Anda di halaman 1dari 19

BAB I

JURNAL

1.1 Abstrak
Pendahuluan : Beberapa parameter anatomi berguna dalam pemeriksaan umur
gestasi janin manusia. Estimasi umur gestasi janin manusia merupakan aspek
penting mediko-legal
Tujuan : Penelitian terkini bertujuan untuk estimasi umur gestasi janin manusia
menggunakan panjang puncak tumit, panjang puncak pantat, panjang kaki dan
lingkar perut.
Metode dan Material : Setelah mendapatkan izin dari Institutional Ethical
Committee, janin dikumpulkan dari fakultas kedokteran dan rumah sakit MGM,
Navi Mumbai, India. Kemudian dilakukan pengukuran panjang puncak tumit,
panjang puncak pantat, panjang kaki, dan lingkar perut
Hasil : Panjang puncak tumit, panjang puncak pantat, panjang kaki dan lingkar
perut pada janin meningkat sesuai pertambahan umur gestasi
Kesimpulan : Pengetahuan tentang panjang puncak tumit, panjang puncak pantat,
panjang kaki, dan lingkar perut janin manusia sangat membantu dalam anatomi,
forensik medis, foetopatologi, pencitraan medis, obstetrik dan ilmu kesehatan
anak.

1.2 Pendahuluan
Umur gestasional tidak sama dengan umur fertilisasi. Dibutuhkan
sekitar 14 hari sejak hari pertama menstruasi terakhir untuk konsepsi berlangsung
dan dengan demikian konsepus terbentuk. Umur dari titik waktu ini (konsepsi)
disebut sebagai umur fertilisasi dan dengan demikian 2 minggu lebih pendek dari
umur gestasi.
Umur gestasi 6 minggu sama dengan umur fertilisasi 4 minggu. Beberapa
pihak sering tertukar anntara keduanya, Pembaca disarankan untuk berhati-hati.
Periode kehamilan rata-rata (Durasi kehamilan dari hari pertama menstruasi

1
terakhir sampai dengan persalinan) adalah 280 hari. Rata-rata, ini 9 bulan dan 6
hari (Ohuma EO et al, 2013). Estimasi yang akurat dari umur kehamilan penting
dalam perawatan kebidanan. Prediksi umur gestasi yang tepat sangat penting
dalam Pengelolaan kehamilan beresiko tinggi agar tidak terjadi Kelahiran
prematur (R. Mhaskar et al, 1989). Pengetahuan tentang umur gestasi dapat
membantu dokter kandungan dalam Konseling yang tepat dengan wanita yang
berisiko melahirkan prematur dengan kemungkinan hasil neonatal dan juga
penting dalam evaluasi Pertumbuhan janin dan pendeteksian IUGR (Kalish RB et
al, 2009). Estimasi umur gestasi janin adalah aspek mediko-legal yang penting
(Castellana C et al, 1999). Ini sangat penting dalam mendukung tuduhan
pembunuhan bayi dengan mengetahui apakah bayi yang dilahirkan masih hidup
dan ekstitensi terpisah dari ibu dan tindakan pembunuhan yang disengaja atau
kelalaian menyebabkan kematiannya (Kumar GP et al, 1993). Berbagai parameter
fisik seperti panjang kaki, panjang tangan, lingkar kepala, diameter biparietal,
lingkar dada, lingkar perut, panjang femur, berat dan penampilan osifikasi pusat
telah digunakan untuk estimasi umur gestasi (Bardale R et al, 2008). Selain itu,
estimasi akurat umur janin sangat penting dalam praktik klinik kebidanan dan
pediatrik (Alexander G. R et al, 1990). Studi ini dilakukan untuk membantu pihak
penyelidik memecahkan masalah hukum dalam kaitannya dengan janin. Tujuan
utama penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan umur gestasi janin manusia
menggunakan panjang puncak tumit, panjang puncak pantat, panjang kaki dan
lingkar perut.

1.3 Metode dan Material


Penelitian ini dilakukan pada 70 janin manusia normal, berumur antara 10
sampai 38 minggu gestasi. Janin normal tersebut diperoleh dari Departemen
Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran MGM, dan Rumah sakit MGM
Mumbai, Kalomboli, Navi Mumbai. Setelah review etis dan izin dari otoritas yang
berwenang dari berbagai lembaga, janin dikumpulkan dalam formalin 10% untuk
dibawa dalam penelitian ini. Janin termasuk aborsi spontan dan bayi lahir mati.
Kasus dengan anomali dan patologi apapun tidak dimasukan dalam penelitian ini.

2
Umur janin dihitung dari riwayat obstetris. Parameter yang dipertimbangkan
untuk penelitian ini meliputi umur gestasi, panjang puncak tumit dan panjang
puncak pantat, panjang kaki dan lingkar perut. Panjang puncak tumit didapatkan
dengan janin diposisikan supinasi dan pengukuran diambil dari puncak kepala ke
tumit pada janin dengan kaki dipegang dalam posisi vertikal (Davidson S et al,
2008), sedangkan panjang puncak pantat diukur dengan menempatkan janin pada
posisi pronasi dengan dan pengukuran diambil dari atas kepala (puncak) ke bagian
bawah bokong (pantat) (Merlob P et al, 1986). Panjang kaki diukur dari tumit
sampai ujung ibu jari kaki dan lingkar perut diukur pada level umbilikus janin.
Pengukuran dilakukan dengan bantuan benang dan skala pengukuran. Vernier
calliper juga digunakan untuk melakukan pengukuran. Semua pengukuran dicatat
dalam milimeter.

1.4 Observasi dan Hasil


Penelitian ini dilakukan di Departemen Anatomi, Fakultas kedokteran MGM ,
Navi Mumbai, dari bulan Januari 2015 sampai Desember 2015. Total 70 janin
manusia mulai dari umur 10 sampai 38 minggu dipelajari selama penelitian ini.
Untuk memperkirakan umur gestasi, parameter berikut dipelajari.

Gambar 1. Pengukuran panjang puncak tumit (CHL), panjang puncak pantat (CRL),
panjang kaki (FL) dan lingkar perut janin

3
1. Panjang puncak tumit(CHL)
2. Panjang puncak pantat (CRL)
3. panjang kaki(FL)
4. Lingkar perut (AC)

Hasil rata-rata panjang puncak tumit, panjang puncak pantat, panjang kaki,
dan lingkar perut terdapat pada tabel 1.

Gambar 2. Diagram garis menunjukan korelasi linear dari panjang puncak tumit (CHL),
panjang puncak pantat (CRL), panjang kaki (FL) dan lingkar perut (AC) berbanding
dengan umur gestasi (GA)

4
Tabel 1. Rata –rata panjang puncak tumit (CHL), panjang puncak pantat ( CRL)
panjang kaki (FL) dan lingkar perut (AC) berbanding dengan umur gestasi (GA)

1.5 Diskusi
Umur gestasi diperkirakan dengan panjang puncak tumit pada penilitian ini
sesuai dengan Fok T et al, 2003, Archie J.G et al, 2006,, Davinson S et al, 2008.
Aryal DR et al, 2012. Demikian pula perkiraan umur gestasi janin menggunakan
panjang puncak pantat dalam Penelitian ini sesuai dengan kesepakatan Merlob P
et al, 1986, Archie J.G et al, 2006 , sementara itu kurang sesuai jika dibandingkan

5
dengan temuan yang diperoleh dari penelitian Hadlock et al, 1982. Streeter GL
1920 telah menyebutkan panjang kaki hanya sebagai kontrol tambahan untuk
penentuan umur janin. Dia mengaitkan kelemahan panjang kaki dibandingkan
dengan panjang puncak pantat dalam analisis umur karena keberadaan lebih kecil
dari panjang puncak pantat; Peningkatan panjang kaki mengalami kenaikan
mingguan lebih kecil. Namun, Usher dan McLean 1969, telah menggunakan
pengukuran panjang kaki dalam klasifikasi bayi postpartum. Mercer BM et al,
1987, panjang kaki dianggap sebagai prediktor umur dalam kasus klinis khusus
dari pengukuran ultrasonografi.
Pada penelitian ini panjang kaki janin dan lingkar perut menunjukkan korelasi
yang baik dengan umur gestasional dan sesuai dengan Pandey VD et al, 2015.
Dalam perbandingan hasil penelitian ini dengan yang sebelumnya, kami
menyimpulkan bahwa penelitian ini sepakat dengan beberapa studi sebelumnya,
sementara beberapa temuan tersebut menyimpang karena perbedaan jumlah data
dan populasi, ukuran sampel penelitian, genetik dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan janin dan intervensi estimasi umur pada area
penelitian tertentu.

1.6 Kesimpulan
Pada janin dengan pertumbuhan normal, panjang puncak tumit, panjang puncak
pantat, panjang kaki dan lingkar perut Meningkat seiring bertambahnya umur
gestasi. Parameter ini telah menunjukkan korelasi yang signifikan dengan umur
gestasi dan parameter ini adalah parameter terbaik untuk penentuan umur gestasi
dan harus digunakan oleh peneliti karena metode ini tidak invasif, mudah
dilakukan dan kurang memakan waktu. CRL adalah parameter terbaik untuk
menentukan umur gestasi pada trimester pertama, pada trisemster kedua dan
ketiga, estimasi umur gestasi dilakukan dengan Mengukur CHL, FL dan AC.
Pengetahuan tentang pengukuran panjang puncak tumit, panjang puncak pantat;
panjang kaki dan lingkar perut pada janin manusia membantu dalam anatomi,
kedokteran forensik, foeto-patologi, Pencitraan medis, kebidanan dan pediatri.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Penilaian Usia Kehamilan

Usia kehamilan (usia gestasi) adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai
dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir (mesntrual age
of pregnancy). Kehamilan cukup bulan (term/ aterm adalah usia kehamilan 37
– 42 minggu (259 – 294 hari) lengkap. Kehamilan kurang bulan (preterm)
adalah masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari). Dan kehamilan lewat
waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu (294 hari).1
Menurut Mahrens, penilaian adalah suatu pertimbangan professional atau
proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan
mengenai nilai sesuatu.2 Berdasarkan pengertian diatas maka penilaian usia
kehamilan adalah suatu proses yang dilakukan seseorang dalam menentukan
usia kehamilan berdasarkan suatu pertimbangan yang dilakukan.

2.2 Perkembangan Konseptus

Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zigot


mengalami pembelahan menjadi morula (terdiri atas 16 sel blastomer),
kemudian menjadi blastokis (terdapat cairan di tengah) yang mncapai uterus,
dan kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi embrio (sampai
minggu ke-7). Setelah minggu ke-10 hasil konsepsi disebut janin. Konseptus
adalah semua jaringan konsepisi yang membagi didi menjadi berbagai jaringan
embrio, korion, amnion, dan plasenta. 3

2.3 Embrio dan janin


Dalam beberapa jam setelah ovulasi akan terjadi fertilisasi di ampula tuba.
Oleh karena itu, sperma harus sudah ada di sana sebelumnya. Berkat kekuasaan
Allah SWT, terjadilah fertilisasi ovum dan sperma. Namun, konseptus tersebut

7
mungkin sempurna, mungkintidak sempurna . Kebaran dan penciptaan-Nya lah
yang memungkinkan diferensiasi jaringan yang mengagumkan dimana
terbentuk organ.
Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara
klinik pada usia gestasi 4 minggu dengan usg akan tampak sebagai kantong
gestasi berdiameter 1 cm, tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6 dari
haid terakhir - usia konsepsi 4 minggu embrio berukuran 5mm, kantong gestasi
berukukuran 2 -3 cm. Pada saat itu minggu usia embrio - embrio berukuran 22-
24 mm, dimana akan tampak kepala yang relatif besar dari tonjolan jari.
Gangguan atau teratogen yang mempunyai dampak berat apabila terjadi pada
gestasi kurang dari 12 minggu., terlebih pada minggu ke-3.
Berikut ini akan diungkapkan secara singkat hal-hal yang utama dalam
perkembangan organ dan fisiologi janin.

Tabel 1. Perkembangan organ dan fisiologi janin


Usia gestasi Organ
6 Pembentukan hidung, dagu, palatum dan tonjolan paru. Jari-jari
telah terbentuk, namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk
penuh
7 Mata tampak pada muka, pembentukan alis dan lidah.
8 Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genitalia ekstrna,
Sirkulasi melalui tali pusat dimulai.
9 Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk muka janin,
kelopak mata terbentuk namun tak akan membuka sampai 28
minggu.
13-16 Janin berukuran 15 cm. Ini merupakan awal dari trisemester ke-2.
Kulit janin masih transparan, telah mulai bentuk lanugo (rambut
janin) Janin bergerak aktif yaitu menghisap dan menelan air
ketuban. Telah terbentuk mekonium (faaeses) dalam usus.
JAntung berdenyut 120-150/ menit.

8
17-24 Komponen mata terbentuk, juga sisik jari. Seluruh tubuh diliputi
oleh verniks kaseora (lemak). Janin mempunyai refleks
26-28 Saat ini disebut permulaan trisemester ke-3, dimana terdapat
perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan
gerakan dan fungsi tubuh , mata sudah membuka. Kelangsungan
hidup pada periode ini sangat sulit bila lahir.
29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup (50-70 %).
Tulag telah terbentuk sempurna, gerakan napas telah reguler, suhu
relatif stabil.
33-36 Berat janin 1500-2500 gram. Nulu kulit janin (lanugo) mulai
berkurang pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin akan dapat
hidup tanpa kesulitan.
38-40 Sejak 38 minggu kehamilan disebut, aterm, dimana bayi akan
meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang tetapi masih
dalam batas normal.

2.4 Parameter usia gestasi janin


Untuk menentukan usia gestasi janin pada bidang forensik dapat
digunakan beberapa parameter sebagai berikut:

2.4.1 Panjang puncak-tumit (Crown Heel Length)


Panjang puncak-tumit dapat digunakan sebagai parameter untuk
menentukan usia gestasi janin dalam bidang forensik. Cara mengukurnya
yaitu dari puncak kepala janin sampai pada tumit dengan posisi janin
terlentang dan kaki janin dipegang dalam posisi vertikal.4

9
Gambar 1. Pengukuran panjang puncak-tumit4

Dari panjang puncak-tumit dapat ditentukan usia gestasi janin


dengan menggunakan rumus De Haas. Menurut rumus De Haas, untuk 5
bulan pertama panjang puncak-tumit dalam sentimeter adalah sama
dengan kuadrat angka bulan. Untuk 5 bulan terakhir, panjang puncak-
tumit adalah sama dengan angka bulan dikalikan dengan angka 5.5

Tabel 2. Penghitungan usia gestasi menurut De Haas


Usia gestasi Panjang puncak tumit (cm)
1 bulan 1x1=1
2 bulan 2x2=4
3 bulan 3x3=9
4 bulan 4 x 4 = 16
5 bulan 5 x 5 = 25
6 bulan 6 x 5 = 30
7 bulan 7 x 5 = 35
8 bulan 8 x 5 = 40
9 bulan 9 x 5 = 45

10
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Israel dengan sampel
85.320 janin, didapatkan perkiraan usia gestasi berdasarkan panjang
puncak-tumit janin sebagai berikut:6

Gambar 2. Tabel perkiraan usia gestasi berdasarkan panjang puncak-tumit janin


di Israel

Panjang puncak-tumit paling akurat digunakan untuk mengukur


usia gestasi pada usia kehamilan trimester kedua dan ketiga.4 Panjang
puncak tumit tidak dapat diukur pada janin yang mengalami cacat
ekstremitas bawah, kaku mayat yang menyebabkan kaki tidak dapat
diluruskan, atau pada janin korban mutilasi. Panjang puncak tumit juga
akan memberikan hasil yang kurang akurat pada janin dengan kecacatan
kepala seperti hidrosepalus, mikrosomia atau makrosomia.

11
2.4.2 Panjang Puncak - Pantat (Crown Rump Length)
Crown Rump Length atau Panjang kepala-pantat merupakan
parameter yang sudah sering digunakan untuk menentukan umur gestasi.
panjang puncak pantat diukur dengan menempatkan janin pada posisi
pronasi dengan dan pengukuran diambil dari atas kepala (puncak) ke
bagian bawah bokong (pantat). Pengukurannya bisa menggunakan
midline atau dengan bantuan benang. Satuan yang digunakan bisa berupa
sentimeter dan milimeter.7
Pada pengukuran CRL dapat digunakan Rumus Arey untuk
menentukan usia gestasi, yaitu :

Umur (bulan) = panjang kepala - bokong (cm) x 0,3

Kelebihan menggunakan CRL lebih akurat pada usia gestasi


trimester I karena posisi janin pada usia trimester I masih berbentuk C-
shaped sehingga pengukuran lebih mudah dan tingkat presisinya lebih
tinggi. Sedangkan kekurangan dalam penghitungan menggunakan CRL
yaitu pada kasus mutilasi dimana hanya ditemukan potongan-potongan
tubuh yang tidak utuh, pengukuran ini tidak dapat dilakukan dan kurang
akurat pada usia gestasi di atas trimester I.8

2.4.3 Panjang Kaki (Foot Length)


Foot Length atau Panjang kaki merupakan salah satu parameter yang
dapat digunakan untuk menentukan umur gestasi janin. Panjang kaki
diukur dari tumit sampai ujung ibu jari kaki menggunakan Vernier
calliper. Pengukuran tersebut dicatat dalam satuan milimeter.7
Kelebihan menggunakan pengukuran panjang kaki (Foot Length)
pada kasus hidrosefalus, anencephaly, dwarfisme dimana variabel untuk
pengukuran lingkar kepala dan panjang badan menjadi tidak valid.9
Selain itu, pada kasus mutilasi dan kasus aborsi dimana variabel-variabel
untuk pengukuran lingkar kepala, panjang badan tidak dapat dilakukan

12
karena tubuh janin tidak dalam keadaan utuh, pengukuran panjang kaki
ini dapat sangat membantu. Perlu diketahui pula bahwa standard error
pengukuran foot length paling rendah karena jarang ditemukan bias
akibat faktor tubuh yang sulit untuk lurus sepenuhnya yang dapat
mempengaruhi pegukuran.10 Namun di sisi lain didapatkan juga
kekurangannya yaitu parameter ini masih belum umum digunakan
sehingga banyak yang masih belum tahu cara dan penerapan
pengukurannya.

2.4.4 Lingkar Perut (Abdominal Circumferance)


Selain ketiga parameter diatas, lingkar perut dapat digunakan
sebagai parameter untuk menentukan usia gestasi janin, terutama pada
janin usia 36-42 minggu lingkar perut lebih akurat bila dibandingkan
dengan lingkar kepala. Kelebihan dari pengukuran lingkar perut sebagai
parameter usia gestasi janin antara lain pengukuran lingkar perut sangat
berguna untuk mengetahui usia gestasi janin terutama pada kasus-kasus
tertentu seperti pada janin dengan kecacatan pada kepala (hidrosepalus,
ansefali, makrosomia, mikrosomia), kecacatan pada ekstremitas bawah,
dan pada janin dengan kaku mayat dimana kaki janin tidak bisa
diluruskan. Namun kekurangannya adalah, lingkar perut tidak dapat
diukur pada janin yang sudah mengalami pembusukan karena ukurannya
sudah berubah atau pada janin yang dimutilasi. Oleh karena hal tersebut
lingkar perut jarang digunakan untuk mengukur usia gestasi janin dalam
bidang forensik.11

2.5 Manfaat Penentuan Usia Gestasi Janin dalam Forensik

Pengetahuan mengenai penentuan usia gestasi bermanfaat dalam


membantu kasus yang diduga berkaitan dengan tindak pidana. Tindakan
pidana yang berkaitan diantaranya adalah infanticide dan abortus provocatus.
Dapat juga membantu dalam penyelidikan kasus abortus spontan.12,13

13
Dalam kasus infanticide dan abortus, penentuan usia janin berguna dalam
menentukan kondis janin saat terjadinya kasus tersebut. Dengan mengetahui
usia janin saaat kejadian terjadi, kita dapat menentukan apakah bayi dalam
keadaan viable atau tidak, dengan demikian dpat membantu untuk
mengetahui apakah kasus tersebut merupakan tindakan pidana atau tidak.12,13

2.5.1 Infanticide
Infanticide, yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas
anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut
ketahuan telah melahirkan anak.14,15
Di Indonesia infantisida dikhususkan dalam dua bagian yaitu,
kinderdooodslag dan kindermoord yang didasarkan atas motif takut
ketahuan melahirkan anaknya. Kinderdoodslag adalah dilakukan tanpa
perencanaan sedangkan kindermoord dilakukan dengan perencanaan.
Sehingga, hukuman kindermoord lebih berat dari kinderdoodslag.14,15
Dengan demikian berdasarkan pengertian di atas, persyaratan yang
harus dipenuhi dalam kasus pembunuhan anak (infanticide) yaitu:
1. Pelaku adalah ibu kandung
2. Korban adalah anak kandung
3. Alasan melakukan tindakan tersebut yaitu takut ketahuan telah
melahirkan anak
4. Waktu pembunuhan yaitu tepat pada waktu melahirkan atau
beberapa saat setelah melahirkan.
Untuk itu dengan adanya batasan yang tegas tersebut maka suatu
pembunuhan yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas tidak dapat
disebut sebagai pembunuhan anak (infanticide), malainkan suatu
pembunuhan biasa.16
Dasar hukum infanticide di Indonesia sendiri diatur dalam KUHP, di
dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang yang memiliki pasal khusus.
Adapun bunyi pasalnya yaitu:15

14
1. Pasal 341 (Kinderdoodslag)
Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan
sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh
anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
2. Pasal 342 (Kindermoord)
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan
karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak,
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas
nyawa anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun.
3. Pasal 343
Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai
pembunuhan atau pembunuhan berencana.

Pemeriksaan kodekteran forensik dalam kasus infanticide yang


berguna membantu penyidikan untuk memperoleh kejelasan di dalam hal
sebagai berikut:
1. Apakah anak tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati?
2. Apakah terdapat tanda-tanda perawatan?
3. Apakah ada luka-luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab
kematian?5,13
4. Apakah anak yang dilahirkan itu cukup bulan dalam kandungan?
5. Apakah pada anak tersebut didapatkan kelainan bawaan yang
dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bagi si anak?5,13
Dalam hal ini penentuan usia gestasi janin dapat membantu menentukan
apakah anak tersebut dalam keadaan viable atau tidak dan apakah anak
yang dilahirkan cukup bulan dalam kandungan atau tidak.,12,13

15
2.5.2 Abortus
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu abortus spontan dan
abortus provokatus. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa
tindakan mekanis dan disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Abortus
provokatus adalah abortus yang terjadi akibat tindakan atau disengaja,
baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.117
Dasar hukum abortus di Indonesia sendiri diatur dalam KUHP, di
dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang yang memiliki pasal khusus.
Adapun bunyi pasalnya yaitu:15
1. Pasal 346 KUHP
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
2.Pasal 347 KUHP
[1] Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
[2] Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut
diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
3.Pasal 348 KUHP
[1] Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
[2] Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Dalam pemeriksaan kedokteran forensik, Penentuan usia gestasi


sendiri berguna untuk membantu menilai kondisi janin saat terjadi
abortus sehingga dapat membantu mengetahui penyebab terjadinya
abortus dan dapat dikaitkan dalam membantu menjelaskan kronologis
kejadian.12,13

16
BAB III

JURNAL PEMBANDING

Perbedaan Persamaan
Jurnal 1 : Updated Jumlah sampel : 10.339 Hasil : Panjang kepala-
gestational age specific bayi baru lahir di 20 tumit dan lingkar kepala
birth weight, crown-heel rumah sakit di Hong bayi baru lahir dapat
length, and head Kong digunakan sebagai
circumference of Chinese Lokasi : Hong Kong estimasi usia gestasi.
newborns Sampel : bayi etnis Cina
Accepted : 5 Agustus dengan usia gestasi 24-43
2002 minggu
Lokasi : Hong Kong Assessment usia gestasi
(T F Fok, H K So, E : usia gestasi dihitung
Wong, P C Ng, A Chang, dari hasil pemeriksaan
J Lau, C B Chow, W H USG pertama kali saat
Lee, and the Hong Kong usia gestasi <20 minggu,
Neonatal Measurements atau dengan kalkulasi
Working Group. Updated HPHT. Usia gestasi bayi
gestational age specific juga diukur secara
birth weight, crown-heel postnatal dengan The
length, and head New Ballard Score.
circumference of Chinese
newborns. Arch Dis Child
Fetal Neonatal Ed
2003;88:F229-F236)

Jurnal 1 : Fetal foot Sampel : janin dari ibu Lokasi : India


hamil dengan usia gestasi Hasil : Panjang kaki
length for assessment of
15-36 minggu yang janin memiliki hubungan
gestational age : a diperiksa dengan USG paling signifikan dengan
Jumlah sampel : 100 usia gestasi, diikuti
comprehensive study in
dengan lingkar perut.
North India Panjang kaki janin dapat
digunakan pada saat
Published : 2015
parameter yang lain tidak
Lokasi : India dapat secara akurat
memprediksi usia gestasi
(Pandey VD, Vishram
seperti pada kasus
Singh, GL Nigam. 2015.
hidrosefalus, anensefali,
Scholars Journal of
atau short-limb dwarfism.
Applied Medical Sciences
(SJAMS). 3(1C).139-144)

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Muslihatun, W.N. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan


Balita.Yogyakarta:Fitramaya
2. Ellya, Juliane, Rismalinda, Nurzannah, S,. 2010. Buku Saku Metodologi
Penelitian. Trans Info Media. Jakarta
3. Prawirohardjo, Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
4. Mukhia R, Mukherjee A, Sabnis A 2016.Determination of Gestasional Age of
Human Foetuses from Crown Heel Lenght, Crown Rump Lenght, Foot
Lenght and Abdominal Circumference, International Journal of Recent
Scientific Research, 8164-8166
5. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Hertian S, Sampurna B,
Purwadianto A, et al. Ilmu kedokteran forensik, 2nd ed. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 1997.
Pembunuhan anak sendiri; p. 165.
6. Davidson S., Sokolover N., Erlich A., Litwin A., Linder N., Sirota L 2008,
New and Improved Israeli Reference of Birth Weight, Birth Length,and Head
Circumference by Gestational Age: A Hospital- Based Study, IMAJ 10, 130–
134.
7. Merlob P, Sivan Y. and Reisner S.H 1986, Ratio of crown rump distance to
total length in preterm and term infants, Journal of Medical Genetics, 23,
338-340.
8. Streeter, George L. "Weight, sitting height, head size, foot length and
menstrual age of the human embryo." Contrib Embryol 11 (1920): 143-170.
9. Aryal DR, Gurung R, Misra S, Khanal P, Pradhan A, Gurubacharya SM
Intraute 2012, Growth Curves for Singleton Live Babies in Paropakar
Maternity and Women’ Hospital in Nepal. J Nepal Health Res Counc,
Jan;10(20), 160-6.

18
10. Chikkannaiah, Panduranga, and Manasi Gosavi. "Accuracy of fetal
measurements in estimation of gestational age." Indian Journal of Pathology
and Oncology 3.1 (2016): 11-13.
11. Hadlock F. P., Deter R. L., Harrist R. B., Park S. K 1982, Fetal abdominal
circumference as a predictor of menstrual age, American Journal of
Roentgenology, 139, 367-370
12. Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik (Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang ; 2000. Pembunuhan bayi; p.143.
13. Idries, A.M. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara,
1997.
14. Hadidjah, Susi. Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan
Pembunuhan Bayi Di Wilayah DIY.Universitas Diponegoro; Tesis.
Semarang. c2008 [cited 2013 March 1].Availablefrom
http://eprints.undip.ac.id/18734/1/SUSI_HADIDJAH.pdf
15. Pembunuhan anak sendiri. Dalam : Peranan Ilmu Forensik dalam penegakan
Hukum Edisi Pertama. Jakarta. 2008 ;161-170
16. Apuranto, H. dan Hoediyanto. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga; 1997.
17. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC: Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai