Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA :

1. Ahmad Dwi Nasution (091810006)


2. Abdul Majid (091810045)
3. Didin Haryanto (091810001)
4. Muhammad Kafid M.R. (091810032)
5. Mohammad Nasruddin H. (091810029)
6. Kharis Syahroni (091810023)
7. Siti Hazar (091810037)

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENULARAN PENYAKIT FLU


BURUNG PADA MANUSIA DI KOTA PEKANBARU DAN
KABUPATEN PELALAWAN

Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang ditularkan oleh virus Avian Influenza jenis
H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang,
Thailand, Komboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga
berasal dari migrasi burung dan tranportasi unggas yang terinfeksi. (Balitbang Depkes, 2005).

Indonesia pada bulan Januari 2004 pun dikejutkan dengan kematian ayam ternak yang
luar biasa (terutama di Bali, Jabotabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sejumlah daerah
lainya). Awalnya kematian tersebut disebabkan virus new castle, namun konfirmasi terakhir
oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian Influenza). Jumlah
unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 provinsi di Indonesia sangat besar
yaitu 3.842.275 ekor (4,77%). (Balitbang Depkes,2005).

Saat ini hampir disetiap daerah di Indonesia selalu ditemukan kasus flu burung,
termasuk Provinsi Riau. Data kasus flu burung di Provinsi Riau sampai dengan desember
2008, jumlah kasus suspek adalah 96 kasus dan jumlah kasus konfirmasi sebanyak 7 kasus.
Kasus suspek adalah kasus flu burung yang menunjukkan gejala yang mirip dengan flu
burung namun belum dilakukan pemeriksaan laboratorium sedang kasus konfirmasi adalah
kasus flu burung yang menunjukkan gejala penyakit flu burung dan hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan hasil positif terinfeksi virus flu burung H5N1.

Diketahui bahwa dari 7 kasus positif flu burung di Provinsi Riau, jumlah kematian
mencapai 5 orang. Keadaan ini menyebabkan pemerintah setempat menetapkan Provinsi Riau
sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung. (Dinkes Pekanbaru Riau, 2009).

Terdapat 5 wilayah yang kemudian ditetapkan sebagai wilayah kejadian luar biasa
(KLB) di Provinsi Riau, yaitu Kabupaten Kampar, Duri (Kabupaten Bengkalis), Kota
Pekanbaru, Kab. Pelalawan Indragiri Hulu. Dari 12 kecamatan yang ada di Pekanbaru, 7
kecamatan diantaranya juga ditetapkan sebagai wilayah KLB. Langkah ini juga dilakukan
setelah terjadi kematian 2 orang warga kota Pekanbaru akibat flu burung. Namun begitu
masih ada penderita flu burung yang masih hidup yang ditangani dengan cepat dengan
pemberian tamiflu : 1 orang di kota Pekanbaru dan 1 orang di kabupaten Pelalawan.
Kesehatan Provinsi Riau, 2009 )

Ditilik dari tingkat severitynya kegawatannya, kasus flu burung ini harus bisa diantisipasi
sedemikian rupa sehingga kasusnya tidak semakin meluas yang bisa menimbulkan keresahan
yang tinggi di tengah masyarakat. Supaya bisa dilakukan langkah antisipasi yang tepat, perlu
diketahui faktor yang berhubungan dengan flu burung pada manusia di Kota Pekanbaru yang
mengakibatkan kematian hingga mencapai 83,3%. Dengan demikian masyarakat bisa lebih
waspada terhadap segala kemungkinan penularan virus H5N1 ini.

 Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia


1. Menyentuh unggas yang telah terinfeksi, baik yang masih hidup maupun yang
sudah mati.
2. Kontak dengan cairan tubuh unggas yang sakit, misalnya ludah. Atau tidak
sengaja menghirup percikan cairan tubuh tersebut.
3. Kontak dengan debu dari kotoran unggas sakit yang telah mengering atau
menghirupnya.
4. Menyantap daging atau telurnya dengan tidak dimasak sampai benar-benar
matang. Makan daging dan telur yang matang tidak akan membuat Anda
tertular virus flu burung.

 Tanda dan Gejala


Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
a) Gejala pada unggas :
a) Jengger berwarna biru
b) Borok di kaki
c) Kematian mendadak
b) Gejala pada manusia :
a) Demam (suhu badan diatas 38˚C)
b) Lemas
c) Pendarahan pada hidung dan gusi.
d) Sesak nafas
e) Muntah dan nyeri perut serta diare
f) Batuk dan nyeri tenggorokan
g) Radang saluran pernafasan
h) Pneumonia
i) Infeksi mata
j) Nyeri otot

 Tindakan untuk mewaspadai flu burung:


1. Berolahraga secara teratur, sehingga fisik sehat.
2. Makan makanan yang bergizi, agar dapat menyuplai energi untuk
pembentukan kekebalan tubuh yang optimal.
3. Mengkonsumsi produk unggas yang benar-benar sudah matang.
4. Hindari berkunjung ke peternakan.
5. Seringlah mencuci tangan dan hindari meletakkan tangan di hidung
dan mulut.
6. Membiasakan hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan.
7. Cukup istirahat.

 Pencegahan

 Pada unggas
1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
2. Vaksinasi pada unggas yang sehat
 
 Pada Manusia
Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang):
1. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
2. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu
burung.
3. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian
kerja).
4. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
5. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
6. Imunisasi.
 Masyarakat umum:
1. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi &
istirahat cukup.
2. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : Pilih unggas yang
sehat(tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya).
3. Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800 °C selama 1 menit
dan padatelur sampai dengan suhu ± 640 °C selama 4,5 menit.
4. Basuh tangan sesering mungkin, penjamah sebaiknya juga
melakukandisinfeksi tangan (dapat dengan alcohol 70%, atau larutan
pemutih/khlorin0,5%untuk alat2/instrumen)
5. Lakukan pengamatan pasif terhadap kesehatan mereka yang terpajan
dankeluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan seperti Flu, radang
mata, keluhan pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai