NIM : 091810032
Seperti karnivora pada umumnya, alat kelamin jantan pada kucing terbagi dalam empat
subbagian. Subbagian pertama meliputi testis, epididimis, duktus deferens, korda
spermatikus, dan tunika. Subbagian kedua terdiri dari kelenjarkelenjar asesoris, subbagian
ketiga penis, dan yang terakhir uretra (Junaedi 2006; Constantinescu 2007).
Pada perkembangannya, testis kucing turun dan menempati skrotum dalam waktu yang
lambat. Testis berada dalam skrotum antara minggu kedua dan ketiga setelah kelahiran.
Bentuk testis membulat dan beratnya 1/750 sampai 1/1850 dari bobot badan. Panjang axis
setiap testis berorientasi miring, kranioventral. Tunika albugineanya tebal dan mediastinum
testis terletak di tengah testis. Arteri-arteri yang berjalan dalam tunika albuginea memberikan
karakteristik pada permukaan testis (Constantinescu 2007).
Epididimis melekat pada perbatasan dorsolateral dari testis. Kaput epididimis di mulai dari
medial permukaan testis, namun saat mencapai posisi dorsolateral dilanjutkan menjadi korpus
dan kauda. Kaput epididimis sedikit melebihi kepala testis. Tunika albuginea epididimis lebih
tipis dibandingkan dengan albuginea testis. Panjang duktus epididimis 1.5 sampai 3 mm dan
berlikuliku. Kauda epididimis melekat pada ekor testis dengan ligamentum pendek dari testis
dan untuk fascia spermatic internal secara langsung (karena fascia spermatic internal melekat
pada kauda epididimis). Ligamen skrotum bergabung dengan fascia spermatic internal
menuju dartos. Duktus deferens dimulai sebagai plexus sepanjang perbatasan epididimis dari
testis dan medial ke epididimis dengan arah kaudokranial karena posisi testis. Setelah
melewati duktus deferens, kaput epididimis masuk ke dalam korda spermatikus dan berlanjut
hingga cincin vaginal. Dalam rongga perut, duktus deferens membuat kurva dalam arah
dorsokaudal untuk memasuki rongga panggul dan mencapai uretra. Dalam rute dari awal
sampai akhir, mesoduktus deferens yang juga merupakan bagian dari funikulus spermatikus,
melekat ke duktus deferens. Sebelum mencapai uretra, duktus deferens melintasi ureter di
bagian ventral, kemudian melintasi bagian dorsal dari ligamen lateral kandung kemih. Untuk
mencapai uretra, duktus deferens menembus kelenjar prostat dan membuka sisi lateral dari
colliculus seminalis (Constantinescu 2007).
Kelenjar assesoris yang berkembang pada kucing adalah kelenjar prostat dan bulbouretralis
sedangkan kelenjar vesikular tidak berkembang. Kelenjar prostat memiliki dua bagian yaitu
bagian badan dan diseminasi. Bagian badan memiliki dua lobus, kiri dan kanan dengan
permukaan yang tidak rata. Kelenjar ini melekat pada dinding uretra bagian atap dan lateral.
Bagian diseminasi terdiri dari lobus-lobus kecil. Kelenjar bulbouretralis bentuknya sangat
kecil (memiliki 7diameter lebih dari 5 mm) dan melekat pada dinding uretra bagian
dorsolateral yaitu pada arcus ischiadicus seperti terlihat pada gambar 4 (Constantinescu
2007).
Penis pada kucing berada di ventral skrotum. Penis disusun oleh dua buah corpora cavernosa,
satu pada tiap sisi dan sebuah korpus spongiosum yang berada di tengah. Pejantan dewasa
memiliki glans penis pada bagian ujung penis dengan panjang 5 sampai 10 mm, berbentuk
kerucut yang mengarah ke caudal dan memiliki 120 sampai 150 buah duri penis (penile
spines) tergantung kadar androgen setiap individu. Duri-duri penis dengan panjang dan
diameter dasarnya sebesar 0.1 sampai 0.7 mm ini berjejer membentuk 6 hingga 8 buah
lingkaran (Johnston et al. 2001).
Secara histologi, duri penis disusun oleh jaringan ikat inti diselimuti epitel tanduk yang mirip
dengan papilla pada lidah kucing. Peran duri pada proses kopulasi belum diketahui secara
pasti namun diperkirakan duri ini berfungsi memberikan stimulasi seksual pada betina,
menghalangi penarikan penis dari vagina (oleh karena itu lokasinya adalah di ujung penis),
atau meningkatkan stimulasi betina untuk induksi ovulasi. Os penis pada kucing berukuran
panjang 3 sampai 5 mm dan berada di ujung glans penis pada kucing jantan dewasa. Kucing
tidak memiliki muskulus cremaster tetapi memiliki musculus levator scrota yang berasal dari
musculus sphincter anal externus dan masuk ke dalam septum scrotal(Johnston et al. 2001).
Endokrinologi Reproduksi Kucing Jantan Fisiologi reproduksi hewan jantan dikontrol secara
endokrin oleh sekresi Hypothalamic Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) pada tingkat
paracrine di hipotalamus. GnRH merangsang kelenjar hipofise anterior untuk
mengekskresikan dua hormon gonadotropin, yaitu Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle
Stimulating Hormone (FSH). Hipofise anterior bertanggung jawab untuk berbagai hormon
yang mengontrol banyak aspek dari aktivitas fisiologis. LH merupakan perangsang utama
testosteron di dalam testis. Testosteron disekresikan oleh sel-sel leydig yang dirangsang oleh
LH di dalam testis. Jumlah testosteron yang diekskresikan akan berbanding lurus dengan
jumlah LH yang tersedia. Sedangkan FSH merupakan perangsang utama terjadinya
spermatogenesis. FSH akan berikatan dengan reseptor-reseptor FSH spesifik yang melekat
pada sel-sel sertoli dalam tubulus seminiferus. Pengikatan ini mengakibatkan sel-sel tumbuh
dan mengekresikan berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan testosteron yang
berdifusi ke dalam tubulus dari sel-sel leydig di dalam ruang interstisial mempunyai efek
tropik yang kuat terhadap spermatogenesis. Untuk mendorong terjadinya spermatogenesis
dibutuhkan FSH maupun testosteron. Walaupun rangsangan awal testosteron yang terjadi
sedikit, selanjutnya testosteron akan mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang
lama (Guyton & Hall 2005).
Keterangan gambar :
Secara umum sistematika organ reproduksi kucing hampir sama dengan mamalia lain yang
terdiri atas: testis, saluran kelamin dengan kelenjar kelamin dan alat kopulasi (penis).
Saluran-saluran kelamin terdiri vas eferens, epididimis dan vas deferens sedang kelenjar-
kelenjar kelamin hanya terdiri dari prostata sedang kelenjar vesikula seminalis dan
bulbouretralis (cowpers) tidak dijumpai. Organ primer / testis berjumlah dua buah yang
terdapat di dalam kantong luar yang disebut skrotum.
Saluran-saluran kelamin berpangkal pada testis dan menyambung ke uretra yang kemudian
menjadi bagian dari penis dan merupakan jalan bersama spermatozoa dengan urine serta
sekresi kelenjar-kelenjar kelamin. Kelenjar-kelenjar kelamin terletak pada atau disekitar
saluran-saluran kelamin dan bermuara ke dalam uretra. Sistem reproduksi pada kucing secara
anatomik berhubungan dengan saluran pengeluaran urin yang terdiri dari ginjal dan vesika
urinaria, serta saluran-salurannya, sehingga seluruh sistem ini disebut traktus urogenitalis.
Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan sel-sel
kelamin jantan atau spermatozoa dan mensekresikan hormon kelamin jantan atau testosteron.
Pada kantong skrotum atau bursa inguinal kucing terpisah dengan rongga perut.
Testis kucing mengalami penurunan dari rongga perut ke dalam kantong skrotum (decensus
testiculorum) ketika berumur 4 – 12 minggu dan mulai menghasilkan spermatozoa pada umur
6 - 7 bulan. Kemampuan berkopulasi kucing jantan dan menghasilkan spermatozoa fertil bila
berumur lebih dari setahun. (Laing et al., 1988)
Skrotum kucing terletak pada regio inguinal dan anus yang merupakan kantong membranous
dan membagi testis menjadi dua bagian terpisah. (Getty, 1975). Ukuran testis kucing adalah
1,6 x 1,1 x 1,10 Cm (Laing et al., 1988).
Epididimis adalah saluran kelamin yang terletak dekat testis dan merupakan saluran yang
berkelok-kelok. Bagian dari epididimis adalah kaput epididimis berbentuk seperti huruf U,
pipih dan terletak di bagian proksimal dari testis, korpus epididimis mengarah ke distal dan
terdapat pada bagian posterior testis, dan kauda epididimis terletak di bagian distal testis,
bentuknya agak lonjong sebesar ibu jari. Saluran yang meninggalkan kauda epididimis
disebut vas deferens. Fungsi dari epididimis adalah: transpor, penyerapan air, pendewasaan
dan penyimpanan sperma. Fungsi dari epitel epididimis adalah untuk absorbsi cairan asal sel
Sertoli dan sebagian untuk sekretoris.
Transpor spermatozoa yang diangkut dari rete testis ke 13-15 duktuli eferentis testis oleh
tekanan cairan di dalam testis. Perjalanan melalui vas eferens ini dibantu oleh gerakan-
gerakan silia dari lapisan epitel yang membatasi lumen, pada waktu otot pada dinding saluran
berkontraksi. Pendewasaan sperma terjadi di dalam epididimis, sperma yang telah mengalami
pendewasaan ditandai oleh letak dari endapan sitoplasma (sitoplasmic droplets). Sebelum
terjadi pendewasaan letak endapan sitoplasma di bagian proksimal atau tepat dibelakang
kepala sperma tapi setelah terjadi proses pendewasaan berpindah ke bagian badan sperma
(endapan distal), tanda lain dari proses pendewasaan ini adalah dehidrasi pada nucleoplasma
yang terdapat di dalam kepala, sehingga bentuk kepala yang semula bulat menjadi lonjong
meruncing. Dalam bentuk semacam ini spermatozoa mempunyai potensi membuahi yang
optimal.
Ejakulasi terjadi secara refleks dan rangsangan penyebab terjadinya ejakulasi pada glans
penis, rangsangan ini diteruskan ke plexus lumbosacralis melalui nervus pudenda. Oleh
plexus hipogastricus dikirimkan rangsangan motorik melalui nervus origentus ke otot-otot
polos vas deferens. Kontraksi ini memompa spermatozoa dan sekresi kelenjar-kelenjar
asesoris keluar melalui uretra yang ada di dalam penis sehingga semen dapat dipancarkan
melalui orificium uretra eksternum.
Kelenjar bulbouretralis pada kucing ada satu pasang, berukuran sebesar kacang polong dan
terletak pada bagian caudal kelenjar prostata. Sekresi dari kelenjar ini berupa lendir dan
merupakan cairan semen yang ditumpahkan menjelang ejakulasi, bentuk kelenjar ini bulat,
berselubung tebal, kompak, teletak di atas uretra dekat dengan jalan keluarnya dari cavum
pelvis.
Penis pada kucing terbagi atas tiga bagian yaitu bagian pangkal, badan dan ujung tudung
(glans) penis. Panjang glans penis pada kucing sekitar 1 Cm dan diselimuti oleh spina
(papilla numerous) yang tajam.
Preputium merupakan selubung bagian ujung anterior penis, selubung ini merupakan
suatu lipatan kulit. Selaput lendir dari preputium ini berkelenjar dan sekresinya bersifat
lemak, sekresi kelenjar ini bercampur dengan epitel yang rusak sehingga berbau merangsang
yang disebut smegma prepusium. Muara luar prepusium disebut orificium praeputii.
Tahap proliferasi terjadi sejak pra lahir sampai beberapa waktu sesudah fetus dilahirkan,
setelah itu berhenti. Spermatogenesis baru diteruskan setelah individu menginjak umur
dewasa kelamin. Bakal sel kelamin yang sudah ada pada membrana basal dari tubulus
seminiferus melepaskan diri dan setelah mengalami pembelahan secara mitosis menghasilkan
sejumlah spermatogonia.
Pada tahap tumbuh, spermatogonium aktif membagi diri secara mitosis sebanyak empat kali,
sehingga dari sebuah spermatogonium akan menghasilkan 16 buah dan tumbuh menjadi
spermatosit primer.
Pada tahap menjadi masak dimulai dengan pembelahan meiosis, sehingga spermatosit primer
berubah menjadi spermatosit sekunder, yang jumlah kromosomnya hanya setengah dari
jumlah kromosom dari spermatosit primer. Setelah itu selama beberapa jam spermatosit
sekunder membagi diri secara mitosis menjadi spermatid. Proses dari spermatogonium
sampai dengan menjadi spermatid disebut spermatositogenesis.
Pada tahap metamorfosa, spermatid berubah menjadi spermatozoa. Proses perubahan dari
spermatid menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis, ciri-ciri dari proses spermiogenesis
adalah : aparat golgi menjadi tudung anterior atau akrosoma. Inti spermatid menjadi kepala
sperma. Dari sentriol keluar ekor. Plasma membran menjadi selubung tubuh sperma dan
mitokondria mengumpul di bagian ekor. Kecepatan bergerak dari spermatozoa dipengaruhi
oleh faktor lingkungan dan suhu, pada suhu 37 o C sekitar 100 mikron per detik. Didalam
praktek inseminasi buatan, pergerakan spermatozoa menunjukkan kemampuan membuahi sel
telur.
Volume ejakulat, kepadatan sperma serta jumlah total spermatozoa berbeda-beda tergantung
dari bangsa, umur dan frekuensi ejakulasi. Pada anjing mempunyai volume 2 – 15 ml, jumlah
sepermatozoa 60 -300 juta / ml dan jumlah spermatozoa 0,5 – 2,7 milyar / ejakulat.
DAFTAR PUSTAKA