PENDAHULUAN
Sejak diperkenalkan pertama kali dibidang obstetri oleh Ian Donald sekitar 50 tahun
yang lalu, USG telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam hal tekhnik
maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Hal ini telah membawa kemajuan yang sangat
dramatis didalam hal diagnosis dang penanganan kehamilan.
Morfologi dan fungsi organ janin dapat dipelajari kasat mata dengan menggunakan
USG 2-Dimensi (USG 2-D) jenis real-time. Fungsi hemodinamik uterus plasenta-janin dapat
dipelajari dengan lebih mudah dan akurat dengan tekhnik pemeriksaan doppler (color
doppler dan pulsed doppler). Dalam dekade terakhir ini telah dikembangkan tekhnik
pemeriksaan USG 3-Dimensi (USG 3-D), baik jenis 3-D statik maupun 3-D real-time (USG
4-Dimensi atau life 3-D). Melalui USG 3-D morfologi, perilaku, dan sirkulasi janin-plasenta
dapat dipelajari dengan lebih mudah dan jelas berdasarkan aspek 3-Dimensi.
Dengan ultrasonografi memungkinkan untuk melakukan pengukuran terhadap tulang
dan struktur jaringan lunak janin secara cepat dan akurat dibandingkan dengan pemeriksaan
rontgen. Melalui pemeriksaan biometri janin dengan USG, maka dapat diperoleh keterangan
penting, antara lain : umur kehamilan, kesesuaian besarnya janin dengan usia kehamilan, dan
malformasi janin.
Umur janin adalah pertanyaan pertama yang penting dalam praktek obstetri modern
dan merupakan satu pertanyaan yang paling sering dalam pelayanan rujukan di negara-negara
dimana pemeriksaan ultrasonografi secara rutin pada kehamilan tidak dilakukan. Evaluasi
pertumbuhan janin dan deteksi pertumbuhan janin yang terhambat juga merupakan perhatian
utama karena janin yang mengalami hambatan pertumbuhan mempunyai risiko morbiditas
dan mortalitas yang tinggi. Bila penyebab kematian perinatal oleh karena prematuritas dan
infeksi dapat dikendalikan maka deteksi malformasi akan menjadi satu hal yang penting.
Biometri janin mempunyai tabel normal yang sudah dibuat oleh beberapa peneliti
seperti Jeanty, Hadlock dan lain-lain yang bisa digunakan sebagai pegangan, namun yang
paling akurat apabila tabel tersebut diperoleh dari masyarakat kita sendiri. Tabel
pertumbuhan yang digunakan atau dibuat di negara lain belum tentu sesuai dengan
masyarakat Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Defenisi
Biometri janin adalah sesuatu yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh atau
dimensi janin untuk mengetahui pertumbuhannya. Melalui pemeriksaan biometri janin
dengan USG, maka dapat diperoleh keterangan penting, antara lain : umur kehamilan,
kesesuaian besarnya janin dengan usia kehamilan, dan malformasi janin.
1.2. Umur Kehamilan
Pertumbuhan janin sebenarnya merupakan pertambahan ukuran tubuh janin yang
berlangsung terus menerus selama kehamilan. Oleh karena itu pengukuran biometri janin
dapat dipakai untuk menentukan usia kehamilan.
Ada beberapa perhitungan umur kehamilan. Umur kehamilan yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir disebut menstrual age. Umur kehamilan yang dihitung dari saat
fertilisasi disebut conceptual age, sedangkan umur kehamilan yang dihitung dari saat ovulasi
ditambah 2 minggu (teori) disebut gestational age. Umur kehamilan berdasarkan haid
terakhir secara klasik selalu digunakan bila siklus haid teratur dan ovulasi tepat pada
pertengahan siklus. Umur kehamilan ini juga yang digunakan dalam menentukan lamanya
kehamilan pada pemeriksaan USG.
Trimester I
Penentuan usia kehamilan pada trimester I akan lebih akurat apabila dilakukan
dengan pemeriksaan USG, khususnya USG transvaginal. Pemeriksaan ini tidak dipengaruhi
oleh status fisik ibu maupun posisi uterus.
Adanya kehamilan intra uterin dapat ditentukan mulai kehamilan 4-5 minggu (2-3
minggu setelah ovulasi), yaitu dengan melihat adanya struktur kantung kehamilan
(gestational sac) yang gambarannya spesifik di dalam uterus. Parameter yang sering
digunakan untuk menentukan umur kehamilan pada trimester I adalah diameter kantong
kehamilan dan CRL.
2. Bila diameter kantong kehamilan belum mencapai 25 mm, maka secara kasar umur
kehamilan dapat dihitung dengan rumus :
Umur kehamilan (hari) = Diameter kantung kehamilan + 30
Untuk menentukan umur kehamilan maka parameter ini mempunyai nilai diagnostik
yang paling rendah dibandingkan dengan BPD, FL atau HC akan tetapi sangat bermanfaat
untuk menentukan pertumbuhan janin dan taksiran berat badan janin serta diagnosis
mikrosefsalus.
Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran AC adalah sebagai berikut
(Gambar 4) :
1. Bidang yang diambil adalah potongan transversal abdomen melalui pertemuan vena
umbiilikalis dan vena porta kiri yang tampak seperti tongkat hoki.
2. Sudut pengambilan harus tepat dimana potongan transversal tulang belakang terlihat
jelas dan tulang rusuk tidak terlihat.
3. Bentuk sebulat mungkin karena bila tidak dapat menambah ukuran antero-posterior.
4. Tidak tampak jantung (terlalu tinggi) dan ginjal janin (terlalu rendah).
5. Lambung akan terlihat bila berisi cukup cairan.
6. Diameter antero-posterior diambil dari prosesus spinosus vertebra ke arah tepi luar
dinding perut didepannya sedangkan diameter transversa diambil pada bidang tegak
lurus dan pertengahan diameter antero-posterior, dari tepi luar ke tepi luar abdomen
janin (outer to outer).
Cara untuk mendapatkan tulang femur dan mengukur FL adalah sebagai berikut
(Gambar 5) :
1. Ikuti tubuh janin secara longitudinal sepanjang tulang vertebra sampai terlihat vesika
urinaria.
2. Cari krista iliaka yang berupa dua gema yang ekogenik pendek sepanjang vesika
urinaria.
3. Gerakkan transduser sedikit ke arah distal. Gema ekogenik yang tampak dekat krista
iliaka adalah femur.
4. Kalau pangkal femur telah ditemukan, transduser diputar 90o sampai terlihat seluruh
panjang femur.
5. Tanda seluruh panjang femur telah diambil bila dibawahnya tampak bayangan
akustik.
6. Seluruh panjang femur terlihat utuh dan tidak terputus serta ujung tulang tampak
tegas.
7. Pengukuran panjang femur diambil dari trokanter mayor sampai kondilus lateralis.
Kaput femoris dan epifisis tidak termasuk dalam pengukuran.
8. Apabila dalam satu bidang terlihat kedua femur kiri dan kanan, maka yang diukur
adalah femur yang paling dekat dengan transduser.