dikontrol oleh hormon gonadotropik dan androgen. Penurunan ini terjadi di
dalam fetus sapi pada pertengahan kebuntingan dan segera sebelum kelahirna
pada kuda. Salah satu atau kedua testis gagal menurun yang disebabkan oleh cacat
didalam perkembangannya. Apabila kedua testis tidak turun, ternak tersebut
diklasifikasikan sebagai bilaterral crytorchid dan ternak menjadi steril. Jika hanya
satu yang menurun, disebut sebagai unilateral cryptochid dan ternak ini biasanya
fertil (subur) . Testis dibungkus oleh kapsul putih mengkilat (tunica albuginea) yang
banyak mengandung serabut syaraf dan pembuluh darah yang terlihat berkelok-
kelok. Skrotum adalah kantong pembungkus testes. Skrotum terdiri atas kulit yang
ditutupi bulu-bulu halus, tunica dartos dan tunicavaginalis propria. Fungsi skrotum
adalah mengatur temperatur testis dan epididimis melindungi dan menyokong testis
supaya tetap pada temperatur 40 sampai 70 C lebih rendah dari temperatur tubuh
.Fungsi skrotum adalah membantu memelihara suhu yang rendah dari testis yaitu
70 F di bawah suhu tubuh, dengan jalan mengadakan pengkerutan dan
pengendoran dari dinding skrotum tersebut, dengan demikian proses
spermatogenesis dapat berjalan secara sempuna . Mekanisme pengaturan panas
atau termoregulator dilakukan oleh musculus cremaster externus dan musculus
cremaster internus. Kedua musculus ini akan menarik testis ke atas mendekati
rongga perut untuk mendapatkan pemanasan. Tunika dartos menarik testis
mendekati perut sehingga permukaan testis menjadi lebih kecil dan melipat untuk
mencegah pengeluaran panas. Apabila temperatur panas, kedua otot ini relaksasi
sehingga testis turun menjauhi perut dan permukaan mengembang untuk
mempercepat pengeluaran panas .
2. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok yang menghubungkan testis
dengan ductus deferens. Epididimis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kepala
(caput epididimis), bagian badan (corpus epididimis), dan bagian ekor (cauda
epididimis).Epididimis merupakan pipa panjang dan berkelok-kelok yang
menghubungkan vasa eferensia pada testis dengan ductus deferens (vas deferens).
Epididimis merupakan saluran spermatozoa yang panjang dan berbelit, terbagi atas
caput, corpus, dan cauda epididimidis, melekat erat pada testis dan dipisahkan oleh
tunika albugenia.Organ tersebut berperan penting pada proses absorpsi cairan yang
berasal dari tubulus seminiferus testis, pematangan, penyimpanan dan penyaluran
spermatozoa ke ductus deferens sebelum bergabung dengan plasma semen dan
diejakulasikan ke dalam saluran reproduksi betina.Epididimis adalah saluran
eksternal pertama dari testis, yang menyatu secara longitudinal pada permukaan
testis dan terbungkus dalam tunika vaginalis bersama dengan testis. Caput(kepala)
dari epididimis adalah daerah datar di puncak testis, di mana 12 sampai 15 saluran
(ductus) kecil, ductus eferens, menyatu menjadi satu ductus. Corpus (badan)
memanjang sepanjang sumbu longitudinal dari testis dan satu saluran tunggal yang
terhubung sampai pada cauda (ekor). Panjang total saluran berbelit-belit ini adalah
sekitar 34 meter pada sapi dan lebih panjang lagi pada ram, babi hutan, dan kuda .
Epididimis mempunyai empat fungsi utama yaitu pengangkutan atau
transportasi, konsentrasi atau pengentalan, maturasi dan penyimpanan
spermatozoa.Epididimis berfungsi untuk mengangkut spermatozoa. Beberapa faktor
berkontribusi terhadap gerakan spermatozoa melalui epididimis. Salah satu faktor
adalah tekanan dari produksi spermatozoa. Spermatozoa diproduksi dalam tubulus
seminiferus, dimana spermatozoa ini dipaksa keluar melalui rete testis dan ductus
eferens ke epididymis. Lapisan epididimis berisi beberapa sel epitel bersilia, tetapi
peran dari silia ini dalam memfasilitasi pergerakan spermatozoa dibantu oleh
ejakulasi. Selama ejakulasi, kontraksi peristaltik yang melibatkan lapisan otot polos
epididimis dan tekanan negatif sedikit (tindakan mengisap) dibuat oleh kontraksi
peristaltik dari ductus deferens dan urethraaktif bergerak spermatozoa dari
epididimis ke dalam ductus deferens dan urethra. Fungsi kedua dari epididumis
adalah konsentrasi spermatozoa. Spermatozoa masuk ke dalam epididimis dari
testis berkonsentrasi relatif sekitar 100 juta spermatozoa/ml. Epididimis
konsentrasinya meningkat sekitar 4 x 109 (4 miliar) spermatozoa per ml.
Konsentrasi terjadi sebagai cairan, yang menangguhkan spermatozoa di testis, yang
diserap oleh sel-sel epitel dari epididimis. Penyerapan cairan ini terutama di caput
dan ujung proksimal dari corpus. Fungsi ketiga dari epididimis adalah penyimpanan
spermatozoa. Kebanyakan spermatozoa disimpan dalam cauda epididimis dari
mana spermatozoa terkonsentrasi yang dikemas ke dalam epididimis lumen.
Epididimis sapi dewasa mengandung kira-kira 50 sampai 74 miliar spermatozoa.
Kapasitas spesies lainnya belum dilaporkan. Kondisi yang optimal dalam cauda
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup spermatozoa selama penyimpanan. pH
rendah, viskositas tinggi, konsentrasi karbon dioksida tinggi, rasio kalium-natrium
tinggi, pengaruh testosteron, dan kemungkinan kombinasi beberapa-faktor lainnya
berkontribusi ke tingkat metabolisme rendah dan memperpanjang daya hidup.
Fungsi keempat epididimis adalah pematangan spermatozoa. Spermatozoa baru
terbentuk masuk ke caput dari ductus efferens, spermatozoa tersebut tidak memiliki
kemampuan motilitas ataupun kesuburan. Ketika spermatozoa melewati epididimis
spermatozoa memperoleh kemampuan untuk menjadi motil dan subur. Jika cauda
yang diikat di setiap akhir, spermatozoa paling dekat dengan corpus meningkat
kesuburannya hingga 25 hari. Selama periode yang sama, spermatozoa terdekat
ductus deferensberkurang kemampuan kesuburannya. Oleh karena itu, tampak
bahwa kemampuan spermatozoa menjadi subur di cauda dan kemudian menjadi
matang namun akan menurun kesuburannya apabila tidak dikeluarkan. Selama di
epididimis, spermatozoa kehilangan droplet sitoplasma yang terbentuk pada leher
masing-masing spermatozoa selama spermatogenesis. Makna fisiologis droplet
sitoplasma belum diketahui, namun telah digunakan sebagai indikator kematangan
spermatozoa di dalam epididimis. Jika persentase yang tinggi dari spermatozoa
segar yang diejakulasikan dan mempunyai droplet sitoplasma, maka dianggap
spermatozoa tersebut belum matang dan memiliki kapasitas kesuburan yang.

3. Ductus deferens
Ductus deferens adalah sepasang saluran dari ujung distal cauda masing-
masing epididimis yang ujungnya didukung oleh lipatan peritoneum, melewati
sepanjang korda spermatika, melalui canalis inguinalis ke daerah panggul, dimana
kemudian menyatu dengan urethra.Ductus deferens (vas deferens) merupakan
saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.
Ductus deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di
dalam kelenjar prostat. Ductus deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya
sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis. Menurut , ductus deferens (vas
deferens) adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa
dari epididimis ke ductus ejakulatoris dalam uretra prostatik.Ductus deferens adalah
saluran yang melekat disepanjang medio ventralpermukaan ginjal.Ductus deferens
mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum
diejakulasikan.
Ujung ductus deferens yang membesar dekat urethra adalah ampula. Ductus
deferensmemiliki lapisan tebal otot polos di dinding dan tampaknya memiliki fungsi
tunggal trasportasi spermatozoa. Beberapa berpendapat bahwa ampulla berfungsi
sebagai depot penyimpanan jangka pendek untuk semen. Namun, spermatozoa
matang hanya dalam waktu singkat di dalam ampulla. Spermatozoa berenang di
dalam ampulla selama ejakulasi sebelum memasuki urethra. Vasectomi dilakukan
dengan cara pembedahan atau pemotongan ductus deferens, sehingga
spermatozoa tidak dapat melanjutkan perjalanannya dari epididimis menuju ke
sistem urogenitalis. Kegunaan dari vasectomi adalah domba yang divasectomi
berguna untuk menentukan estrus pada domba betina (pemacek), dan menggertak
estrus pada domba betina pada waktu laktasi atau pada saat bukan musim kawin.
Kerugian dari vasectomi adalah vasectomi dijalankan dengan pembedahan dan
untuk dapat menjalankan pembedahan ini dengan baik maka diperlukan latihan
khusus, kemungkina dapat terjadi penyambungan saluran kembali secara alamiah
apabila epididimis tidak cukup panjang yang dipotong, sesudah vasectomi dilakukan
seharusnya diadakan uji terhadap semen pejantan apakah mengandung
spermatozoa motil atau tidak, diperlukan identifikasi yang tepat bagi hewan yang
telah divasectomi, bila tidak hal ini akan membingungkan dan program pemuliaan
ternak akan kacau.

4. Kelenjar tambahan
a. Kelenjar vesikularis
Kelenjar vesikularis (kadang-kadang disebut vesicula seminalis) adalah
sepasang kelenjar lobular yang mudah didentifikasi karena bentuk yang
menonjol. Kelenjar vesicularis dahulu disebut vesicula seminalis karena disangka
reservior semen. Kelenjar vesicularis pada sapi terdapat sepasang, jelas
lobulasinya dan berada di dalam lipatan urogenital lateral dari ampulla. Kelenjar
vesikularis yang sepasang bersifat sebagai kelenjar tubulus majemuk atau
tubuloalveolar.
Sekresi kelenjar vesikularis merupakan cairan keruh dan lengket yang
mengandung protein, kalium, asam sitrat, fruktosa, dan beberapa enzim yang
konsentrasinya tinggi, kadang-kadang berwarna kuning karena mengandung
flavin. pH-nya berkisar 5,7 sampai 6,2. Sekresi kelenjar vesikularis membentuk
50 persen dari volume ejakulasi normal pada sapi. Kelenjar vesikularis pada sapi
memberikan kontribusi lebih dari setengah dari volume total cairan semen, dan
tampaknya memberikan kontribusi yang besar pada spesies lain. Senyawa
organik yang ditemukan di sekresi kelenjar vesikuler adalah unik dan tidak
ditemukan dalam jumlah besar di tempat lain di dalam tubuh. Dua senyawa ini,
fruktosa dan sorbitol, merupakan sumber utama energi untuk spermatozoa sapi
dan babi hutan tetapi konsentrasinya lebih rendah pada babi dan kuda. Kedua
fosfat dan karbonat buffer ditemukan dalam sekresi dan penting dalam
melindungi perubahan pH semen. Perubahan pH tersebut merugikan
spermatozoa.
b. Kelenjar prostata
Prostata adalah kelenjar tunggal yang terletak di sekitar dan sepanjang urethra
dibagian posterior saluran ekskretoris dari kelenjar vesikularis. Bagian prostata
terlihat dalam saluran dipotong dan dapat teraba sapi dan kuda. Semua prostata
pada domba tertanam dalam otot urethra seperti bagian dari jaringan kelenjar
pada sapi dan babi hutan. Kelenjar prostata sapi mengelilingi urethra dan terdiri
dari dua bagian, badan prostata (corpus prostatae) dan prostata disseminata
atau prostata yang cryptik (pars disseminata prostatae). Sekresi kedua bagian ini
berjalan melalui saluran kecil dan banyak yang bermuara ke dalam urethra pada
beberapa deretan.
c. Kelenjar bulbourethralis
Kelenjar bulbourethralis berjumlah sepasang, terdapat di sebelah kanan dan
kiri urethra bulbourethralis, di bawah muskulus bulbo spongiosus.
Kelenjar bulbourethralis pada sapi sebesar buah kemiri, padat, dan mempunyai
kapsul, dan pada babi ukuran kelenjar bulbourethralis lebih besar.
Kelenjar bulbourethralis adalah sepasang kelenjar yang terletak di
sepanjang urethra dekat titik luar dari panggul. Ukuran dan bentuknya seperti
kenari pada sapi, tetapi jauh lebih besar pada babi. Pada sapi, kelenjar ini
melekat pada otot bulbospongiosum, berkontribusi sangat sedikit untuk volume
cairan semen.

5. Urethra
Urethra adalah saluran tunggal yang memanjang dari persimpangan ampulla ke
ujung penis. Ini berfungsi sebagai saluran ekskretoris baik urin mapupun semen.
Selama ejakulasi pada sapi, terdapat campuran lengkap konsentrasi spermatozoa
dari ductus deferens dan epididimis dengan cairan dari kelenjar tambahan pada
bagian pelvis urethrauntuk membentuk semen. Urethra masculinus atau canalis
urogenitalisadalah saluran ekskretoris bersama untuk urin dan semen. Urethra
membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glans sebagai
urificium urethrae externa.
Menurut letaknya, urethra dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pars pelvina, pars
bulbourethralis, dan pars penis. Bagian pelvis (pars pelvina) merupakan suatu
saluran silindrik dengan panjang 15 sampai 20 cm dan diselubungi oleh otot urethra
yang kuat dan terletak pada lantai pelvis. Bagian bulbourethralis (pars
bulbourethralis) adalah bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus. Bagian
penis (pars penis) merupakan termasuk dari kelengkapan penis. Bagian belakang
dari vesica urinaria terdapat bangunan kecil (colicullus seminalis). Bagian depannya
adalah muara bersama dari ampulla dan saluran kelenjar vesikularis.
6. Penis
Penis adalah organ kopulasi jantan, mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran
urin dan perletakan semen ke dalam saluran reproduksi betina. Penis terdiri dari
akar, badan, dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis. Penis merupakan
organ kopulasi pada hewan jantan, berbentuk silinder panjang dan bersifat
fibroelastik (kenyal). Penis membentang ke depan dari arcus ischiadicus pelvis
sampai ke daerah umbilikus pada dinding ventral perut. Penis ditunjang oleh fascia
dan kulit. Penis terdiri akar atau pangkal, badan penis dan ujung penis.
Bagian ujung atau glans penis terletak bebas dalam preputium. Badan penis
terdiri dari corpus cavernosum penis yang relatif besar dan diselaputi oleh suatu
selubung fibrosa tebal berwarna putih, tunica albuginea. Bagian ventral terdapat
corpus cavernosum urethra, suatu struktur yang relatif lebih kecil yang mengelilingi
urethra. Kedua corpora cavernosa bersifat seperti spons dan terbagi atas rongga-
rongga yang dapat dianggap sebagai kapiler-kapiler yang sangat membesar dan
bersambung dengan venae penis. Ereksi penis umumnya disebabkan oleh
pembesaran rongga-rongga ini oleh darah yang berkumpul. Akar penis dibentuk
oleh dua cabang, crus penis kanan dan kiri, yang mempertautkan penis pada kedua
sisi arcus ischiadicus. M. Ischio cavernosus atau erector penis adalah sepasang otot
pendek yang timbul dari tuber ischii dan ligamnetum sacroischiadicum dan bertaut
pada crura dan corpus penis. Ia menyebabkan ereksi dengan daya pompa dan
penekanan terhadap bagian bulbus corpus cavernosum penis yang terletak di
bawah otot tersebut. M. Retractor penis adalah suatu otot licin yang bertaut pada
vertebrae coccygea pertama dan kedua, berpisah dan bertemu kembali di bawah
anus. Pasangan otot ini berjalan sepanjang permukaan ventrocaudal penis dan
bertaut pada tunica albuginea penis. Ia berfungsi menarik kembali penis ke dalam
preputium sesudah ejakulasi dan mempertahankan posisi ini pada keadaan tidak
ereksi.
Jaringan penis bersifat fibroelastik dan agak kaku walaupun dalam keadaan
tidak ereksi. Sebagian besar penis dalam keadaan tidak ereksi berbentuk huruf S
yang disebut flexura sigmoidea. Sapi, babi hutan, dan domba memiliki
flexurasigmoidea, sebuah lengkungan berbentuk S pada penis yang memungkinkan
untuk ditarik kembali sepenuhnya ke dalam tubuh. Ketiga spesies tersebut dan kuda
memiliki otot retractor penis, sepasang otot polos yang relaks yang memudahkan
perpanjangan penis dan kontraksi untuk menarik penis kembali ke dalam tubuh.
Otot retractor penis ini dari vertebra di daerah ekor dan menyatu ke ventral penis
pada anterior ke flexura sigmoidea. Glans penis, yang merupakan ujung bebas dari
penis, disuplai dengan saraf sensorik yang merupakan homolog dari clitoris betina.
Sebagian besar spesies, penis adalah fibroelastis, mengandung sejumlah kecil
jaringan ereksi. Penis kuda mengandung jaringan ereksi yang lebih banyak
dibandingkan dengan sapi, babi hutan, babi, dan kambing atau domba.
Berbagai golongan ternak memiliki bentuk glans penis yang bervariasi. Sapi
memiliki glans penis agak gepeng dan lancip. Domba memiliki glans penis kecil dan
urethranya sebagian dapat keluar dari glans penis, bagian urethra ini disebut
dengan processus urethralis. Waktu domba mulai terangsang dan semen akan
diejakulasikan maka processus urethralisnya bergetar dengan cepat dan semen
disemprotkan ke semua arah dengan tidak menentu dalam vagina. Babi memiliki
glans penis berbentuk seperti pencabut gabus (tutup botol) dan pada waktu ereksi
memutar beberapa kali. Gerakan ini membantu penis menembus cervix babi betina.
Kuda memiliki tipe penis vascular yang berarti mengandung banyak pembuluh darah
dibandingkan dengan tipe fibroelastis. Selain banyak mengandung pembuluh darah,
tipe penis ini juga mempunyai jaringan otot, tetapi tidak mempunyai flexura
sigmoidea. Penis tetap lemas pada keadaan biasa, tetapi pada keadaan ereksi
penis akan dapat menampung banyak sekali darah sehingga ukurannya meningkat
baik panjang maupun diameternya.
Preputium adalah suatu invaginasi berganda dari kulit yang berisi dan
menyelubungi bagian bebas penis sewaktu tidak ereksi dan menyelubungi badan
penis caudal dari glans penis sewaktu ereksi. Preputum melindungi penis dari
pengaruh luar dan kekeringan. Fornix preputii adalah daerah dimana preputii bertaut
dengan penis tepat caudal dari glans. Preputium merupakan invaginasi kulit yang
tertutup pada ujung penis. Ini memiliki asal embrio sama dengan labia minora pada
betina. Hal ini dapat dibagi ke dalam bagian prepenile, yang merupakan lipatan luar,
dan bagian penis, atau lipatan dalam. Lubang kulit preputium ini dikelilingi oleh
rambut preputial panjang.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

1. Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga komponen; (a)
organkelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis testiculus (jamak:
testesatau testiculae), (b) sekelompok kelenjar-
kelenjar kelamin pelengkapkelenjar-
kelenjar vesikularis, prostata dan cowper, dan saluran-saluran yangterdiri dari
epididimis dan vas deferens, dan (c) alat kelamin luar atau organkopulatoris yaitu
penis.
2. Testes pada hewan jantan berebentuk lonjong dan berwarna putih pucatsampai
kekuningan. Testes berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormonkelamin
jantan (testosterone).
3. Vas deferens berfungsi untuk menyalurkan semen dari epididymis menuju
keampula pada saat terjadi ejakulasi.
4. Epididymis berfungsi sebagai tempat maturasi, konsentrasi, transportasi
serta penimbunan sperma sebelum diejakulasikan.
5. Scrotum merupakan lapisan terluar dari testes atau
biasa disebut sebagai pembungkus testes yang memiliki struktur kulit yang tipis s
erta banyak mengandung kelenjar keringat sehingga dapat berfungsi untuk
melindungitestes serta mempertahankan suhu testes.
6. Penis secara umum berfungsi sebagai orga kopulasi pada jantan.

Anda mungkin juga menyukai